berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah “pribadi” dalam bahasa Yunani
adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagaipersona (Inggris: Person) yang digunakan
untuk menyebut manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri), individu,
ataupun karakter.
ADAPUN ALASAN MENGAPA MANUSIA ITU MAHKLUK CIPTAAN TUHAN YANG
UNIK KARENA
Roh, jiwa, dan raga tak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan did ala tubuh kita. Kita
bukanlah seperti robot, pribadi yang tak bernyawa, tetapi mempunyai pikiran, perasaan,
kehendak, dan tindakan. Karena mempunyai pikiran, prasaan, kehendak, dan tindakan
inilah yang membuat manusia “lebih” dibandingkan dengan segala makhluk yang ada di
bumi. Banyak gambaran yang muncul mengenai manusia. Manusia sering disebut
sebagai homo ssapiens, yang berarti manusia yang arif, karena memiliki akal budi dan
mengungguli makhluk yang lain. Manusia sering juga disebur sebagai homo faber,karena
mampu menggunakan berbagai alat yang ada dan menciptakannya. Sering juga manusia
disebut sebagai homo ludens, yaitu makhluk yang suka bermain. Begitu juga dengan sebutan
lain, homo symbollicum dan homo socio-economicus, karena manusia mampu mencipta dan
berkomunikasi dengan symbol-simbol, dan mengelola materi hidupnya.
Manusia mempunyai pikiran dan kehendak. Kehendak merupakan bentuk dorongan
hati untuk melakukan sesuatu hal, baik itu dipengaruhi oleh nilai-nilai positif kebajikan
atau memang negatife. Di dalam kehendak ada kemauan dan keinginan. Kemauan lebih
merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu karena ada pengaruh dari luar diri.
Kemauan mengindikasikan adanya suatu tindakan yang akan dilakukan sebagai reaksi atas
tawaran tertentu dari luar dirinya. Sementara keinginan, dari kata dasar ‘ingin’,
menunjukkan adanya suatu kebutuhan terhadap sesuatu, bukan hanya kebutuhan
melainkan juga adanya dorongan untuk memuaskan diri. Kehendak manusia memiliki dua
pemahamam. Pertama, bahwa kehendak itu bersifat dorongan fitrah atau naluriah yang
bersifat sosial. Kedua, sering disebut sebagai keinginan. Biasanya menggambarkan
kehendak yang bersifat lebih egoistik.
2. MEMILIKI PERBEDAAN
Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau unus/ latin = satu), tak ada satu orang pun
yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu
mempunyai perbedaan. Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat dilihat,
dirasa, didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat orang iri hati,
bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan perbedaan itu
justru orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan itulah yang menjadi
keunikan setiap manusia.
Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/ kemampuan serta pengalaman-
pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang menjadikan diri
seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula. Untuk
mengatasi perbedaan itu, diperlukan sikap menerima diri apa adanya Jabatan dalam
keorganisasian dapat digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap manusia dalam
seluruh kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran orang tua dalam
keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran sebagai ciptaan tidak mungkin
digantikan oleh siapapun. Tuhan menciptakan setiap manusia dengan tugas yang khas di
dunia ini. Orang yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah, ia
bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada dirinya
merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian, ia tidak akan minder, ia
tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak
berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat
ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa
saja. Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang demikian akan merasa
tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi keterbatasan diri,
misalnya operasi plastik. Orang yang demikian sering beranggapan seolah penampilan luar
lebih penting. Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan “istimewa”.
Keistimewaan dan keagungan manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua peserta
didik.
Sebagai pribadi, kita selalu mempunyai kekuatan dan keterbatasan, kekurangan dan
kelebihan. Tidak pernah ada di dunia ini, manusia yang sempurna tanpa keterbatasan.
Manusia yang paling kuat sekalipun, pasti mempunyai kelemahan dan keterbatasan.
Sebaliknya sekecil apapun kekurangan dan keterbatasan kita selalu ada kekuatan
dibaliknya. Meskipun pribadi kita tidak sempurna, namun pasti ada keunikan
Kelebihan itu dapat dilihat dari segi fisik, bakat, atau ketrampilan serta sifat-sifat yang
dimiliki, ketampanan, kecantikan, pintar, jujur, tegas, dan lain sebagainya. Begitu juga
dengan kekurangan yang kita miliki, pendek, hitem, kurang mudah bergaul, minder,
tertutup, dan sebagainya. Sering kita sadari, bahwa kelebihan membawa kita mempunyai
rasa percaya diri, tetapi kekurangan kita menyebabkan rasa minder, atau rendah diri. Yang
terkadang menyebabkan hubungan pribadi kita dengan orang lain terganggu. Maka perlu
disadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita.