Anda di halaman 1dari 11

Lanjut ke konten

 Beranda
 FACEBOOK
 TWITTER
 LPM GAGASAN
 CORAT-CORET
 Seni
 sains
 About me
 Olahraga
 ANNAFI
 Gallery UIN
 MATH

Kerbau Kampus
selalu berkarya

MAKALAH AKHLAK “Problematika


Akhlak dalam Kehidupan”
Posted on Januari 17, 2015 by Annafi Muja Standar
Tugas Terstruktur:                                                      Dosen :

   Akhlak                                                  Drs.Khairunnas Rajab, M.Ag

Problematika Akhlak dalam Kehidupan

DISUSUN OLEH KELOMPOK III

Cindy Amelia Sentosa

Habibah

Siti Ati Zulfia

             KELAS: 1A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

T/P 2014-2015

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Adanya persaingan hidup yang sangat kompetitif dapat membawa manusia mudah stress dan
frustasi.Akibatnya menambah jumlah masyarakat yang sakit jiwa.Pola hidup materialism dan
hedonisme kini kian digemari dan pada saat mereka tidak lagi mampu menghadapi persoalan
hidupnya , mereka cenderung mengambil jalan pintas seperti bunuh diri. Semua masalah ini
akarnya adalah karena jiwa manusia itu telah terpecah belah. Mereka perlu diintegrasikan
kembali melalui ajaran akhlak tasawuf.

Masyarakat modern pada dewasa ini mempunyai banyak problematika dari segi ekonomi ,
teknologi , sosial dan budaya.Dengan banyaknya problematika ini masyarakat modern
dituntut untuk tetap exist dalam kehidupan sehari-hari, disinilah peran akhlak tasawuf dalam
kehidupan spiritual manusia yang mempengaruhi kehidupan non spiritual mereka.

1. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat modern ?
3. Apa yang dimaksud dengan Akhlak Taswuf ?
4. Apa saja problematika masyarakat modern ?
5. Bagaimana peran akhlak tasawuf dalam kehidupan masyarakat modern ?

1. Tujuan
2. Mendiskripsikan apa yang dimaksud dengan Masyarakat Modernisme.
3. Mendiskripsikan apa yang dimaksud dengan Akhlak Tasawuf.
4. Memberi tahu pembaca tentang problematika masyarakat modern.
5. Memberi tahu pembaca tentang dampak dan peran akhlak tasawuf terhadap
masyarakat moder

BAB II

PEMBAHASAN

1. Masyarakat Modern
2. Pengertian Masyarakat Modern

       Istilah masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Istilah
masyarakat dalam bahasa inggris disebut society yang asal katanya socius yang berarti
kawan. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah syirk yang berarti
begaul.Adapun kata moden dalam kamus bahasa indonesia diartikan dengan terkini,
muttakhit, dan terbaru.

Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka masyarakat modern adalah sekelompok
manusia yang hidup dalam kebersamaan yang saling mempengaruhi dan terikat dengan
norma-norma serta sebagian besar anggotanya mempunyai orientasi nilai budaya untuk
menuju kehidupan yang lebih maju.

1. Ciri-ciri masyarakat modern


2. Bersifat Rasional,yakni lebih mengutamakan pendapat akal pikiran daripada pendapat
emosi.Sebelum melakukan pekerjaan selalu dipertimbangkan terlebih dahulu untung
ruginya pekerjaan tersebut secara logika.[1]
3. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh,tidak hanya memikirkan masalah yang
bersifat sesaat,tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.
4. Menghargai waktu , yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat
berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
5. Bersikap terbuka, yaitu mau menerima saran,masukan, baik berupa
kritik,gagasan,perbaikan darimanapun datangnya.
6. Berpikir objektif,yakni melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi
masyarakat.

1. Tasawuf

Pengertian Akhlak Tasawuf

Definisi Tasawuf[2] dirumuskan oleh para ulama’ dengan sangat berfariasi. Jumlahnya
mencapai ratusan bahkan ribuan.

