Anda di halaman 1dari 22

Problematika Akhlak Dalam

Kehidupan

Rizky Edo Aprianto Pratama 202044500693


Ahmad Hafi Zhahir 202044500701
Febri Setiawan 202044500726
Problematika Akhlak
Dalam Kehidupan
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
Problematika adalah sesuatu yang mengandung masalah.
Jika digabungkan dengan akhlak, menjadi problematika
akhlak dapat disimpulkan bahwa problematika akhlak adalah
suatu masalah yang berkaitan dengan akhlak. Pada zaman
modern seperti saat ini, tentu banyak sekali permasalahan
atau problematika yang kita (masyarakat modern) hadapi
salah satunya adalah problematika akhlak. Masyarakat
modern adalah sekelompok manusia yang hidup dalam
kebersamaan yang saling mempengaruhi dan terikat dengan
norma-norma serta sebagian besar anggotanya mempunyai
orientasi nilai budaya untuk menuju kehidupan yang lebih
maju.
Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak (akhlaqul karimah) adalah jama' dari kata khuluq, menurut bahasa berarti
adat, kebiasaan, tabi'at, perangai, dan agama. Imam Al-Ghazali memberikam definisi akhlak
sebagai kondisi jiwa yang mantap dalam diri manusia sehingga menimbulkan suatu perbuatan
dengan mudah tanpa memerlukan lagi pemikiran dan pertimbangan lagi untuk berbuat.
  Dari pengertian di atas jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, atau
tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai
buruk (tercela). Yang dinilai disini adalah tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
Tuhan, yakni dalam melakukan ibadah, dalam berhubungan dengan sesamanya, dalam
berhubungan dengan makhluk hidup yang lain seperti binatang dan tumbuhan, serta dalam
berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda mati yang juga merupakan makhluk
Tuhan.
 Secara singkat, hubungan akhlak ini terbagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada Khaliq (Allah
sang Pencipta) dan akhlak kepada makhluk (ciptaan-Nya). Dalam pembahasan ini, yang
dimaksud Akhlak dalam kehidupan sama halnya dengan hubungan akhlak tersebut. Akhlak
dalam kehidupan antara lain yaitu Akhlak terhadap Allah (qana'ah, tawakkal, syukur, takwa,
khauf, raja', ridho, ikhlas, cinta, taat kepada Allah, dan husnudzon terhadap Allah), Akhlak
terhadap Rasulullah SAW, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak dalam rumah tangga, Akhlak
dalam masyarakat, dan Akhlak dalam lingkungan
Contoh Problematika Dalam
Kehidupan
1. Penipuan
Pada masa sekarang ini sudah banyak terjadi masalah penipuan. Bahkan penipuanpun sudah
merajalela akibat perkembangan tekhnologi. penipuan dengan penggunaan tekhnologi yaitu seperti jual
beli online. Penjual menawarkan barang-barang dengan harga murah sehingga membuat pembeli yang
awalnya tidak berminat menjadi tertarik untuk membelinya. Sehingga terjadi komunikasi antara penjual
dan pembeli. Penjual akhirnya mengirim nomor rekeningnya ke pembeli sehingga pembeli mentransfer
dengan jumlah yang sesuai dengan pesanan.  Tapi setelah ditunggu barang tidak kunjung datang.
2.   Pembunuhan
      Pembunuhan kini semakin marak terjadi. Dengan gampangnya seseorang membunuh antar
sesamanya. Pembunuhan yang terjadi saa ini sungguh memprihatinkan. Padahal pembunuhan yang
terjadi karena adanya masalah tidak seharusnya terjadi. Karena semua masalah bisa diatasi secara baik-
baik. Dalam islampun membunuh seseorang itu dosa besar. Tapi karena tidak adanya rasa kemanusiaan
sehingga bisa menimbulkan pembunuhan itu terjadi.
3.   Korupsi
Korupsi sudah banyak dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Korupsi sama halnya
memakan uang Negara. Orang-orang yang melakukan korupsi cenderung mengabaikan tugas dan
wewenangnya. Korupsi terjadi akibat ketidakpuasan atas apa yang dimilikinya dan bisa dikatakan tidak
mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah.
Problematika akhlak dalam
kehidupan modern
istlah masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan
modern. Istilah masyarakat dalam bahasa inggris disebut society yang asal
katanya socius yang berarti kawan. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal
dengan istilah syirk yang berarti begaul.Adapun kata moden dalam kamus
bahasa indonesia diartikan dengan terkini, muttakhit, dan terbaru.
Jadi, berdasarkan dua pengertian tersebut, maka masyarakat modern
adalah sekelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan yang saling
mempengaruhi dan terikat dengan norma-norma serta sebagian besar
anggotanya mempunyai orientasi nilai budaya untuk menuju kehidupan
yang lebih maju.

Tidak ada jalan lain untuk mengatasi kerusakan moral manusia, kejahatan
orang kafir perselisihan sesama Muslimin baik akibat perbedaan madzhab,
perbedaan dalam berijtihad maupun perselisihan-perselisihan antar
Muslim di seluruh dunia kecuali Muslimin seluruhnya kembali kepada
seruan Allah dan Rasul-Nya.
• Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

• Artinya: "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi


pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak
melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan
terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS.
Al-’Anfal:  73).
• Artinya: "Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan
kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS.
An-Nr:  51).
• Kehidupan masyarakat modern identik dengan mendewakan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama.
Mereka beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan
mampu meningkatkan taraf kehidupan. Padahal tidak selamanya
seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang
berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak
bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak positif
dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.
• Dampak positifnya tentu saja akan meningkatkan keragaman budaya
yang tersedia melalui penyediaan informasi yang menyeluruh
sehingga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan
kecakapan baru dan dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat untuk meningkatkan taraf masyarakat.
Adapun dampak negatif dari kemajuan
teknologi pada masyarakat modern, ialah :
• Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
Kehidupan modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang
ilmu pengetahuan.Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki caranya
sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.Keadaan berbagai
ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara satu disiplin
ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak
tahu-menahu.Hal ini merupakan pangkal terjadinya kekeringan
spiritual.Maka,manusia modern semakin berada pada garis
tepi ,sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada
sumber ilahi.
• Kepribadian yang Terpecah.
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan
yang coraknya kering nilai-nilai spiritual,maka manusia menjadi pribadi
yang terpecah.Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu
eksak dan kering.Akibatnya,hilang proses kekayaan rohaniyah karena
dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan ilmu social.
Jika proses keilmuan yang berkembang itu tidak berada dibawah
kendali agama,maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus
berjalan.
Dengan berlangsungnya proses tersebut,semua kekuatan yang lebih
tinggi untuk mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi
hilang ,sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami
kemorosotan,tetapi juga kecerdasan dan moral.
• Penyalahgunaan Iptek
Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual,maka iptek
telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya.Kemampuan di bidang rekayasa genetika
diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia.Kecanggihan di bidang teknologi komunikasi dan lainnya
telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang menghancurkan moral umat.

• Pendangkalan Iman.
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan,khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengetahui fakta-
fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya.Mereka tidak tersentuh oleh
informasi yang diberikan oleh wahyu,bahkan informasi yang dibawa oleh wahyu itu menjadi bahan
tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.

• Pola Hubungan Materialistik.


Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat
memberikan keuntungan yang bersifat material.Demikian pula penghormatan yang diberikan
seseorang atas orang lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan
manfaat secara material.Akibatnya,menempatkan pertimbangan material di atas pertimbangan
akal sehat,hati nurani,kemanusiaan dan imannya.
• Menghalalkan Segala Cara.
Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik,maka manusia
dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai suatu
tujuan.Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang,baik
ekonomi,sosial,politik,dan lain sebagainya.
•  Stres dan Frustasi.
Kehidupan modern yang demikian kompetitif, menyebabkan manusia harus menyerahkan seluruh
pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka akan terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas
dan kepuasan.Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal,maka dengan mudah kehilangan
pegangan,karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh berasal dari Tuhan.Akibatnya jika
terkena problem yang tidak dapat dipecahkan maka akan stress dan frustasi yang jika hal ini terus-
menerus berlanjut akan membuat manusia tersebut menjadi gila.
• Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan.Masa mudanya
dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya.Namun pada saat sudah tua renta,fisiknya sudah tidak
berdaya,tenaganya sudah tidak mendukung,dan berbagai kegiatan sudah tidak bisa
dilakukan .Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna lagi,karena fisik dan mentalnya sudah
tidak memerlukan lagi.Manusia yang seperti ini merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.
Di dalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis,
kiranya tujuan dakwahlah islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan
sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi barat mengemukakan sekurang-
urangnya sekarang ini di dunia pasca-modern mengalami lima krisis:
• Krisis identitas, dimana manusia sudah kehilangan kepribadiannya dan
bentuk dirinya. Dalam hal ini, akan mudah mencari jawabannya dalam
dakwah Islamiyah.
• Krisis legalitas, dimana manusia sudah mulai kehilangan penentuan
peraturan untuk diri dan masyarakat. Dakwah islamiyah penuh dengan ajaran
tentang tuntunan hidup itu.
• Krisis penetrasi, dimana manusia telah banyak kehilangan pengaruh yang
baik untuk diri dan masyarakatnya, penuh dengan polusi fisik maupun
mental. Dakwah Islamiyah datang untuk menjernihkan pikiran manusia dan
filter terhadap tingkah lakunya, melalui persiapan mental yang etis dan
bertanggung jawab.
• Krisis partisipasi, dimana manusia telah kehilangan kerjasama, terlalu
individualistis. Dakwah Islamiyah memberikan obat yang manjur.
• Krisis distribusi, dimana manusia dihantui oleh tidak adanya keadilan
dan pemerataan income masyarakat. Dakwah Islamiyah mengajarkan
keadilan secara utuh.
EMPAT PILAR AKHLAK MENURUT
IMAM AL-GHAZALI
• Hakikat terkait dengan kondisi jiwa yang bercorak batiniyah.
• terdapat empat pilar yang harus selalu ada, yaitu :
• kekuatan ilmu,
• kekuatan ketegasan,
• kekuatan pengendalian atas hawa nafsu dan
• kekuatan bertindak adil / seimbang.
• Kekuatan ilmu.
Kebaikannya terletak pada perwujudan dari kekuatan ilmu itu
sendiri. Apabila kekuatan ilmu ini baik, niscaya akan menghasilkan
hikmah kebaikan darinya. Hikmah adalah bagian dari pokok akhlak yang
baik, sebagaimana QS. Al-Baqarah : 269

Artinya : Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki.


Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan
yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang mempunyai akal sehat.
• Kekuatan ketegasan
Kebaikannya terletak pada sikap mampu mengekang dan melepas.
Menurut batas yang diperlukan oleh hikmah / kebijaksanaan.
Perumpamaannya seperti anjing yang diajak menjaga binatang buruan.
Anjing itu memerlukan didikan sehingga lari dan berhentinya harus
sesuai dengan perintah pemiliknya, bukan semaunya sendiri. Baiknya
kekuatan ketegasan, disebut sebagai syaja'ah atau keberanian.
• Kekuatan pengendalian atas hawa nafsu.
Kebaikannya terletak pada apabila berada di bawah isyarat hikmah /
kebijaksanaan. Yaitu isyarat akal dan perintah syariat. Perumpamaan
hawa nafsu seperti kuda yang dinaiki untuk mencari buruan. Kadang
kuda itu mau dan mampu dilatih, namun pada kesempatan lain kuda itu
tidak patuh kepada pemiliknya.
• Kekuatan keadilan / keseimbangan.
Kebaikannya terletak pada penjagaan isyarat akal dan perintah
syariat. Seperti orang yang melakukan kebaikan atau orang yang
meneruskan isyarat akal demi melakukan kebaikan. Dengan sikap adil,
tidak ada ujung yang berleihan, tidak ada pula ujung yang kekurangan.
Sikap yang terpuji adalah yang berada pada porsi di tengah-tengah.
Itulah keutamaan.
Maka dapat disimpulkan, bahwa pokok-pokok akhlak itu terdiri dari
empat pilar, yaitu hikmah, keberanian, menjaga kehormatan dan
keadilan, Seimbang dalam Semua Aspek.
Sikap hikmah adalah keadaan jiwa yang dapat digunakan untuk
mengatur sikap marah dan nafsu syahwat, serta mengarahkannya
sesuai kehendak hikmah. Keberanian adalah sikap jiwa yang  mampu
mengendalikan sikap marah , dan menundukkannya dengan fungsi akal.
Menjaga kehormatan diri adalah mendidik syahwat berdasarkan isyarat
akal dan aturan syariat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai