Anda di halaman 1dari 6

KEBERSIHAN DIRI (IBU dan ANAK)

A. KEBERSIHAN MASA NIFAS

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak
hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa
nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang
cukup dan juga terutama kebersihan diri ibu.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada
ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.

B. PENGERTIAN KEBERSIHAN DIRI

Kebersihan diri adalah suatu upaya untuk memelihara kebersihan tubuh dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih
meminimalkan resiko sesorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit
yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kebersihan pangkal kesehatan. Rupanya pepatah ini tidak ada
yang menyangkal, sebab kenyataannya tiap-tiap orang akan menyenangi kebersihan. Segala sesuatu
yang bersih akan sedap di pandang, enak dirasakan, benda-benda yang bersih akan awet digunakan.
Kenyataan ini ada, tetapi ukurannya yang berbeda-beda, karena tiap-tiap orang mempunyai ukuran
sendiri-sendiri sesuai dengan pandangannya.

C. KEBERSIHAN DIRI IBU

Kebersihan bagi Ibu dalam masa nifas, ukurannya tentu saja berdasarkan ilmu kesehatan, berdasarkan
ada tidaknya kuman-kuman yang dapat menimbulkan penyakit, disamping berdasarkan pandangan
masing-masing penderita dan team tenaga kesehatan atau perawatan yang memberi pelayanan
kesehatan.

Oleh karena itu dalam masa nifas ini kebersihan yang bersifat menghindarkan dan meniadakan adanya
kuman-kuman harus di adakan.

Kebersihan tubuh ibu dilakukan dengan mandi dua kali sehari yaitu waktu pagi dan sore, demi menjaga
kebersihan diri secara keseluruhan agar terhindar dari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
Mandi dapat dilakukan ditempat tidur sampai ibu dapat mandi sendiri dikamar mandi, yang utama
dibersihkan adalah puting susu dan mamae dilanjutkan perawatan perineum.
1. Pakaian

Memakai pakaian yang telah dicuci dan disetrika. Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Sebaiknya, pakaian agak longgar didaerah
dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak
terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

2. Rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya
kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir
yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.

3. Kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air
seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.

4. Vulva

Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.

5. Vagina

Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu
matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang
menempel di sekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa
menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
Vagina boleh dibersihkan menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat berfungsi sebagai
penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah tersebut dengan saksama.

Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara
duduk berendam dalam cairan antiseptik atau air hangat selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau
BAB.

Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila seperti itu caranya
maka akan percuma saja. Bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.

Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut baru. Ingat
pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak
nyaman.

Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang diresepkan oleh
dokter.

6. Perineum

Setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan
dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan
jahitannya akan lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun
atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau buang air besar.

Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya
mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang
sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberi tahu tentang jumlah, warna, dan bau
lochea sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan
dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai
luka episiotomi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

7. Payudara

Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

Menggunakan BH yang menyokong payudara.

Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali
selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.

Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok.

Untuk menghilangkan nyeri dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:


Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama lima menit.

Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan
arah “Z” menuju puting.

Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.

Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat mengisap, ASi dikeluarkan dengan tangan.

Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyususi.

Payudara dikeringkan.

Selain itu, kebersihan mulut dan gigi juga harus diperhatikan. Membersihkan mulut dan gigi biasanya
dilakukan tiap-tiap selesai mandi dan waktu-waktu yang diinginkan Ibu, misalnya waktu akan tidur.

D. KEBERSIHAN DIRI BAYI/ANAK

1. Memandikan

Pada tahun pertama janganlah terlalu sering memandikan bayi, agar kulitnya tidak menjadi kering.
Cukup 2 - 3 kali seminggu.

Jangan memandikan bayi dibak mandi yang lebar karena sangat berbahaya. Bayi mudah tergelincir dari
tangan dan terendam dalam bak.

Lakukan mandi. Gunakan spon untuk memandi-sekakan bayi.

Letakkan bayi di atas meja beralaskan handuk lembut dalam ruangan yang hangat. Siapkan air hangat,
selembar kain lap basah, serta sabun bayi yang lembut.

Salah satu tangan harus selalu memegang bayi.

Bayi dibedung dengan handuk dan hanya area yang akan dicuci yang terbuka.

