Anda di halaman 1dari 14

Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme

(Iskandar)

DAKWAH DAN INDIVIDUALISME, MATERIALISME DAN


HEDONISME

Oleh : Iskandar
STAIN Pare-Pare
Iskandar_stainpare@gmail.com

Abstract;

Individualisme, materialisme dan hedonisme adalah pola hidup yang cenderung


mendominasi dalam kehidupan manusia modern. Berkembangnya pola hidup ini
adalah pada awalnya di anggap sebagai jawaban atas persoalan manusia untuk
kehidupan yang layak. Individualisme merupakan satu falsafah yang mempunyai
pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia
serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan sendiri. Individualisme juga
mempunyai kaitan dengan munculnya kapitalisme yang mementingkan usaha
individu dan imbalan berupa uang bagi mereka yang berkarya. Materialisme
berarti, pandangan yang lebih mementingkan materi untuk mengantarkan hidup
lebih bahagia. Sehingga materi adalah satu-satunya yang subtantif. Umat Islam
menjadi semakin tidak mengenal komunitas sosialnya disebabkan terutama oleh
pendewaan sains dan teknologi. Hedonisme berarti paham yang menganggap
bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan yang paling utama dalam
hidup. Pola hidup seperti ini berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan
materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-
senang, pesta fora adalah tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang
lain atau tidak. Karena mereka beranggapan bahwa hidup ini hanya sekali,
sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup lebih banyak lagi. Peran dakwah
sangat dibutuhkan dalam menangkal arus globalisasi yang cenderung menjangkiti
sebagian masyarakat sehingga dakwah harus tetap dihidupkan oleh generasi
Islam, karena hidup dan matinya Islam terletak terhadap eksistensi dakwah itu
sendiri.

Kata Kunci;
Dakwah, Materialisme, Hedonisme

Individualism, materialism and hedonism are a lifestyle that tends to dominate in


modern human life. The development of this lifestyle is initially considered as the
answer for human’s problems for a decent life. Individualism is a philosophy that
has a moral view, political or social that emphasizes human freedom and
responsibility and the freedom of his own interests. Individualism also has
something to do with the advent of capitalism that emphasizes individual’s
business and financial rewards for those who work. Materialism means, a view
which is more concerned with the material to deliver a happier life, so that, the
material is the only substantive one. Muslims do not become increasingly familiar

17
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

with their social community caused mainly by the deification of science and
technology. Hedonism means that the pleasure and enjoyment of the material are
the ultimate goal in life. This view of life points out that the material is the main
goal of life. For Hedonism people have fun, and party is the main purpose of life,
whether it would be fun for others or not. It is because they think that life is only
once, so they want to enjoy life more. The role of Da’wa is needed to counteract
the globalization that tends to infect some people, so that Da’wa must be kept
alive by generations of Islam because life and death of Islam is on the existence of
Da’wa.

Keywords;
Da'wah, Materialism, Hedonism

PENDAHULUAN
Latar belakang
Individualisme, materialisme dan hedonisme adalah pola hidup yang cenderung
mendominasi dalam kehidupan manusia modern. Berkembangnya pola hidup ini adalah pada
awalnya di anggap sebagai jawaban atas persoalan manusia untuk kehidupan yang layak,
tetapi di balik kelayakan hidup, mereka ternyata mengalami kesengsaraan batiniyah, yang
salah satunya berwujud kesengsaraan makna hidup, yang oleh ilmuan disebut sebagai abad
kecemasan. Abad ini banyak ditandai dengan fenomena dimana manusia lupa eksistensi
dirinya sebagai 'abid(hamba) di hadapan Tuhan-Nya, karena mereka sudah terputus dari akar-
akar sprituaL 1 Semua itu merupakan fenomena betapa manusia modern ini spritualitasnya
begitu akut. Akibatnya, mereka cenderung tidak mampu menjawab berbagai persoalan
hidupnya sendiri, dan kemudian terperangkap dalam kehampaan dan ketidakbermaknaan
hidup.2
Dewasa ini, kehidupan manusia tengah dihipnotis oleh arus modernisasi, yang ditandai
dengan dahsyatnya akselerasi-akselerasi penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih
yang telah mendesain sketsa kemajuan. Kecanggihan ini membuat manusia lengah sehingga
dimensi keberagamaannya terdistorsi. Kita menyaksikan tercerabutnya akar spritualitas dari
panggung kehidupan, salah satunya disebabkan oleh pola hidup global yang serba dilayani
perangkat teknologi yang serba canggih namun penuh persaingan hidup yang ketat sehingga
muncullah pola hidup individualisme (kebebasan berbuat sesuai keinginan), materialisme
(lebih mementingkan materi), dan hedonisme (kesenangan atau kenikmatan). Kondisi ini
mencerminkan bahwa kualitas manusia modern mungkin bagus secara intelektual, tetapi
buruk secara moral spiritual. Inilah yang merupakan salah satu aspek yang banyak digugat
oleh para pemikir intelektual kontemporer. Sehingga umat Islam pada periode modem ini
benar-benar memiliki implikasi yang sangat serius terhadap masa depan agamanya. 3 Hal ini
tercermin sebagai ekses dari kemajuan sains dan teknologi adalah lahimya sebuah masyarakat
individualisme, materialisme dan hedonisme. Masyarakat individualisme adalah masyarakat
yang memiliki kebebasan untuk berbuat sesuai dengan keinginannya dan masyarakat

18
Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme
(Iskandar)

materialisme adalah suatu masyarakat yang memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu
diukur dan dinilai oleh materi, selanjutnya masyarakat hedonisme adalah gaya hidup yang
serba glamour kian diburu oleh sang pencari kenikmataan sesaat. Segala yang dimiliki akan
dikorbankan demi nafsu yang terus menggelora. Bagi mereka, dunia adalah segalanya.
Sedangkan akhirat hanyalah impian kosong yang menjadi racun kenikmatan dunia. Inilah
fenomena yang sangat menjamur di tengah-tengah panasnya kehidupan.4 Oleh karenanya,
dakwah harus berperan aktif dalam mereformulasi metode dan materi yang diharapkan dapat
menjadi obat dari gaya hidup tersebut.

Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pola hidup individualisme, materialisme
dan hedonisme terhadap masyarakat modern? Bagaimana peran dakwah dalam menghadapi
pola hidup individualisme, materialisme dan hedonisme terhadap masyarakat masa kini ?

PEMBAHASAN
Pengaruh pola hidup individualisme, materialisme dan hedonisme terhadap masyarakat
modern.
Pola hidup individualisme
Individualisme dalam kamus bahasa Indonesia berarti, paham yang menghendaki
kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang.5 Individualisme
merupakan satu falsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang
menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggungjawab dan kebebasan
sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak peribadi. Oleh
karena itu paham individualisme kurang senang terhadap segala standar moral yang
dikenakan seseorang karena peraturan-peraturan yang dapat menghalangi kebebasan mereka.
Individualisme bebas untuk mementingkan diri sendiri. 6 Paham ini didasarkan pada anggapan
bahwa manusia adalah insan individu. Individualisme juga mempunyai kaitan dengan
munculnya kapitalisme yang mementingkan usaha individu dan imbalan berupa uang bagi
mereka yang berkarya. Dari hasil yang mereka peroleh itu menjadi sebuah keharusan untuk
hidup hemat dan menabung adalah bahagian dari hidup mereka. Hasil tabungan itu kemudian
dijadikan modal (capital) yang diinvestasikan dalam berbagai bentuk usaha. Inilah yang
kemudian mendorong perkembangan kapitalisme. 7
Dalam kondisi masyarakat seperti ini, hak dan kebebasan individu dihargai sangat tinggi.
Setiap orang bebas berikhtiar untuk memperbaiki nasibnya. Hal inilah yang menjadi landasan
bagi tegak berdirinya, demokrasi. Setiap orang secara demokratis bebas melaksanakan apa
saja sejauh tidak melanggar hukum. Hak pribadi dijamin seluruhnya, termasuk untuk
memupuk kekayaan (modal). Persaingan dalam kondisi kebebasan dapat ditolerir, karena
dengan demikian terjadi proses alamiah, di mana yang kuat adalah yang menang.

19
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

Salah satu bentuk pengaruh arus budaya massa adalah lahirnya prilaku atau sikap
individualis pada masyarakat, di mana masyarakat telah terjebak pada sikap mementingkan
keinginan pribadi dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain, sehingga lahirlah sebuah
fenomena di tengah masyarakat dengan istilah " kesenjangan sosial" yakni tajamnya jurang
perbedaan antara orang kaya dan orang miskin di tengah-tengah kehidupan masyarakat
dewasa ini. Modernisasi terlihat dengan berdirinya berbagai gedung dan tempat perbelanjaan
yang sangat baik yang tidak jarang telah menggusur kepemilikan orang lain demi para pemilik
modal, ironisnya pemerintah " berpihak" pada pemilik modal dibandingkan masyarakat keeil,
sehingga lahirlah pengangguran dimana-mana, kejahatan sosial merajalela dan seterusnya.8

Pola hidup Materialisme


Materialisme dalam kamus bahasa Indonesia berarti, pandangan yang lebih
mementingkan materi untuk mengantarkan hidup lebih bahagia.9 Sehingga materi adalah satu-
satunya yang subtantif. Umat Islam menjadi semakin tidak mengenal komunitas sosialnya
disebabkan terutama oleh pendewaan sains dan teknologi.10 Dulu, televisi menyiarkan
informasi atau hiburan. Tetapi, sekarang televisi menawarkan iklan-iklan yang membuat
orang gatal mata. Barang-barang yang ditawarkan oleh media membuat air liur seseorang
turun. Hiburan yang ditayangkan tidak lagi mendidik, yang disajikan hanyalah sinetron-
sinetron yang menyajikan masalah percintaan, keluarga, kuasa, dan yang lebih penting lagi:
jualan Tuhan. Tidak heran bila orang-orang yang menontonnya kehilangan gairah kerja.
Mereka terpengaruh acara-acara tersebut. Mereka ingin menjadi seperti apa yang disajikan
oleh televisi.
Untuk mengirim surat, dulu orang perlu pergi ke kantor pos, kini hanya
diperlukan seperangkat unit komputer yang diperlengkapi oleh internet. Hanya dengan sekali
klik, berita yang kita kirim bisa sampai hanya dalam waktu tidak sampai 3 menit ke seluruh
dunia. Kemudahan-kemudahan itu memang menyenangkan, bisa menghemat tenaga, waktu,
dan biaya. Tetapi, kemudahan- kemudahan tersebut menurunkan kualitas hidup seseorang.11
Masyarakatnya pun akan cenderung untuk sangat menekankan kepada pemenuhan kebutuhan
materi semata, sehingga orang-orang pun akan sangat berorientasi materialistik untuk
kepentingan pribadi dan untuk keduniaan saja, jauh dari ideal-ideal untuk jangka panjang,
apalagi akhirat. Masyarakat modern yang demikian itu, menjadi kumpulan manusia-manusia
khusus yang hubungannya satu sama lain sangat lepas, yang memberikan perioritas kepada
kesenangan-kesenangan pribadi, tidak peka terhadap usaha-usaha kolektif.12
Salah satu fitnah zaman modern dewasa ini adalah merebaknya idiologi materialisme.
Ideologi ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta atau kekayaan merupakan tolok ukur
mulia tidaknya seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia
dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai seorang
yang hina dan tidak patut dihormati. Maka di dalam sebuah masyarakat yang telah diwamai

20
Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme
(Iskandar)

materialisme setiap anggota masyarakat akan berlomba mengumpuIkan harta sebanyak


mungkin dengan cara bagaimanapun, baik itu jaIan haIal, syubhat maupun haram.13
Dalam sebuah masyarakat berideoIogi materialisme semua orang menjadi sangat iri dan
berambisi menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta Iewat di tengah
kehidupan mereka. Persis sebagaimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh
kaya-raya bemama Qarun digambarkan di daIam Al-Qur'an. (QS Al-Qashshash :79)

