Anda di halaman 1dari 12

Hedonisme adalah derivasi (turunan) dari liberalisme.

Sebuah pandangan hidup bahwa


kesenangan adalah segalanya, bahkan kehidupan itu sendiri. Bagi kaum hedonis, hidup adalah
meraih kesenangan materi: sesuatu yang bersifat semu, sesaat, dan artifisial. Salah contoh
hedonisme seperti berfoya-foya dan hura-hura. Dalam prospektif hedonisme para penganut
hedonisme kebanyakan dari kalangan menengah keatas, karna dalam melampiaskan
kesenangannya pasti uang yang mereka keluarkan sangat banyak, tapi mereka tidak terlalu
mempedulikannya, yang terpenting bagi penganut hedonisme ini adalah kesengan. Shoping di
mall dengan mengeluarkan biaya yang sangat banyak, mengadakan party di club malam, mabok-
mabokan. Hal inilah dampak dari pandangan hidup dengan cara bersenang-senang atau
hedonisme. Selain itu Budaya hedonisme ini lebih cenderung ke budaya barat.

Pandangan ini lahir di Barat, yang memuja kebebasan berperilaku. Jika perilaku hedonisme
dibiarkan saja, ini akan menjadi racun bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Membiarkan racun bersarang dalam tubuh kampus sama artinya menyediakan pembunuh
karakter intelektual atas mahasiswa dan sivitas akademika. Budaya negatif ini telah mengikis
sense of crisis generasi muda terhadap berbagai permasalahan bangsa. Jangankan peduli negara,
kebijakan di tingkat kampus dan rektorat pun jarang direspon.

Kenyataan ini sungguh ironis mengingat mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dan di
pundak mahasiswalah harapan semua orang bertumpu. Mahasiswa yang terpengaruh budaya
konsumtif dan sulit melepaskan diri dari pengaruh teman-temannya yang sama-sama berperilaku
konsumerisme perlahan-lahan akan kehilangan daya pikir, logika, nalar, dan analisisnya.
Akibatnya adalah kita terancam kehilangan generasi penerus yang pandai, idealis, kritis, dan
dapat memberi solusi atas permasalahan yang timbul. Dalam lingkup yang lebih luas negara kita
terancam kehilangan pemimpin yang dapat diandalkan untuk memimpin bangsa yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan negara kita akan mudah dikuasai oleh negara lain.

Hal ini sangat relevan dengan teori IPS yakni adanya interaksi suatu kelompok yang
mempengaruhi individu lain, di mana kelompok tersebut membawa pengaruh buruk terhadap
individu yang belum mengenal budaya luar.

Adanya kesenjangan sosial yang mendominasi diantara mereka karena beberapa kelompok
menganut paham hedonisme,yang kemudian mempengaruhi individu lain. Kelompok kalangan
atas tersebut menindas kalangan menengah sehingga mengakibatkan terjadinya interaksi negatif
yang melanggar norma dan budaya.

Nah setelah mengetahui apa itu hedonisme dan apa dampaknya bagi remaja, Ini dia cara
mengatasi hedonisme di bawah ini.

-Mengubah Mindset Konsumtif Jadi Produktif - Cara mengatasi hedonisme pertama, yaitu
mengubah mindset konsumtif jadi produktif. Kita harus memiliki pola pikir memandang sesuatu
berdasarkan produktivitasnya. Pertimbangkan keuntungan di masa sekarang dan masa
mendatang.
- Menyadari Bahwa Hidup Bukan Tentang Senang-Senang Saja - Menyadari bahwa hidup bukan
tentang senang-senang saja merupakan cara mengatasi hedonisme. Kita sebagai manusia harus
memahami bahwa kehidupan ini selalu berputar.

-Susun Target dan Rencana Keuangan Jangka Panjang - Salah satu cara mengatasi hedonisme
adalah menyusun target dan rencana keuangan jangka panjang.

-Membatasi Diri Saat Melakukan Self-Reward - Self-reward sering kali menjerumuskan kita
pada gaya hidup hedonis. Sehingga cara mengatasi hedonisme adalah membatasi diri saat
melakukan self-reward.