Jangan menyabuni wajah bayi. Bagian tubuh lainnya boleh disabuni dengan sabun bayi yang lembut.

Jangan pernah meninggalkan bayi sendirian dalam air, sekalipun airnya hanya sedikit.

Apabila daerah pusarnya sudah sembuh benar, seluruh tubuhnya boleh dimasukkan ke air dalam bak
mandi bayi.

Agar supaya empuk dan tidak licin, bentangkan selembar handuk bersih di atas permukaan bak mandi.
Tuangkan ke dalamnya air hangat setinggi 5 cm. Periksa suhunya dengan bagian dalam pergelangan
tangan anda.

Siapkan baju ganti terlebih dahulu sebelum melepaskan pakaian yang melekat ditubuh bayi.

Gunakan kain lap lembut untuk membasuh muka dan rambutnya.


Jangan lupa melindungi mata bayi.

Keramas rambutnya dengan shampo bayi satu atau dua kali seminggu.

Handuk untuk menghangatkan tubuhnya begitu selesai dimandikan.

2. Merawat Kuku

Rapikan semua kukunya untuk mencegah dia mencakar dirinya.

Kuku bayi amat lembut dan mudah dipotong; saat terbaik untuk merapikan kukunya adalah ketika ia
sedang tidur.

Banyak orangtua lebih senang menggunakan gunting-kuku kecil ketimbang gunting biasa.

3. Membersihkan Telinga

Cuci hanya telinga bagian luar dan pintu masuk lobang telinga saja, jangan bagian dalamnya.

Jangan menggunakan korek-kuping (cotton bud) untuk membersihkan lobang telinganya; hal ini dapat
merusak gendang telinga bayi.

Bila bayi cengeng, demam, dan cenderung menarik-narik telinganya, mungkin pertanda terjadinya
infeksi telinga. Segeralah bawa dia ke dokter.

4. Membersihkan Hidung

Bersihkan lendir kering yang terkumpul dalam hidung bayi untuk mencegah hambatan pernapasan (hal
ini biasa terjadi di rumah yang terus-menerus menggunakan pemanas ruangan).

Basahi sedikit kotoran dalam lubang hidung bayi lalu bersihkan secara hati-hati dengan kain lap (tetapi
jangan dipaksakan bila bayi merasa terganggu).

Gunakan pipet untuk menyedot keluar ingus yang menyumbat hidung bayi pada waktu pilek. Pencet
karet bulat di ujung pipet lalu masukkan ujung satunya secara hati-hati ke lubang hidung bayi, kemudian
lepaskan pencetan dari karet bulat tersebut.

5. Merawat Tali Pusat

Setiap kali mengganti popok, bersihkan tali pusar supaya tetap kering dan terhindar dari infeksi.
Bersihkan sekeliling tali pusar bayi dengan kapas beralkohol.

Rawatlah tali pusar secara hati-hati sampai tanggal beberapa hari kemudian.

Popok bayi dilipat di bawah pusar agar tali pusar tidak basah oleh kencing.

Apabila pangkal tali pusar bernanah atau berwarna kemerahan, atau bayi menangis setiap kali bagian itu
disentuh, segera bawa dia ke dokter. Barangkali sudah terinfeksi.

6. Popok

Harga popok kain lebih ekonomis dari popok sekali pakai (disposable) tetapi menambah pekerjaan anda
apabila tidak ada tukang cuci. Hampir semua bayi baru lahir menggunakan sekitar 10 popok sehari.
Kalau menggunakan popok kain yang harus dicuci, anda perlu sediakan kira-kira 4 lusin. Anda bisa
membeli lagi kalau masih kurang.

Siapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum mengganti popoknya. Jangan sekali-kali meninggalkan
bayi sendirian di meja ganti walaupun hanya sedetik. Inilah yang anda perlukan ketika mengganti popok:

Popok bersih dan pengikatnya (kalau menggunakan popok kain)

Kapas

Baskom kecil berisi air hangat dan selembar kain lap

DAFTAR PUSTAKA

- Wulandari, Diah. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia

- S.Ibrahim, Zr.Christina.(1987). Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Jakarta: Bhratara Karya


Aksara

Anda mungkin juga menyukai