Terjemahnya:
"Maku keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupsn dunia: ''Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun;
Sesungguhnya benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut.
Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di
televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan
berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut
terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya

perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan
pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena
terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.14
Budaya Materialisme inilah yang menghancurkan sistem, karena segalanya diukur dari
apa yang kita lihat, maju dan mundurnya sebuah Negara tinjauanya dari beredarnya mata
uang, rumah tangga bahagia diukur dari keluar masuknya uang, apapun sehingga mengikis
rasa sosial kita, darimana datangnya budaya Materialisme ini, sudah dipastikan dari Gerakan
Sekuler Liberal.
Contoh paling hangat adalah ketika Program Adzan TV One mengandung
unsur Iklannya, terlihat bagaimana pendekatan Iklan di dalamnya adalah pendekatan
Materialisme, Sukses diukur dari kekayaan, adanya unsur Bank (uang), Mobil dan rumah
mewah (harta benda) semuanya menanamkan impian duniawi semu kepada setiap muslim
yang menyaksikannya.
Dampak dari budaya materialisme ini adalah earut marutnya negeri ini, orang-orang yang
terpilih di DPR adalah orang yang memiliki uang banyak karena suara dapat dibeli dari
rakyat, maka tidaklah heran jika DPR disesaki oleh Pengusaha dan Artis untuk meningkatkan
kembali kekayaannya, lihatlah bagaimana dengan Kongres Demokrat yang bertabur uang
untuk kemenangan Anas Urbaningrum, Belum Kasus Century, Gayus Tambunan, Nazarudin
21
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

dan entah apalagi selanjutnya, semuanya tidak lain dan tidak bukan seputar uang dan harta
benda (Materialisme), Liberalisme Sekuler yang kita jalankan ini melahirkan budaya ini, uang
dan harta ini lahir dari rahim liberal Sekuler, dan dampaknya kini sudah terasa oleh bangsa
kita sendiri, kemiskinan, pengangguran, korupsi, ketidak adilan , jual beli perkara, apapun
istilahnya semuanya karena uang dan harta menjadi orientasi segalanya. Prilaku korupsi
menjadi sulit diberantas ketika materi adalah tujuan hidup. Dengan kata lain materi telah
menjadi mindset dalam seluruh aktivitas kita. Dalam keseharian, cara pandang ini seakan
telah menjadi budaya di negeri ini. Perhatikanlah cara pandangan masyarakat terhadap ukuran
keberhasilan dalam hidup. Ukuran keberhasilan seseorang lebih dilihat dari ukuran
keberhasilan material, seperti berapa mobil yang dimiliki, berapa pintu rumah yang dipunyai,
berapa hektar kebun sawit yang ditanami, di perusahaan besar mana bekerja. Cara pandang ini
menjadi dasar cara pandang masyarakat terhadap sebuah jabatan, apakah itu jabatan dalam
institusi bisnis, apalagi pemerintahan bahkan telah merambah dalam jabatan-jabatan sosial.
Jabatan bukan lagi dipandang sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan, tetapi
jabatan adalah kesempatan yang sebesar- besarnya untuk memperkaya diri, keluarga dan
golongannya. Maka tidaklah mengherankan saat sebuah amanah diberikan, bentuk rasa
syukur dilakukan dengan bentuk pesta yang menghabiskan banyak uang bahkan sering
dilakukan dengan foya-foya. Kapan ini berakhir? Setelah kita meninggalkan sistem Liberal
Sekuler ini dan kembali Ke Hukum Islam.

Pola hidup Hedonisme


Hedonisme dalam kamus bahasa Indonesia berarti, paham yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan yang paling utama dalam hidup. 15
Selanjutnya menurut Susanto hedonis adalah gaya hidup perpaduan antara kebutuhan ekspresi
diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat
sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagamya.16 Pola hidup seperti ini berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi
adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta fora
adalah tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena
mereka beranggapan bahwa hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati
hidup lebih banyak lagi.
Pengajaran atau konsep moral dari hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan
kesenangan. Jadi semua kenikmatan dan kesenangan secara fisik selalu membawa kebaikan.
Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa
pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup
yang paling hakiki bagi manusia. Pandangan hidup seperti inilah yang sekarang ini banyak
dan hampir semua ummat manusia mengamininya dan menjadikannya sebagai tolok ukur
dalam gaya hidup. Dengan demikian paham hedonisme sendiri berarti suatu pemikiran yang

22
Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme
(Iskandar)

menjadikan tujuan hidupnya adalah kesenangan materi. Kesenangan yang memuaskan jiwa
dan batin setiap manusia. Epicurus berpendapat bahwa kenikmatan materi adalah tujuan
utama dalam hidup. Filsafatnya menitik beratkan pada etika yang memberikan ketenangan
batin. Hedone (kenikmatan atau kesenangan) diperoleh dengan memuaskan keinginannya.
Manusia harus bisa memilih keinginannya agar dapat mencapai kepuasan yang mendalam.
Hedonisme yang hanya mencari kenikmatan materi demi kepuasan jiwa tidaklah sempurna
sampai seseorang terjauh dari kehidupan spiritual yang dianggap mengekang manusia. 17
Hedonisme adalah suatu perwujudan budaya yang selalu berupaya menghindari kesukaran,
mencari dan memproduksi kemudahan-kemudahan. Dimana tawarannya adalah pemuasan
hasrat, keinginan, dan hawa nafsu.18 Tidak dapat disangkal bahwa perkembangan informasi
dan teknologi te1ah memberikan sumbangsih yang besar terhadap perkembangan peradaban
ummat manusia. Dengan kemajuan teknologi dan informasi, pekerjaan manusia semakin
dipermudah, akibatnya manusia dimanjakan dengan kemudahan-kemudahan yang coba
ditawarkan oleh produk- produk yang sifatnya instan. Disamping memberi dampak posit if
bagi peradaban manusia, kemajuan informasi dan teknologi juga dapat meberi dampak negatif
bagi masyarakat, khususnya bagi generasi muda kita, mereka adalah kelompok pertama yang
menjadi sasarannya, sebab mereka yang merupakan sosok yang masih dalam tahap pencarian
identitas. Ulah kemajuan informasi dan teknologi sangat mudah berubah gaya hidup manusia
baik cara berfikir, cara berpakaian dan cara pergaulan.19
Bila kita tinjau dari cara berpakaian maka kita dengan sangat mudah menemukan busana
seksi dan setengah telanjang dalam setiap aktivitas keseharian kita, sebut saja di tempat-
tempat hiburan dan sarana perbelanjaan seperti mall. Bahkan kadang-kadang untuk menjadi
seorang staf di sebuah kantor atau perusahaan pun harus berpakaian modis dan rata-rata rok
lima belas senti di atas lutut. Yang lebih menyedihkan lagi, fenomena ini justru bisa kita
saksikan di dunia kampus. Dunia kampus yang notabenenya sebagai pencetak kaum intelek
dan insan akademik seharusnya menjadi penetralisir pengaruh negatif tersebut, justru berbalik
arah seolah ingin melegalkan budaya hedonisme dikalangan generasi muda kita. Kampus
telah menjadi pentas pertunjukan mode dan peragaan busana. Bisa kita lihat dan saksikan
disetiap sudut-sudut kampus kita, setiap hari kita disuguhkan dengan busana yang menantang
oleh sebahagian kaum perempuan. Dengan celana jeans ketat dipadu dengan baju kaos super
ketat sampai perut, sehingga kelihatan pusar. Fenomena seperti ini pun tidak luput dari
kampus-kampus yang berlabel kampus islami. Sedangkan si laki-Iakinya yang
mengadopsi habis-habisan gaya hidup punk dari Barat sana. Seolah olah mereka kehilangan
kepribadian sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur dan tatakrama.
Dalam konteks dunia global saat ini hedonisme lahir berawal dari pengaruh media massa
diketahui bahwa salah satu dari sifat media adalah ada nuansa bujukan terhadap publik
(khalayak), sehingga menurut John Kenneth Galbraith Dari subuh hingga tengah malam
orang-orang terus diberitahu tentang adanya berbagai macam barang dan jasa melalui media
massa ...20

23
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan lahirnya paham hedonisme pada masyarakat
modem khususnya sebagaimana dikemukakan oleh Amstrong yang dikutip Nugraheni, gaya
hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-
kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.21
Lebih lanjut Amstrong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor
yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sebagai berikut :
Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan
mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi
oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
Pengalaman den pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial
dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan
dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari
pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku
yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan
kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif
seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup
yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

Adapun faktor ekstemal sebagai berikut :


Kelompok retereasi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak
langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota di dalam kelompok
keluarga. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap
dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan
anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
Kelas sosial Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada
dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu
kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam
lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini
dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena
kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu

24
Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme
(Iskandar)

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan


suatu peranan.
Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.22

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (ekstemal). Salah satu hal yang sangat
berpengaruh adalah adanya interaksi dari lingkungan yang hedonis sehingga lambat laun akan
mempengaruhi individu dan masyarakat tersebut.

Peran dakwah dalam menghadapi pola hidup


Islam sebagai agama rahmatan liI slsmin, dengan makna ajaranya mengandung misi
universalitas, maka ia harus mampu dibumikan (diaktualisasikan) dengan baik oleh umat
Islam khususnya dalam mengimbangi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat sehingga manusia cenderung terlena dengan kemajuan tersebut. Hal ini
mendorong manusia untuk hidup dengan pola kehidupan individualisme, materialisme dan
hedonisme.
Mengacu dari hal-hal tersebut di atas, maka eksistensi dakwah diharapkan mampu tampil
sebagai jalan tengah dalam menyelesaikan berbagai persoalan umat dalam konteks kekinian.
Menurut Ahmad Anas, dakwah dalam konteks saat ini bukan hanya masalah halal-hararn,
sebab kriteria seperti membutuhkan formulasi dakwah secara universal, agar dakwah dapat
sejalan dengan masyarakat dan seperangkat problematikanya.23
Dengan demikian perlu ada langkah-Iangkah konkrit yang harus dilakukan dalam
menghadapi serbuan pola hidup individualisme, materialisme dan hedonisme yang dibangun
dari kacamata keislaman. Langkah-Iangkah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Mulai Dari Diri Sendiri


Dalam konteks Al-Qur'an Allah ajarkan manusia untuk mulai dari diri sendiri kemudian
terhadap orang lain dalam berbagai hal, agar orang yang akan diajak dapat melihat bagaimana
konsistensi antara ucapan dan perbuatan kita. Allah berfirman:

Terjemahnya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu ... 24

25
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

Ayat di atas mempertegas bahwa apapun yang kita sampaikan dalam konteks dakwah,
seyogyanya dimulai dari diri sendiri kemudian ditujukan kepada keluarga dan lingkungan
termasuk dalam hal sikap individualisme.materialisme dan hedonisme.
Membudayakan sikap Qana’ah
Sikap qona'ah (rela dan menerima pemberian Allah SWT) adalah sikap yang sangat
dibutuhkan oleh setiap insan. Sikap qona'ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya
maupun orang miskin. Tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain, tidak tamak
terhadap apa yang dimiliki manusia, serta tidak rakus mencari harta benda dengan
menghalalkan semua cara. Sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa
yang sekedar dibutuhkan. Sikap qona'ah inilah yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.
Ketika awal-awal Islam disebarkan di Mekah dan Madinah.,,25
Qona'ah merupakan sikap terpuji yang harus dibiasakan. Walaupun terkadang sangat
berat untuk dilakukan, namun bagi siapa saja yang berusaha dan berIatih, secara terus
menerus. Karena sifat manusia tersebut telah digambarkan oleh Allah SWT.

Terjemahnya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir. (QS. al-
Maarij [70]: 19-21)26

Dalam masalah dunia hendaklah kita melihat orang yang di bawah, sedangkan dalam
masalah kehidupan akhirat kita harus melihat orang yang berada di atas.

Melakukan Dakwah moderat dan konstektual


Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak
mempengaruhi persepsi dan kebutuhan manusia dakwah Islam harus melakukan evaluasi diri
dan penyusunan strategi agar tetap aktual dan kontekstual yang bisa dijadikan sebuah
altematif solusi terhadap berbagai problem serta tantangan kehidupan yang semakin
bertumpuk.
Dalam meletakkan prioritas solusi altematif itu, kita harus mengacu pada struktur
bangunan dakwah yang bagus berdasarkan analisis dan kemampuan untuk melakukan terapi
yang tepat di samping itu para muballigh juga harus senantiasa memperbaharui isi dan
penampilan dakwahnya dan jalan yang bisa dilakukan adalah dengan iqra ' banyak membaca.

Pengendalian Diri
Berbagai tindakan yang menyimpang dalam kehidupan dunia ini, tidak akan dapat
diberantas begitu saja tanpa adanya keinginan untuk pengendalian diri untuk melakukan
berbagai tindakan yang menyimpang dari ajaran agama begitu halnya dalam konteks

26
Dakwah dan Individualisme, Materialisme Dan Hedonisme
(Iskandar)

individualisme, materialisme dan hedonisme, karena secara naluri kemanusiaan manusia telah
diberikan kecenderungan untuk mencintai harta, tahta dan wanita. Allah Swt. berfirman

Terjemahnya:
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang temakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi
Allah-lah tempat kembali yang baik surga. (QS. Ali Imran [04]: 04)27”

Berdasar pada ayat di atas, semakin tampak bahwa tidak ada manusia yang tidak
menginginkan harta akan tetapi jika keinginan tersebut diterjemahkan dengan cara berlebihan
(hedonisme) maka ini adalah dilarang oleh agama.

Melaksanakan dakwah yang berparadigma transformatif dan urgen


Orientasi dakwah harus lebih mengedepankan perbaikan kualitas keimanan individual
dengan tekanan hanya pada ketaatan menjalankan ritual keagamaan telah mengabaikan satu
dimensi penting dalam dakwah. Dimensi dakwah yang terabaikan tersebut adalah
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Islam secara menyeluruh.28 Keterbelakangan,
ketertinggalan dan keterpinggiran umat Islam dari percaturan (peradaban) global dewasa ini
adalah beberapa realitas yang kurang tersentuh dalam materi dakwah. Dalam pengertian
bukan dakwah yang materi pembicaraannya hanya sekedar menggerutu, mengumpat dan
menyalahkan umat atau orang lain yang menjadikan Islam mundur, tetapi dakwah dimaknai
secara lebih luas dengan tekanan pada perbaikan kualitas sosial, pendidikkan dan ekonomi
masyarakat.
Islam sendiri sering disebut sebagai agama pembebas, seperti yang telah dilakukan oleh
Nabi dan generasi awal Islam dalam merealisasikan dakwah dalam pengertian seperti ini.
Yakni dakwah yang mampu menstransformasikan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat
manusia secara lebih luas.

SIMPULAN
Dari pembahasan tentang dakwah dan individualisme, materialisme dan hedonisme, maka
dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Individualisme merupakan satu
falsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan
kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Salah satu
fitnah zaman modem dewasa ini adalah merebaknya idiologi materialisme. Ideologi ini

27
Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 13, No. 1, Juni 2012 : 17 - 30

berdasarkan gagasan bahwa materi, harta atau kekayaan merupakan tolak ukur mulia tidaknya
seseorang. Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia dan semakin
sedikit materi atau harta yang dimilikinya berarti ia dipandang sebagai seorang yang hina dan
tidak patut dihormati. Hedonisme tidak hanya sebuah gaya hidup yang serba bebas, melainkan
sebagai pemikiran dan kepercayaan yang tentunya berakhir pada kehancuran nilai-nilai
agama. Kesenangan yang ditawarkan dalam budaya hedonisme tidak lain bersifat fana dan
menipu. Apa yang kini dianggap modern belum tentu berbuah baik bagi kehidupan manusia.
Peran dakwah sangat dibutuhkan dalam menangkal arus globalisasi yang cenderung
menjangkiti sebagian masyarakat sehingga dakwah harus tetap dihidupkan oleh generasi
Islam, karena hidup dan matinya Islam terletak terhadap eksistensi dakwah itu sendiri. Dalam
menghadapi dampak negatif dari kehidupan global saat ini dakwah harus secara berkala untuk
mereformulasi dan menata dakwah secara universal dan kontekstual yang sejalan dengan
tuntutan masa kini.

28
1
Endnotes
Ruslani, Wacana spritualitas Timur dan Barat, Yogyakarta: Qalam, 2000, hal. 8
2
Bustaman, Dimensi Spritualitas dalam teori psikologi, dalam: Ulumul Qur'an, nomor 4, vol. V, Tahun 1994, hat.
16
3
Lihat, Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer; Aplikasi Teoritis dan Praktis Dakwah Sebagai So/usi Problematika
Kekinian, Semarang: Pustaka Rezki Putra, 2006, h. 53
4
www. google.com, di unduh tanggal, 15 desember 2011.
5
Tim Reality, Kamus terbaru Bahasa Indonesia, Cet. I; Surabaya: Reality Publisher, 2008, hal. 255
6
Peterson, Media masyarakat Modern, Edisi 11; Cet, Ill; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 35
7
http://www . tokoh- indonesia.comJensiklopedi/s/suhardimanlbiografI/08 .shtml, diunduh tanggal, 17 Desember 2011.
8
Makalah Hamiruddin, Dakwah kultural ditengah arus budaya massa, dipresentasekan pada tanggal, 2 desember
2011.
9
Tirn Reality, Kamus terbaru Bahasa Indonesia, op.,cit, h. 439
10
Ruslani ed, op. Cit., h. 6
11
http://sabda.org/artikel/materialisme, diunduh pada tanggal, 10 desember 2011
12
Amidjaja, Dody, Iman, Ilmu dan Amal, CetJ; Bandung: Pustaka salman ITB, 1980. h. 67
13
Hasan, Prospek Islam dalam menghadapi tantangan zaman, Cet. VI; Jakarta: Lantabora Press, 2005, h. 75
14
http://www.eramusiim.comlsuara-langit/penetrasi-ideologilmateriaiisme-versus- islam.htm, diunduh tanggal, 12
desember 2011.
15
Tim Reality, Kamus terbaru Bahasa Indonesia, Op.cit, h. 281
16
Lihat Susanto, Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis, Jakarta; Penerbit Buku Kompas, 2003, t.h
17
Ibid
18
Ibid., h. 48
19
http://mersi.wordpress.com/2008/08/14/generasi-muda-sumber-vs-hedonisme/ diunduh tanggal, 15 Desember
2011
20
Rivers dkk., Media Massa Masyarakat Modem ed. 11; Cet.III; Jakarta: Prenada Media Group, 2008, h. 233
21
Skripsi Nugraheni, Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Ditinjau Dari Lokasi Tempat
Tinggal. www.yahoo.com. 15 desember 2011
22
Lihat, Skripsi Nugraheni, ibid,diakses melalui www.yahoo.com. 15 Desember 2011
23
Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer, op.cit., h. 127
24
Ibid
25
Nabi bersabda :Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rezeki yang kadar mencukupi dan diberi
kepuasan oleh Allah SWT. terhadap apa yang diberikan kepadanya. H.R Muslim: 2473
26
Departemen Agama RI, op. cit
27
Departemen Agama RI, op. cit
28
Ibid., h. 258

DAFT AR PUST AKA

Ahmad Anas, Paradigma Dakwah Kontemporer; Aplikasi Teoritis dan Prsktis Dakwah Sebagai Solusi
Problematika Kekinisn, Semarang: Pustaka Rezki Putra, 2006

Hamiruddin, Dakwah kultural ditengah arus budaya massa, dipresentasekan pada tanggal, 2 desember
2011.

Hanna jumhana Bustaman, Dimcnsi SprituaJitas daJam tcori psikologi, dalam: Ulumul Qur'an, nomor
4, vol. V, Tahun 1994.
Hasan, Muhammad Tholhah. Prospek Islam dalam menghadapi tantangan zaman., Cet. VI; Jakarta:
Lantabora Press, 2005.

http://sabda.org/artikel/materialisme, diunduh pada tanggal, 10 desember 2011.

http://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologilmaterialisme-versus-islam.htm, diunduh
tanggal, 12 desember 2011.

http://www.tokoh-indonesia.com/ensiklopedils/suhardiman/biograft/08.shtml,diunduh tanggal, 17
Desember 2011.

Ruslani, Wacana sprituaJitas Timur dan Barat, Y ogyakarta: Qalam, 2000, hal. 8

Susanto, Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis, (Jakarta; Penerbit Buku


Kompas, 2003), t.h http://mersi.wordpress.com/2008/08/14/generasi-muda-sumber-vs-
hedonisme/ diunduh tanggal, 15 Desember 2011.

Peterson, Theodore. Media masyarakat Modem, Edisi II; Cet, III; Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008.

Tim Reality, Kamus terbsru Bahasa Indonesia, Cet. I; Surabaya: Reality Publisher, 2008.

Tisna Amidjaja, Dody, Iman, Ilmu dan Amal, Cet.I; Bandung: Pustaka salman ITB, 1980.

Williyam L. Rivers dkk., Media Massa Masyarakat Modem , ed. II; Cet.III;Jakarta: Prenada Media
Group, 2008.

Anda mungkin juga menyukai