Berikut ini adalah beberapa definisi dari para pakar tasawuf

1. Al ghozali dalam kitabnya menulis bahwa pakar tasawuf adalah mereka yang
menempuh jalan Allah, yang berakhlak tinggi nan bersih, bahkan berjiwa bersih, lagi
bijaksana
2. Radim bin Ahmad Al Bagdadi berpendapat, tasawuf memiliki tiga elemem penting
yaitu faqr, rela berkorban, dan meninggalkan kebathilan.
3. Ma’ruf Al Karkhi mengemukakan tasawuf dengan kalimat mengambil yang hakikat
dengan mengabaikan segala kenyataan yang ada pada selain Allah dan barang siapa
yang belum mampu merealisasikan hidup miskin maka ia belum mampu dalam
bertasawuf.
4. Amin Al kurdi, mengatakan bahwa tasawuf adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang kebaikan dengan keburukan jiwa, bagaimana cara membersihkam sifat sifat
buruk dan menggantinya dengan sifat sifat terpuji, serta sebagaimana jalan menuju
keridhaan kepada Allah.
5. Dzun nun Al Misri berpendapat bahwa sufi[3] adalah orang yang di dalam hidupnya
tidak disusahkan dengan permintaan dan tidak pula dicemaskan dengan terampasnya
barang. Selanjutnya, al Misri juga mengatakan itu merupakan komunitas yang
mendahlukan Allah di atas segalanya, sehingga Allah pun mendahulukan mereka di
atas segalanya.
6. Problematika Masyarakat Modern

Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya seperti yang
diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang berkembang pada masyarakat modern
akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak
positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Dampak positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya yang tersedia melalui
penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kecakapan kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.

Adapun dampak negatif dari kemajuan teknologi pada masyarakat modern,[4] ialah :

1. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.

Kehidupan modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan.Masing-


masing ilmu pengetahuan memiliki caranya sendiri dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara satu
disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu-menahu.Hal
ini merupakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual.Maka,manusia modern semakin berada
pada garis tepi ,sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber
ilahi.

2. Kepribadian yang Terpecah.

Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering
nilai-nilai spiritual,maka manusia menjadi pribadi yang terpecah.Kehidupan manusia modern
diatur menurut rumus ilmu eksak dan kering.Akibatnya,hilang proses kekayaan rohaniyah
karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan ilmu social.

Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak berada dibawah kendali agama,maka proses
kehancuran pribadi manusia akan terus berjalan.

Dengan berlangsungnya proses tersebut,semua kekuatan yang lebih tinggi untuk


mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang ,sehingga bukan hanya kehidupan
kita yang mengalami kemorosotan,tetapi juga kecerdasan dan moral.

3. Penyalahgunaan Iptek

Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual,maka
iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya.Kemampuan di bidang
rekayasa genetika diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia.Kecanggihan di bidang teknologi
komunikasi dan lainnya telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang menghancurkan
moral umat.

4. Pendangkalan Iman.

Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan,khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengetahui
fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya.Mereka tidak
tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu,bahkan informasi yang dibawa oleh
wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.

5. Pola Hubungan Materialistik.

Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat
memberikan keuntungan yang bersifat material.Demikian pula penghormatan yang diberikan
seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan
manfaat secara material.Akibatnya,menempatkan pertimbangan material di atas
pertimbangan akal sehat,hati nurani,kemanusiaan dan imannya.

6. Menghalalkan Segala Cara.

Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik[5],maka manusia
dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai suatu
tujuan.Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang,baik
ekonomi,sosial,politik,dan lain sebagainya.

7. Stres dan Frustasi.

Kehidupan modern yang demikian kompetitif[6] menyebabkan manusia harus menyerahkan


seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka akan terus bekerja dan bekerja tanpa
mengenal batas dan kepuasan.Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal,maka dengan mudah
kehilangan pegangan,karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh berasal dari
Tuhan.Akibatnya jika terkena problem yang tidak dapat dipecahkan maka akan stress dan
frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan membuat manusia tersebut menjadi
gila.

8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.

Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan.Masa mudanya
dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya.Namun pada saat sudah tua renta,fisiknya sudah
tidak berdaya,tenaganya sudah tidak mendukung,dan berbagai kegiatan sudah tidak bisa
dilakukan .Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna lagi,karena fisik dan
mentalnya sudah tidak memerlukan lagi.Manusia yang seperti ini merasa kehilangan harga
diri dan masa depannya.

Selain problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu


pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem dalam
aspek lainnya, seperti dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek
etika. Dalam aspek politik, banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan segala
cara dan politik kampu menghilangkan menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat.
Selain itu aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan
agama lain, saling menganggap agam yang diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah
salah. Hal ini menimbulkan perpecahan antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama
dalam masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah.

Tidak bisa di pungkiri adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran,
jujur, terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep tasawuf
memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan diri kepada Tuhan
pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf dikenal dengan konsep wihdat al-
adyan[7]. Konsep ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus
luarnya saja.

Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran,
mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan
pemahamn agama, hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi
dan keilahian tersebut  mengakibatkan kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh
dengan Sang Maha Pencipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama.
Akibat dari itu, maka dalam kehidupan masyarakat modern sering dijumpai banyak orang
yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan tidak memiliki pegangan hidup.
Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan apa yang dimiliki. Rasa
khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai dengan harapan,daya saing
yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan akibat banyak pelanggaran dosa yang
dilakukan.

Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan.
Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan
menyimpang dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiadat dan
hukum. Bentuk penyimpangan moral tersebut seperti, menurunnya kualitas moral bangsa
yang dicirikan dengan membudayanya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme),
berbagai konflik yang merajalela (antar etnis, agama, politik, ormas dan lain-lain),
meningkatnya kriminalitas diperbagai kalangan, serta menurunnya etos kerja di berbagai
instansi-instansi pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan dan
masih banyak lagi.

Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, kiranya tujuan
dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus dunia
dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-urangnya sekarang ini di dunia pasca-
modern mengalami lima krisis:

1. Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan bentuk


dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam dakwah Islamiyah.
2. Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan peraturan untuk
diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran tentang tuntunan hidup
itu.
3. Krisis penetrasi[8], dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh yang baik untuk
diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun mental. Dakwah Islamiyah
datang untuk menjernihkan pikiran manusia dan filter terhadap tingkah lakunya,
melalui persiapan mental yang etis dan bertanggung jawab.
4. Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu individualistis.
Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
5. Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan dan
pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah mengajarkan keadilan secara
utuh.

Terhadap semua krisis yang dialami manusia sekarang ini, sudah tentu Dakwah Isalamiyah
akan mengatasinya. Islam adalah agama yangrohmatan lil’alamin. Manusia yang makin
materialis pandangan hidupnya perlu dijinakkan untuk mengenal dirinya dan menghamba
kepada Tuhannya agar tidak merusak alam lingkungannya.

Dari berbagai macam krisis moral di indonesia, korupsi menempati peringkat pertama.
Sebagaimana hasil survei PERC (Political and Economic Risk Consultacy) yang
berkedudukan di hongkong pada tahun 2002 dan 2006 menjelaskan bahwa peringkat
indonesia dalam skor korupsi adalah tertinggi di Asia  dengan nilai skor 8,16 (dari total skor
10).
Fenomena diatas merupakan sekilas gambaran umum problematika yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat maju dan modern yang terlihat cenderung obsesi keduniannya lebih
mendominasi daripada spiritual dan ukhrawinya. Dengan demikian, manusia mengalami
degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Masyarakat kehilangan
identitas diri, mereka merasa bingung karena proses modernisasi yang disalahgunakan dapat
menimbulkan ketidakberesan di segala bidang aspek kehidupan manusia, seperti aspek
hukum, moral, norma, etika dan tata kehidupan lainnya.

1. Dampak dan Peran Akhlak Tasawuf Bagi Masyarakat Modern

Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan
kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang
amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk
memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan. Karena inti ajaran tasawuf adalah bertujuan
untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang
merasa di hadirat-Nya dan terlepas dari kegundahan, kesedihan, dan kegalauan. Adapun
ajaran tasawuf yang paling mendasar yang dapat dijadikan sebuah solusi dalam mengatasi
problematika kehidupan masyarakat modrn yaitu dengan mengadakan instropeksi diri atau
dalam bahasa tasawuf dikenal dengan muhasabah terhadap diri sendiri.

Upaya tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dri kemungkinan pelencengan
kepribadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak arogan.

Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara
optimal jika hanya berorientasi untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hanya
merupakan gambaran atau akibat dari kehidupan manusia yang digerakkan oleh tiga kekuatan
pokok yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwat, dan nafsu amarah. Oleh sebab itu,
untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam membenahi keadaan masyarakat modern,
tasawuf mempunyai potensi untuk menawarkan kbebasan spiritual, dapat memberikan
jawaban-jawaban terhadap kebutuhan spiritual, mempersenjatai diri manusia dengan nilai
nilai rohaniah yang akan membentengi diri saat menghadapi problem kehidupan yang serba
materialistik dan berusaha merealisasikan keseimbangan jiwa ssehingga timbul kemampuan
menghadapi problem-problem yang ada, mengajak mnusia mengenal dirinya sendiri dan
akhirnya tasawuf mengajak mengnal Tuhannya melelui ajaran ajarannya yang mampu
memberikan solusi bagi manusia untuk menghadapi krisis krisis dunia.

Ajaran ajaran tersebut perlu dijadikan landasan dalam seluruh aspek kehidupan seperti ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Usaha
perbaikan tersebut dapat ditempuh melalui tiga tahapan yang terkandung dalam ajaran
tasawuf, yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli yang diyakini mampu memberikan solusi untuk
memprbaiki kondisi masyarakat modern yang sedang mengalami kerusakan moral dan
kehampaan nilai nilai spiritual disebabkan karena meninggalkan ajaran agama.

Pertama, takhalli. Tahapan ini adalah langkah awal yang harus ditempuh oleh seorang hamba
dalam rangka mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup dunia.
Hal ini dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan
berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu. Langkah awal ini merupakan tahapan seorang
hamba menuju pda kesempurnaan kepribadian yang dilengkapi sikap terbuka. Maksudnya,
seorang hamba yang bersangkutan menyadari betapa burukny sifat sifat yang ada pada
dirinya, menyadari bahwa masih banyak kepribadian dan sikap yang harus diperbaiki.

Kedua, tahalli, yakni tahapan pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahapan pertama,
menghiasu diri dengan jalan membiasakan diri untuk bersikap terpuji, brusaha dalam setiap
nafas, gerak dan langkahnya berjalan sesuai dengan syariat yang diajarkan agama. Dalam
tahapan ini, seorang hamba berusaha melewati maqam maqam yang mapu mengantarkan
pada tahapan ketiga, yaitu tahapan terbukanya nur gaib (nur ilahi) dalam hati seorang hamba.

Ketiga adalah tajalli. Dalam tahapan ini seorang hamba berada dalam keadaan tma’ninah,
mampu membedakan antara bathil dengan haqq dan mencapai tahapan tertinggi dalam
pencapaian ma’rifatullah.

Maqamat yang dilalui oleh seorang hamba dalam rangka menuju tajalli juga mampu
memberikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika masyarakat modern. Seperti
halnya, bahwa sifat materialistik dan hedonistik yang mewarnai kehidupan moern dapat
diahapus dengan menerapkan konsep zuhud[9] yang terkandung dalam ajaran tasawuf. Konsep
zuhud mengajarkan manusia untuk tidak terbuai dengan kesenangan dunia, tidak menuruti
amarh, hawa nafsu, dan kesenangan belaka, sehingga meninggalkan dari mengingat Allah
yang mengakibatkan manusia terjerumus ke jurang kenistaan. Sikap frustasi yang dihilangkan
dengan konsep sabar, tawakal, dan ridha. Demikian juga ajaran Uzlah, yaitu usaha
mngasingkan diri dari terperangkap tipu daya keduniaan, dapat pula digunakan untuk
membekali kehidupan manusia moderngar tidak menjadi budak yang tertangkap dalam
kesengngan dunia belaka, tidak tahu lagi mana yang haqq(benar dan baik)dan yang
bathil(keliru,sesat,salah). Konsep ini berusaha membesaskan manusia dari pernhkap
perangkap kehidupan yang memprbudaknya. Bukan berarti konsep ini mengajarkan manusia
untuk ber-Uzlah dan ber-tapabrata dalam masjid atau goa. Akan tetapi, konsep ini
mengajarkan pada kita untuk tatap berkiprah dalam masyarakat dan aktif serta tetap
beraktifitas di berbagai aspek kehidupan sesuai dengan nilai nilai ketuhanan dan bukan
sebaliknya, larut dalam pengaruh keduniaan dan kemewahan.

