Anda di halaman 1dari 16

Problematika Masyarakat Modern

1. BAB I

PENDAHULUAN

Adanya persaingan hidup yang sangat kompetitif dapat membawa manusia mudah stres, frustasi.
Akibatnya menambah jumlah masyarakat yang sakit jiwa. Pola hidup materialisme dan hedonisme kini
kian digemari dan pada saat mereka tidak lagi mampu menghadapi persoalan hidupnya, mereka
cenderung mengambil jalan pintas seperti bunuh diri. Semua masalah ini akarnya adalah karena jiwa
manusia itu telah terpecah belah. Mereka perlu diintegrasikan kembali melalui ajaran akhlak tasawuf.
Masyarakat modern dewasa ini mempunyai banyak problematika dari segi ekonomi, teknologi, sosial
dan budaya. Dengan banyaknya problematika ini masyarakat modern dituntut untuk tetap exist dalam
kehidupan sehari-hari, disinilah peran akhlak tasawuf dalam kehidupan spiritual manusia yang
mempengaruhi kehidupan non spiritual mereka. Selengkapnya akan kita bahas lebih lanjut dalam
makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

Problematika Akhlak dalam Kehidupan

Problematika adalah sesuatu yang mengandung masalah. Jika digabungkan dengan akhlak, menjadi
problematika akhlak dapat disimpulkan bahwa problematika akhlak adalah suatu masalah yang
berkaitan dengan akhlak.

Pada zaman modern seperti saat ini, tentu banyak sekali permasalahan atau problematika yang
kita (masyarakat modern) hadapi salah satunya adalah problematika akhlak. Masyarakat modern adalah
sekelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan yang saling mempengaruhi dan terikat dengan
norma-norma serta sebagian besar anggotanya mempunyai orientasi nilai budaya untuk menuju
kehidupan yang lebih maju.

Gaya hidup atau tingkah laku masyarakat modern yang telah tergerus oleh modernisasi
menyebabkan munculnya problematika akhlak. Kehidupan masyarakat modern identik dengan
mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengesampingkan pemahaman agama. Mereka
beranggapan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi akan mampu meningkatkan taraf kehidupan.
Padahal tidak selamanya seperti yang diharapkan karena kemajuan di bidang teknologi yang
berkembang pada masyarakat modern akan memberikan dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu
dapat memberikan dampak positif dan, pada sisi lain, juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Dari berbagai literatur sekurang-kurangnya delapan penyakit yang ada dalam masyarakat
modern. Pertama, disintegrasi antara ilmu pengetahuan (spesialisasi yabg terpampau kaku) yang
berakibat terjadinya pengkotak-kotakan akal pikiran manusia dan cenderung membingungkan
masyarakat. Kedua, kepribadian yang terpecah belah (splite personality) sebagai akibat dari kehidupan
yang dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang terlampau spesialisasi dan tidak berwatak nilai-nilai
Ketuhanan. Ketiga, dangkalnya rasa keimanan, ketakwaan, serta kemanusiaan sebagai akibat dari
kehidupan yang terlampau rasionalistik dan individualistik. Keempat, timbulnya pola hidup yang
materialistik sebagai akibat dari kehidupan yang berlebihan mengejar duniawi. Kelima, cenderung
menghalalkan segala cara, sebagai akibat dari paham hedonisme yang melanda kehidupan. Keenam,
mudah stress dan frustasi sebagai akibat terlampau percaya dan bangga terhadap kemampuan dirinya,
tanpa dibarengi sikap tawakkal dan percaya ketentuan Tuhan. Ketujuh, perasaan terasing di tengah-
tengah keramaian (lonely), sebagai akibat dari sikap individualistic. Kedelapan, kehilangan harga diri dan
masa depan, sebagai akibat dari perbuatan menyimpang yang dilakukannya.

Selain problematika dalam aspek pengembangan intelektual khususnya pengmbangan ilmu


pengetahuan dan taknologi, dalam masyarakat modern mengalami berbagai problem dalam aspek
lainnya, seperti dalam aspek politik, apek pluralisme agama, apek spiritual, dan aspek etika. Dalam aspek
politik, banyak terjadi perabutan kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan politik kampu
menghilangkan menjadikan manusia lipa akan kehidupan akhirat. Selain itu aspek pluralitas agama,
masyarakat seringkali mencampuru urusan keercayaan agama lain, saling menganggap agam yang
diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahan antar umat
beragama. Padahal, pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah sesuatu yang wajar, yang sudah
menjadi sunnatullah.

Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran,
mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan mereka meninggalkan pemahamn
agama, hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi dan keilahian tersebut
mengakibatkan kehampaan spiritual dan mengakibatkan manusia jauh dengan Sang Maha Pencipta,
meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam dogma agama. Akibat dari itu, maka dalam kehidupan
masyarakat modern sering dijumpai banyak orang yang merasa gelisah, tidak percaya diri, strees dan
tidak memiliki pegangan hidup. Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena takut kehilangan
apa yang dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang tidak dapat dicapai sesuai dengan
harapan,daya saing yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup, dan akibat banyak pelanggaran dosa
yang dilakukan.

Dalam aspek etika, masyarakat moderen mengalami krisis moral yang berkepanjangan.
Masyarakat modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan menyimpang
dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiadat dan hukum. Bentuk penyimpangan
moral tersebut seperti, menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan dengan membudayanya
praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), berbagai konflik yang merajalela (antar etnis, agama,
politik, ormas dan lain-lain), meningkatnya kriminalitas diperbagai kalangan, serta menurunnya etos
kerja di berbagai instansi-instansi pemerintahan, merosotnya nilai-nilai keadilan, spiritual, kemanusiaan
dan masih banyak lagi.

A.Pengertian masyarakat modern

Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama disuatu
tempat dengan ikatan aturan yang tertentu), sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara baru,
mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan tertentu yang bersifat mutakhir. Menurut Deliar

Noer ada 5 ciri – ciri masyarakat modern, yaitu :

1. Bersifat rasional, lebih mengutamakan pendapat akal pikiran, dari pada pendapat emosi.

2. Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat.
Tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.

3. Menghargai waktu, selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu
dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya.
4. Bersikap terbuka, mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasan dan perbaikan dari
manapun datangnya.

5. Berpikir obyektif, melihat segala sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.

Masyarakat terbagi menjadi 3, yaitu :

1. Masyarakat Pertanian Mendasarkan ekonominya pada tanah atau sumber alam. Teknologi yang
mereka gunakan adalah teknologi kecil. Informasi yang mereka gunakan adalah media tradisional.
Dilihat dari segi lingkungan sosial, mereka menganut siatem keluarga batih, keluarga yang didasarkan
pada ikatan darah dan keturunan serta menetap pada satu lokasi tertentu, dan bertempat disuatu
wilayah yang tdk berpindah – pindah. Dari segi kejiwaan, mereka selalukomitmen dengan lingkungan
dan suasana masa lalu, banyak menggunakan kekuatan yang bersifat irrasional.

2. Masyarakat Industri Modal usaha dasar masyarakat ini berupa peralatan produksi, mesin – mesin
pengolah bahan mentah menjadi barang yang siap pakai. Teknologi yang dipakai adalah teknologi tinggi
yang hemat tenaga kerja, berskala besar dan bekerja secara efektif dan efesien. Informasi yang mereka
gunakan menggunakan media cetak, bersifat rasional dan terus berkembang. Keluarga yang mereka
anut adalah keluarga inti, yakni orang tua, suami istri,dan anak.

3. Masyarakat Informasi Masyarakat informasi bisa disebut abad elektronik, informasi atau pasca
industri. Ramalan tentang era informasi sebagian bersifat pasti, sabagian lagi spekulasi. Pada masyarakat
informasi dalam bidang teknologi, mereka menggunakan teknologi elektronika. Lewat komunikasi satelit
dan computer orang memasuki lingkungan informasi dunia. Media massa yang semula satu arah,
berubah menjadi media interaktif.

B. MANUSIA dan KERJA Kerja

adalah hakikat semua manusia tanpa kecuali. Manusia dipanggil untuk bekerja dan berkarya, berpikir
keras dan menguras keringat, mengusahakan dan mencipta. Sebab itu kerja keras yang dilakukan secara
bebas dan sukarela bukanlah suatu hukuman. Kerja keras tidak merendahkan namun malah
meninggikan martabat manusia. Dalam kerja dan karyanya itulah manusia mendapatkan sebagian
kebahagiaan dan makna hidupnya di dunia ini. Sebaliknya menganggur, bermalas-malas dan berleha-
leha, bukanlah hakikat manusia dan hanya akan merendahkan kualitas hidupnya. Thomas Alfa Edison,
penemu bola lampu listrik, mengatakan suatu penemuan hebat terjadi sebenarnya karena 1% inspirasi
dan 99% respirasi (keringat). Artinya: keberhasilan dalam hidup ini sebenarnya adalah buah kerja keras
dan bukan sekadar keberuntungan atau nasib.

C. ETOS KERJA
Bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; asal katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau
menunjukkan karakter moral; adat dan kebiasaan. Dalam bahasa Yunani kuno dan Modern, etos
berartikan keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang. Menurut Jansen Sinamo
(Bapak Etos) mengatakan bahwa etos

4. merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima secara aklamasi.
Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM,
baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, etos
adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak (dari luar). Bila ditelusuri lebih dalam, etos kerja
adalah respon yang dilakukan oleh seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai
dengan keyakinannya masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang
menerima keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya. Bila pengertian
etos kerja re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari seseorang atau kelompok atau
masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang muncul dari keyakinan yang diterima dan
respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri seseorang atau kelompok atau masyarakat. Jansen
Sinamo mengatakan dalam buku barunya tersebut bahwa manusia itu pada dasarnya adalah pencari
kesuksesan. Etos Kerja Unggulan: Kerja adalah Rahmat : Bekerja Tulus Penuh Syukur Kerja adalah
Amanah : Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab Kerja adalah Panggilan : Bekerja Tuntas Penuh
Integritas Kerja adalah Aktualisasi : Bekerja Keras Penuh Semangat Kerja adalah Ibadah : Bekerja Serius
Penuh Kecintaan Kerja adalah Seni : Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas Kerja adalah Kehormatan : Bekerja
Tekun Penuh Keunggulan Kerja adalah Pelayanan : Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati Sifat-sifat
yang mencerminkan etos kerja yang baik yaitu : Aktif. Energik. Jujur. Ceria. Fokus. Kerja Keras. Dinamis.
Gesit. Kerja Tim. Disiplin. Ikhlas. Konsisten. Efektif. Interaktif. Kreatif. Efisien. Jeli. Lapang Dada.

5. Membagi. Ramah. Tepat Waktu. Menghargai. Sabar. Teratur. Menghibur. Semangat. Terkendali.
Optimis. Tanggung Jawab. Toleran. Peka. Tekun. Total. Rajin. Teliti. Ulet. Sering dikeluhkan, bahwa etos
kerja orang Indonesia tidak sehandal etos kerja orang Cina, Korea, Jepang. Orang Indonesia kurang ulet,
kurang rajin, lekas puas diri, bersikap manja, dan sebagainya. Lalu dianjurkan, agar bangsa Indonesia
segera mengubah cara - caranya bekerja, memantapkan etos kerjanya. Kalau ini tidak dilakukan, maka
bangsa Indonesia akan semakin jauh tertinggal oleh bangsa – bangsa tetangganya di ASEAN. Berpegang
pandangan bahwa “bahwa etos kerja orang Indonesia tidak sehandal etos kerja orang Cina, Korea,
Jepang”ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar. Benar dalam arti bahwa secara keseluruhan,
kebiasaan kerja bangsa Indonesia memang kalah handal dibandingkan dengan kebiasaan kerja bangsa
Cina, Korea, Jepang. Dan tidak benar dalam arti, bahwa tidak setiap orang Indonesia lebih kendor disiplin
kerjanya dari pada setiap orang Cina, Korea, ataupun Jepang. Pekerjaan “meningkatkan etos kerja” pada
dasarnya adalah pekerjaan menata kembali nilai – nilai tentang kerja yang ada pada diri seseorang,
suatu kelompok atau seluruh bangsa. Dengan demikian kalau kita benar – benar ingin meningkatkan
etos kerja kita, maka kita akan memeriksa diri kita sendiri dan menentukan nilai – nilai mana yang perlu
kita ganti dengan nilai – nilai yang baru, yang lebih memadai. Meningkatkan etos kerja merupakan suatu
pekerjaan yang tidak akan dapat diselesaikan dengan wejangan, ceramah pengarahan semata – mata.
Meningkatkan etos kerja juga bukan masalah pemahaman dan penghayatan nilai semata – mata. Di atas
pemahaman dan penghayatan, meningkatkan etos adalah masalah keinginan untuk mengubah dan
mengembangkan diri, masalah keberanian untuk berubah dan berkembang, dan masalah bertindak
untuk berubah dan berkembang.

D. PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

Dalam berbagai kemajuan teknologi masyarakat modern juga mengalami berbagai problematika
seperti :

1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi nilai
tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi .

2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.

3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.

4. Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek
negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.

5. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga. Sedangkan di tinjau dari sikap
mental kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat
modern sebagai berikut :

1. Deseintegrasi Ilmu Pengetahuan Kehidupan modern antara lain ditandai dengan adanya spesialisasi
di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki paradigma (cara pandang)nya
sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Kepribadian yang terpecah Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan
yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusiannya menjadi pribadi yang
terpecah (split pesonality). Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu yang eksak dan
kering. Akibatnya kini tengah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah, karena dibiarkannya
perluasan ilmu-ilmu positif (ilmu yang hanya mengandalkan fakta-fakta empirik, obyektif, rasional, dan
terbatas).

3. Penyalahgunaan IPTEK Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan
spritual, maka iptek telah disalah gunakan dengan segala implikasi negatifnya, sebagaimana disebutkan
di atas. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan penjajahan satu bangsa atau
bangsa subversi dan lain sebagainya.

4. Pandangan Iman Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan tersebut di atas, khususnya ilmu-ilmu
yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya, ia tidak
tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang di bawa oleh wahyu itu
menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.

5. Pola Hubungan Materalistik Pola hubungan satu dengan hubungan yang lainnya dapat memberikan
keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang
lain banyak diukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material.
Akibatnya ia menempatkan pertimbangan material di atas pertimbngan akal sehat, hati nurani,
kemanusian dan imannya.

6. Menghalalkan Segala Cara Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalanya iman dan pola hidup
materialistik sebagaimana disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip
menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

7. Stress dan Frustasi Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus
mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya.

8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah
memiliha jalan kehidupan masa mudahnya dihabiskan untuk memperturutkan hawa nafsu dan segala
daya dan cara telah ditempuhnya. Namuna da suatu saat dimana ia sudah tua renta, fisiknya sudah tidak
berdaya, tenaganya sudah tidak mendukung, dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat ia lakukan.
Berdasarkan uraian panjang di atas dapat penulis simpulkan bahwa problematika yang dihadapi
masyarakat di zaman modern berbagai problematika seperti stres dan prustasi, kehilangan akal pikiran
yang sehat serta menghilangkan harga diri dan masa depannya.

E. KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan
alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Kemiskinan diapahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup: Kekurangan materi, biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar. Kebutuhan sosial, termasuk keterkucilkan sosial, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilkan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-
masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Kurangnya penghasilan dan
kekayaan yang memadai. Makna memadai disini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia. Kemiskinan dipelajari oleh banyk ilmu, seperti ilmu sosial, ekonomi, dan
budaya.

Dalam ekonomi, dua jenis kemiskinan dipertimbangkan :

kemiskinan absolute dan relatif. Dalam politik, perlawanan terhadap kemiskinan biasanya dianggap
sebagai tujuan sosial dan banyak pemerintahan telah berupaya mendirikan institusi atau departemen.
Marxisme menyatakan bahwa para ekonomis dan politisi bekerja aktif untuk menciptakan kemiskinan.
Teori lainnya menganggap kemiskinan sebagai tanda sistem ekonomi yang gagal dan salah satu
penyebab utama kejahatan. Dalam hukum, telah ada gerakan yang mencari pendirian "hak manusia"
universal yang bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan. Dalam pendidikan, kemiskinan
mempengaruhi kemampuan murid untuk belajar secara efektif dalam sebuah lingkungan belajar.
Terutama murid yang lebih kecil yang berasal dari keluarga miskin, kebutuhan dasar mereka seperti
yang dijelaskan oleh Abraham Maslow dalam hirarki kebutuhan Maslow; kebutuhan akan keamanan dan
rumah yang stabil, pakaian, dan jadwal makan yang teratur membayangi kemampuan murid-murid ini
untuk belajar. Lebih jauh lagi, dalam lingkungan pendidikan.

menggambarkan fenomena "yang kaya akan tambah kaya dan yang miskin bertambah miskin" (karena
berhubungan dengan pendidikan, tetapi beralih ke kemiskinan pada umumnya) yaitu efek Matthew.

PENYEBAB KEMISKINAN

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:  penyebab individual, atau patologis, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;  penyebab keluarga,
yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;  penyebab sub-budaya (subcultural),
yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar;  penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;  penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa
kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.  muncul sebagai masalah sosial sejak berkembangnya
perdagangan ke seluruh dunia dan juga ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan
masyarakat. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan
masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahteraatau rencana
bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

MENGATASI KEMISKINAN

Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:  Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung
kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman
pertengahan.  Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial,
pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah.

Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti
orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kebutuhan akan perawatan kesehatan.

F. KENAKALAN REMAJA

Pengertian Kenakalan Remaja Kita tahu bahwa remaja sangat banyak dan sering membuat onar di
jalanan. Remaja tidak memikirkan sebab-akibat yang dilakukannya mereka hanya tahu senang-senang.
Hal tersebut sering disebut kenakalan remaja dan apakah kenakalan remaja itu. Kenakalan remaja
adalah perilaku-perilaku yang dilakukan remaja di luar dengan tujuan untuk bersenang-senang bersama
teman-temannya.

Faktor-faktor kenakalan remaja kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya pengawasan dari orang
tua, pergaulan dengan teman yang tidak sebaya, peran dari perkembangan iptek yang berdampak
negatif, tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah, dasar-dasar agama yang kurang, tidak adanya
media penyalur bakat dan hobinya, kebebasan yang berlebihan, masalah yang dipendam. Ciri-ciri
Kenakalan Remaja Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan
hanyalah bersenang-senang dan berperta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah dan memaki-
maki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka. Dampak Negatif Kenakalan Remaja Dampak
negatif kenakalan remaja adalah bodoh, mereka menjadi bodoh karena mereka tidak mau belajar, tidak
pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Remaja
tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik. Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-
main dan bersenang-senang

memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan ibadah
akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik. Penanggulangan Kenakalan
Remaja Adapun penanggulangan kenakalan remaja adalah membuat peraturan, kalau keluar malam
sampai jam 22.00 Wib akan ditangkap. Apabila remaja masih berkeliaran atau nongkrong pada jam
22.00 Wib ke atas ditangkap dan diberi sangsi. Orang tua harus mengawasi anaknya. Orang tua harus
melarang anaknya keluar malam sampai larut malam. Orang tua harus mengawasi anaknya dan juga
menasehati anaknya. Memberikan siraman rohani dan juga mengadakan pengajian.

G. PENGANGGURAN

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang. Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan
adanya efisiensi dalam kegiatan ekonomi, misalnya penggunaan mesin-mesin produksi. Hal itu
menyebabkan berkurangnya penggunaan tenaga manusia. Oleh sebab itu pengangguran makin tinggi. di
negara-negara berkembang, pada umumnya juga memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sementara
itu persaingan kerja makin lama makin ketat, sehingga orang yang tidak memiliki keahlian (skill) akan
kesulitan mencari kerja.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat pekerjaan.

1. Kurangnya informasi Hal inilah yang paling besar pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini,
kurangnya informasi dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan
lingkungan tempat tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang
lowongan pekerjaan.

2. Tidak adanya sistem penerimaan publik Selain itu faktor penerimaan yang bisa disebut "diam-diam"
juga sangat berpengaruh, dimana sekarang banyak perusahaan yang mengutamakan standar Univesiti
daripada standar keahlian masing-masing pelamar kerja.

3. Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan Ada juga pengaruh sulitnya membedakan
antara kuliah dengan kerja, ini disebakan pengalaman seorang tenaga kerja yang masih belum terasah,
maka diperlukan sistem perkuliahan yang bisa mendukung keahlian seseorang dan dapat langsung
diterapkan didunia kerja, tapi lagi-lagi pengaruh nama universitas besar tetap tidak dapat di
kesampingkan.

Cara mengatasi masalah penganguran, yaitu:

1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya
tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan susah untuk
mendapatkan pekerjaan.

2. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat membantu
untuk mengurangi tingkat pengangguran.

3. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi
orang lain. 4. Menggalakkan lowongan CPNS. Calon pegawai negeri sipil (PNS) harus direkrut lebih
banyak, agar status penduduk yang menganggur berkurang.

H.Peran Akhlak Tasawuf Pada Masyarakat Modern

Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis akibat modernisasi untuk
melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran dalam mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah
bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa
dengan kesadarannya iu brrada di hadirat-Nya. Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan
kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain: Pertama, untuk menyelamatkan kemanusiaan
dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.
Kedua, memahami tentang aspek asoteris islam, baik terhadap masyarakat Muslim maupun non
Muslim. Ketiga, menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah jantung ajaran islam.
Tarikat atau jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam
sebagaimana syariat bersumber dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber
kehidupan yang paling dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam

islam. Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti
ajaran tawakkal pada Tuhan, menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah
mewakilkan atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Tuhan. Selanjutnya sikap frustasi dapat diatasi
dengan sikap ridla. Yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan Tuhan. Sikap
materialistik dan hedonistik dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran uzlah
yang terdapat dalam tasawuf. Yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan.
Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh konsep kehidupan. Ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran
akhlak tasawuf.

I. Peran Akhlak Tasawuf dalam Masyarakat Modern


Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan,
sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di hadirat-Nya. Tasawuf perlu
dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain:

1.Untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai
akibat kurangnya nilai-nilai spiritual.

2.Memahami tentang aspek asoteris Islam, baik terhadap masyarakat Muslim maupun non Muslim.

3.Menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah jantung ajaran islam. Tarikat atau
jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam sebagaimana
syariat bersumber dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber kehidupan yang
paling dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam islam.

Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti ajaran
tawakkal pada Allah SWT, menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah
mewakilkan atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Allah SWT. Selanjutnya sikap frustasi dapat
diatasi dengan sikap ridha, yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan Allah SWT.
Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran

uzlah yang terdapat dalam tasawuf. yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya
keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh konsep
kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu
dilandasi ajaran akhlak tasawuf. Tasawuf telah mengisi dahaga spiritual kehidupan masyarakat yang
memang cenderung untuk menurutkan kepada kemauan hawa nafsu. Mempelajari tasawuf akan
memberikan wawasan yang kaya kepada kita tentang salah satu khazanah Islam. Akan mengantarkan
kita menjadi lebih toleran terhadap segala perbedaan yang ditimbulkan akibat dari praktek-praktek
tasawuf. Mempelajari tasawuf akan menghindarkan kita terjebak dari dikotomi pembenci dan pemuja
tasawuf, dikotomI syari’at dan hakikat, karena sesungguhnya Islam tidak pernah mengenal dikotomi itu.
Islam adalah Syari’at dan Hakikat sekaligus, tidak tidak terpisah-pisah apalagi harus dipertentangkan.
Tasawuf mengajarkan bagaimana seseorang harus menghiasi dirinya dengan nilai-nilai akhlak yang
mulia, seperti:

1.Ikhlas

2.Sabar

3.Tawadhu’

4.Ridha

5.Berkata dan berbuat jujur

6.Menampilksn perilaku yang mulia

7.Tawakkal, dan
8.Berbagai praktek akhlakul karimah lainnya.

Sisi lain dari pentingnya mempelajari tasawuf adalah berkaitan dengan perkembangan masyarakat
modern. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan kehidupan manusia layaknya
seperti dewa sebelum ia menjadi manusia yang sesungguhnya. Dengan mempelajari tasawuf akan
mengantarkan kita untuk dapat menemukan ketentraman, kedamaian dan menemukan makna hidup
yang sesungguhnya di tengah pergumulan kita sehari-hari dengan roda kehidupan yang tidak pernah
berhenti

J.Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak

Problematika yaitu berasal dari kata problem yang artinya masalah atau persoalan. Sedangkan
problematika sendiri berarti hal yang dapatmenimbulkan masalah atau masalah yang belum
terselesaikan masalahnya. Setelah membahas hal – hal yang terkait pembelajaran Aqidah Akhlak, ,maka
pembahasan selanjutnya adalah mengenai problematika yang ada pada pembelajaran Aqidah Akhlak.
Telah dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses pada aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam
mengkondisikan siswa untuk belajar. Artinya belajar untuk mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi bahan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses dalam pengkondisian siswa untuk aktif belajar di dalam kelas.
Artinya pembelajaran tidak hanya diartikan hanya sebatas pemberian materi kepada siswa saja. Oleh
karena itu agar dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, guru harus mengetahui aspek-aspek
penentu dalam pembelajaran yang aktif. Berikut adalah aspek-aspek pembelajaran aktif

a. Guru

Seorang guru harus dapat mengetahui keunggulan dan kelemahannya dalam melakukan kegiatan pada
proses pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu melakukan evaluasi kepada siswa atas kegiatan
pembelajaran pada setiap akhir pembelajaran. Dari sini guru harus selalu terbuka menerima kritik dan
penilaian demi meningkatan pembelajaran yang lebih baik kedepannya.

b. Bahasa

Dalam penyampaian materi dan informasi pada bidang keilmuan tertentu merupakan bagian dari
pembelajaran. Penyampaian informasi tersebut akan selalu menggunakan media bahasa. Untuk itu
bahasa merupakan faktor penting dalam setiap pembelajaran. Dengan penggunaan bahasa yang baik,
maka siswa akan dapat memahami serta menguasai materi dengan baik.

c. Siswa
Siswa adalah individu yang akan diberi materi dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatian
agar pembelajaran dapat berhasil adalah dengan memahami karakteristik siswa itu sendiri. Karna
berangkat dari keluarga yang berbeda – beda, siswa juga memiliki karakteristik yang berbeda – beda.

d. Tujuan

Setiap proses pembelajaran yang dilakukan harus mempunyai tujuan, baik itu tujuan intruksional yang
sudah ditetapkan ataupun tujuan lain yang secara tersirat dikehendaki oleh guru. Tujuan ini juga
didasarkan pada keadaan siswa, lingkungan, dan harapan guru.

e. Strategi pembelajaran

Penjelasan dari aspek karakteristik guru, siswa, bahasa dan tujuan merupakan bagian yang akan menjadi
penentu dalam penentuan strategi pembelajaran. Strategi ini adalah cara-cara yang akan dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Demikian aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang
aktif dan kondusif.. Adapun problematika pembelajaran dapat muncul apabila tidak terdapat
pembelajaran aktif seperti yang telah dijelaskan. Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dikaitkan
dengan pembelajaran Aqidah Akhlak. Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya sekedar pemberian
materi saja. Materi dalam pembelajaran Aqidah Akhlak adalah mengenai keimanan seperti membahas
rukun iman yang mana hal tersebut dipahami dengan hanya menggunakan akal saja. Oleh karena itu,
perlu adanya keserasian antara guru dan siswa dalam memahami materi. Apabila tidak terdapat
pembelajaran yang aktif dan justru sebaliknya maka akan terdapat problem di dalamnya seperti yang
telah dijelaskan. Selain itu problem pembelajaran juga dapat timbul karena adanya hambatandalam
pengelolaan kelas. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan kelas dan proses
pembelajaran, adalah sebagai berikut:

1) Faktor Guru

Guru bisa juga dikatakan sebagai bagian dari faktor penghambat dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Faktor penghambat yang datang dari guru berasal dari kepribadian guru. Agar tercipta
suasana emosional yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk bersikap
hangat, adil, obyektif dan fleksibel dalam mengajar. Selanjutnya terbatasnya pengetahuan guru
merupakan salah satu bagian dari hambatan dalam pengelolaan dan pembelajaran di dalam kelas. Selain
itu beban mengajar guru yang terlalu banyak dan diluar batas kemampuan yang wajar seperti mengajar
di banyak kelas atau di berbagai sekolah juga merupakan bagian dari hambatan dalam pengelolaan dan
pembelajaran di dalam kelas.
2) Faktor Peserta Didik

Faktor peserta didik juga merupakan faktor yang dapat menghambat pengelolaan dan pembelajaran di
dalam kelas. Peserta didik harus menyadari bahwasanya apabila mereka mengganggu peserta didik lain,
maka mereka tidak menghormati peserta didik lain untuk mendapatkan informasi dan manfaat dari
proses belajarmengajar. Oleh karena itu perlu adanya pembiasaan yang baik disekolah dalam bentuk
tata tertib di sekolah yang disetujui dan diterima bersama oleh guru dan peserta didik dengan penuh
kesadaran.

3) Faktor Keluarga

Perilaku yang terdapat pada peserta didik di dalam kelas merupakan cerminan dari perlakuan
keluarganya di rumah. Dengan demikian kebiasaan yang kurang baik pada lingkungan keluarga seperti
tidak tertib dan disiplin serta kebebasan yang berlebihan atau terlalu terkekang merupakan latar
belakang yang menyebabkan peserta didik melakukan pelanggaran aturan dan disiplin sekolah.

4) Faktor Fasilitas

Adapun faktor fasilitas seperti jumlah peserta didik di dalam kelas. Kelas dengan jumlah peserta didik
yang besar akan sulit untuk dikelola. Kemudian ruangan kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah
peserta didik dan kebutuhan peserta didik untuk bergerak dalam kelas merupakan hambatan lain dalam
pengelolaan kelas dan proses pembelajaran. Selain itu ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan
jumlah peserta didik yang membutuhkannya menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan kelas dan
proses pembelajaran

Demikian keempat faktor yang telah dijelaskan diatas yaitu faktor guru, peserta didik, lingkungan
keluarga dan fasilitas. Adapun yang muncul dalam pengelolaan kelas dan proses pembelajaran, bisa satu
atau dua faktor atau bisa lebih. Keempat faktor tersebut harus diperhatikan dalam menangani masalah
pengelolaan kelas dan proses pembelajaran. Mengenai problematika pembelajaran secara umum yang
telah diuraikan dapat dikaitkan dengan pembelajaran pada materi Aqidah Akhlak. Secara substansial
mata pelajaran Aqidah Akhlak berkontribusi memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari dan
mempraktikkan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu problem-problem dalam pembelajaran Akidah
Akhlak harus diatasi agar tercipta pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan serta siswa
mampu memahami materi Akidah Akhlak dengan baik dan mampu mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Demikian pembahasan singkat mengenai pembelajaran Aqidah Akhlak dan problematikanya.
BAB III

KESIMPULAN

1. Masyarakat modern adalah : masyarakat yang artinya : himpunan orang yang hidup bersama disuatu
tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu. Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara
baru, mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup
bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.

2. Terdapat problematika masyarakat modern diantaranya : yang pertama dari segi ilmu pengetahuan,
dalam masyarakat modern ilmu pengetahuan mempunyai spesialisasi tersendiri, sehingga tidak lagi
memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi. Yang kedua adalah kepribadian mereka
terpecah Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering
nilai-nilai spiritual. Yang ketiga adalah Penyalahgunaan Iptek, yang keempat adalah Pendangkalan Iman
Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan, yang kelima Pola Hubungan Materialistik adalah , yang
keenam adalah menghalalkan segala cara, yang ketujuh adalah sters dan frustasi, yang terakhir adalah
kehilangan harga diri dan masa depan.

14. DAFTAR PUSTAKA http://hayyan-ahmad.blogspot.com/2010/11/problematika-masyarakat-


modern.html http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan http://www.canboyz.co.cc/2010/06/pengertian-
kenakalan-remaja-makalah.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2140145-beberapa-
masalah-sosial- penting/#ixzz1N3umDoIA http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-
pengangguran.htm Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Anda mungkin juga menyukai