Anda di halaman 1dari 21

TUGAS ETIKA

Refleksi Selama Satu Semester

Rena Nur Fitria K

2016310031

Kelas : B

Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Semester ganijl tahun 2016/2017

Universitas Katolik Parahyangan

2016
Materi yang saya dapatkan dalam 1 semester :

Bab 1

PERSOALAN ETIS KONTEMPORER

 Pada lingkup global

Terjadi rupa-rupa tindakan manusia yang mendatangkan persoalan dalam hidup manusia sendiri
dalam skala global, antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya. Persoalan
yang muncul dan yang paling menonjol adalah: ketidak-adilan sosial, Terorisme dan ancama
terhadap perdamaian dunia, ekologi dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development),
cloning manusia.

1) Ketidakadilan sosial yang bersifat internasional


Krisis ekonomi yang banyak melanda Negara-negara berkembang dan telah membuat
banyak orang kehilangan pekerjaan yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan
mereka, sebenarnya juga disebabkan oleh ketergantungan ekonomi Negara-negara
tersebut pada sistem perekonomian global. Orientasi persaingan di pasar global telah
membuat para petani semakin tidak lagi menjadi tuan atas tanahnya sendiri.
industrialisasi di Negara-negara dunia ketiga yang dilakukan melalui penanaman modal
asing ternyata juga telah menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan alam dan sosial.
Ketidakadilan internasional ikut berperan dalam menciptakan ketidakadilan dalam
lingkungan sosial.
2) Terorisme internasional dan ancaman terhadap perdamaian dunia
Muncul dan berkembangnya terorisme internasional tidak dapat dilepaskan dalam
persoalan ketidakadilan internasional yang antara dunia pertama dan dunia ketiga. Tindak
kekerasan sebagai luapan kemarahan dan kebencian hanya akan membuahkan tindak
kekerasan balasan yang juga meluapkan kemarahan dan kebencian.
3) Persoalan ekologi dan pembangunan berkelanjutan
Era globalisasi ekonomi dewasa ini, pemegang kekuasaan dunia dalam kenyataan sudah
bergeser dari negara ke pemilik modal raksasa yang bergerak kemana-mana demi
mengejar keuntungan yang semakin besar, maka penanganan terhadap berbagai
permasalahn ekologis dalam perspektif pembangunan berkelanjutan pada lingkup global
juga akan membutuhkan mekanisme control public terhadap kiprah para pemilik modal
dan pelaku bisnis raksasa tersebut.
4) Kloning manusia
Keberatan etis terhadap kloning manusia serta berbagai bentuk pembuatan bayi manusia
dengan rekayasa genetika adalah tindakan yang membahayakan martabat manusia.
Tindakan ini juga dapat merusak hak-hak asasi manusia yang melekat pada manusia
sebagai manusia. Dalam menghadapi persoalan ini maka disamping penetapan pagar
hukum agar jelas, rambu-rambu etis dalam skala global dan local secepatnya diletakkan
agar perkembangan ilmu dan teknologi pada umumnya dan bioteknologi khususnya tidak
menjadi malapetaka bagi manusia sendiri tapi dapat sungguh menjadi berkat bagi umat
manusia.

 Pada lingkup lokal

Muncul pula persoalan etis terkini, diantara sejumlah persoalan etis yang muncul dapat
disebutkan dua yang paling menonjol yakni tingginya tingkat kejahatan korupsi dan
ketidakadilan sosial sebagai kelanjutan dari kejahatan korupsi.

1) Tingginya tingkat kejahatan korupsi


Korupsi tidak hanya merupakan persoalan etis tetapi juga persoalan hukum, hampir
semua lembaga pemerintahan Negara terlibat dalam lingkaran korupsi baik dalam skala
kecil maupun skala besar. Hal yang mungkin dilakukan adalah melakukan control dan
tekanan terus menerus terhadap para pejabat dan terutama terhadap patra penegak hukum
baik secara langsung maupun lewat media massa, lembaga swadaya, masyarakat, dan
berbagai gerakan rakyat yang dimotori para mahasiswa dan kelompok intelektual yang
mempunyai kepedulian.

2) Ketidakadilan sosial yang bersifat nasional


Uang Negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat banyak, hanya
dinikmati oleh segelintir orang yang memegang kekuasaan politik dan ekonomi.
Ketidakadilan sosial secara nasional akan selalu terjadi apabila struktur-struktur dalam
masyarakat baik itu politik, ekonomi,hukum, sosial maupun budaya suatu Negara
tidakmenjamin terciptanya kesejahteraan umum masyarakat tetapi sebaliknya cenderung
menguntungkan dan melindungi kepentingan elit penguasa di Negara tersebut.