-Mencatat Setiap Pengeluaran dan Pemasukan - Gaya hidup hedonis berkaitan dengan sifat
boros. Oleh sebab itu, cara mengatasi hedonisme adalah mencatat setiap pengeluaran dan
pemasukan. Dengan demikian Kita bisa mengontrol keuangan Anda dan menerapkan hidup
hemat.

-Selektif Saat Memilih Lingkaran Pertemanan - Lingkungan menjadi faktor penting dalam
mempengaruhi gaya hidup Kita. Sehingga, usahakan untuk selektif saat memilih lingkaran
pertemanan. Hindari circle yang mendorong Kita untuk mengedepankan gaya hidup mewah.

Pada era digital seperti sekarang, generasi millenials adalah generasi atau rentan umur yang
sering disorot dalam berbagai hal,terutama dalam perkembangan yang baik dalam sains dan
teknologi, yaitu mereka yang lahir pada akhir 90-an hingga tahun 2000-an. Namun, hal ini justru
berbanding terbalik ketika berbicara tentang penerapan Pancasila. Sila-sila Pancasila seringkali
dilanggar oleh para millenials, terutama sila ke-2 Pancasila yang berbunyi “Kemanusian yang
adil dan beradab”. Hal ini terjadi karena munculnya budaya Hedonisme dan konsumerisme di
kalangan millenials di Indonesia. Hedonisme adalah gaya hidup dengan pandangan hanya
mengejar kenikmatan atau materi sebagai tujuan hidup, sementara konsumerisme adalah gaya
hidup dengan pandangan untuk menggunakan barang atau jasa secara berlebihan. Secara umum,
jika kedua definisi tersebut digabung maka akan mendefinisikan orang-orang yang senang
menghamburkan uang,boros dan hanya berorientasi kepada materi. Hal ini merupakan fenomena
umum pada kalangan millenials yang terjadi akibat faktor internal maupun eksternal. Namun,
faktor eksternal-lah yang memberikan pengaruh paling kuat.Faktor tersebut berasal dari gawai
dan sosial media yang digunakan para millenials. Kecenderungan untuk ikut-ikutan membeli
barang yang dimiliki oleh para influencer, artis, ataupun selebgram dan membuat mereka
mengeluarkan sejumlah uang walau barang tersebut tidak terlalu berguna untuk mereka karena
mereka masih memiliki substitusi atau pengganti barang tersebut.

Ditambah lagi, menjamurnya start-up belanja daring seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada
yang memberikan diskon besar-besaran serta berbagai macam voucher membuat para millenials
tergiur untuk membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi mereka. Fenomena
tersebut menciptakan orang-orang yang egois serta angkuh akan apa yang mereka miliki. Lebih
lanjut, fenomena ini membawa sifat matrealistis yang tentu tidak sesuai dengan norma
masyarakat ketimuran seperti di Indonesia. Hedonisme dan konsumerisme juga semakin
menunjukkan kesenjangan sosial yang di Indonesia, di salah satu sisi ada orang yang makan nasi
saja dibumbui dengan lembaran emas sementara yang lainnya masih bingung memilih lauk di
kedai makanan agar bisa mengenyangkan dengan uang yang seadanya. Miris, namun itulah
keadaan yang terjadi, dimanakah segi “kemanusian” ketika membeli barang-barang tanpa
negosiasi, membeli makanan pada franchise besar tanpa mengeluh, namun membeli sayuran atau
sembako di kedai milik tetangga masih ingin menawar. Padahal, membeli di kedai milik tetangga
itu membantu menghidupi keluarganya, sementara franchise besar itu sudah kaya dan
menghasilkan.

Pancasila seharusnya menjadi ideologi dan cara kita bersikap terhadap perkembangan zaman,
atau berfungsi sebagai filter untuk tidak merusak norma-norma yang ada di Indonesia. Sifat
matrealistis akibat hedonisme dan konsumerisme ini hendaklah ditinggalkan, terlebih di masa
pandemi di saat banyak orang yang kesusahan. Bagaimana jika membuka usaha dan
menciptakan lapangan kerja, atau melakukan investasi sebagai simpanan jangka panjang serta
membantu meringankan beban orangtua di masa depan. Terakhir, selalu amalkan setiap sila-sila
Pancasila untuk kehidupan berbangsa yang lebih baik lagi.

