Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia
dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat
bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan
fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa
dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.

Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuaan yang tidak dapat dipisahkan dalam
artinya yang utuh. Masyarakat adalh kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang
telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju tujuan yang
sama. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir,
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah kebudayaan itu tidak
dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.

Pada masa sekarang istilah ke batasan yang jelas. kebudayaan dan peradaban tidak mepunyai perbedaan
adalah sebuah keyakinan yang mendasar bahwa visi bagi manusia hidup adalah untuk membentuk
peradaban, membuat dunia menjadi lebih baik, menjadi seorang pemimpin. Seharusnya manusia hidup
tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi bergerak lincah sedemikian rupa untuk menjadikan alam beserta
isinya sebagai objek yang menjadi ladang bagi gerak dalam membangun peradaban.Oleh sebab itu lah
penulis menyusun makalah ini agar kita dapat lebih memahami kembali mengenai pengertian manusia
dan peradaban.Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara
keuanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban
timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan
peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan
sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yangmempunyai sopan santun dan
kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki
manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan
pribadi dan kepentingan umum.

Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah
mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah ini yang tibul dari latar belakang poin di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

4. Bagaimana Dinamika Peradaban?

5. Bagaimana Problematika Peradaban Dalam Kehidupan Masyarakat?

6. Bagaimana Peradapan Indonesia Di Tengah Modernisasi Globalisasi?

1.3. Tujuan

Adapun yang tujuan yang akan di dapat dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

4. Mengetahui Masyarakat Yang Beradab.

5. Mengetahui Problematika Peradaban Dalam Kehidupan Masyarakat.

6. Mengetahui Peradapan Indonesia Di Tengah Modernisasi Globalisasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan-aturan Tuhan. Ada beberapa pengertian manusia menurut para ahli diantaranya:
· Menurut Sokrates, Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku
datar dan lebar.

· Menurut Nicolaus dan Sudiarja, Manusia itu bhineka tetapi tunggal. Bhineka karena terdiri dari
jasmani dan rohani akan tetapi satu karena jasmani dan rohani terdapat dalam satu jasad.

· Menurut Omar Muhammad, Manusia adalah makhluk yang paling mulia karena dapat berpikir.
Manusia itu memiliki 3 dimensi yaitu badan, akal dan ruh. Manusia juga disebut sebagai makhluk
individu dan makhluk social.

Manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai makhluk individu apabila unsur-unsur tersebut tidak
terbagi atau dapat dikatakan tetap berada dalam satu kesatuan yang utuh. Manusia sebagai makhluk
social Manusia dikatakan makhluk sosial apabila kita tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
pertolongan dari orang lain. Menurut Mead, pengembangan diri manusia berlangsung beberapa tahap,
yaitu:

• Play stage (bermain)

• Game stage (bertanding)

• Significant other (bersama orang dekat)

• Generalized other (bersama masyarakat secara umum)

Sedangkan agen-agen dari tahap-tahap tersebut meliputi:

• Keluarga

• Teman sebaya

• Sekolah

• Media masa

2.2. PENGERTIAN PERADABAN

Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.
Lawannya adalah biadab, kasar, kurang ajar dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah seluruh
kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis.Peradaban sebagai suatu
perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan
berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai
kesatuan yang utuh.
Manusia yang beradab adalah manusia yang memiliki kesopanan dan berbudi pekerti. Manusia yang
tidak beradab = biadab. Berikut penjelasan mengenai ukuran akhlak, kesopanan dan budi pekerti;

· Prof. Dr. Koentjaraningrat, peradaban ialah bagian- bagian kebudayaan yang halus dan indah
seperti kesenian.

· Oswald Spengl (1880-1936) Kebudayaan ialah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat
dan sebagainya, peradaban ialah kebudayaan yang sudah tidak tumbuh lagi, sudah mati.

Peradaban didefinisikan sebagai keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang
mengatasi negara, ras, suku atau agama yang membedakannya dari yang lain.Beradab setidaknya sebuah
masyarakat bersifat relatif dan harus ada norma. Kebutuhan akan adab dengan peradaban mengacu
pada masyarakat yang memiliki organisasi sosial, kebudayaan dan cara berkehidupan yang sudah maju
yang menyebabkan berbeda dari masyarakat lain.

Peradaban merupakan tahap kebudayaan tertentu dan telah maju yang bercirikan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain. Masyarakat memiliki peradaban yang berbeda-beda satu
sama lain.

Beberapa pendapat mengenai peradaban yang disampaikan oleh para ahli:

1. Menurut Oswalg Spengl, Peradaban adalah kebudayaan yang mengalami perubahan dan
menekankan pada kesejahteraan fisik dan material.

2. Menurut Anne Ahira, Peradaban adalah kebudayaan yang mengalami kemajuan yang tinggi.

3. Menurut KBBI, Peradaban adalah kemajuan yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dana
kebudayaan suatu bangsa.

Dalam kebudayaan Barat, manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan dan berbudaya. Ciri
penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya (cultured), antara lain: melek huruf (lettered).

BAB III

MANUSIA DAN PERADABAN, DAN DINAMIKA PERADAPAN GLOBAL

3.3. Dinamika Peradaban Global


1. Tradisi

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana
adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu
kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atauagama yang sama. Tradisi
adalah suatu kebiasaan, suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging pada suatu masyarakat, yang
jika tidak dilaksanakan akan mengakibatkan suatu kejelekan.

2. Modernisasi

Modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu modo (cara) dan ernus (masa kini). Secara harfiah
modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat yang modern Modernisasi
diartikan sebagaiperubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau
dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Proses modernisasi
mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batasnya tidak dapat ditetapkan secara mutlak.
Mungkin disuatu daerah tertentu, modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, namun bisa berarti
berbeda di daerah lain. Dalam kehidupan manusia disadari bahwa sesuatu yang baik, indah, dan berguna
akan menciptakan kesenangan, kebahagiaan, dan kedamaian bagi semua orang.

Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai
berikut.

a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat
penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.

b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalampergaulan hidup dalam
masyarakat.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu
sebagai berikut :

a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.

b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau
badan tertentu

d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat-alatkomunikasi massa.

e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti
pengurangan kemerdekaan.

f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.


Adapun syarat-syarat dari modernisasi terdiri dari :

1. Cara berfikir ilmiah.

2. Sistem administrasi Negara yang baik.

3. Kedisiplinan yang tinggi.

4. Mampu menciptakan suasana yang kondusif.

3. Masyarakat Madani

Dalam Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari
masyarakat militer. nMerujuk pada Bahmueller (1997), ada beberapa karakteristik masyarakat madani,
diantaranya:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui


kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam


masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-


program pembangunan yang berbasis masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-


organisasi masyarakat mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan
pemerintah.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani adalah sebuah
masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam
menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya
memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-
program pembangunan di wilayahnya.

Perubahan menyebabkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur social yang ada dalam masyarakat
sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan.

Penyebab atau faktor – faktor terjadinya perubahan :

Faktor intern :

a. Bertambah dan berkurangnya penduduk

b. Adanya penemuan – penemuan baru

c. Konflik dalam masyarakat


d. Pemberontakan dalam masyarakat

Faktor extern :

a. Faktor alam yang berubah

b. Pengaruh kebudayaan lain

3.4. Problematika Peradaban Global Pada Kehidupan Manusia

1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia

Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal
dan alat.

Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia”Pengertian teknologi secara umum adalah: proses yang meningkatkan nilai tambah, produk
yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja, Struktur atau sistem di
mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang
tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan
manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.

2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa
Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan
yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi,
Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri
sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan
budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat. Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang
menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam
pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).

Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan/peradaban yang disebabkan oleh
pengaruh globalisasi, diantaranya yaitu :
1. Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
budaya bangsa.

2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan
budaya bangsa pada umumnya.