TERJADINYA KRISIS MORAL

 Perubahan pandangan hidup dan pergeseran nilai

Etika merupakan salah satu disiplin filsafat yang menyelidiki kewajiban moral serta baik
buruknya tindakan manusia. Kewajiban moral dan baik buruknya tindakan atau tingkah laku
manusia selalu ditemukan dalam situasi konkret dimana manusia hidup. Situasi konkret hidup
kita saat ini ditandai oleh kemajuan ilmu dan teknologi dan arus globalisasi yang sangat dahsyat,
yang mengakibatkan perubahan besar-besaran di berbagai bidang kehidupan.

1) Pergeseran paradigma kebudayaan


Pergeseran nilai dan perubahan terjadi di bidang moral. Pergeseran nilai dan perubahan
di bidang moral hanyalah satu bagian kebudayaan yang luas.yang dimaksud paradigm
adalah pola utama yang mendasari pandangan hidup dan tingkah laku sekelompok
manusia.
a. Paradigma kebudayaan pramodern
Dalam kebudayaan pramodern dunia merupakan sebuah kosmos. Kosmos yaitu
semesta alam, susunan yang teratur, dan keindahan. Kosmos bersifat sakral, sebab
tertib semesta ini terjelma melalui sebuah hierofani (pewahyuan diri yang kudus).
Kosmos sakral ini dikisahkan dalam mitologi dan dirayakan dalam upacara
keagamaan.
b. Paradigma kebudayaan modern
Kebudayaan modern lahir pertama melalui afirmasi diri aku sebagai subyek. Secara
epistemologis semua yang lain bisa disangsikan. Dunia bukan lagi kosmos sakral,
melainkan alam secular, universum yang dikuasai hukum-hukum mekanistik dank
arena itu bisa diselidiki, dieksploitasi, direkayasa, digunakan untuk kepentingan
manusia.dalam dunia secular ini yang ada bukan lagi waktu siklis, melainkan waktu
linear yang bisa diukur secara matematis. Waktu seperti ini tidak pernah terulang
dank arena itu digunakan dengan sebaik-baiknya.
c. Paradigma kebudayaan postmodern
Istilah postmodern baru muncul pada tahun 1980 dan sejumlah pengarang
menggunakan dalam pengertian yang cukup berbeda. Satu hal yang pasti, sekurang-
kurangnya untuk pembahasan kita ini, bahwa pandangan postmodern mendefinisikan
diri dalam hubungan dan oposisi dengan dua paradigm terdahulu.kebudayaan
postmodern lahir sebagai reaksi dan kritik terhadap modernisasi. Rasionalisme,
universal manusia modern dengan cita-cita penyempurnaan manusia oleh manusia
sendiri menemui keterbatasannya secara sangat spektakuler dalam abad ini.
Rasionalitas universal itu seolah-olah ambruk dalam tindakan rasional perang dunia I
dan II dimana puluhan jiwa manusia dibunuh. Demikian pula pengolahan alam
melalui ilmu dan teknologi demi kepentingan manusia menemui keterbatasannya
dalam dampak negative yang ditimbulkannya seperti pencemaran lingkungan,
meningkatnya shu global dan hancurnya lapisan ozon.

2) Paham-paham filsafat
Pemikiran filsafat muncul berbagai aliran dalam memahami sesuatu, termasuk manusia
dan segala tindakannya.khusus untuk manusia dan tindakannya terdapat dua manusia
kelomppok besar dalam melihat sebab terjadinya tindakan manusia dengan segala
perubahannya.
a. Paham-paham menyangkut manusia
Etika atau filsafat sangat brgantung pada pandangan tentang hakekat manusia sendiri.
dalam pembahasan antropologi metafisika atau filsafat manusia kita mengenal
bermacam-macam aliran. Seperti materialism yang melihat manusia semata-mata
sebagai benda, barang. Idealisme yang memandang manusia denan segala optimisme,
cita-cita dan harapannya. Dualism antrologis yang melihat manusia memiliki jiwa dan
badan seolah-olah sebagai dua benda yang berpisah satu sama yang lain.
eksistensialisme, dan strukturalisme yang memandang manusia sebagai yang muncul
dari dan dibesarkan oleh struktur.
b. Paham-paham dalam etika
Dalam bidang etika atau filsafat moral, kita menemukan banyak pemikiran dan
system nilai yang berbeda, malah bertentangan satu sama lain, misalnya, hedonism,
utilitarianisme, eudaimonisme, etika peraturan, etika situasi, dan lain-lain. dalam era
modernisasi dan globalisasi dewasa ini terjadi pertemuan dan perbenturan begitu
banyak paham dan system filsafat.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ETIKA

 Pengertian etika secara etimologis

Secara etimologis etika berasal dari bahasa yunani ethos, yang berarti kebiasaan, adat istiadat.
Dalam bahasa inggris dikenal custom. Kata yunani ethos ini mempunyai sinonim dalam bahasa
latin yaitu mos (jamaknya mores). Mores berarti kebiasaan, adat istiadat. Pengertian etimologis
ini menunjukkan bahwa refleksi filsafat, dalam hal ini etika, tidak pernah mulai dari titk zero,
melainkan dari apa yang sudah ada dalam masyarakat. Etika bertolak dari situasi pra-refleksi,
dari kebiasaan, yaitu tindakan-tindakan manusia yang sudah terpola hingga menjadi semacam
norma bagi tingkah laku manusia yang hidup dalam satu masyarakat.

 Beberapa definisi etika


1) Ethics is the study of right and wrong
Etika adalah studi tentang yang benar dan yang salah. Misalnya, kebahagiaan, kebenaran,
keadilan, dan lain-lain.
2) Ethics is the study of morals
Etika adalah suatu studi tentang pandangan moral dan tindakan manusia yang merupakan
konsekuensi dari pandangan tersebut.
3) Ethics is not the study of what is, but of what ought to be
Etika bukanlah suatu studi tentang apa yang ada, melainkan apa yang wajib secara moral.

 Rumusan sebuah definisi etika


Etika adalah sebuah disiplin filsafat yang mempelajari tindakan manusia, dipandang dari segi
kewajiban moral serta baik buruknya tindakan itu sehubungan dengan penyempurnaan diri
manusia sebagai manusia. Tindakan manusia atau praksis merupakan obyek material
penyelidikan etika. Tindakan adalah suatu pengertian yang sangat kaya. Biasanya dalam
kesadaran pra-refleksif kita semua tahu apa itu sebuah tindakan. Penyempurnaan diri manusia
merupakan criteria terakhir kewajiban moral serta baik buruknya tindakan itu. Kita juga
mengetahui manusia itu sebagai makhluk unik dan sosial, menyejarah dan memiliki jiwa badan
sebagai satu kesatuan. Karena itu, penyempurnaan diri seperti apa yang dimaksud dalam definisi
etika adalah menyangkut semua dimensi itu.

 Metode etika
1) Metode umum
Dua metode yang dipakai dalam ilmu-ilmu pengetahuan yaitu metode deduksi dan
induksi. Metode deduksi bertolak dari prinsip-prinsip, postulat-postulat atau aksioma-
aksioma dan bergerak kepada penerapannya, atau kepada pertanyaan yang lebih konkret
dan rinci. Sedangkan metode induksi bertolak dari fakta yang konkret dan particular
kepada kesimpulan yang lebih umum dan abstrak, dari yang individual kepada yang
universal.
2) Metode khusus
a. Fenomenologis
Berusaha mendeskripsikan arti sesuatu bagaimana ia muncul dalam kesadaran.
Menurut Husserl, kesadaran manusia bersifat intensional, maka deskripsi
fenomenologi sekaligus memperhatikan aspek obyektif dan subyektif pengalaman
manusia.
b. Metode kritis
Metode ini leih sering dipakai ketika membicarakan norma-norma moral. Metode
kritis menyelidiki paham-paham filsafat moral. Meneliti sistem-sistem dan teori-teori
yang sudah ada. Misalnya akan memeriksa system-sistem moral seperti hedonism,
utilitarisme, eudaimonisme, deontologisme, teleology, dan lain-lain.
c. Metode metaetis
Metode ini merupakan aplikasi analitika bahasa dalam bidang etika. Metode ini hadir
dengan maksud agar pengertian-pengertian moral dapat diungkapkan dalam bahasa
yang tepat dan jelas. Metode ini uga membersihkan bahasa moral dari kerancuan dan
kekaburan arti.

 Pembagian etika

Etika terbagi atas dua bagian besar yaitu etika dasar atau etika umum dan etika khusus atau etika
terapan. Etika dasar membahas masalah-masalah pokok filsafat moral seperti kesadaran moral
dan prinsip prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia. Sedangkan etika khusus
membahas bagaimana prinsip-prinsip dasar moral itu diaplikasikan dalam pelbagai bidang
kehidupan.

 Tujuan mempelajari etika

Adanya pluralitas masyarakat dan sangat mungkin pluralitas kehidupan moral, dimana semuanya
mengajukan klaim terhadap kita. Kedua, dengan adanya gelombang modernism dan
postmodernisme, seolah-olah hidup dalam masa yang menuntut kita untuk melakukan
transformasi di hampir semua bidang kehidupan kita. Ketiga dengan arus globalisasi yang
hampir menggerogoti semua lini kehidupan kita, membuat kita kehilangan arah karena itu etika
memberikan sikap kritis dan obyektif terhadap arus globalisasi tersebut.

 Perbedaan etika dan moral, agama, etiket

Semua ini membicarakan tindakan, perilaku manusia namun masing-masing memberikan


penekanan dan perhatian pada aspek yang berbeda dari tindakan manusia dengan cara yang
berbeda. Kita perlu membedakan apa yang dimaksud etika, moral, etiket dan agama.

1) Etika dan moral


Moral mengajarkan bagaimana seharusnya manusia itu hidup. Sedangakn etika
berhubungan dengan pengertian dan pemahaman.
2) Etika dan agama
Bidang moral agama merupakan hasilinterprestasi terhadap perintah atau hukum yang
termuat dalam wahyu tuhan. Sebaliknya etika merupakan usaha manusia untuk memakai
akal budi dan dayapikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau
ia mau menjadi orang baik.
3) Etika dan etiket
Keduanya memiliki persamaan menyangkut perilaku manusia secara normative, ia
memberikan norma-norma bagi perilaku manusia dan dengan menyatakan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Perbedaannya, etiket menunjuk cara yang tepat
yang diharapkan dan ditentukan dalam kalangan tertentu, sedangkan etika tidak terbatas
pada cara yang dilakukannya suatu perbuatan.

Bab II

Kebebasan dan tanggung jawab

KEBEBASAN

Secara negative kebebasan berarti tidak adanya paksaan ataupun tekanan yang secara sengaja
mendesak seorang untuk bertindak melawan kehendaknya sendiri. secara positif kebebasan
adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri.

 Kebebasan individual

Kebebasan individual adalah kemampuan setiap manusia untuk menentukan dirinya sendiri.
kebebasan individual ini lebih lanjut bisa dirinci menjadi kebebasan jasmani dan rohani.

1) Kebebasan jasmani
Kebebasan yang dimaksud adalah kemampuan manusia untuk bergerak dan melakukan
sesuatu secara fisik. Misalnya, tangan yang di borgol dan dia diseret ke penjara. Paksaan
berarti orang lain menggunakan kekuatanfisik yang lebih besar untuk menaklukan
seseorang.
2) Kebebasan rohani
Kebebasan ini adalah kemampuan untuk menentukan apa yang kita pikirkan dan
kehendaki. Misalnya, memberikan informasi politik yang tidak benar, dengan brain
wasing, sugesti, hipnotis, obat bius, narkotika, kesadaran seseorang dirusakan dan dengan
demikian juga kebeabasan rohaninya.
3) Hubungan kebebasan jasmani dan rohani
Kebebasan jasmani sebenarnya bersumber pada kebebasan rohani yaitu pada kemampuan
kita untuk berpikir dan berkehendak. Sebaliknya, pikiran dan kehendak manusia
menjelma dan menjadi nyata dalam tindakan kita.

 Kebebasan sosial

Kebebasan sosial adalah keadaan dimana kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi dengan
sengaja oleh orang lain. atau secara positif, keadaan dimana orang – orang lain memungkinkan
saya untuk menentukan diri sendiri.

1) Kebebasan sosial dilihat dari aspek jasmani


Keadaan dimana seseorang tidak mengalami paksaan fisik dari orang untuk bertindak dan
menentukan diri sendiri ditengah masyarakat.
2) Kebebasan sosial dipandang dari aspek rohani
Keadaan dimana seseorang tidak mengalami tekanan psikis dari orang lain, yang secara
tidak langsung dapat mengganggu atau merusak pikiran dan kehendak orang itu.
3) Kebebasan normatif
Keadaan dimana seseorang tidak terikat oleh kewajiban sosial atau larangan yang
ditetapkan oleh masyarakat. Atau kebebasan sosial yang dimiliki seseorang sejauh ia
tidak terikat oleh pewajiban ataupun larangan.

 Hubungan antara kebebasan sosial dan kebebasan individual

Kebebasan sosial merupakan lingkup hidup yang masih kosong yang harus diisi dengan sesuatu
yang positif. Yang mengisinya adalah kebebasan individual, yaitu kemampuan manusia untuk
menenruka dirinya sendiri

1) Legitimasi pembatasan kebebasan sosial


Pertama, hak setiap manusia atas kebebasan yang sama. Kedua, yang membatasi
kebebasan pribadi saya adalah kepentingan masyarakat sebagai satu keseluruhan. Bahwa
pembatasan kebebasan pribadi ini hanya boleh sejauh untuk mencapai kepentingan
bersana dan pembatasan ini harus dipertanggungjawabkan secara terbuka.
2) Cara pembatasan kebebasan
Pertama melalui paksaan fisik, misalnya tangan saya diborgol dan diseret ke penjara.
Kedua melalui tekanan psikis, dimana pikiran dan kehendak seseorang dimanipulasi atau
di rusakkan sama sekali. Ketiga melalui perwajiban dan larangan, cara ini disebut juga
cara normatif. Hukum adalah system peraturan kelakuan bagi masyarakat yang bersifat
normative, tetapi dengan ancaman tambahan bahwa siapa yang tidak mentaatinya, akan
ditindak. Tindakan fisik tidak dimaksudkan untuk memerkosa otonomi seseorang, tapi
hanya untuk mencegah dia merugikan kepentingan umum.

TANGGUNG JAWAB

Dalam hubungan dengan tanggung jawab ini terkansung pengertian adanya orang
bertanggungjawab atas sesuatu yang disebabkannya. Sebaliknya orang yang tidak menjadi
penyebab dari suatu akibat tidak bertanggung jawab. Tetapi adanya sarana yang digunakan yang
melahirkan akibat tertentu harus bertanggung jawab. Salam hal ini bisa penyebab itu yang
memilikinya, bisa juga orang lain (yang bukan penyebab itu sendiri).

 Macam-macam tanggung jawab

Dalam hubungan denganaspeknhati nurani sebagai pusat otonomi manusia maka manusia dengan
itu memiliki kebebasan. Dengan kebebasan ini manusia bisa berkreasi, berpikir dan bertindak.

1) Retrospektif
Tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dan segala konsekuensi atau
akibatnya. Misalnya, seorang apoteker salah memberi obat karena kurang teliti membaca
resep.
2) Prospektif
Tanggung jawab yang akan datang. Ini b berarti sebelum perbuatan dilakukan, pelaku
yang bersangkutan tentu sudah bertanggung jawab.

 Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab


1) Kebebasan eksistensial dan tanggung jawab
a. Semakin bertanggung jawab semakin bebas
b. Semakin tidak bertanggung jawab semakin lemah dan terbelenggu
2) Kebebasan sosial dan tanggung jawab

Bab III

Suara hati dan kesadaran moral

SUARA HATI

 Tiga lembaga normatif

Hidup manusia senantiasa dipengaruhi oleh tiga lembaga, yakni masyarakt, superego, dan
ideologi, sebagaimana yang dikemukakan Frans Magnis Suseno.

1) Masyarakat
Masyarakat adalah semua orang dan lembaga yang mempengaruhi hidup kita.yang
pertama dan terpenting adalah keluarga kita , terutama orang tua. Lalu ssekolah dengan
pak dan bu guru.
2) Superego
Superego adalah inernalisasi atau pembatinan nilai-nilai, harapan-harapan masyarakat
terhadap diri kita. Menurut Frans Magnis Suseno superego merupakan pesan moral
spontan, menyatakan diri dalam perasaan malu dan bersalah yang muncul secara otomatis
dalam diri kita apabila kita melanggar norma-norma yang sudah kita batinkan kita.
3) Ideologi
Ideologi adalah segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar,
dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Contoh, ideologi agama,
ideologi politik.

 Suara hati menyatakan diri


Pada umumnya dalam keadaan normal, kita tidak banyak berefleksi tentang norma-norma yang
harus kita akui. Kita hanya tidak mau atau tidak mentaatinya. Ketika kita berada di food court
misalnya, dan melihat tulisan no smoking area, biasanya kita tidak berpikir keras untuk merokok
atau tidak sampai berefleksi serius tentang arti merokok bagi hidup kita. Keputusan itu adalah
tanggung jawabnya sendiri dan tidak dapat diambil alih oleh orang lain.

 Pengertian suara hati

Suara hati adalah kesadaran moral kita dalam situasi kongkret, kesadaran yang paling pribadi dan
spontan dalam situasi kongkret mengenai nilai baik-buruknya perbuatan yang hendak saya
lakukan maupun yang sudah saya lakukan. Jadi, sebutan suara hati, hati nurani maupun suara
batin, menunjuk pada realitas kesadaran yang sama.

 Fungsi suara hati


1) Conscientia consequens
Suara hati yang menyusuli sebuah tindakan. Ia mengevaluasi tindakan yang sudah kita
lakukan. Secara positif ia membenarkan tindakan kita dan menyebabkan rasa gembira
dan bahagia yang mendalam. Secara negative suara hati juga mencela dan
mempersalahkan tindakan kita yang melanggar kewajiban moral.
2) Conscientia antecendens
3) Suara hati yang timbul dalam situasi amat kongkret mendahului sebuah tindakan, tepat
pada saat mau melakukan sebuah tindakan. Baik Conscientia consequens maupun
Conscientia antecendens bukanlah dua instansi yang berbeda. Keduanya merupakan suara
hati yang sama dan hanya berbeda adalah peranannya.

 Sifat-sifat suara hati


1) Rasional
a. Kelompok pertama
Para filsuf dari kelompok pertama ini berpendapat bahwa baik buruknya tindakan
manusia atau salah benar secara moral adalah masalah perasaan belaka, yang tidak
mempunyai dasar pada kenyataan obyektif yang bisa diperdebatkan atas dasar
argumentasi rasional.
b. Kelompok kedua
Kelompok kedua berpendapat bahwa kesadaran moral mengandung pernyataan
tentang ralitas, yang bisa diteliti kebenarannya, dipersoalkan dan diperdebatkan
dalam argumentasi rasional. Jadi istilah “rasionalitas kedasaran moral” dimaksudkan
bahwa kesadaran moral itu pada hakekatnya bukanlah sekadar perasaan melainkan
pernyataan.
2) Mutlak
Imperatif hipotetis atau perintah bersyarat adalah perintah yang hanya berlaku apabila
orang menghendaki apa yang menjadi syaratnya. Misalnya, “jangan memerkaya diri
dengan cara melanggar hak orang lain”. suara hati memuat tuntutan mutlak untuk selalu
bertindak dengan baik, jujur, wajar, dan adil, apa pun biayanya dan apa pun pendapat
“lembaga-lembaga normatif”.
3) Universal
Suara hati atau kesadaran moral itus elalu kita sadari sebagai yang berlaku umum atau
universal. Misalnya, bahwa pengguguran isi kandungan oleh dokter itu wajib ditolak
maka pendapat itu sebenarnya tida hanya menyangkut dokter itu, tetapi juga menyangkut
segenap orang yang berada dalam situasi yang sama dengan dia. Menurut Immanuel
Kant, universalitas kesadaran moral adalah kesadaran bahwa seharusnya setiap orang
dalam situasi yang sama sependapat dengan saya.

PERKEMBANGAN KESADARAN MORAL (LAWRENCE KOHLBERG)

Suara hati atau kesadaran moral itu tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang seiring dengan
perkembangan kepribadiannya. Seseorang bertingkah laku sesuai dengan kemampuan dan
kematangan perkembangan moralnya. Seiring dengan perkembangan fisik, emosi, kemampuan
kognitif, dan dengan semakin dewasa dan matang, kemampuannya untuk mengerti tentang moral
juga ikut berkembang.

 Shame culture dan guilt culture

Shame culture seluruhnya ditandai rasa malu. Seperti, hormat, reputasi, nama baik, status, dan
gengsi. Dalam shame culture sanksinya datang dari luar, yaitu apa yang dipikirkan atau di
katakana orang lain. guilt culture adalah kebudayaan dimana pengertian-pengertian seperti
“dosa”, “kebersalahan”. Sanksinya tidak datang dari luar melainkan dari dalam, dari batin orang
yang bersangkutan.

Bab IV

Etika normatif

JAWABAN-JAWABAN YANG TIDAK MEMADAI

Dalam pemahaman dan penghayatan hidup etis, ada beberapa paham yang memberikan jawaban
yang sama sekali tidak memadai.

 Pandangan sosiologisme etis

Pandangan ini mengklaim bahwa norma-norma yang baik adalah norma yang diterima dan
berlaku dalam masyarakat tertentu. Karena itu norma moral dasariahnya adalah “sesuaikanlah
dirimu dengan peraturan moral yang berlaku dalam masyarakat”. Jawaban atau nasihat ini tidak
memadai sebab ia membawa kita kepada suatu relativisme etis.

 Pandangan individualism etis

Pandangan ini bertumpu pada paham dasarnya yang hanya mengakui suara hati sebagai pusat
kebenaran tindakan manusia. Karena itu mereka mengatakan “ ikutilah suara hati mu sendiri”.
Norma obyektif umum tidak diperlukan. Memang suara hati adalah norma moral subyektif dan
dalam situasi konkrit manusia harus bertindak menurut suara hatinya.

 Pandangan etika theonom murni

Pandangan ini menganjurkan agar “tindakan manusia harus disesuaikan dengan wahyu Tuhan
yang eksplisit, pendasaran rasional tidak perlu”. Jawaban etika theonom ini tidak memadai
karena norma etis hanya berlaku untuk orang beragama, malahan untuk orang yang beragama
tertentu saja, dan bukan berlaku untuk semua manusia.
TETIKA TELEOLOGIS DAN DEONTOLOGIS

 Etika teleologis

Etika teleologis adalah aliran yang berpendapat bahwa norma moral terutama ditentukan oleh
tujuan tindakan manusia.

1) Hedonism : kenikmatan atau kesenangan


Kelemahannya: mengabaikan nilai hidup
2) Eudaimonisme : kebahagiaan
Kelemahannya : mengabaikan kebahagiaan orang lain
3) Utilitarisme : berguna
kelemahannya : penuh pengorbanan

 Etika deontologist

Baik buruknya sebuah tindakan tidak bergantung pada tujuan yang hendak dicapai atau dari
akibat-akibatnya, melainkan dari ketaatan terhadap kewajiban itu sendiri atau ditentukan oleh
ketaatannya pada hukum atau peraturan yang ada.

1) Etika peraturan
Terdiri dari sekumpulan peraturan moral yang sangat rinci dan bagus, tetapi tiak disertai
suatu paham dasariah yang melandasinya.
2) Etika situasi
Mengajarkan keluhuran dan keunikan pribadi manusia, yang selalu berada dalam situasi
konkrit yang juga bersifat unik.

Bab V

Prinsip-prinsip dasar moral dan keutamaan moral

PRINSIP-PRINSIP DASAR MORAL

 Prinsip sikap baik


Prinsip sikap baik adalah disposisi dan kemauan untuk melihat orang lain sebagai pribadi yang
bermartabat, yang berharga bukan karena ia menguntungkan dan bermanfaat bagi saya, tetapi dia
adalah pribadi yang bernilai pada dirinya sendiri.

 Prinsip keadilan

Prinsip keadilan adalah keghendak kuat dan tetap untuk member kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya (tribuere suum cuique).

 Prinsip hormat pada diri sendiri

Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa prinsip hormat pada diri sendiri memiliki dua arti, yang
pertama sebagai tuntutan agar kita tidak membiarkan diri diperas, dan diperbudak. Yang kedua
prinsip hormat pada diri sendiri juga merupakan tuntutan moral untuk tidak menelantarkan diri
sendiri.

 Hubungan di antara ketiga prinsip dasar moral

Prinsip keadilan dan prinsip hormat pada diri sendiri merupakan dasar untuk bersikap baik
kepada orang lain. seseorang yang bersikap baik untuk menolong orang lain yang berkesusahan
tidak boleh menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan prinsip keadilan, misalnya dengan
cara mencuri.

BEBERAPA KEUTAMAAN MORAL

Keutamaan adalah kehendak kuat dan tetap untuk mengarahkan diri pada apa yang baik.

 Kejujuran

Kejujuran adalah landasan untuk membangun kepercayaan orang lain kepada kita.kejujuran ini
mutlak perlu untuk dihayati dan dihidupi.

 Otentisitas

Otentisitas adalah keaslian, originalitas, kegenuinan. Lawan dari pribadi yang otentik adalah
pribadi yang opportunis, artinya menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan sejauh
menguntungkan.
 Kesediaan untuk bertanggung jawab

Semakin orang bertanggung jawab maka ia akan semakin bebas, semakin menjadi pribadi yang
jujur dan otentik ia akan menjadi pribadi yang sungguh bebas. Orang yang melakukan sesuatu
karena disorong oleh rasa tanggung jawab adalah tanda bahwa ia dewasa secara moral.

 Kemandirian moral

Orang yang mandiri secara moral adalah orang yang berani membuat dan mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rasional atas suatu persoalan pada situasi konkret.

 Keberanian moral

Keberanian moral adalah tekad dan kehendak untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan apa
yang dipikirkan dan dipertimbangkannya sebagai tugas dan tanggung jawabnya.

 Kerendahan hati

Kerendahan hati membuat orang akan mampu merelatifkan apa yang dimiliki dan disandangnya.
Orang yang rendah hati akan mampu mendengarkan orang lain dan terbuka terhadap perubahan
kalau memang diperlukan.

 Bonum commune

Orang yang memiliki moral adalah pribadi yang mampu bertindak bukan hanya demi
kepentingan diri sendiri tetapi juga mau berkorban demi kesejahteraan dan kebahagiaan orang
lain.