Beberapa ajaran tasawuf tampaknya dapat memberikan sumbangan positif yang dapat
diamalkan dalam kehidupan masyarakat modern dan dapt digunakan sebagai solusi
masyarakat, sebagai benteng spiritual dalam menghadapi berbagai problematikan modern.
Untuk itu, dalam mengatasi problematika masyarakat modern, tasawuf harus dijadikan
alternatif terpenting. Ajaran tasawuf perlu di aplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan
manusia modern, aspek ekonomi, sosisl, politik, kebudayaan, dan lain sebagainya. Dengan
menerapkan ajaran tasawuf secara proporsional dan menerapkan prinsip prinsip moral Islam,
maka akan terwujud kapribadian manusia utama yang mampu menjadi warga masyarakat dan
bangsa yang baik dan bermanfaat.

 
 

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu pengtahuan dan teknologi,
mengesampingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya seperti yang
diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang berkembang pada masyarakat modern
akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak
positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan
kehampaan spiritual, maka saatnya untuk mencari sebuah solusi untuk melakukan perbaikan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan di sinilah akhlak tasawuf memiliki peran yang
amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan spiritual untuk
memperoleh keteguhan dalam mencari Tuhan

1. Saran
2. Penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
3. Penulis berharap para pembaca dapat menjadikan ini sebagai acuan dalam
mempelajari tentang Problematika Akhlak dalam kehidupan

Daftar Pustaka

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan-Ampel. 2012. Akhlak Taswuf. Surabaya : IAIN Sunan-
Ampel Press.
Mahmud, Ali Abdul. 1995. Akhlak Mulia. Jakarta : GEMA INSANI
Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Press
Hidayat, Komaruddin . 1987 cet.II. Upaya Pembebasan Manusia. Jakarta : Grafiti Pers
Musthofa, Ahmad.2005.Akhlak Tasawuf.Bandung : CV Pustaka Setia
Anwar, Rosihan. 2009. Akhlak Tasawuf . Bandung : CV Pustaka Setia
Deliar,Noer 1987. Pembangunan di Indonesia . Jakarta : Mutiara
Mulder,Niels.2000 Inside Indonesian Society : Culture Change in Java. Jakarta : Sinar
Harapan
Mujieb,Abdul M.Syafi’ah,Ismail Ahmad M.2009. Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.
Jakarta: Hikmah (PT Mizan Publika)
Shah, Idries.2004. The Way of the Sufi . Jakarta : Lentera
Suhardi, Imam dkk .2003. Pilar Islam bagi Pluralisme Modern.Jakarta : Tiga Serangkai
Yusuf, Asrof M.2002. Kaya karena Allah. Jakarta : Kawan Pustaka
Moeljono, Djokosasonto.2000.Lead! Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga

[1] Niels Mulder (Inside Indonesian Society : Culture Change in Java) hlm.237

[2] .M.Abdul Mujieb,Syafi’ah,H.Ahmad Ismail M.(Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali


2009) hlm.41

[3] Idries Shah (The Way of the Sufi 2004) hlm.9

[4] Imam Suhardi dkk (Pilar Islam bagi Pluralisme Modern ) hlm.92

[5] Muhammad Asrof Yusuf ,M.A(Kaya karena Allah) hlm4

[6] Dr.Djokosantoso Moeljono (Lead! Keunggulan Kompetitif) hlm.23

[7] K.H Muhammad Sholikhin (Menyatu Diri dengan Ilahi)hlm.579

[8] Turner(Pengantar Teori Komunikasi 1) hlm.196

[9] Muhammad Asrof Yusuf ,M.A(Kaya karena Allah) hlm4

Anda mungkin juga menyukai