3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan
informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya

4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang
masuk tidak merugikan dan berdampak negative.

5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh
globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa
kita.

3.5. Peradaban Indonesia di Tengah Modernisasi dan Globalisasi

Pengertian peradaban memang sulit dipahami. Khususnya di Indonesia. Arus globalisasi yang semakin
deras, membuat kita mau tidak mau mengadopsi budaya Barat. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi melesat dengan cepat mengalahkan keberadaan teknologi konvensional. Tanpa disadari
globalisasi telah menghancurkan batas geografis negara. Siap tidak siap Indonesia akan mengalami
penggerusan budaya lokal mengingat kita adalah bagian dari komunitas global.

Globalisasi tidak bisa dihindarkan karena pada dasarnya proses imitasi selalu kita lakukan untuk
berkembang. Contohnya sejak kecil kita diajarkan cara makan yang benar dan kita melakukan imitasi
atau meniru perilaku tersebut. Kita berperilaku seperti sekarang ini juga merupakan hasil imitasi dari
orang lain. Begitu pula dengan budaya Barat yang terus-menerus kita tiru.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting dalam globalisasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga akan berjalan lambat jika masyarakat tidak
berpikir secara global dan menutup diri terhadap globalisasi. Sekarang ini, globalisasi seakan-akan sudah
menjadi konsumsi nyata kita sehari-hari, mulai dari bangun pagi sampai tidur malam.

Aktor utama dalam proses globalisasi masa kini adalah negara-negara maju. Mereka berupaya
mengekspor nilai-nilai lokal di negaranya untuk disebarkan ke seluruh dunia sebagai nilai-nilai global.
Mereka dapat dengan mudah melakukan itu karena mereka menguasai arus teknologi informasi dan
komunikasi lintas batas negara-bangsa. Sebaliknya, pada saat yang sama, negara-negara berkembang tak
mampu menyebarkan nilai-nilai lokalnya karena daya kompetitifnya yang rendah. Akibatnya, negara-
negara berkembang hanya menjadi penonton bagi masuk dan berkembangnya nilai-nilai negara maju
yang dianggap nilai-nilai global ke wilayah negaranya (Mubah, 2011: 1).

Sekarang ini globalisasi sudah merasuk ke seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari politik,
pendidikan, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan, dan masih banyak lagi. Globalisasi dapat
mengubah gaya hidup seseorang, dari yang dulunya kreatif dan aktif, sekarang menjadi konsumtif dan
pasif. Hal ini dapat berdampak pada karakter negara.

Masyarakat Indonesia kini cenderung menelan mentah-mentah apa yang masuk ke negara kita. Banyak
di antara kita yang hanya menikmati kemajuan akibat globalisasi tanpa tahu bahwa kita sedang terlena
dan terus-menerus dicekoki budaya Barat. Padahal belum tentu nilai-nilai budaya Barat sesuai dengan
ideologi kita, yakni pancasila.

Indonesia dikenal karena budayanya yang beragam. Namun, ironisnya budaya lokal di Indonesia mulai
luntur. Padahal justru disitulah keunikan Indonesia. Di era kekinian seperti sekarang ini, ujian terbesar
yang dihadapi budaya lokal adalah mempertahankan keberadaannya di tengah terpaan globalisasi.
Ketahanan budaya lokal sedang diuji. Masalahnya, ketertarikan terhadap budaya asing jauh lebih tinggi
daripada budaya lokal. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa budaya luar jauh lebih modern.

Strategi yang paling tepat untuk menguatkan daya tahan budaya lokal adalah dengan menyerap sisi-sisi
baik dan unggul dari budaya asing untuk dikombinasikan dengan budaya lokal sehingga ada perpaduan
yang tetap mencitrakan budaya lokal (Mubah, 2011:4).

Pada dasarnya, sejak dulu kita sudah benar dengan melakukan akulturasi budaya. Contohnya yaitu
arsitektur Masjid Menara Kudus yang merupakan perpaduan nuansa Hindu dan Islam. Sekarang pun
banyak desainer Indonesia yang memadukan pakaian atau gaun gaya Barat dengan batik Indonesia.
Justru inovasi ini malah mendapat perhatian dari banyak kalangan, baik nasional maupun internasional.
Seharusnya hal ini juga dapat dilakukan pada aspek lain. Maka dari itu, akulturasi budaya masih sangat
mungkin dilakukan.

Kenyataannya, pada abad ke-16 kolonialisme Barat lama-lama mengubah warna budaya menjadi budaya
Barat. Tetapi pada saat itu globalisasi tidak menimbulkan konflik yang berarti. Misalnya pada budaya
Jawa yang mewariskan strategi budaya ’ngeli tanpa keli’ yang berarti menghanyut tetapi tidak ikut benar-
benar hanyut dalam menghadapi gelombang perubahan zaman (Suryanti, 2007: 3-4)

Berbeda dengan kondisi saat ini. Hal ini dikarenakan modus dan skala globalisasi telah berubah.
Sekarang, dunia mengalami revolusi 4T (Technology, Telecomunication, Transportation, Tourism) yang
memiliki globalizing force dominan sehingga batas antarwilayah semakin kabur dan berujung pada
terciptanya global village seperti yang pernah diprediksikan McLuhan (Suryanti, 2008: 4).

Globalisasi telah membuat masyarakat Indonesia berubah. Dilihat dari perubahan gaya pakaian, pola
konsumsi, hubungan sosial, nilai dan norma, bahkan sampai bentuk rumah pun berubah.

Dimulai dari gaya berpakaian yang cenderung mengarah ke westernisasi, yaitu lebih menyukai pakaian
yang terbuka. Hal ini tidak hanya terjadi pada orang awam saja, melainkan juga para biarawati dan
suster. Dulu mereka memakai semacam jilbab dan pakaian atau terusan serba tertutup. Namun, seiring
kemajuan zaman, gaya berpakaian mereka pun lebih terbuka karena lebih nyaman dan leluasa saat
dipakai.

Dari segi pola konsumsi, masyarakat Indonesia banyak yang lebih menyukai makanan cepat saji atau junk
food karena mengejar keefektifan dan keefisienan yang ditawarkan. Padahal makanan tersebut tidak baik
bagi kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas dan cepat pikun.

Begitu pula dengan hubungan sosial antar individu yang mulai digantikan atau diwakilkan dengan
memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi. Antar individu atau kelompok tidak harus bertemu langsung
dan kerepotan dalam berkomunikasi. Nilai dan norma dalam kebudayaan lokal juga mulai luntur. Hal ini
dikarenakan masyarakat menganggap bahwa upacara ritual yang mahal dan repot sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan yang semakin maju. Selai itu, hal tersebut dianggap membatasi kebebasan berekspresi
seseorang.

Sama halnya dengan bentuk rumah. Dulu dikenal konsep rumah tropis karena melihat realitas yang ada,
yaitu orang tua memunyai banyak anak dan untuk mencerminkan harta kekayaan yang dimiliki. Namun
kondisi sekarang telah berbeda. Konsep rumah minimalis menjadi sangat relevan seiring dengan pola
pikir manusia yang berubah akibat globalisasi. Selain itu, juga dikarenakan rumah belum tentu menjadi
tempat tinggal tetap karena kita bisa saja menginap di hotel dan apartemen atau bahkan sekadar tidur di
mobil.
Masyarakat Indonesia harus melestarikan warisan budaya bangsa, tetapi di sisi lain juga harus
membangun kebudayaan nasional yang modern. Menyikapi hal ini, menolak globalisasi bukanlah pilihan
tepat karena itu berarti menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu, yang
dibutuhkan adalah strategi untuk meningkatkan daya tahan budaya lokal dalam menghadapi globalisasi
(Mubah, 2011: 5).

Meningkatkan daya tahan budaya lokal dapat dilakukan dengan jalan, antara lain bersikap selektif
terhadap budaya Barat; membangun identitas negara yang kuat pada setiap individu; menciptakan
pendidik dan seniman budaya yang berkompeten dan benar-benar menjiwai budayanya; mendaftarkan
kebudayaan lokal ke UNESCO; dan menginformasikan kekayaan budaya Indonesia di kancah
Internasional.

Pertama, perlu dimulai dari diri pribadi dulu untuk bersikap selektif terhadap nilai-nilai budaya Barat. Di
sini, kita jangan selalu berkiblat ke Barat, artinya jangan berpikir bahwa apa yang sedang booming di
negara-negara Barat harus selalu kita ikuti. Hindari pemikiran bahwa jika kita tidak mengikuti segala
sesuatu yang sedang ngetren di negara Barat berarti kita tidak gaul. Budaya Barat belum tentu modern.
Terkadang kita terjebak saat membedakan mana yang disebut globalisasi dan modernisasi.

Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju
atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat
yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Modernisasi lebih ke arah mengubah cara berpikir
tradisional dan irasional menjadi lebih modern, efisien, praktis, dan rasional.

Sedangkan, globalisasi berhubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa
dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (Khoirian,
2011: 2-3). Globalisasi menunjukkan bahwa suatu negara pasti membutuhkan negara lain sehingga tidak
mampu hidup sendiri.

Kita tidak akan pernah bisa mengikuti perkembangan teknologi karena teknologi akan terus berkembang
dan manusia akan selalu berinovasi. Apa yang dianggap ngetren sekarang mungkin saja dianggap ‘jadul’
untuk beberapa waktu mendatang. Maka dari itu, ada baiknya jika kita tidak terlalu terobsesi apalagi
menelan mentah-mentah nilai-nilai budaya Barat.
Kita perlu membangun identitas nasional yang kuat pada setiap individu. Identitas nasional yang kuat
akan menimbulkan rasa persatuan dan rasa memiliki satu sama lain yang tinggi, begitu pula terhadap
budayanya sehingga setiap orang akan menjaga dan melestarikan kebudayaannya. Usaha yang perlu
dilakukan adalah kita harus menanamkan kebudayaan lokal pada anak-anak sejak dini. Dalam hal ini
peran pendidik sangat krusial karena bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai kearifan lokal.

Seniman budaya dan pendidik yang kompeten dan benar-benar menjiwai budayanya merupakan kunci
dari terciptanya anak didik yang mencintai kulturnya. Pemangku budaya tentunya harus
mengembangkan kesenian tradisional. Penggalakan pentas-pentas budaya di berbagai wilayah mutlak
dilakukan. Penjadwalan rutin kajian budaya dan sarasehan falsafah budaya juga tidak boleh dilupakan
(Mubah, 2011: 6). Selain itu kita juga harus memberi ruang bagi para seniman dalam berkarya dan
menginspirasi masyarakat untuk mencintai budaya lokal.

Masyarakat Indonesia cenderung malas merawat dan melestarikan sesuatu yang dimilikinya. Dalam hal
ini, daya tahan budaya lokal yang rendah mudah digeser dengan masuknya budaya asing. Akibat dari
ketidakpedulian itu, lalu banyak negara tetangga yang mengakui budaya kita. Kalau sudah begini,
masyarakat Indonesia baru peduli dan berkoar-koar mempertahankan budayanya. Maka dari itu dirasa
perlu untuk mendaftarkan budaya kita ke UNESCO untuk menanggulangi sifat ceroboh kita. Pada
akhirnya, kita tidak akan bermusuhan dengan negara tetangga dan lebih menjaga kekayaan budaya kita.

Biarpun sekarang Indonesia adalah negara berkembang, tetapi kita juga boleh dan harus
memperkenalkan atau menginformasikan kekayaan budaya lokal di kancah Internasional. Hal ini bisa
dilakukan dalam berbagai ajang atau pentas bertaraf Internasional, seperti Miss Universe. Tentunya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya lokal
kita, seperti televisi, radio, dan internet.

Kita harus pintar-pintar dalam menghadapi globalisasi. Jangan sampai kita membiarkan kebudayaan lokal
kita hanyut dan mati terseret arus globalisasi. Kobarkan semangat cinta budaya bangsa pada setiap
insan. Apa yang sudah kita miliki harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Manusia dalam
kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai makhluk tuhan, Sebagai makhluk individu dan
Sebagai makhluk sosial budaya Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju,
dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota
yang maju dan kompleks. Masyarakat yang beradabdapat didefinisikan sebagai masyarakatyang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada
aturan-aturan Tuhan. Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi
bahasa dan etiket. Lawannya adalah biadab, kasar, kurang ajar dan tak tahu pergaulan. Peradaban adalah
seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis. Peradaban sebagai
suatu perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani
akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai
kesatuan yang utuh.

Perkembangan peradaban akan selalu menimbulkan benturan, ini adalah pandangan dari abang
Huntington. Ia menyebutnya sebagai Clash Civilization. Perkembangan peradaban akan selalu seiring
dengan timbulnya benturan-benturan seperti peradaban barat dan peradaban timur. Manusia dan
peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa.
Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya.
wujud-wujud peradaban: Nilai berarti mempertimbangkan untuk menentukan apakah sesuatu itu
bermanfaat atau tidak, hasil penilaian disebut nilai (value).

Moral adalah kebiasaan berbuat baik disebut perbuatan moral atau susila. Moral bersifat kodrati, artinya
manusia sejak diciptakan dibekali dengn sifat-sifat baik, jujur, dan adil. Norma adalah suatu aturan yang
berlaku, bersifat mengikat, norma diperlukan dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Etika
adalah ilmu tentang kebiasaan yang baik berupa perilaku. Estetika adalah ilmu yang mengkaji tentang
sifat estetis suatu objek dan merupakan bagian dari ilmu filsafat yang menelaah dan membahas aspek-
aspek keindahan sesuatu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi dan cara membandingkannya
dengan menggunakan penilaian perasaan.

3.4. Saran

Adapun saran dalam penyusunan makalah ilmu sosial budaya dasar yang apat di tarik untuk
penyampaian pesan bagi penyusun maupun pembaca itu sendiri sebagai berikut:
1. Saran saya dalam makalah ini adalah hakikat seorang Manusia beradab karena dalam jiwanya
dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak. Jadi sudah jelas bahwasanya manusia adalah makluk yang
berakal jadi dalam hal ini kita sebagai mahasiswa perfikir harus secara rofesional dan memiliki hati
nurani dalam menuntut ilmu dan menerapkan kepada lingkungan masyarakat.

2. Kita telah ketahui teknologi adalah suatu wadah untuk memenuhi kebuthan manusia dalam
bantuan akal dan alat jadi dalam hal ini mahasiswa di tuntut untuk memanfaatkan perkembangan
teknologi itu sendiri sesuai dengan kaidaya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat.1987.Manusia dan kebudayaan di indonesia.jakarta:penerbit Djambatan.

Kusnadi dan Burhanudin. 1997. Anatomi konflik sosial dalam masyarakat majemuk dalam harian
KOMPAS,6 Desember, halaman .5,

Maran, Rafael, 1999. Manusia dan kebudayaan dalam perspektif ilmu budaya dasar. Jakarta :
Rineka.cipta.

Muhammad, Abdul karim. 2005. Ilmu sosial Budaya Dasar Bandung : Citra Aditya Bakti.

Munandar, Soelaeman. 2008. Ilmu sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.

Wibowo, I. (2010). Negara Centeng: Negara dan Saudagar di Era Globalisasi. Yogyakarta: Kanisius

Mubah, S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi.
Jurnal UNAIR, 24(4). 1-8

Suryanti, E. (2007). Antisipasi Strategis Perang Nilai Budaya Lokal di Area Global. Yogyakarta: Bappeda
Provinsi DIY.

Khoirian, W. A. (2011). Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi. Karya
Ilmiah Mahasiswa S1 Sistem Informasi.

Anda mungkin juga menyukai