DENGAN KEJANG
A. Identitas
Anak ke : I (pertama)
B. Keluhan Utama
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang, bayi tampak kejang, mata berputar-
putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi mengalami asfiksia ringan, sulit bernafas, suhu tubuh
36oC, apgar score 5/8. BB : 2800 gr, PB : 50 cm, denyut jantung : 98 x/menit
C. Riwayat Persalinan
1. Persalinan ditolong oleh : Bidan
4. Lama persalinan :
b. Kala II : 30 menit
d. Kala IV : 2 jam
7. Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan + 40 minggu
D. Pemeriksaan Fisik
1. Nilai apgar
No
21
Waktu
1.
Tidak ada
Kurang dari 100
2.
Usaha bernafas
Tidak ada
Lambat teratur
Menangis kuat
3.
Tonus otot
Lumpuh
Gerakan aktif
4.
Tidak ada
Gerakan sedikit
Menangis
2
5.
Warna kulit
Biru/pucat
Jumlah
2. Atropometri
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 30
e. Lila : 9,5 cm
3. Reflek
5. Tanda vital-vital
c. Pernafasan : 32 x/menit
6. Kepala
7. Mata
d. konjungtiva: ; pucat
e. sclera : ikterik
8. Hidung
9. Mulut
10. Telinga
11. Leher
12. Dada
13. Perut
15. Kulit
a. Warna : kebiruan
c. Lanugo : ada
16. Punggung
a. Bentuk : lurus
17. Ekstremitas
c. Pergerakan : kaku
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam cukup bulan dengan kejang
Dasar: Bayi kejang seluruh tubuh, suhu tubuh 36oC, apgar score 5/8 berat badan: 2800 gr, tinggi badan
: 49 cm, denyut jantung 98 x/menit, ekstremitas kaku dan mata berputar-putar.
2. Masalah
1. Kejang
Dasar:
b. Mata berputar-putar
2. Gangguan O2
4. Hipotermi
Dasar:
c. Suhu 36oC
3. Kebutuhan
1. Atasi kejang
2. Pasang infus
4. Perbaiki suhu
5. Perawatan tali pusat
Dasar:
b. Mata berputar-putar
e. Apgar 5/8
g. Suhu 360C
2. Akan terjadi kecacatan syaraf dan kemunduran mental karena kurang tersuplainya oksigen ke otak
4. Perdarahan otak
V. PERENCANAAN
1. Atasi kejang
a. Beri bayi obat anti kejang dengan memberikan obat diazepam dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV.
b. Pasang infus intravena dipembuluh darah periver dengan cairan dextrose 10%
2. Lakukan pembebasan jalan nafas
b. Atau sentil
a. Membungkus bayi
VI. PELAKSANAAN
Pada tanggal 19 November 2007
1. Mengobati kejang
a. Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki atau kepala jika bayi di duga
dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit diabetes melitus pemasangan infus melalui vana umbilikostik
b. Beri obat anti kejang yaitu : diazepam 0,5/kg, supositoria IM sampai kejang teratasi
c. Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari
a. Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut bayi secara zig-zag
dengan kasa steril segera setalah lahir
b. Melakukan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan
meletakkan selimut atau handuk yang digulung ke bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
c. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut dan hidung
menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium. Maka penghisapan dari trakea
diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari
hidung
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat
panjang, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk mengihilangkan air ketuban dan
mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi
b. Menghidupkan radio warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi
telentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan sebelumnya agar kasur
tempat diletakkan bayi juga hangat.
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau
mempertahankan pernafasan
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama 6 bulan
9. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam merawat bayinya
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti bayam, daun katu, daun
singkong, serta kacang-kacang.
VII. EVALUASI
b. Memberi obat anti kejang yaitu diazepam 0,5/kg sampai kejang teratasi
4. Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke arah atas
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kgBB/hari
10. Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti : bayam, daun katu, daun sinkong,
serta kacang-kacang
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Ibu Suami
Umur : 24 th 26 th
2. Alasan datang
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan perdarahan yang berwarna merah segar dan tanpa rasa nyeri sudah 2x ganti pembalut
sejak tanggal 04-04-2011 jam 11.00 WIB.
4. Riwayat menstruasi
5. Riwayat perkawinan
Hamil
Tanggal Umur
Kehamilan Jns
1. Kehamilan sekarang
No Jenis
c. Kunjungan ANC :
Trimester I
Terapi : B6
Trimester II
d. Imunisasi TT
9. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular: PMS, HIV/AIDS, TBC, hepatitis,
menurun: hipertensi, asma, DM, dan menahun: jantung.
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah/sedang menderita penyakit menular:
PMS, HIV/AIDS, TBC, hepatitis, menurun: hipertensi, asma, DM, dan menahun: jantung.
d. Riwayat operasi
a. Pola Nutrisi
Makan
Minum
b. Pola eliminasi
BAB
BAK
c. Pola istirahat
Tidur siang
Tidur malam
d. Personal hygiene
e. Pola seksualitas
Ibu mengatakan selain menjadi IRT juga sering membantu suaminya berdagang.
