DOSEN PEMBIMBING
Drs. Sugino, M.Si
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Herwindra Dwi Saputra (B1032161063)
Agnes Felixia Felly (B1013161021)
Helensius (B21111027)
Ega Gita Prantika (B1013161021)
Meltidos Guidho Rangga Win (B1012161054)
Falentina Ervita (B1032161041)
Rahel Yoanita Carin (B1032161021)
Puji dan sukur kami haturkan kepada tuhan yang maha esa atas waktu dan
kesempatan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya.Tidak lupa kami sampaikan terimakasih untuk sebesar besar
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyususan makalah
ini yang berjudul “Hati Nurani”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini bisa dikatakan masih jauh
dari kata sempurna untuk itu kami menunggu kritik dan saran yang membangun
agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Ciri-ciri dan Jenis
C. Pertimbangan Moral
D. Keputusan Suara Hati
E. Kesesatan Hati Nurani
F. Pembinaan Suara Hati
G. Fungsi Suara Hati
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dizaman yang serba modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin maju pesat dan berjalan tanpa henti. Perkembangan ini
mempengaruhi perilaku menusia yang selalu ingin mendapatkan sesuatu secara
instan tanpa harus melakukan pengorbanan lebih dulu. Dengan keadaan yang
seperti ini akan memunculkan beragam fenomena yang berkaitan dengan
kehidupan manusia. Salah satu fenomena tersebut berkaitan dengan hati nurani
manusia sebagai landasan kesadaran dalam melaksanakan perilaku yang nyata.
Dewasa ini, hati nurani sering dinomor duakan, sehingga manusia lebih
mengutamakan ego dan kepentingan masing-masing tanpa berpikir mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Tanpa disertai
landasan hati nurani sebelum bertindak, akan berpengaruh pada moralitas manusia
yang semakin buruk.
Dengan hati nurani kita diharapkan mengerti dan memahami akan hal baik
dan buruk yang berhubungan langsung dengan perilaku manusia secara konkret.
Sehingga apabila manusia merefleksikan hati nurani sebagai landasan bertingkah
laku, maka akan terciptalah keselarasan kehidupan di dunia.
B. Rumusan Permasalahan
a. Apa itu hati nurani?
b. Apa saja fungsi hati nurani?
c. Bagaimana cara pembinaan hati nurani?
d. Apa saja kesesatan hati nurani?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui hati nurani
b. Untuk mengetahui fungsi hati nurani
c. Untuk mengetahui cara pembinaan hati nurani
d. Untuk mengetahui kesesatan hati nurani
D. Manfaat
a. Agar kita dapat mengetahui hati nurani
b. Agar kita dapat mengetahui fungsi hati nurani
c. Agar kita dapat mengetahui cara pembinaan hati nurani
d. Agar kita dapat mengetahui kesesatan hati nurani
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Hati Nurani menurut Dokumen Resmi Gereja Khatolik.
Konsili Vatikan II menerangkan bahwa hati nurani ialah inti manusia yang
paling rahasia, sangat sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang
sapaanNya menggema dalam batinnya. Sanggar suci ini bukan sesuatu yang
tertutup dalam dirinya, melainkan selalu terbuka untuk yang lain karena
manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Hukum dasariah hati nurani
dilihat sebagai hukum cinta kasih Allah dan sesama. Di dalam gagasan
mengenai hati nurani, ditemukan prinsip utama hubungan timbal balik antara
manusia dengan manusia dan antara manusia dengan Tuhan. Dalam hati
nurani ditemukan kemungkinan untuk berdialog yang mujarab dengan siapa
pun dalam proses mencari kebenaran moral. Gereja Katolik dalam ajaran
resminya juga mengemukakan pengertian hati nurani, yaitu keputusan akal
budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia
rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara
moral. Dikatakan pula:
Hati nurani adalah “hukum roh” dan juga suatu “bisikan langsung,”
dalamnya terdapat juga “gagasan pertanggungjawaban, kewajiban, ancaman,
dan janji… Ia adalah utusan dari Dia, yang berbicara kepada kita baik di
dalam alam maupun di dalam rahmat di balik satu selubung dan mengajar
serta memerintah kita melalui wakilwakil-Nya. Hati nurani adalah wakil
Kristus yang asli. Hati nurani dikatakan pula sebagai kemampuan manusia
untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan moral.