Menurut KBBI Hedonisme adalah pandangan yang menganggap bahwa setiap


kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk materi merupakan tujuan utama dalam hidup
seseorang.

Gaya hidup hedonis adalah suatu dorongan individu untuk berperilaku dengan
memegang prinsip kesenangan

Kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Hedonisme
sendiri dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau merupakan ideologi yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dan memiliki tujuan utama untuk menikmati
serta merasakan kebahagiaan pribadi ketika menjalani hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hedonisme merupakan pandangan yang
menganggap bahwa setiap kesenangan dan kenikmatan dalam bentuk materi merupakan tujuan
utama dalam hidup seseorang.

Ciri-Ciri Gaya Hidup Hedonisme

Orang yang memiliki gaya hidup hedon, maka ia memiliki pandangan bahwa tujuan utama dalam
hidupnya adalah untuk kenikmatan serta kesenangan pribadinya saja.

Orang dengan gaya hidup hedonisme, tidak memedulikan kepentingan serta kebahagiaan orang
lain sehingga orang tersebut menjadi pribadi yang egois.

Orang dengan gaya hidup hedon tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah ia miliki baik
harta maupun keluarga.
Orang dengan gaya hidup memiliki sifat konsumtif dan lebih mengutamakan untuk membeli
barang-barang atau suatu hal karena kesenangan dianggap lebih utama dibandingkan dengan
kebutuhan.

Orang dengan gaya hidup hedonisme cenderung memiliki sifat yang diskriminatif serta
sombong.

Orang dengan gaya hidup hedonisme selalu melihat orang lain berdasarkan harta kekayaan dan
merasa dirinya lebih baik dari orang lain.

Sejatinya, gaya hidup menjadi cerminan cara seseorang mengatur kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat,
hingga perilakuknya di depan umum. Ada beberapa aspek dalam gaya hidup hedonis, antara lain: Kegiatan:
kegiatan yang menyebabkan gaya hidup hedonis antara lain menghabiskan waktu di luar ruamh, membeli
barang mewah, hingga selalu pergi ke pusat perbelanjaan dan kafe. Minat: beberapa minat yang menyebabkan
hedonis seperti fashion, makanan, barang-barang mewah, tempat kumpul, dan keinginan untuk selalu menjadi
pusat perhatian. Opini: merupakan sebuah pernyataan yang digunakan untuk menggambarkan dan
mengevaluasi dalam perilaku.

Faktor Penyebab Hedonisme Secara garis besar, gaya hidup hedonisme dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal. Mengutip dari jurnal Psikopedagogia 3(1), berikut ini faktor yang dapat
mempengaruhi hedonisme:

1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang didasarkan pada
keyakinan diri sendiri untuk bergaya hidup sesuai keinginannya. Sikat dan anggapan bahwa seseorang harus
menunjukan kemewahan, kemegahan, dan senang menjadi pusat perhatian. Pemikiran seperti itu menjadi
faktor yang menyebabkan gaya hidup hedonis.

2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah penyebab hedonisme yang berasal dari luar. Pengaruh dari
lingkungan secara langsung atau tidak langsung bisa menyebabkan seseorang menjalani gaya hidup hedonis.

Sebagai contoh, seseorang yang berteman dengan orang-orang yang terbiasa hidup mewah, maka
kemungkinan besar orang tersebut juga turut mengikuti gaya hidup di lingkungan pertemanan tersebut.

Contoh Hedonisme

Orang-orang yang memiliki gaya hidup hedon sebenarnya cukup mudah dijumpai. Banyak di antara mereka
yang bahkan menunjukan kemewahan dan kemegahan gaya hidupnya di sosial media. Mengutip dari
gramedia.com, berikut ini beberapa contoh hedonisme yang sering dijumpai di tengah masyarakat Indonesia.

1. Membeli kendaraan mewah


Salah satu contoh gaya hidup hedonis yang sering dijumpai yaitu membeli dan memiliki kendaraan
mewah. Banyak orang yang membeli mobil mewah bukan untuk kebutuhan, namun hanya karena
kepuasaan diri saja. Banyak juga menganggap memiliki kendaraan mewah akan meningkatkan status
sosial. Pemikiran-pemikiran tersebut yang mendorong banyak orang untuk berlomba-lomba membeli
kendaraan mewah di luar kemampuannya.
2. Gemar belanja Kebiasaan belanja yang berlebihan ternyata termasuk contoh gaya hidup hedonisme.
Seseorang yang mempunyai sifat gemar belanja, umumnya tidak memikirkan fungsi dan keperluan
dari barang tersebut. Seseorang yang memiliki kegemaran belanja, biasanya hanya membeli barang
hanya karena keinginan saja bukan berlandaskan pada keperluan.
2. Mengkonsumsi makanan enak dan mahal setiap saat Makanan menjadi hal kebutuhan primer manusia.
Namun jika setiap hari mengkonsumsi makanan enak dan mahal, termasuk dalam gaya hidup hedonis.
Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sesuai kebutuhan tubuh, bukan hanya
makanan yang mahal.

Dampak Hedonisme

yang Tidak Baik untuk Kehidupan Gaya hidup hedonisme sering dikonotasi sebagai perilaku yang kurang
baik. Sebenarnya gaya hidup mewah dan megah sah-sah saja, asalkan mampu. Yang menjadi permasalahan
yaitu ketika tidak memiliki kemampuan tapi selalu berperilaku hedonis. Jika kita tidak memiliki kemampuan
lebih, namun memaksakan untuk hidup mewah maka akan ada beberapa dampak negatif yang menimpa.
Berikut ini beberapa dampak hedonisme yang tidak baik untuk kehidupan:

1. Tidak memiliki orientasi keuangan yang jelas Kebiasaan hedonis membuat seseorang sering menggunakan
uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Kondisi tersebut membuat keuangan menjadi tidak sehat. Karena biasanya
orang-orang yang melakukan hal tersebut, tidak mempertimbangkan aspek lain sebelum membelanjakan uang
yang dimilikinya.

2. Keuangan menjadi tidak sehat Gaya hidup hedonisme sangat erat kaitannya dengan pemborosan. Jika
kebiasaan tersebut dilakukan terus menerus, maka dapat membuat keuangan menjadi tidak sehat. Kita menjadi
terlalu banyak membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak penting tanpa adanya perencanaan keuangan
yang matang. BACA JUGA Demi Sebuah Gaya Hidup dengan Motor 250 CC

3. Tidak memiliki dana darurat dan investasi Seseorang yang terbiasa membelanjakan uang untuk kebutuhan
sekunder bahkan tersier, seringkali mengabaikan dana darurat dan investasi. Pada kedua hal tersebut sangat
diperlukan untuk menjaga agar kondisi keuangan tetap aman

Pancasila sebagai living ideology harus bersemai dalam kehidupan bermasyarakat, apapun
perkembangan zamannya. Pancasila dengan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab adalah
prinsip yang tegas melawan hedonisme.

Sebagai konsensus bangsa, Pancasila wajib dipatuhi oleh seluruh anak bangsa. Ajaran Pancasila
sebagai bagian dari empat pilar bangsa, yakni Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika adalah pemandu agar nilai keindonesiaan tidak luntur.

“Pancasila dan empat Pilar Kebangsaan adalah pemandu kita agar lebih beradab dan lebih peka
dengan kesenjangan ekonomi di masyarakat. Hedonisme sama sekali tidak mencerminkan
karakter luhur Pancasila

CONTOH KASUS HEDONISME

Mario Dandy Satrio dengan gaya hidup hedonisme, ini dampak negatif nya
ario Dandy Satrio masuk kedalam bagian hedonisme. Karena dengan kekayaan harta yang dimiliki sang
ayah yang kini status nya sudah menjadi mantan pegawai Ditjen Pajak Kementerian keuangan
(kemenkeu).
gaya hidup Mario Dandy Satrio ini termasuk kedalam kategori Hedonisme. Dengan mengendarai Mobil
Jeep Rubicon dan harley Davidson.