11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu,
dan minum minuman beralkohol.
12. Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan sosial,
perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, dan persiapan
keuangan ibu dan keluarga)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
suhu : 370 C
2. Pemeriksaan fisik
• Rambut: lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok keadaan bersih.
• Mata: bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva pucat, seklera tidak
ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan bersih.
• Hidung: bentuk simetris, keadaan bersih, dan tidak ada pembesaran polip.
• Mulut : tidak ada kelalinan , tidak terdapat stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak adacarises, tidak ada
pembesaran tonsil.
• Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limpa, dan tidak ada pembengkakan vena
jugularis.
• Dada: pernafasan baik tidak ada rochi dan wheezing, payudara menonjol hiperpigmentasi , tidak ada
benjolan, abnormal, colostrums belum keluar.
• Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada cacat, tidak ada
bekas operasi, tidak ada nyeri tekan pada saat dipalpasi.
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU terpegang antara Px dengan pusat, pada fundus teraba keras bundar melenting yang
berarti kepala
Leopold II : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan tahanan yang besar berarti punggung
janin. (PUKI) perut sebelah kanan teraba bagian-bagian janin yang kecil berarti extremitas.
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu bantalan yang mengganjal pada bagian
segmen bawah rahim.
DJJ: 110x/menit
• Genetalia : ada pengeluaran darah pervaginam banyaknya 200cc. tidak varises dan tidak oedema.
• Ektermitas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema, dapat berfungsi dengan baik.
3. Pemeriksaan penunjang
USG : pada USG terlihat ada bagian yang menutupi jalan lahir yaitu plasenta. Tanggal 04/04/2011 jam
15.15 WIB.
4. Data penunjang
Tidak ada
A. Diagnose kebidanan
Seorang ibu Ny.”J” umur 24 tahun G1P0A0Ah0 umur kehamilan 30+4 minggu janin tunggal, hidup
intrauteri, PUKI, presentasi bokong, belum masuk PAP dengan plasenta previa totalis.
Data dasar
Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir, sudah 2x ganti pembalut
Kesadaran : CM
suhu : 370C
- Ada pengeluaran darah pervaginam sebanyak 200cc atau 2 pembalut yang bercampur stosel secara
tiba-tiba
- Pada saat palpasi dirasakan ada suatu bantalan yang mengganjal pada segmen bawah rahim
- Leopold II : PUKI
- Hb : 7 gram%
- HPHT : 02/09/2010
- HPL : 09/06/2011
B. Diagnosa masalah
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terjadinya perdarahan pervaginam karena adanya
plasenta previa totalis.
C. Kebutuhan
5. IUFD
- Kolaborasi dengan dokter segera mungkin jika terjadi komplikasi yang lebih hebat
V. PERENCANAAN
2. KIE Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital, ganti pembalut bila basah,
pantau gerakan janin
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan meminta keluarga untuk
memberikan dukungan psikologis pada ibu (HNYA DKUNGAN)
4. Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus secara
operasi (seksio sesarea) karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.
VI. PELAKSANAAN tanggal: 04-04-2011 jam: 15.45WIB Oleh: Bidan
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan tentang kondisinya saat ini, kehamilan ibu mengalami
komplikasi dimana plasenta atau ari-ari menutupi jalan lahir.
2. Mengobservasi banyaknya perdarahan dan tanda-tanda vital, segera ganti pembalut bila sudah
basah, dan selalu memantau gerakan janin. Jika ada perubahan seperti tidak ada gerakan atau gerakan
kurang aktif seperti biasanya maka lakukan tindakan.
3. Menjelaskan pada ibu untuk beristirahat total atau tiram baring, beritahu ibu untuk tidak melakukan
pekerjaan yang berat, seperti mencuci pakaian, mengangkat air, mengepel, menyapu, dll. Dan
menjelaskan kepada ibu untuk lebih sering miring ke kiri pada saat tidur untuk memberikan oksigenisasi
penuh kepada janinnya.
4. Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasi untuk memberikan rasa nyaman pada ibu dan meminta
kelurga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu.
5. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil, menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang, memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 2x sehari
selama 14 hari dan vitamin C dengan dosis 3 x sehari, jika nafsu makan berkurang maka makan dengan
cara porsi sedikit tapi sering agar pemasukan cairan dan nutrisi seimbang karena adanya perdarahan.
6. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus
secara seksio sesarea karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.
1. Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini, bahwa ibu mengalami sebuah komplikasi dalam
kehamilannya dimana plasenta atau uri berada pada bagian bawah rahim ibu hamil 32 minggu, TFU
pertengahan pusat-Px, DJJ (+), bagian terbawah janin belum masuk PAP
2. Ibu mengerti apa yang ia lakukan jika terjadi perdarahan atau komplikasi kembali dan ibu mengerti
tentang perdarahan yang ia alami
3. Ibu mengerti tentang pentingnya istirahat total atau tirah baring untuk mengurangi terjadinya
perdarahan
4. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi dan gizi bagi ibu hamil
6. Ibu mau mengikuti saran bidan untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGIS
DENGAN
TAHUN 2006
IDENTITAS
ANAMNESA
Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah segar pervaginam yang banyak sampai berkali-kali
ganti doek setelah 1 hari psotaprtum.
Riwayat Persalinan
BB/PB : 3100gram/50cm
Jumlah perdarahan :
Kala II : 150cc
Kala IV : 150cc
500cc
Lama persalinan :
Kala I : 11 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
13 jam 50 menit
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular atau
penyakit keturunan. Kebiasaan keluarga berobat ke Psukesmas daan tenaga kesehatan.
Keadaan Psikososial
Ibu mengatakan senang dan bahagia dengan kelahiran bayi pertamanya, begitupula
dengan suami dan keluarganya.
Nutrisi
Sebelum melahirkan :
Makan 2 kali sehari dengan porsi sedang, minum 6-8 gelas perhari.
Sesudah melahirkan :
Eliminasi
BAB:
Sebelum
Sesudah
BAK:
Sebelum
Sesudah
Istirahat tidur
Sebelum
Ibu mengatakan sebelum hamil tidur malam antara 7-8 jam sehari.
Sesudah
Ibu mengatakan sesudah melahirkan ia agak susah tidur, hanya 6 jam sehari.
Personal hygiene
Sebelum
Sesudah
Aktifitas
Sebelum
Sebelum hamil ibu biasa melakukan aktifitas/kegiatan rumah tangga sendiri tanpa
bantuan orang lain.
Sesudah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
b. Pernafasan : 20x/menit
c. Nadi : 80x/menit
d. temperatur : 37,5oC
3. Pemeriksaan fisik
Mulut : Bibir pecah-pecah dan kering, lidah sedikit kotor, gigi tidak ada karies,
fungsi pengecapan baik.
Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah, konsistensi lembek,
keadaan bersih dan tidak ada strie.
Ekstremitas :
Atas : sedikit tremor, ujung jari-jari tangan agak dingin dan pucat.
Bawah: Terasa dingin, simetris kanan-kiri, fungsi pergerakan baik, tidak ada cacat,
tidak ada oedema, refleks patela positif.
Genitalia : Tampak adanya hecting perineum, vulva merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini, pegeluaran pervaginam darah encer,
anus tidak hemoroid.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 9,5gr%.
DIAGNOSA
Dasar:
DS:
DO:
Konjungtiva pucat
Hb 9,5gr%
MASALAH
Dasar
DS:
DO:
Dasar
DS:
Ibu mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas sendiri karena kondisi yang lemah.
DO:
Dasar
DS:
Ibu mengatakan setelah emlahirkan makan hanya 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit
dan minum hanya 4-6 gelas sehari.
DO:
KEBUTUHAN
Dasar
DS:
DO:
TD 90/70mmHg
Konjungtiva pucat
Dasar
DS:
DO:
Dasar
DS:
DO:
TD 90/70mmHg
Hb 9,5gr%
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah.
PERENCANAAN/ INTERVENSI
Jelaskan kondisi ibu saat ini
Terapi obat-obatan
Tindakan kuretase.
Persiapan pasien
Persiapan alat.
Jelaskan pada ibu pentingnya nutrisi bagi ibu yang baru melahirkan.
IMPLEMENTASI
Menjelaskan pada ibu bahwa plasenta yang lahir tidak lengkap dan bila dibiarkan akan
menimbulkan perdarahan yang tersu-menerus dan berbahaya bagi ibu, sehingga diharapkan
ibu mau bekerjasama dalams etiap tindakan yang akan dilakukan.
Memasang infus pada pasien Ringer Laktat 30tetes/menit dan rencana transfusi II Kolf.
Tindakan kuretase
Persiapan alat
Tenakulum, klem ovum (Forster/Fenster Clamp) lurus & lengkung, 1 set sendok kuret,
1 penala kavum uteri(sonde uterus), 2 spekulum Sim s atau L, 1 kateter karet.
Persiapan pasien
Langkah kerja
Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan. Awasi tanda vital 15-
30 menit pasca tindakan.
Menjelaskan pada ibu pentingnya nutrisi makanan sehat terutama sayu-sayuran yang
berwarna hijau, protein (daging dan ikan), untuk pemulihan kondisi ibu dan bayi dengan
produksi ASI yang dihasilkan maka nurisi bayi akan terpenuhi.
Menjelaskan pada ibu pentingnya personal hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi dan
penyakit.
Mengajarkan ibu post natal breastcare dengan massase pada payduara dan kompres panas
dingin pada daerah payudara, diharapkan ASI akan keluar dengan lancar.
EVALUASI
Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini dan mau melakukan kerjasama dalam setiap tindakan
yang dilakukan, pemasangan infus dan tindakan kuretase.
Keluarga mendukung tindakan yang dilakukan dan mau membantu serta bekerjasama dalam
merawat dan mengawasi keadaan ibu.
Ibu dan keluarga mengerti tentang kebutuhan gizi untuk pemulihan kesehatan dan berjanji
akan mengatur pola makan dengan menu yang seimbang agar ibu lekas sembuh.