TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Studi Islam ( M.S.I. )
dalam Bidang Psikologi Pendidikan Islam
Diajukan oleh:
SAPARI
NPM. 20131010412
PENDAHULUAN
yang harus diketahui orang dan sulit untuk mencapai ketenangan dan
keuntungan- keuntungan.1
1
Zakiyah Darajat, Islam dan kesehatan Mental, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1982 ), hlm. 62.
2
masyarakat lapisan atas saja, namun juga dialami oleh masyarakat lapisan
saja, apakah itu halal atau haram, kalau perlu dengan cara kekerasan.3
Kehidupan modern saat ini menuntut siapapun untuk lebih arif dan
masyarakat dengan cara yang beragam, ada sebagian orang yang larut
masyarakat juga ada yang meresponnya dengan cara menarik diri dari
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ( Yogyakarta:
2
serius dan harus dibayar mahal dalam sejarah kehidupan umat manusia
moderen.4
kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan
anxienty). Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang
peran apapun. Masyarakat demikian telah kehilangan visi ke- Ilahian yang
4
Ali Usman, Kiai Mengaji Santri Acungkan jari: Refleksi Kritis atas Tradisi dan
Pemikiran Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2013), hlm. 61.
4
secara cepat dan pasti. Padahal dalam kenyataannya tidak semua individu
sejak lahir sampai dewasa. Kesadaran itu mulai dari kesadaran akan diri
kesadaran sosial anak-anak dan memuncak pada umur remaja. Para remaja
lingkungannya.
masyarakat, dan tidak jarang yang menjadi sasaran mereka adalah agama
status yang tegas kepada remaja, mereka akan dapat ikut aktif dan bekerja
dengan cepat. Padahal tidak semua orang mampu untuk itu. Akibatnya
mengatasinya.
5
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003 ), hlm. 105.
6
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan
Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 19.
6
muncul dengan memberi solusi dan terapi bagi problem manusia dengan
cara mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Pencipta. Selain itu
berjalan.
dan syari’at7. Akidah (‘aqidah)8 adalah aspek teoritis (nazhari) yang harus
syariat merupakan aspek praktis (‘amali) yang memuat aturan- aturan yang
7
M. Zurkani Jahja, Teologi Al-Ghazali: Pendekatan Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), hlm.1.
8
Akidah dalam bahasa Indonesia berarti: kepercayaan, keyakinan. Lihat: W.J.S.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (PN Balai Pustaka, Jakarta, 1985), cet. VIII,
hlm. 25. Pengertian ini sesuai dengan etimologinya yang berasal dari Bahasa Arab: ‘aqidah
(jamak: ‘aqa’id), berarti sesuatu yang diyakini oleh hati, kepercayaan yang dianut orang dalam
beragama.
7
masyarakat untuk menjadi jamu dari keringnya tuntunan nur Ilahiah yang
nilai istiqomah), juga merupakan usaha untuk menjaga nilai bahkan amal
8
jariyah dan ilmu-ilmu Islam yang telah ditanam para Kyai, juga
tradisional ( pengajian weton dan sorogan ) atau dalam bentuk yang lebih
akherat.
para santri menuntut ilmu setidaknya telah dibuat tipologinya menjadi dua
9
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, ( Jakarta: LP3ES, 2011 ), hlm. 54.
9
yang diselenggarakannya.10
santri dan masyarakat yang ada di dalamnya agar tidak goyah oleh
10
Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri, ( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011 ), hlm. 24.
11
Nyai Faiqah, Agen Perubahan di Pesantren, ( Jakarta: Kucica, 2003 ), hlm. 153.
10
pondok pesantren yang lain. Keunikan yang lain di pondok pesantren ini
tasawuf/tarekat.
Munjul bukan hanya diikuti oleh para santri saja, masyarakat sekitar pun
direspon positif. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya santri dan
12
Simuh, Tasawuf dan Perkembangan Dalam Islam, ( Jakarta: Rasa Grafindo Persada,
1997 ), hlm. 36.
12
seorang Guru Mursyid yang menjadi panutan tercermin dalam pola hidup
yang dijalani santri dan masyarakat yang ada di sekitar wilayah pondok.
rukun menjadi warna tersendiri bagi masyarakat dan santri yang ada di
Munjul adalah fenomena yang unik dan menarik untuk diteliti menurut
hedonis seperti saat ini, ternyata masih ada masyarakat yang mampu
menjaga nilai- nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari- hari. Kondisi
manusia, ketika teknologi tidak lagi mampu memberikan jalan keluar yang
terbaik.
melalui media Tawasulan membuka dialog antara situasi dunia yang telah
pembinaan mental para santri dan masyarakat agar lebih siap menghadapi
kekuatan ruhani ( spiritual ), harus tetap dijaga dan lestari sepanjang masa.
mendekatkan diri pada Tuhannya, mendapat ridho dari Alloh, ma’rifat dan
Munjul terhadap para santri dan masyarakat yang ada di sekitar Pondok?.
14
B. Rumusan Masalah
berikut:
Huda Munjul?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
Huda Munjul.
Munjul.
15
D. Manfaat Penelitian
pesantren.
Islam.
E. Batasan masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas dan melebar, maka perlu
dan prosesinya.