Bab VI

Etika terapan dan etika profesi

ETIKA TERAPAN DAN RUANG LINGKUPNYA

 Gambaran umum

Etika secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu etika dasar dan etika khusus/terapan.
 Ruang lingkup etika terapan

Etika terapan/khusus adalah bagaimana manusia menerapkanprinsip-prinsip atau norma-norma


dan prinsipmoral dasar dala bidang kehidupan yang khusus, yang lebih mengarah kepada bidang
kehidupan manusia secara lebih spesifik.

1) Etika individual
Lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2) Etika sosial
Berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai
makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
3) Etika lingkungan
Secara khusus berbicara mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan alam
yang lebih luas dalam totalitasnya.

ETIKA PROFESI

Etikaprofesi merupakan satu bagian kecil dari etika sosial. Dan etika sosial merupakan salah satu
dari etika khusus/terapan.

 Pengertian profesi

Etika profesi adalah keseluruhan tuntutan moral yang terkenal berlaku pada pelaksanaan profesi.

 Macam-macam profesi
1) Profesi umum
Profesi yang muncul karena mengandalkan suatu keahlian, dan profesi yang muncul
karena pembiasaan dank arena alasan desakan ekonomi semata.
2) Profesi luhur
Lebih menekankan idealism mereka berupa pengabdian atau pelayanan kepada
masyarakat yang dalam keadaan kesulita atau kesusahan.

 Ciri-ciri profesi umum dan luhur


1) Adanya keahlian dan keterampilan khusus/spesialisasi
2) Adanya komitmen moral yang tinggi
3) Orang yang hidup dari profesinya
4) Pengabdian kepada masyarakat
5) Profesi luhur untuk kebanyakan orang harus ada izin formal
6) Kaum professional menjadi angora satu organisasi profesi

 Kode etik profesi

Kode etik adalah daftar kewajiban dalam menjalankan sebuah profesi yang disusun oleh para
anggota profesi itu sendiri dan mengikat mereka masing-masing dan bersama dalam
memraktikannya.

 Prinsip-prinsip etika profesi


1) Tanggung jawab
2) Keadilan
3) Otonomi sebagai tuntulan kaum profi terhadap dunia luar/pemerintah

 Integritas kaum professional


1) Integritas intelektual (keahlian)
a. Keterlibatan kepada kebenaran
b. Selalu tidak puas dengan kesan dan perasaan
c. Selalu ingin mencari tahu sebab uang sebenarnya
2) Integritas moral
a. Berani berbuat dengan ketekadan
b. Memiliki kesadaran berkewajiban
c. Memiliki idealisme
3) Integritas religious
a. Ada semacam anggapan masyarakat bahwa antara agama dan profesionalisme
terdapat perbedaan.
b. Integritas religious yang dimaksud adalah seseorang dalam segala apa yang
dilakukannya juga bersikap sesuai dengan kepercayaannya.
Kegunaan di kehidupan saya mengenai materi bab I sampai dengan bab VI ini adalah
saya dapat mengetahui lebih dalam mempelajari mengenai perilaku apa yang seharusnya saya
perbuat dan memikirkan dampak baik atau buruknya perilaku saya saat melakukan sesuatu.
Bertanggung jawab ketika kita melakukan kesalahan, menasihati orang lain selagi saya benar
bahwa yang saya bicarakan adalah berguna untuk masyarakat, teman, dan keluarga. Tidak
berperilaku egois dan harus bisa untuk menghormati pendapat, nasihat, dan obrolan dari orang
lain. menggunakan bahasa yang tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain ketika
bersosialisasi dengan banyak orang, keluarga, teman, dan orang yang lebih dewasa atau lebih
muda dari kita. Bisa memikirkan dengan matang keputusan yang mutlak ketika sedang
mengalami situasi yang sangat buruk. Patuh terhadap aturan yang harus dilakukan, bisa
menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda-beda. Lebih mengahargai perbedaan agama, ras,
bahasa, suku, daerah, kota, dan lain-lain. lebih menyayangi diri sendiri dan menghargai diri
sendiri, dan juga menghargai orang lain. Jujur ketika mengalami kesulitan, jujur apa yang
dilakukan, jujur ketika berbuat kesalahan. Bersikap rendah hati kepada sesama manusia dan
berani mengaku kesalahan atau ketika berbuat kesalahan. Etika atau moral mengajarkan
seseorang menjadi orang yang lebih baik dimata tuhan dan orang lain ketika kita berperilaku
kepada orang lain menghormati, menghargai orang lain meskipun orang lain belum tentu
menghormati atau menghargai kepada kita. Etika mengajarkan seseorang untuk membuat
keputusan untuk memikirkan apakah sesuatu yang kita lakukan itu benar atau buruk, baik atau
tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai