Manusia memang ciptaan Allah yang istimewa dan unik, suatu “karya seni” suatu
masterpiace dari Allah yang luar biasa.
Pertama : lihatlah keadaan fisikmu! Lihatlah keseluruhan badanmu!
Begitu indah. Kedua matamu, kedua telingamu, kedua tanganmu,kakimu, hidungmu,
mulutmu,… “dipasang” begitu tepat, indah dan esteti.bayangkan kalau satu telinga dipasang di
dahimu.
Kedua : sadarilah kekayaan rohani yang ada di dalam dirimu!
Dengan anggota tubuh kalian dapat tersenyum, menari, menyanyi, dsb.dengan panca
indra, kalian dapat melihat, mendengar, merasa, dsb. Dengan otak dan hati, kalian dapat
berpikir, bercita-cita, mencintai, percaya dan berharap, mengambil keputusan secara bebas.
Ada suatu yang sulit dilukiskan yang keluar dari diri kita, sehingga orang yang
mengatakan kau baik, peramah dan suka mengerti. Kalian memiliki apa yang disebut dengan
karakter dan sifat yang taka da pada ciptaan lain. Semua itu kalian miliki secara khas!
Ketiga : kalian dapat membuat kemajuan, pengalaman dan sejarah.
Kalian dapat membuat kemajuan dan pengalaman karena dapat mempertanyakan
banyak hal dan mencari jawaban-jawaban dalam hidup ini.Kalian memiliki pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman-pengalaman pahit yang
menantang.Pengalaman itu sudah cukup membuka diri kalian sehingga menjadi sampai
sekarang ini. Kalian adalah khas dan unik!!
Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan istimewa.Keistimewaan dan
kegunaan manusia ini hendaknya sungguh kita sadari.Manusia merupan mahkota dan sekaligus
raja dari semua ciptaan.Untuk melukiskan keistimewaan dan keagungan manusia, kitab suci
kejadian menceritakan dengan indah sekali
Kemampuan “Menguasai”
Tuhan menyerahkan alam lingkungan ini kepada manusia untuk dikuasainya.Namun,
manusia bukannya menguasai alam ini secara sewenang-wenang, manusia harus menguasai
alam ini secara bertanggung jawab.Tuhan menghendaki supaya alam ini, selain digunakan oleh
manusia, juga ditata dan dilestarikan.Kita menjadi rekan sekerja Tuhan untuk mengembangkan
alam lingkungan kita.Untuk itu kita dikaruniai akal budi dan kehendak bebas.
Pasti ada banyak alasan mengapa timbul sikap diskriminasi dan fanatisme agama, etnis,
dan sosial, baik alasan dekat maupun alasan jauh. Disini hanya akan dibahas dua alasan pokok
mengapa diskriminasi dan fanatisme itu bisa muncul dan bagaimana menemukan jalan
keluarnya.
Alasan mengapa kita harus bersikap toleran terhadap sesame yang beragama lain,
bersuku lain, berstatus sosial laian ialah :
Kesetaraan martabat
Setiap orang memiliki kesetaraan martabat dan hak asasi di hadapan Allah.Manusia
diciptakan sebagai “citra Allah” (lih Kej 1:27).Setiap orang diciptakan sebagai pribadi
yang diberi akal budi, kebebasan, hati nurani, dan dituntut untuk bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri.
Pluralitas atau kemajemukan adalah suatu kenyataan
Orang harus menerima realitas kehidupan di dunia ini yang plural/majemuk dan berbeda
satu sama lain. Perbedaan ini dapat melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.
Seperti organ tubuh, banyak anggota tetapi satu tubuh. Berbeda talenta, karunia dan
panggilan tetapi satu rekan sekerja Allah (bdk 1Kor 1:10; 3:12-14)
Adanya perbedaan
Adanya perbedaan dapat membantu orang untuk mawas diri, mengenal kekurangan dan
kelebihan diri sendiri dan orang lain, mengenal identitas diri dan orang lain. Dan tidak
mudah untuk menghakimi dan mengadili orang lain. Serahkan penghakiman itu kepada
Allah. Hendaknya kita suka mengampuni orang lain, sebagaimana Kristus telah
mengampuni kita. (bdk. Mat 7:1-15)
Hukum cinta kasih
Hukum cinta kasih adalah dasar utama sikap toleran kepada sesama. Cinta berarti
menerima orang lain apa adanya sesuai dengan identitasnya yang berbeda atau justru
karena identitasnya yang berbeda. Cinta baru dapat menemukan bentuknya yang paling
dalam ketika kita mencintai orang lain bukan karena ia sama dengan kita, melainkan
terlepas dari apapun sifat dan karakternya, termasuk perbedaanya.
HATI NURANI
A. ARTI DAN MAKNA HATI NURANI
Hati nurani dapat diartikan secara luas dan secara sempit
1. Arti Luas
Hati nurani berarti kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia.
Keinsyafan adanya kewajiban.
2. Arti Sempit
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral di atas dalam situasi konkret seperti
yang dialami Nia dalam kisah tadi. Suara hati yang menilai suatu tindakan manusia benar
atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur,
walaupun dapat keliru.
Kitab – kitab itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dan ditambah
dengan beberapa tulisan yang aslinya dalam bahasa Ibrani. Terjemahan itu diberi nama
SEPTUAGINTA. Dalam septuaginta terdapat semua kitab kanonik orang Yahudi di tambah
sejumlah kitab yang aslinya dalam bahasa Yunani, yang diterima oleh Gereja Katolik (tetapi
ditolak oleh Gereja Protestan sebagai Kitab Suci.) Kitab-kitab kanonik itu adalah: Makabe,
Sirakh, Kebijaksanaan, Yudith, Tobit, Barukh, tambahan kitab Daniel, tambahan Kitab Ester,
dan surat Yeremia. Dengan demikian jumlah Kitab Suci Perjanjian Lama yang diakui Gereja
Katolik ada 46 kitab. Kitab Suci lengkap yang diakui oleh Gereja Katolik itu disebut
DEUTEROKANONIKA.
Kitab Suci Perjanjian Lama dapat dikelompokkan ke dalam kelompok kitab Pentateukh
kitab Sejarah, kitab Kebijasanaan, dan Kitab Nabi-nabi. Adapun pengelompokkan Kitab Suci
Perjanjian Lama tersebut adalah sebagai berikut :
3. Antara tahun 120 M sampai dengan 400 Muncul banyak karangan tentang Yesus. Maka
Gereja menetapkan 27 Kitab sebagai kanonik, artinya diakui sebagai Kitab Suci.
C. Pembagian KSPB
Surat kepada orang Surat-surat Kitab akhir
Injil Kisah Rasul Surat Paulus
Ibrani katolik zaman
Matius Kisah para Roma Surat kepada orang Yakobus Wahyu
Rasul Ibrani
Markus I Korintus I Petrus
4. Syarat membaca kitab suci dalam rangka membina sikap iman adalah
a. Iman dan keyakinan bahwa Kitab Suci bukan surat kabar atau cerita pendek,
melainkan kitab yang dipakai Tuhan untuk berfirman. Oleh karena itu membaca kitab
suci harus dengan sikap iman dan dalam suasana doa.
b. Ketekunan dan membiasakan diri membaca kitab suci. Dengan membaca kitab suci
pasti muncul hasrat untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan tentang isi /
pesan-pesan Kitab suci bagi diri kita.
3. SITUASI SOSIAL-KEMASYARAKATAN
Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas:
Di pedesaan: tuan tanah besar, pemilik tanah kecil, perajin, kaum buruh, dan budak.
Di perkotaan: aristokrat, imam-imam, pedagang besar, pejabat tinggi.
Kelas menengah: perajin, pejabat-pejabat rendah, awam dan kaum lewi.
Kelas bawah: kaum buruh
Kaum Proletar (orang yang dikucilkan karena suatu hal): para pendosa publik seperti
pelacur dan pemungut cukai, penderita kusta (dianggap orang berdosa).
Terjadi diskriminasi: rasial, seksual, pekerjaan, dan sebagainya.
4. SITUASI SOSIO-RELIGIUS:
Hidup berdasar hukum Taurat
Kaum Farisi kelompok orang yang sangat taat pada Hukum Taurat
Menjadi Rakyat Tuhan berarti taat pada setiap pasal hukum Taurat.
Mereka memilih-milih dalam mentaati hukum Taurat.
Menafsirkan dan memanipulasi hukum Taurat untuk kepentingan mereka sendiri.
Diktat PAK SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Page12
B. PAHAM TENTANG KERAJAAN ALLAH
1. KA Menurut Pandangan Nasionalis
Paham KA yang berciri Nasionalis (Dihayati oleh kaum Zelot)
Kegiatan mereka bertujuan membebaskan bangsa Israel dari kuasa politik penjajah
kafir.
Kebangkitan nasionalisme dapat tercipta kemenangan bangsa Israel dan kerajaan Allah
B. KONTEKS SOSIAL
1. Konteks Perayaan Paskah
Paskah: pesta bangsa Israel memperingati pembebasan bangsa Israel dari Mesir.
Sebagai tanda keterlibatan Allah dalam hidup mereka
Pesta Roti tidak beragi
Seluruh rakyat berziarah ke Yerusalem
2. Unsur Pengakuan
Yesus dikenal dan diakui sebagai Kristus dan Tuhan, Dia kini hidup dalam kemuliaan,
pengakuan ini diungkapkan, “Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari ke tiga”
3. Unsur Kesaksian
Unsur yang cukup mencolok adalah:
Pertama, membuktikan bahwa penglihatan mengenai Yesus yang bangkit tidaklah
diciptakan oleh daya khayal para murid sendiri, tetapi mendatangi mereka dari luar.
Kedua menunjukkan betapa Yesus diperbaharui oleh kebangkitanNya, Ia tidak lagi
persis sama seperti sebelum wafat dan bangkit.
C. Tritunggal Mahakudus
Sesudah hari raya Pentakosta, Gereja Katolik merayakan pesta Tritunggal Mahakudus.
Pesta ini merupakan rangkuman seluruh tahun liturgi. Dogma atau ajaran Gereja mengenai
Allah Tritunggal merupakan rangkuman seluruh iman dan ajaran Kristen. Iman akan Allah
Tritunggal bukanlah titik pangkal, melainkan kesimpulan dan rangkuman dari sejarah
pewahyuan Allah serta tanggapan iman manusia.
Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa)
menyelamatkan manusia dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Ajaran mengenai Allah
Tritunggal pertama-tama bukan berbicara mengenai hidup Allah dalam diri-Nya sendiri,
melainkan mengenai misteri Allah yang memberikan diri kepada manusia. Maka, pelajaran
mengenai Tritunggal Mahakudus ini sebaiknya tidak mulai dengan rumus “satu Allah, tiga
pribadi”, tetapi dengan pergumulan manusia dengan Kitab Suci.
Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga
pribadi. “Tritunggal yang sehakikat”. Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagikan ke-Allah-an
yang satu itu, Tritunggal Mahakudus sepenuhnya dan seluruhnya adalah Allah.
Karya khas dari Allah Putra adalah menebus, memperbaiki yang rusak dan
menyembuhkan yang luka lahir batin. Setiap kali kita mengalami peristiwa penyembuhan,
peristiwa pertobatan dan permaafan, peristiwa kebangkitan sesudah kejatuhan, dan peristiwa
rekonsiliasi/perdamaian, kita mengalami karya Allah Putra yang menebus, yang memulihkan
dan yang memperbaiki.
Karya khas dari Allah Roh Kudus adalah memperbaharui, meneguhkan, dan
mempersatukan. Setip kali kita mengalami kekuatan dan keikhlasan cinta, terpulihnya
pengharapan dan cita-cita, menguatnya rasa persaudaraan dan persatuan, kita mengalami karya
Roh Kudus yang penuh daya untuk memperbaharui dan memperindah bumi ini.
Karya Allah yang trinitaris memang selalu kita alami dalam hidup kita. Tritunggal
bukan teori, bukan rumusan, tetapi kenyataan yang melingkupi hidup kita, yang harus kita
kagumi dan kita syukuri.
Umat Allah merupakan istilah yang sudah dipakai sejak dalam Perjanjian Lama.
Kemudian istilah ini dihidupkan dan dipopulerkan oleh konsili Vatikan II.Pengertian
Gereja sebagai Umat Allah ini dimunculkan tepat pada waktunya karena pada abad
terakhir Gereja sudah menjadi sangat organisatoris dan structural hierarkis. Kitab Suci
perjanjian Perjanjian Baru Gereja sungguh merupakan satu Umat Allah yang sehati
sejiwa, seperti yang ditunjukkan oleh Umat Purba, yang imannya kita anut sampai saat ini
(lih. Kis 2:41-47)
Arti dan makna Gereja “Umat Allah”
Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah
adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu
menyelamatkan dunia.
Hubungan antara Allah dan umatNya dimeraikan oleh suatu perjanjian, umat Allah
harus menaati perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju tanah terjanji.
a. Gereja Institusional Hierarki Piramidal. Model ini lebih menonjolkan dalam hal
berikut.
Organisasi (lahiriah) yang berstruktur piramidal
tertata rapi
Kepemimpinan bersifat tertahbis atau Hierarkiidentik
dengan Gereja itu sendiri.
Bersifat Pastur sentris
Hukum dan peraturan digunakan untuk menata
kelangsungan suatu institusi.
Gereja merasa sebagai satu-satunya penjamin
kebenaran dan keselamatan(extra Eclesiam nulla
salus)
b. Gereja Persekutuan Umat Allah. Model ini lebih menonjolkan dalam hal berikut.
Hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang
sama.
Berpusat pada Kristus (kristosentris)
Keikutsertaan semua umat dalam hidup menggereja.
Rela berdialog dengan agama lain
Di luar gereja katolik terdapat kebenaran dan
keselamatan
Sikap miskin sederhana dan terbuka.
Tugas-tugas Hierarki
Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hierarki
mempersatukan umat dalam iman, tidak hanya dengan petunjuk, nasihat dan
teladan, tetapi juga dengan kewibawaan dan kekuasaan kudus.
Menjalankan tugas-tugas gerejani, seperti merayakan sakramen, mewartakan
sabda dsb.
b. Biarawan – Biarawati
Biarawan-Biarawati adalah anggota umat yang dengan mengucapkan kaul
kemiskinan, ketaatan dan kemurnian ingin bersatu dengan Kristus dan menerima
pola nasib hidup Yesus Kristus secara radikal, dan dengan demikian mereka menjadi
tanda nyata dari hidup dalam kerajaan Allah kelak. Jadi, kaul-kaul itu adalah sesuatu
yang khas dalam kehidupan membiara.
Dengan menghayati kaul-kaul kebiaraan itu, para biarawan atau biarawati menjadi
“tanda”
Mengingatkan kita bahwa kekayaan, kekuasaan dan kehidupan keluarga
walaupun sangat bernilai, tetapi tidak absolut dan abadi, maka kita tidak boleh
mendewa-dewakannya.
Mengarahkan kita kepada kerajaan Allah dalam kepenuhannya kelak.
c. Kaum awam
Kaum awam adalah semua orang beriman Kristiani yag tidak termasuk dalam
golongan tahbisan dan biarawan-biarawati, mereka adalah orang-orang yang dengan
pembaptisan menjadi anggota Gereja dan dengan caranya sendiri mengambil bagian
dalam tugas Kristus sebagai nabi, imam, dan raja.
Bagi kaum awam ciri keduniaan adalah khas dan khusus.Mereka mengemban
kerasulan dalam tata dunia, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, entah
sebagai ayah-ibu, petani, pedagang, camat, polisi dll.Kerasulan tata dunia atau
kerasulan eksternal ini sangat penting, karena strategis dalam rangka membangun
Kerajaan Allah di bumi ini. Kerasulan tata dunia ini sama vitalnya seperti kerasulan
kedalam Gereja sendiri, walaupun sering kita kurang menyadarinya.
Mereka sehati sejiwa dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari
kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan
mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar mereka memberi kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia dan mereka
bertekun dalam doa.
Kardinal
Kardinal adalah penasihat utama Paus, tugas cardinal membantuPaus terutama dalam
reksa harian seluruh Gereja.
Fungsi Hierarki
Definisi teologis : Awam adalah warga gereja yang tidak ditahbiskan. Jadi awam
meliputi biarawan, biarawati seperti suster, bruder yang tidak menerima tahbisan
Suci.
Definisi tipologis : Awam adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan dan juga
bukan biarawan- biarawati.
Peranan awam
Pada zaman ini orang sering berbicara tentang tugas atau kerasulan internal dan
eksternal.
Kerasulan internal atau kerasulan dalam Gereja adalah kerasulan membangun
jemaat.Kerasulan ini lebih diperani oleh jajaran hierarki, walaupun awam dituntut pula
untuk mengambil bagian di dalamnya.Kerasulan eksternal atau kerasulan dalam tata
dunia lebih diperani oleh para awam.Namun harus disadari bahwa kerasulan dalam
Gereja bermuara pula ke dunia.Gereja tidak hadir di dunia ini untuk dirinya sendiri, tetapi
untuk dunia Gereja hadir untuk membangun Kerajaan Allah di dunia,
A. KONSILI VATIKAN II
Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif. Dunia dilihat
sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi
pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai oleh usaha-usaha manusia,
dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih
Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh
Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar
dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan
(Gaudium et Spes, Art.2).
b. Manusia
Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat manusia
dan karya manusia.
Martabat Manusia
Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan bahwa manusia mempunyai martabat yang
luhur, karena manusia diciptakan menurut citra Allah dan dipanggil untuk
memanusiawikan dan mengembangkan diri menyerupai Kristus, di mana citra Allah tampat
secara utuh. Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati
nurani. Ketiga-tiganya ini menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah,
walaupun dapat disalahgunakan sehingga jatuh ke dalam dosa. Manusia sungguh ciptaan
yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan
hanya untuk manusia.
Masyarakat Manusia
Pribadi manusia dan masyarakat memang saling bergantungan satu sama lain. Hal ini
sesuai dengan rencana Tuhan karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang
bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebaga Bapa, menghendaki agar
semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain
dengan jiwa persaudaraan (Gaudium et Spes, Art. 24). Kristus sendiri berdoa agar “semua
menjadi satu ………. Seperti kita pun satu adanya” (Yoh 17:21-22).
a. Martabat Manusia
Untuk itu Gereja dapat berperan antara lain:
1) Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu
menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.
2) Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan
pribadi manusia.
3) Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud
penciptanya.
b. Masyarakat Manusia
Terhadap masyarakat manusia, Gereja dapat berperan antara lain:
1) Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin,
seperti karya-karya amal.
2) Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi, dan persekutuan yang sehat di
bidang kewargaan dan ekonomi.
3) Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat
dan negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.
a. Ajaran Sosial Gereja yang dikembangkan sejak abad XIX merupakan bagian integral
dari seluruh pandangan hidup Kristiani. Antara terbitnya Ensiklik Rerum Novarum
(1891) dan Ensiklik Mater et Magistra (1961) dikembangkan ajaran sosial klasik yang
berkisar pada masalah-masalah keadilan untuk para buruh upahan.
b. Mulai dari Ensiklik Master Magistra (1961), Gaudium et Spes (1965) dan Populorum
Progressio (1977) dimunculkan tekanan baru pada segi pastoral dan praksis, dimensi
sosial manusia dan masalah hak-hak asasi manusia.
c. Ajaran Sosial Gereja sering terkesan sebagai pedoman yang kaku. Terdorong dan
diterangi iman dicari jawaban atas masalah-masalah baru. Bila keputusan dan tindakan
politiknya tidak adil, maka Gereja berbicara.
1. Pelanggaran-pelanggaran HAM:
a. Pelanggaran HAM di Indonesia. Pelanggaran HAM di Indonesia telah berjalan cukup
lama yakni sejak jaman feodal, kemudian jaman kolonial Belanda dan pendudukan
Jepang, dan masih disambung pada jaman Demokrasi terpimpin dan Orde Baru.
b. Pelanggaran HAM terhadap orang miskin. Miskin di sini bukan berarti yang tidak
dapat makan maupun minum dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-hari,
melainkan bagi mereka yang tidak pernah mempunyai hak untuk mengeluarkan
pendapat dalam pengambilan keputusan, namun juga mereka yang miskin secara
ekonomi seolah-olah keberadaannya tanpa diperhitungkan.
2. Perjuangan PBB
Salah satu latar belakang terbentuknya PBB adalah keprihatinan terhadap pelanggaran-
pelanggaran hak hidup manusia dan perendahan martabat manusia, khususnya yang terjadi
selama peperangan. Ajakan untuk memperhatikan keprihatinan tersebut nampak dalam usaha-
usaha berikut:
a. Pada tanggal 10 Desember 1948 PBB mengumumkan “Universal Declaration of
Human Right”. Dokumen ini menjadi pedoman bagi dunia untuk bersama-sama dalam
menegakkan HAM.
b. Th 1966, deklarasi tersebut dilengkapi dua pernyataan khusus:
Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya
Hak-hak sipil dan politik
c. Tahun 1975, hak-hak asasi dirumuskan lagi secara khusus dalam perjanjian Helsinki
d. Tahun 1981, diumumkan piagam Afrika mengenai hak-hak manusia dan bangsa-
bangsa.
e. Saat ini PBB memiliki Panitia yang mengawasi penegakkan HAM.
Gereja di Indonesia juga sangat giat dalam menegakkan HAM di Indonesia. KWI dan
hampir di setiap keuskupan membentuk lembaga yang antara lain memperjuangkan hak asasi
manusia dari rakyat kecil, misalnya:
1. Komisi Keadilan dan Perdamaian
2. Komisi Migran
3. Komisi Hubungan antar Agama
4. Jaringan Mitra Perempuan
5. Crisis Center
Lembaga tersebut telah bekerja keras secara aktif dalam rangka menegakkan HAM,
antar lain:
Kekerasan yang terjadi di negeri kita ini menunjukkan rupa-rupa dimensi dan rupa-rupa
wajah. Ada kekerasan yang berdimensi fisik maupun psikologis. Sepanjang sejarahnya, Gereja
dengan berbagai macam cara telah memperjuangkan nasib orang-orang miskin walaupun tidak
selalu tepat dalam cara dan waktunya. Ensiklik-ensiklik para Paus merupakan acuan pertama
bagi Ajaran Sosial Gereja untuk memperjuangkan kaum miskin. Di samping ensiklik-ensiklik
dan ada pernyataan dari konferensi-konferensi para uskup yang membahas tentang pewartaan
iman untuk menanggapi tantangan kemasyarakatan dan politik dalam hubungannya dengan
rakyat miskin. Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dalam banyak surat gembalanya
menyerukan supaya hak-hak rakyat kecil diperhatikan dan ditegakkan. KWI selalu berpegang
teguh pada Ajaran Sosial Gereja. Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “Setiap
bentuk diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau kebudayaan, entah yang didasarkan pada
jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa ataupun agama, karena berlawanan
dengan maksud dan kehendak Allah” (GS Art.29).
2. Wajah-wajah kekerasan:
Akar dari konflik dan kekerasan menurut analisis “teori konflik” menemukan alasan
kekerasan pada berbagai bentuk “perbedaan kepentingan” kelompok-kelompok masyarakat
sehingga kelompok yang satu ingin menguasai kelompok yang lain.
MENGHARGAI HIDUP
ABORSI
A. PENGANTAR
Sejauh mana Aborsi tidak dibenarkan tergantung pada pengkategoriannya:
Abortus alamiah (tidak disengaja/keguguran) dan abortus provocatus (disengaja dan
terencana), Abortus terapeutik (karena kasus khusus yaitu demi keselamatan nyawa si
ibu atau anak).
Gereja Katolik (sebagai pedoman moral) menyerukan:
B. PENGERTIAN ABORSI
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin
sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
C. PENGGUGURAN KANDUNGAN
1. Dilatasi/Kuret
2. Kuret dengan Cara Penyedotan
3. Peracunan dengan Garam
4. Histerotomi/Caesar
5. Pengguguran Kimia Prostaglandin
E. AJARAN GEREJA
Sebab Allah, Tuhan kehidupan, telah mempercayakan pelayanan mulia melestarikan
hidup kepada manusia (GS, Art.51)
Ilmu Pengetahuan: “Pada saat sperma dan sel telur bertemu, mereka itu menjadi
susunan yang lengkap dan sempurna untuk kemudian berkembang menjadi manusia
dewasa”
“Barangsiapa yang melakukan pengguguran kandungan dan berhasil, terkena
ekskomunikasi” (KHK Kanon 1398)
F. HUKUM NEGARA
Diktat PAK SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Page42
342 : Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan….menghilangkan
jiwa anaknya itu…dihukum karena pembunuhan anak yang direncanakan dengan
hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun
346 : Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun
347 (1) : Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan
seorang perempuan tidak dengan ijin perempuan itu di hukum penjara selama-lamanya
12 tahun.
348 (1) : Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan
seorang perempuan dengan izin perempuan itu dihukum penjara selama-lamanya 5
tahun 6 bulan.
349 : Jika seorang tabib, dukun beranak, atau tukang obat membantu dalam kejahatan
yang tersebut dalam pasal 346, 347, 348, hukuman yang ditentukan dalam pasal itu
dapat ditambah dengan 1/3 nya dan dipecat dari jabatannya yang digunakan untuk
melakukan kejahatan itu
EUTHANASIA
Manusia hidup karena diciptakan dan dikasihi Allah. Karena berasal dari Allah hidup
itu suci. Hidup manusia di dunia sangat berharga, maka manusia tidak boleh menghilangkan
nyawanya sendiri.
A. PENGERTIAN
Euthanasia dari bahasa Yunani = “kematian yang baik” (mudah)
Dilakukan untuk membebaskan orang dari penderitaan
Euthanasia = mempercepat kematian
E. PANDANGAN GEREJA
Euthanasia sebenarnya sama seperti pengguguran. Semua sependapat, bahwa tidak
seorang pun berhak mengakhiri hidup orang lain walaupun dengan rasa iba.
HUKUMAN MATI
Hukuman mati ialah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan (atau tanpa
pengadilan) sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang akibat
perbuatannya.
Tujuan diciptakannya hukuman mati adalah selain adanya jaminan dan kepastian
perlindungan serta tatatertib dalam berbangsa dan bernegara adalah agar pemerintah dan
negara terlihat berwibawa dihadapan rakyatnya (termasuk penggerak roda pemerintahan) dan
juga memiliki eksistensi di mata dunia. Selain itu juga bertujuan untuk menimbulkan efek jera
dan menjadi pelajaran bagi warganya.
Hukuman mati memang lebih hebat efek jeranya ketimbang hukuman seumur hidup.
Hal ini sesuai dengan kajian yang berhasil dianalisis oleh PBB menyebutkan bahwa survey
dilakukan tahun 1998 - 2002 tentang hubungan antara praktik hukuman mati dan angka
kejahatan pembunuhan memperlihatkan ancaman hukuman mati lebih memberi efek jera yang
lebih ekstrim ketimbang hukuman seumur hidup dalam perkara pembunuhan
E. PENULARAN HIV/AIDS
Hubungan seksual degan penderita
Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi
Pemindahan virus dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya
1. Pengertian Keadilan
Adil berarti tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar, atau berpegang pada
kebenaran. Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya.
Dengan demikian, keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang
sama terhadap semua orang yang berada dalam situasi yang sama untuk menghormati hak
semua pihak yang bersangkutan. Tentang keadilan, Gereja Katolik mengajarkan bahwa
keadilan tidak hanya tertuju kepada sesama, tetapi juga kepada Allah. Keadilan juga bisa
diartikan sebagai kehendak yang tetap dan teguh untuk memberi kepada Allah dan sesama, apa
yang menjadi hak mereka. Keadilan terhadap manusia mengatur supaya manusia saling
menghormati hak setiap orang, mengatur hubungan di antara mereka demi kesejahteraan
bersama (bdk.KGK 1807). Yesus juga mengajarkan agar kita mempersembahkan kepada Allah
yang menjadi hak Allah dan menyerahkan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar (lih. Mat
22:21).
a. Model Konsensus
Menurut model ini, kelompok sosial yang ada adalah hasil konsensus bersama (atau
kesepakatan) antar anggota masyarakat, dalam bentuk perjanjian dan pengakuan bersama akan
nilai-nilai. Menurut model ini, setiap masyarakat pada hakekatnya teratur dan stabil.
Keteraturan dan kestabilan ini disebabkan karena adanya kultur bersama yang dianut dan
dihayati oleh anggota-anggota masyarakat. Kultur bersama ini meliputi nilai-nilai, norma dan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Meskipun pada individu-individu ada kemungkinan-
kemungkinan perbedaan dalam persepsi dan penghayatan kultur bersama itu, toh pada
umumnya ada konsensus yang kuat mengenai nilai-nilai sosial yang mendasar serta norma-
norma yang ada. Karena adanya konsensus bersama inilah, maka kelompok sosial dalam satu
masyarakat tetap stabil.
Model ini memandang bahwa masalah sosial dinilai sebagai penyimpangan individu
atau kelompok akan nilai-nilai dan norma-norma bersama. Penyelesaian masalah sosial selalu
diusahakan dalam kerangka kelompok masyarakat sosial yang sudah ada. Dengan kata lain
kelompok sosial tidak pernah dipersoalkan, dan bahkan kelangsungan kelompok sosial yang
sudah ada sangat dijunjung tinggi. Model konsensus ini melatarbelakangi dua model, yaitu
ideologi konservatif dan liberal.
1) Model Konservatif
Umumnya kaum konservatif melihat masalah kemiskinan sebagai kesalahan pada orang
miskin sendiri.Orang miskin dinilai umumnya bodoh, malas, tidak punya mtivasi berprestasi
yang tinggi, tidak punya keterampilan, dan sebagainya. Maka kaum konservatif sering
berbicara mengenai kultur dan mentalitas orang miskin yang mereka anggap sebagai penyebab
dari kemiskinan. Kaum konservatif selalu cenderung menilai positif stabilitas sosial yang
sudah ada, maka orang-orang yang miskin dianggap sebagai orang-orang yang gagal
menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial yang ada atau bahkan menyimpang dari ketentuan-
ketentuan yang diharapkan dan yang sudah disetujui oleh masyarakat. Sebaliknya kaum
konservatif senang menyebarluaskan contoh-contoh orang-orang yang berhasil naik jenjang,
misalnya dari bekerja sebagai pengantar koran menjadi seorang bankir yang terkemuka. Itulah
contoh bagaimana orang kecil juga dapat berhasil hidup dalam kehidupan kelompok sosial
yang sudah ada.Maka umumnya kaum konservatif tidak memandang masalah kemiskinan
sebagai masalah yang serius.
Kaum konservatip percaya, bahwa masalah kemiskinan dengan sendirinya akan
terselesaikan. Oleh karena itu, kaum konservatif tidak mendukung adanya campur tangan
pemerintah untuk mengatasi kemiskinan. Campur tangan pemerintah umpamanya dengan
memberikan jaminan-jaminan sosial bagi pengangguran atau bagi mereka yang berpendapatan
rendah, dapat menyebabkan mereka semakin malas.Tindakan semacam itu dianggap akan
merugikan daya rangsang bagi kelompok lain di dalam masyarakat.
(Am 5: 7-13)
7
Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke
tanah! 8Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah
kekelaman menjadi pagi, dan membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil
air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi – Tuhan itu namanya. 9Dia yang
menimpakan kebinasaan atas yang kuat, sehingga kebinasaan datang atas tempat yang
Diktat PAK SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Page50
berkubu.10Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji
kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.11Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang
yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah
Dalam perikop di atas nampak situasi ketidakadilan yang terjadi, yaitu bagaimana
orang-orang yang serakah mendatangkan kemelaratan bagi orang lain. Dalam Kitab Suci (Am
1-6) diceritakan bagaimana nabi Amos tampil di panggung sejarah Israel pada saat bangsa
Israel mencapai puncak kemakmurannya sekitar tahun 760SM. Sebagai seorang nabi, ia diutus
untuk mengingatkan bangsa Israel akan kelakuan mereka yang tidak berkenan di hati Allah dan
mengingatkan mereka untuk bertobat. Mereka harus membenci yang jahat dan mencintai yang
baik serta menegakkan keadilan (lih.Am 5:15). Situasi masyarakat atau bangsa Israel pada
waktu nabi Amos tampil adalah sebagai berikut:
Kekayaan dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang merusak hidup mereka sendiri.
Orang-orang berkuasa dan kaya menipu dan memeras orang-orang kecil.
Upacara keagamaan yang meriah hanya merupakan kedok untuk menutupi kejahatan.
Dengan kata lain, ibadat bangsa Israel penuh dengan kepalsuan sehingga dibenci oleh
Tuhan (lih. Am 5: 2-27)
Nabi Amos sebagai penyambung lidah Allah selain mengecam perilaku orang Israel
yang tidak berkenan kepada Allah juga menunjukkan jalan keluar yang harus ditempuh untuk
menghindari hukuman Allah, yaitu: pertobatan mendasar (lih. Am 5: 4-6). Dan pada bagian
akhir masa baktinya, nabi Amos menyampaikan janji keselamatan dari Allah bagi sisa-sisa
Israel (lih.Am 9: 11-15).
Ada beberapa hal yang dapat kita refleksikan dari perjuangan nabi Amos.Pertama, nabi
Amos bukanlah berasal dari kalangan orang yang berpendidikan atau orang yang berkuasa,
tetapi nabi Amos adalah anak dari seorang peternak domba.Dengan demikian nabi Amos
adalah termasuk orang kecil yang juga mengalami penindasan pada waktu itu. Sebagai orang
kecil tentunya nabi Amos tidaklah memiliki pengaruh yang besar dikalangan masyarakat
bahkan tidak akan berarti apa-apa di hadapan para penguasa. Meskipun nabi Amos tidak
memiliki pengaruh, nabi Amos memiliki keberania untuk tampil menentang penguasa yang
tidak adil.Kedua, Karena nabi Amos mengalami bagaimana menjadi orang yang tertindas,
maka nabi Amos tahu apa yang harus ia perjuangkan. Kita telah mengetahui dan mengamati
bentuk-bentuk ketidak adilan yang ada di lingkungan sekitar kita bahkan ketidakadilan yang
ada di negeri ini.Apakah kita berani untuk memperjuangkan keadilan?Apa yang dapat kita
lakukan untuk dapat memperjuangkan keadlian?
Untuk mengakrabkan hubungan dengan umat Islam dan membangun dialog dan kerjasama
demi kepentingan bersama ada baiknya kita mengenal beberapa pokok agama Islam yang
sangat penting.
Islam merupakan agama monoteisme degan tekanan yang amat kuat pada Allah yang
maha besar (Allahu akbar). Syrik atau mensyarikatkan Allah, berarti menempatkan
sesuatu, betapapun kecilnya di samping atau sejajar dengan Allah. Syrik merupakan
dosa yang terbesar.
3. Iman Islam
Kesaksian pokok iman Islam dirumuskan dalam kalimat syahadat yang terdiri atas dua
kaimat (karena itu dinamakan juga dua kalimat syahadat). Yang pertama kesaksian atas
Allah yang Maha Kuasa, sedangkan yang kedua kesaksian atas Muhammad sebagai
rasul Allah. Kalimat ini diucapkan pada waktu orang menjadi muslim. Syahadat 1 akan
Allah yang Maha Kuasa ini merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam Islam.
Kelima rukun iman lainnya adalah percaya pada malaikat2, Kitab Suci3, Rasul3, hari
kiamat4 dan takdir ilahi5.
Islam mengajarkan bahwa dalam kurun waktu tertentu Allah memberikan wahyuNya
kepada manusia tertentu dengan perantaraan malaikat Jibril. Wahyu yang diberikan
kepada para nabi berupa sebuah Kitab Suci yang merupakan kutipan langsung dari
induk Kitab Suci yang tersimpan di surga. Allah memberikan Al-Quran kepada segenap
umat manusia melalui Muhhamad, dalam bahasa Arab dan merupakan Kitab Suci
terakhir dan tersempurna dari segala kitab yang pernah ada.
Sebagai orang muslim sikap yang tepat bagi seorang dihadapan Allah adalah taqwa dan
takut kepada Allah. Maka dalam Islam dikenal dengan lima rukun Islam sebagai wujud
runduk dihadapan Tuhan. Lima rukun Islam iru adalah : syahadat, sholat lima waktu,
saum (puasa) zakat, dan haji.
Tujuan hidup manusia adalah mencari ridha ilahi, mencari perkenanan Allah, hidup
sedemikian rupa sehingga Allah tidak marah, melainkan berkenan. Perbuatan yang
e. Haram : dilarang
Halal haramnya sesuatu dapat diketahui dari Al-Quran sendiri. Bila tidak ada didalam
Al-quran, diaculah pada sumber yang kedua yaitu Sunnah Nabi, yakni perkataan,
tingkah laku, dan perbuatan nabi Muhhamad sendiri. Sunnah Nabi dikumpulkan dalam
kitab-kitab yang disebut Hadis berarti tradisi, tetapi di sini hanyalah tradisi atau adat
kebiasaan Muhammad itu sendiri.
Dalam sejarah perkembangan umat Islam, ilmu Fiqh (hukum Islam) menempati
peranan yang utama. Karena terlalu menekankan hukum muncullah penghayatan
keagamaan yang legalitas. Hubungan dengan Allah menjadi kering, sehingga
muncullah gerakan mistik dalam umat Islam dan cara penghayatan keagamaan ini
terkenal dengan nama tasawwuf, sedangkan orang yang menjalankan cara hidup ini
disebut sufi. Hampir semua wali dari wali songo yang menyebarkan Islam di pulau
jawa adalah orang-orang sufi.
a. Surat Al Baqarah 62
Dalam hubungannya dengan agama lain, Islam mempunyai sikap dasar toleransi
yang tinggi. Misalnya dalam surat Al Baqarah 62 disebutkan
adalah orang-orang yang percaya kepda Allah, hari kiamat dan beramal soleh maka
mereka mendapat pahala disisi Tuhannya dan tidak ada ketakutan bagi mereka dan
juga tidaklah mereka merasa patah hati”
b. Surat Al Maidah 83
Dalam Islam juga ada keyakinan bahwa tidak ada paksaan dalam hal memeluk
agama. Bahkan nabi Muhammad SAW sendiri telah banyak memberi contoh
bagaimana ia menghormati dan menyanyangi orang yang beragam lain.
Dalam dekrit konsili Vatikan II, tentang hubungan Gereja dengan agama-agama bukan
Kristen (Nostra Aetate Art 3), sikap Gereja Katolik terhadap Islam dirumuskan sebagai
berikut
“Gereja juga menghargai umat Islam, yang menyembah Allah satu – satunya, yang
hidup dan berdaulat, penuh belas kasihan, mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, yang
telah bersabda kepada umat manusia. Kaum Muslim berusaha menyerahkan diri dengan
segenap hati kepada ketetapan-ketetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti
dahulu ketetapan – ketetapan Allah juga yang bersifat rahasia, seperti dahulu Abraham
– iman Islam dengan suka rela mengacu kepadanya – telah menyrahkan diri kepada
Allah. Memang mereka tidak mengikuti Yesus sebagai Allah, melainkan
menghormatiNya sebagai nabi. Mereka juga menghormati Maria BundaNya yang tetap
perawan, dan pada saat –saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain itu
mereka mendambakan Hari Pengadilan, bila mereka juga menjunjung tinggi kehidupan
susila, dan berbakti kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah dan
berpuasa. Dan bersama – sama dengan umat lain mengembangkan keadilan sosial bagi
semua orang, nilai-nilai moral, maupun perdamaian dan kebenaran.
Alquran. Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya (QS 26 : 192 – 195). Alquran
diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Ayat pertama
yang diturunkan ialah Al’Alaq: 1-5 dan diturunkan ketika nabi SAW sedang
berkhalwat di gua Hira (Mekah) pada tanggal 17 ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran
nabi SAW (tanggal 6 Agustus 610 M). Turunnya ayat pertama itu disebut Nuzulul
Quran. Ayat terakhir yang diturunkan Alah ialah surat Al-Maaidah ayat 3, diturunkan
ketika nabi SAW sedang menunaikan ibadah haji (Wukuf di Arafah) pada tanggal 9
Zulhijah tahun ke 10 Hijriah (Maret 632 M).
Alquran terdiri dari 30 Juz (bagian), 114 surat yakni terbagi menjadi surat Makkiah
sebanyak 19/30 dari alquran dan surat Madaniah sebanyak 11/30 dari hukum-hukum,
tadzkir, sejarah dan dorongan untuk berpikir. Adapun kandungan ajaran Alquran secara
garis besar adalah sebagai berikut :
Yaitu kepercayaan yang wajib dimiliki setiap umat manusia di dunia. Aqidah yang
diajarkan oleh alquran adalah Aqidah tauhid yaitu keyakinan tentang kemahaesaan
Allah SWT Tuhan pencipta alam semesta dengan segala isinya.
b. Ibadah
Kata ibadah berarti taat, menurut, mengikut dan tunduk. Ibadah ialah segala
ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahalaNya
di akhirat. Pokok-pokok peribadahan dalam islam adalah rukun Islam yang lima
yakni : mengucap dua kali syahadat, mengerjaan salat, membayar zakat, berpuasa di
bulan ramadhan dan menunaikan haji jika mampu.
c. Akhlak
Tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir adalah untuk
menyempurnakan akhlak umat manusia.
PERSIAPAN PERKAWINAN
A. Arti dan Makna Perkawinan
1. Pandangan Traditional
Perkawinan pada umumnya merupakan suatu “ikatan”, yang tidak hanya mengikat
seorang laki-laki dengan seorang wanita, tetapi juga mengikat kaum kerabat si laki-
laki dengan kaum kerabat si wanita dalam suatu hubungan tertentu
2. Pandangan Hukum (Yuridis)
Perkawinan merupakan suatu “Perjanjian” seorang pria dan wanita saling berjanji
untuk hidup bersama, di depan masyarakat agama dan masyarakat negara.
3. Pandangan Sosiologi
Perkawinan merupakan suatu “Persekutuan Hidup”. Dalam lingkungan hidup ini,
suami dan istri dapat mencapai kesempurnaan atau kepenuhan sebagai manusia,
sebagai bapak dan sebagai ibu.
4. Pandangan Antropologis
Perkawinan sebagai suatu “Persekutuan Cinta”. Hidupperkawinan dimulai dari cinta
dan akan berkembang atas dasar cinta.
5. Pandangan Agama-Agama
a. Pandangan Agama Islam
Nikah adalah hidup bersama antara suami istri, yang mengadakan ikatan lahir
dan batin dalam hubungan yang sah dalam terang hukum agama atau undang-
undang yang berlaku (Amir Taat Nasution)
b. Pandangan Agama Katolik
Perkawinan adalah suatu sakramen, suatu peristiwa di mana Allah bertemu
dengan suami istri itu.
B. Tujuan Perkawinan
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan hidup bersama sebagai suami istri pada umumnya
adalah 1membantu satu sama lain, dengan saling memberikan dan mendapatkan
pengertian dengan mengalami perkembangan berkat yang lain. 2. membantu satu sama
lain dan membiarkan diri dibantu oleh pasangan dalam perjalanan hidup menuju
kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat.
Di dunia : dengan mengalami diri sebagai orang yang bermanfaatbagi yang lain, dengan
memberikan dan mendapatkan pengertian, denganmengalami perkembangan berkat yang
lain
Di akhirat : dengan bersatu denga Yang Mahabaik karena menjadi teman hidup yang
setia.
Dalam sakramen perkawinan, suami adalah tanda kehadiran Allah untuk mencintai
sang istri dan istri menjadi tanda cinta dan kebaikan Allah bagi sang suami. Mereka
dipilih untuk menjadi utusan atau tangan Tuhan. Melalui suami istri Tuhan hadir
menolong, menguatkan dan membahagiaakan pasangannya. Suami istri melakukan
dan mengikrarkan janji dihadapan Tuhan dan umat beriman, itulah yang akan mereka
teruskan selama hidup perkawinan mereka saling menyempurnakan atau saling
menguduskan sebagai anak Allah.
Perkawinan Kriatiani menjadi gambaran dari hubungan cinta yang lebih mulia dari
hubungan cinta yang mulia yaitu persatuan hidup Kristus dengan umatNya. Santo
Paulus berkata, “Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya untuk menguduskannya.. .”
Jadi dapatlah kita menarik kesimpulan: cinta kasih suami istri di dukung oleh
kesatuan Gereja, tetapi kesatuan yang berlangsung dalam perkawinan Kristiani.
1. Monogami
2. Tak terceraikan
b. Perbedaan Pendapat
d. Perzinahan / perselingkuhan
e. Kemandulan
a. Pengaruh-pengaruh negatif
F. Persiapan Perkwainan
Pacaran dan pertunangan hendaklah dilihat sebagai masa persiapan dekat dan akhir, yang
bukan saja digunakan untuk memadu cinta, tapi juga untuk mempersiapkan segala
sesuatu untuk memasuki jenjang perkawinan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
Perkawinan sah jika calon suami istri memberikan persetujuan mereka untuk hidup
bersama sebagai suami istri di hadapan seorang imam dan duaorang saksi. Syarat-
syarat kesahan suatu pernikahan misalnya adalah sebagai berikut :
- Salah satu dari pasangan atau kedua-duanya tidak terikat oleh perkawinan dengan
orang lain atau tahbisan dan kaul
- Tidak terlibat pembunuhan suami atau istri lama untuk perkawinan baru
a. Kita hendaknya memilih pasangan yang sungguh mencintai kita dan yang kita
cintai, dengan cinta yang sungguh pribadi. Menerima pasangan apa adanya,
dengan segala keunggulan dan kekurangannya.
b. Sifat dan karakter dari pasangan kiranya perlu diperhatikan. Selain baik, alangkah
baiknya kalau bersifat komplementer, bisa saling melengkapi dan mengisi.
a. Sebaiknya salah satu dari pasangan sudah memiliki pekerjaan yang dapat menjadi
jaminan untuk memperoleh rezeki.
c. Sebaiknya calon pasangan memiliki tabungan yang cukup untuk memulai hidup
sebagai keluarga.
Komunikasi
a. Citra diri
c. Kondisi
a. Mendengarkan
Mendengarkan adalah suatu komunikasi harus dilakukan dengan pikiran dan hati
serta segenap indera yang diarahkan kepada si pembicara.
b. Keterbukaan
Orang yang senantiasa tumbuh sesuai dengan zaman adalah orang yang terbuka
untuk menerima masukan dari orang lain, merenungkannya dengan serius dan
mengubah diri bila perubahan itu dianggapnya sebagai pertumbuhuan ke arah
kemajuan.
c. Sikap percaya
Kepercayaan adalah salah satu sikap yang paling dibutuhkan dalam komunikasi
hidup perkawinan. Kalau orang tidak mempercayai teman hidupnya, ia tidak akan
bersikap terbuka dan mau mendengarkan karena sikap itu bisa menjadi bumerang
yang dapat mencelakakan dirinya. Kepercayaan berarti menyerahkan diri dan masa
depan kita ke dalam tangan teman hidup kita.
Komunikasi adalah suatu usaha manusia dalam hidup pergaulan untuk menyampaikan isi
hati dan pikirannya serta untuk memahami pikiran dan isi hati orang lain.
b. Emosi
Kalau emosi tidak dikendalikan oleh pikiran sehat, komunikasi bisa melesat jauh
tanpa sengaja dan tanpa arah.
c. Permusuhan
Sikap permusuhan biasanya kita sibuk mencari kesalahan dan kelemahan orang itu
dan menutup diri terhadap kebaikannya.
e. Pembelaan diri
Isi komunikasi cenderung ditafsirkan sebagai kecaman atau serangan, reaksi yang
muncul pasti penolakan, pembelaan diri.
Perhatian lebih tertumpahkan pada sifat hubungan itu dari pada kepada
komunikasinya sendiri.
a. Diskusi
Adalah segala bentuk omong-omong, tukar pendapat mulai dari basa-basi, saling
memberi informasi, menceritakan apa yang dilihat dan dialami, membicarakan
urusan sehari-hari sampai kepada merencanakan sesuatu atau menyelesaikan
masalah rutin.
b. Dialog
Adalah bentuk komunikasi dari hati ke hati dengan mengutarakan isi hati dan
perasaan-perasaan. Perbedaan dialog dengan diskusi adalah, jika diskusi kita boleh
“adu pendapat” tetapi dalam dialog kita saling mengungkapkan isi hati atau
perasaan.
Dalam dialog kita hanya mengungkapkan perasaan – perasaan hati. Jadi jangan
diartikan menuduh atau mempermasalahkan. Dalam dialog juga tidak ada yang
menang atau kalah. Oleh karena itu hasil dialog adalah lebih saling mengerti dan
menghangatkan relasi.
c. Bahasa tubuh
d. Hubungan Seks
Hubungan seks adalah bahasa komunikasi yang paling intim dan paling menyeluruh
dalam relasi suami istri, sebagai perwujudan nyata dari bersatupadunya dua pribadi
jiwa dan raga.
b. Anak – anak membuat kita menjadi ayah dan ibu yang sejati
2. Segi – segi (aspek) pokok yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak
a. Menciptakan suasana yang sehat bagi perkembangan anak di pandang dari segi jasmani
b. Menciptakan suasana yang sehat bagi perkembangan anak dipandang dari segi
perasaan
Perkawinan campur
Ada dua kepentingan yang bertentangan dalam kawin campur beda agama:
Diktat PAK SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Page61
Kepentingan menjaga kokohnya iman (kewajiban dasar)
Kepentingan hidup bersama dua orang yang saling mencintai (Hak Asasi, KHK
1058).
Perkawinan campur :
Perkawinan antara seorang Katolik dan seorang yang berbeda agama (yang dibaptis
dan orang yang tidak dibaptis).
Perkawinan Beda Gereja (orang Katolik dengan orang Protestan atau Gereja-Gereja
Kristen lainnya).
Pandangan Katolik:
Agama Katolik tidak mutlak melarang perkawinan campur beda agama,tetapi juga
tidak menganjurkannya.
Memerlukan dispensasi untuk perkawinan ini:
Pernyataan tekad pihak Katolik untuk menjauhkan bahaya meninggalkan
imannya
Berjanji untuk mengusahakan pembaptisan dan pendidikan anak-anak yang
lahir secara Katolik.
Pihak bukan Katolik harus diberitahu mengenai janji pihak Katolik tersebut
supaya sebelum menikah ia sadar akan janji dan kewajiban pihak Katolik.
Penjelasan kepada kedua belah pihak tentang tujuan dan sifat-sifat hakiki
perkawinan yang tidak boleh disangkal agar perkawinan tersebut menjadi sah.
Perkawinan campur beda agama yang sah menurut Gereja Katolik tidak dapat
diceraikan.
PANDANGAN ISLAM
Seorang pria Islam akan menikah secara sah dengan wanita non-Islam, jika wanita
itu memeluk agama yang memiliki KS dan pernikahan itu dilakukan secara Islam, di
hadapan wali nikah (wanita itu dapat tetap memeluk agamanya).
Seorang wanita Islam tidak boleh menikah dengan pria yang bukan Islam
Seorang pria Islam akan menikah secara sah dengan wanita non-Islam, jika wanita
itu memeluk agama yang memiliki KS dan pernikahan itu dilakukan secara Islam, di
hadapan wali nikah (wanita itu dapat tetap memeluk agamanya).
Seorang wanita Islam tidak boleh menikah dengan pria yang bukan Islam
Piihak Katolik terikat pada tata peneguhan perkawinan, yaitu perkawinan di hadapan
imam dan dua orang saksi.
Jika ada alasan yang berat, uskup berhak memberikan dispensasi dari tata peneguhan
ini:
Peneguhan nikah dapat dilakukan di depan pendeta atau pegawai catatan sipil asal
mendapat dispensasi dari uskup.
Menurut Kristen upacara di Gereja merupakan berkat, menurut Katolik membuat
perkawinan itu sah.
Maka dalam perkawinan ekumenis disarankan supaya pendeta membawa firman dan
pastor memimpin peneguhan atau kesepakatan nikah.