F. Tinjauan Pustaka
oleh peneliti terdahulu. Hal ini ditandai dengan banyaknya sejumlah karya
kajian keislaman yang semakin menarik para pengamat. Hal ini karena
menyambut positif karena bagi mereka tarekat merupakan salah satu pilar
atas tarekat dengan argumentasi bahwa orang yang terjun dalam dunia
rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui teknik- teknik dalam
karya lain yang nampaknya memiliki fokus kajian hampir serupa, antara
lain :
merupkan suatu jalan tasawuf untuk mencapai ketenangan jiwa, dan bagi
Hamka, jalan tasawuf yang benar adalah jalan yang mempunyai semangat
Hamka adalah jiwa yang memusatkan diri agar kita selalu ingat kepada
pusat dan tujuan ingatan yaitu Allah SWT dan sikap itu akan
selapanan.
(Islam) dimana satu sama lain sarat dengan kasih sayang dan toleransi
yang luas, punya sikap tegas dan punya dedikasi perjuangan yang tinggi.
dan dibimbing agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Amin Syukur, MA., tasawuf merupakan salah satu bagian dari ajaran
Islam yang secara keilmuan lahir dikemudian hari melalui proses yang
zamannya, ada tiga ajaran pokok tasawuf, yaitu tentang Tuhan, manusia
itu rohani dan Maha Suci oleh karena itu yang dapat mendekati dan
mengenalnya ialah ruh atau intuisi manusia yang suci dari hal-hal yang
Kudus”. Adapun yang akan penulis bahas dalam tesis ini adalah Tarekat
diri. Penulisan tesis misalnya Qowait, tarekat dan politik kasus tarekat
yang penulis kaji baik obyek serta tempat penelitian “Bimbingan Rohani
Kudus”. Adapun yang akan penulis bahas dalam tesis ini adalah Tarekat
dalam penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya. Untuk itu dirasa
perlu untuk menambah hasanah dalam bidang tasawuf dan dalam ilmu
G. Kerangka Teori
karena ada naluri atau insting keberagamaan yang dibawa manusia sejak
lahir. Teori sifat dasar ini dapat bersifat biologis maupun psikologis.
agama muncul sebagai akibat yang normal dan natural dari proses
batas situasi. Teori ketiga adalah teori emosi, yang menganggap kehidupan
13
M. A. Subandi, Psikologi Agama dan Kesehatan Mental, (Yogyakarta: Pustaka
Fahima, 2013), hlm. 41.
23
makhluk, karena memang potensi tersebut sudah ada dalam diri setiap
adalah fitrah.
Secara garis besar, dalam Tarekat terdapat tiga tujuan yang masing-
ketenangan dan rasa dekat dengan Allah swt, dengan menyucikan hati dari
segala kekotoran dan penyakit hati atau penyakit jiwa. Dengan bersihnya
14
Jalaluddin, Psikologi Agama: Memahami perilaku dengan mengaplikasikan prinsip-
prinsip psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 159.
15
M. Sholeh Bahruddin, Sabilus Salikin (Jalan Para Salik): Ensiklopedi
Thariqah/Tasawwuf, (Pondok Pesantren NGALAH: Pasuruan, 2012), hlm. 180.
24
utama para sufi dan ahli tarekat. Ini diupayakan dengan beberapa cara
yang tersendiri. Salah satu caranya dengan selalu mengingat Allah (zikir)
secara terus-menerus, sehingga tidak sedetik pun seorang salik itu lupa
kepada Allah SWT. Diantara cara yang biasanya dilakukan oleh para
diri kepada Allah yang biasa dilakukan pengikut tarekat dengan cara
dengan latihan Muraqabah ini, seorang salik akan memiliki nilai Ihsan
yang baik, dan akan dapat merasakan kehadiran Allah di mana saja dan
berdoa dengan baik, atau merasa doanya tidak didengar oleh Allah
(padahal Allah itu Maha Mendengar doa-doa), atau merasa dirinya kotor
memanjatkan doa. Atau bisa jadi karena kondisi yang sedemikian pelik,
pertolongan Allah.
tempat keramat, benda tertentu, dan lainnya. Juga ada tawasul dengan
dan atau mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. artinya
tawassul merupakan salah satu cara atau jalan berdo’a dan merupakan
dengan memohon pertolongan kepada selain Allah, dan hal ini dihukumi
diterima dan tercapainya tujuan. Dalam hal ini tidak ada perselisihan
syarat kegiatan itu dilakukan dengan sikap batin serta niat pengabdian
kepada Allah. Inilah maksud firman Allah bahwa manusia (dan jin)
Tanpa penunaian tugas dan tujuan hidup ini, keberadaan manusia menjadi
absurd.
ini adalah keinsafan bahwa segala perbuatan dan tingkah lakunya di dunia
yang seadil-adilnya.
atau solideritas sosial bukan saja sia-sia dan tidak membawa keselamatan
H. Metode Penelitian
16
Moh . Nasir, Metode Penelitian, ( Jakarta: Ghalian Indonesia, 1988 ), hlm. 63.
29
1. Sumber Data
tawasulan.
17
Lexi, J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999 ), hlm. 9.
18
Harsya, W. Bachtiar dan Kuntjara Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat,
( Jakarta: Gramedia, 1979 ), hlm. 136.
30
Oleh karena itu maka salah satu cara atau metode dalam
b. Wawancara
19
Kuntjoro Ningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, ( Jakarta: Gramedia,
1979 ), hlm. 162.
31
c. Dokumentasi
d. Angket
3. Analisis Data
santri.
32
H. Sistematika Pembahasan
BAB l PENDAHULUAN
tarekat, tujuan dan ajaran tarekat, tawasul, pengertian tawasul, dasar hukum
Selain itu, dalam bab ini juga membahas tentang tarekat Asy-
tarekat Asy- syahadatain, ritual dzikir dan do’a setelah sholat dalam tarekat
33
BAB IV PENUTUP