Perilaku hedonisme biasanya terjadi pada generasi kedua atau ketiga dari keluarga. Mereka yang
hanya tinggal menikmati dari apa yang sudah didapatkan tanpa harus keluar keringat atau
berusaha. Point nya mereka ingin dihormati dan diberikan pengakuan atas harta kehormatan
yang dimiliki.

Sehingga saat mereka terusik, mereka tak akan segan-segan untuk melakukan kekerasan,
tindakan sadis. Sigit juga menerangkan bahwa setiap masa pasti memiliki sifat hedonis namun
berbeda-beda. Berbeda bagaimana sifat hedonis tersebut dikondisikan.

Sikap atau perilaku hedonisme dapat memberikan dampak pada pribadinya dan juga lingkungan
sekitarnya. Dampak-dampak tersebut dapat termasuk kedalam artian positif ataupun negatif.
Berikut diantaranya beberapa dampak negatif yang dapat dirasakan menurut laman artikel
gramedia.

1. Individualisme, sering menyendiri. Selain menyendiri seseorang dengan gaya hidup


hedonisme akan merasa bahwa dirinya selalu lebih penting daripada orang lain.

2. Konsumtif, hal ini dikarenakan seseorang dengan gaya hidup yang hedon maka akan
bersamaan dengan sifat konsumtif. Karena mereka memiliki pandangan bahwa mementingkan
kesenangan jauh lebih baik dibandingkan kebutuhan. Dengan berbelanja dia akan untuk
kesenangan nya, sehingga ia akan selalu menghamburkan uang.

3. Egois, ini merupakan ekor dari sifat individualis, dengan berpandangan bahwa dirinya lebih
penting maka dia akan fokus pada dirinya sehingga tanpa memikirkan atau memedulikan orang
disekitarnya.

4. Memiliki sifat pemalas, karena kurang nya dalam penggunaan waktu yang baik pada
umumnya sifat pemalas ini akan menyelimuti. Karena ia terlalu fokus pada apa yang membuat
dia senang saja.

5. Tidak bertanggung jawab, dengan orang tersebut memiliki rasa pemalas sehingga menjadi
orang yan memiliki sifat kurang bertanggung jawab

6. Boros, dampak ini berkesinambungan dengan dampak konsumtif.

7. Korupsi, tak hanya menimbulkan dampak pada diri sendiri tapi dampak ini akan dirasakan
oleh lingkungan nya. Korupsi disini bukan hanya tentang uang, bisa saja waktu, pekerjaan dll.
Ketika seseorang dengan gaya hidup hedonisme, ia akan melakukan segala macam cara supaya
keinginan yang membuatnya bahagia terpenuhi.

Prilaku hedonisme bertentangan dengan


sila ke berapa?
Hedonisme adalah pandangan hidup atau aliran yang
mengutamakan kenikmatan hidup. Ia akan menganggap
bahwa seseorang menjadi bahagia dengan mencari suatu
kebahagiaan sebanyak - banyaknya dan menghindari
suatu perasaan yang dapat menimbulkan rasa sakit atau
menyakitkan.
Sila ke dua dari pancasila yang berbunyi kemanusiaan
yang adil dan beradab ini mempunyai hubungan dengan
perilaku hedonisme, sila kedua pancasila menjelaskan
tentang bagaimana manusia yang menyadari adanya
kesadaran sikap dan perbuatan manusia berdasarkan
budi nurani manusia dan berhubungan dengan adanya
norma - norma serta kebudayaan manusia tersebut. dari
kata adil yang memiliki arti suatu keputusan atau tindakan
berdasarkan norma - norma dan dilandasi oleh nilai - nila.
Jika perilaku hedonisme pada seseorang maka hal ini
tidak sesuai dengan nilai - nilai yang diperoleh dari
pancasila. Terutama pada norma sosial dan kesusilaan
yang ada pada masyarakat.
Sila ke lima dari pancasila yang berbunyi keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini juga berkaitan
dengan sikap atau perilaku seseorang di masyarakat
bahwa nilai yang didasari dan dijiwai oleh sila pertama,
kedua, ketiga hingga keempat. Perilaku
hedonisme memiliki dampak yang positif dan juga
dampak negatif didalam kehidupan bermasyarakat,
karena perilaku tersebut cenderung eksklusif dari
lingkungan sekitar. Dari sila kelima mengajarkan suatu
sikap bagaimana bersifat adil kepada diri sendiri maupun
sesama manusia. Penegak hukum dan keadilan
merupakan wujud kesejahteraan manusia lahir dan batin.
Maka dikatakan sila kedua dan sila kelima bertentangan
dengan perilaku hedonisme yang tidak sesuai dengan
nilai - nilai dan norma pancasila.

POINT KASUS

Jabatan dan kekayaan seringkali berbanding lurus dengan kemewahan,


kesombongan dan penyimpangan perilaku. Bahkan pada beberapa kasus,
jabatan dan kekekayaan seseorang mendorong seseorang untuk bergaya
hidup mewah. Jabatan dan kekayaan juga seringkali mendorong
munculnya sikap sombong, angkuh, takabbur dan menganggap rendah
orang lain. Dalam pikiran orang-orang yang sombong dengan jabatan,
kekayaan dan kemewahannya seringkali memicu untuk menganggap
remeh sebuah masalah dan melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
Setidaknya, ini yang dilakukan oleh seorang anak pejabat pegawai pajak
di ibukota Jakarta yang menjadi viral di medsos dan mendapat respon
negatif dan hukuman sosial dari netizen.

Apa yang dipertontonkan anak pejabat pegawai pajak dengan


memamerkan mobil mewah rubicorn, motor gede, dan terakhir dengan
melakukan penganiayaan terhadap anak, boleh jadi dipicu karena
bapaknya pejabat yang memiliki jabatan dan uang banyak. Sekali lagi
jabatan dan kekayaan serta kemewahan yang membuat sombong atau
ongkoh. Bagi manusia, sombong dan menyombongkan diri merupakan
akhlak yang tidak terpuji.
Jabatan dan kekayaan serta gaya hidup kemewahan yang disertai dengan
sikap sombong akan menjadi pendorong gaya hidup hedonis, yang
sebenarnya bukan merupakan budaya dan jati diri bangsa kita Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.

Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang berarti


kesenangan. Hedonisme merupakan jenis ideologi atau pandangan hidup
yang menyatakan bahwa kebahagian hanya didapatkan dengan mencari
kesenangan pribadi sebanyak-banyaknya dan menghindari perasaan
yang menyakitkan.

Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kenikmatan atau


kesenangan adalah tujuan hidup dan acuan dalam berperilaku dalam
masyarakat. Dalam paham hedonisme, kesenangan pribadi atau
kelompoknya merupakan hal yang utama, mereka tidak peduli dengan
perasaan atau kesenangan orang lain. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
hedonisme adalah pandangan hidup yang berdasarkan atas hawa nafsu.
Hedonisme sangat berhubungan dengan kekayaan, kenikmatan batin,
kenikmatan seksual, kekuasaan dan kebebasan. Dari pernyataan tersebut,
maka dipastikan jabatan, kekayaan serta gaya hidup mewah seringkali
mendorong gaya hedonis, di mana dengan jabatan dan kekayaan yang
dimiliki mendorong seseorang cenderung mencari kesenangan atau
kenikmatan dunia, tak peduli apakah jebatan atau kekayaan tersebut
diperoleh dengan cara halal atau haram, tidak peduli dengan perasaan
atau kesenangan orang lain. Bagi orang hedonis yang kesenangan dan
kemewahannya terpuaskan, tak peduli hal yang diperbuatnya
menyababkan kerugian bagi orang lain.

Gaya Hidup

Gaya hidup hedonis diantaranya ditandai dengan ciri-ciri: a) kenikmatan


pribadi merupakan tujuan utama dalam kehidupan, b) mengabaikan
perasan atau kebahagiaan orang lain dalam memenuhi keinginan, c)
materialis, yakni tidak pernah merasa puas dengan yang dimiliki, selalu
mencari ha rta yang lebih dan kekayaan merupakan unsur yang sangat
penting dalam kehidupan, d) konsumtif, yakni mengutamakan keinginan
dalam membeli sesuatu, bukan mengutamakan kebutuhan, e) pergaulan
bebas, f) diskriminatif, yakni membedakan indivitu berdasarkan
kekayaan dan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga
cenderung sombong.