C. Pertimbangan Moral
Sebuah tindakan secara moral baik, bila sesuai dengan normanya. Norma
itu adalah menetapkan perintah untuk bertindak, tentu saja bukan keberadaan
manusia yang terpisah, tetapi dalam relasi esensialnya, yaitu manusia sebagai
ciptaan dan anak-anak Allah. Ada norma yang tidak dinormakan oleh tingkah
laku manusia yaitu Allah sendiri. Allahlah Norma yang tidak dinormakan
namun menormakan, lantaran exemplaritasnya (causa exemplar)
meninggalkan jejaknya pada setiap ciptaan, dan membuat manusia citraNya
dan manusia yang dibaptis menjadi anakNya.
Selain itu, esensi Moralitas menunjuk pada sebuah “keharusan”. Apa yang
baik secara moral tidak hanya hal itu dikehendaki secara bebas, namun lebih
sesuatu itu harus dikehendaki. Namun dalam arti ini keharusan tidak
meniadakan unsur kebebasan. Kewajiban Moral berbeda dengan paksaan,
karena kewajiban moral berasal dari kehendak ilahi.
D. Keputusan Suara Hati
Dalam diri manusia pastilah memiliki suara hati yang selalu berperan
sebagai pedoman arah dan tujuan hidup. Suara hati mengarahkan seseorang
untuk berpikir dan berperilaku benar. Suara hati tidak hanya menilai tujuan
dan sarana usaha manusia sesuai dengan arah hidupnya melainkan juga
sebagai pedoman dan daya penggerak bagi tindakan kita. Suara hati mengajak
untuk melakukan sesuatu yang benar dan berusaha untuk menghindar dari
segala perilaku dan perbuatan yang negatif. Sehingga suara hati mengajak
manusia untuk memahami kehendak hati secara lebih jernih.
Suara hati merupakan perasaan moral dalam diri manusia yang mampu
mengarahkan dan menentukan benar dan buruk suatu perbuatan. Manusia
pastilah terikat untuk menaati suara hati dalam setiap perbuatannya. Maka dari
itu ia harus senantiasa menjaga agar hati nurani tidak membawa kepada
pemikiran yang menyesatkan. Suara hati akan menyuruh bila itu perbuatan
baik dan akan melarang jika perbuatan buruk. Suara hati dapat berperan pada
saat tindakan dilakukan. Ia akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik dan
melarang jika perbuatan itu buruk.
a. Kesimpulan
Hati nurani membantu manusia memutuskan sesuatu dalam
mengambil tindakan. Keputusan tersebut bisa keliru tergantung dari
pengetahuan, wawasan, dan optio fundamentalis subjek. Jadi hati nurani
bisa salah, artinya saya dapat meyakini sesuatu dengan jujur sebagai
kewajiban saya yang sebenarnya tidak merupakan kewajiban saya;
misalnya karena saya tidak memliki cukup informasi atau karena tidak
tepat dalam mempertimbangkan semua segi masalahnya.
Hati nurani harus dibina secara terus menerus agar tidak
mengalami kemunduran. Hal ini penting karena jika hati nurani
mengalami kemunduran maka hati nurani bisa menjadi tidak peka
terhadap masalah-masalah yang dihadapi individu, dan dikhawatirkan hati
nurani menjadi hati nurani yang salah. Oleh Karena itu, subjek harus
sering mengasah dan mendengarkan apa kata hatinya. Dengan demikan,
hati nurani akan semakin tajam dan membantu subjek melakukan hal baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://dhape.wordpress.com/2009/03/19/hati-nurani/
2. Dr. Yan van Paassen,”Suara Hati Kompas Kebenaran”, ( Jakarta: Obor, 2002),
hlm. 2.
3. Bockle, Franz, 1967, Fundamental Concepts of Moral Theology (terj. William
Jerman), Paulist Press Exploration Book, New York
4. Bertens, K. Etika, Jakarta : Gramedia, 2011