Faktor Penyebab

Timbulnya hedonisme banyak dipengaruhi berbagai faktor. Setidaknya


ada 2 (dua) faktor penyebab terjadinya hedonisme yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Pertama faktor internal atau faktor yang berasal
dari dalam diri sendiri merupakan penyebab hedonisme yang paling
utama. Sudah menjadi sifat dasar manusia ingin memiliki kesenangan
sebanyak-banyaknya dengan bekerja seringan mungkin. Selain itu,
manusia juga memiliki sifat dasar tidak pernah puas dengan hal yang
sudah dimiliki. Sifat dasar manusia tersebutlah yang menjadi penyebab
hedonisme dan juga perilaku konsumerisme. Kedua, Faktor Eksternal
yaitu faktor penyebab hedonisme dari luar yang paling utama yaitu arus
informas dari luar yang sangat besar atau globalisasi. Kebiasaan dan
paham orang dari luar negeri yang dianggap bisa membuat senang lalu
diadaptasi oleh masyarakat Indonesia.

Pengaruh dan Dampak

Pengaruh dan Dampak Hedonisme


Hedonisme dalam konteks budaya dan peradaban masyarakat memiliki
kekurangan dan kelebihan. Diantara kelebihan hedonisme yaitu: 1)
tumbuhnya motivasi yang kuat dalam mencapai keinginannya, 2) sikap
pantang menyerah dan bersikeras untuk mewujudkan keinginan, 3)
menghargai waktu dan kesempatan, karena setiap waktu dan kesempatan
digunakan untuk mewujudkan yang mereka inginkan.
Adapun kekurangannya adalah: 1) menghalalkan segala cara untuk
mencapai keinginannya sehingga cenderung menggunakan cara yang
negatif (tidak baik); 2) sikap egois bahkan cenderung arogan dan tidak
memiliki kepekaan sosial; dan 3) mengganggu kepentingan dan
kenyamanan orang lain karena dalam mencapai keinginanya mereka
tidak peduli dengan orang di sekitarnya.

Dengan kekurangannya tersebut, hedonisme menimbulkan dampak yang


terjadi dalam masyarakat diantaranya tumbuhnya sikap dan gaya hidup
individualisme, konsumtif, egois, arogan, cenderung pemalas, kurang
bertanggungjawab, boros dan cenderung mengarah pada prilaku korupsi,
tidak memiliki kepekaan sosial, dll.

Prespektif Pancasila

Dalam perspektif Pancasila, gaya hidup hedonis terlebih dengan


mengakibatkan tindak kriminal atau penganiayaan merupakan perilaku
yang tidak sesuai dengan Pancasila baik dalam konteks Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia maupun Pancasila sebagai
sistem etika. Sebagai sistem etika, Pancasila memuat nilai-nilai praksis
yang sejatinya menjadi panduan hidup bagi setiap warga negara dalam
berperilaku, terlebih seorang pejabat negara dan anak pejabat. Sejatinya
pejabat negara memberikan teladan tentang pola hidup sederhana sesuai
nilai praksis Pancasila. Demikian pula, sejatinya menjauhi sikap dan
perbuatan semena-mena terhadap orang lain, dan banyak etika lainnya.
Yang disayangkan, kesadaran memahami dan mengamalkan nilai-nilai
luhur Pancasila oleh sebagian pejabat atau warga bangsa ini masih
dipertanyakan. Jangan-jangan Pancasila dengan segala kelebihannya dan
keluhuran nilai-nilainya hanya dijadikan lips-service semata.

Tidak salah seseorang memiliki jabatan dan kekayaan yang mewah,


karena itu hak setiap orang dan hak asasi seseorang yang dijamin oleh
negara dalam konstitusi negara. Yang tidak boleh adalah jabatan dan
kekayaan yang dimiliki menyebabkan kecemburuan sosial, sombong
angkuh dan menyebabkan seseorang berbuat semena-mena terhadap
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai