Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME

PENDIDIKAN AGAMA
Usman, SHI, MA

Di Susun Oleh
Muhamad Ravi (22101155310305)
Jurusan Menajemen M-15
I. AKHLAK dan PERMASALAHAN MODERN

o Pengertian akhlak
Akhlak merupakan kata serapan dari bahasa Arab, al-Akhlaq yang berarti
perangai, tabiat, atau tingkah laku. Secara terminologi Akhlak dapat dimaknai
jiwa seseorang yang selalu mewarnai setiap tindakan dan perbuatannya, tanpa
pertimbangan lama ataupun keinginan.
Dalam beberapa kasus, akhlak ini sangat meresap hingga menjadi bagian
dari watak dan karakter seseorang. Namun, dalam kasus yang lain, akhlak ini
merupakan perpaduan dari hasil proses latihan dan kemauan keras seseorang.
Sifat dermawan misalnya, bisa jadi telah tertanam dalam diri seseorang tanpa
usaha membiasakan atau memaksakan diri untuk bersikap demikian. Kondisi
ini juga berlaku bagi akhlak lain, seperti berani, penyayang, selalu menjaga
kesucian, dan bersikap adil.
Bahkan, menurut Ibnu Taimiyah, akhlak berkaitan erat dengan iman,
karena iman terdiri atas beberapa unsur. Pertama, berkeyakinan bahwa Allah
adalah Sang Pencipta satu-satunya, pemberi rezeki dan Penguasa seluruh
kerajaan. Kedua, mengenal Allah dan menyakini bahwa Dia yang patut
disembah. Ketiga, cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhadap semua
makhluk-Nya. Keempat, cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya
pada tujuan yang satu, yaitu demi mencapai Ridha Allah SWT.

o Permasalahan akhlak dalam masyarakat modern


Terkait dengan permasalahan peran akhlak dalam masyarakat modern
kini muncul kembali di saat manusia di zaman modern dihadapkan pada
masalah moral dan akhlak yang cukup serius, yang kalau dibiarkan akan
menghancurkan masa depan bangsa yang bersangkutan.
Praktek hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan kesempatan
dengan mengambil bentuk perbuatan sadis dan merugikan orang kian tumbuh
subur di wilayah yang tak berakhlak. Korupsi, kolusi, penodongan, perampokan
pembunuhan, pemerkosaan, dan perampasan hak-hak asasi manusia pada
umumnya dan cara mengatasinya bukan hanya dengan uang, ilmu
pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dibarengi dengan penanganan di
bidang mental, spiritual dan akhlak yang mulia.
Dengan demikian masyarakat modern pada dewasa ini mempunyai
banyak problematika dari segi ekonomi, teknologi, sosial dan budaya. Dengan
banyaknya problematika ini masyarakat modern dituntut untuk tetap exist
dalam kehidupan sehari-hari, disinilah peran akhlak dalam kehidupan spiritual
manusia yang mempengaruhi kehidupan non spiritual mereka.

o Solusi yang ditawarkan Islam dalam menghadapi permasalahan modern


Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun menjalani dan memaknai kehidupan. Lalu menurut John Locke
dalam teorinya tentang masyarakat madani menyatakan bahwa kekuasaan
negara tidak boleh mutlak tetapi harus ada batas-batasannya.
Batas-batas yang dimaksud merupakan hak asasi manusia yang paling
dasar atau yang dikenal sebagai yang dikenal sebagai basic human right.
Menurut loc hak-hak manusia yang paling dasar tersebut adalah hak atas
kehidupan hak atas kemerdekaan dan hak atas kepemilikan.
Lalu bagaimana karakteristik masyarakat madani dan bagaimana cara
mewujudkannya. Yang pertama, tidak adanya dominasi kekuasaan pemerintah
atas masyarakat, kedua masyarakat memiliki ruang publik yang bebas sebagai
sarana untuk mengemukakan pendapat, ketiga pemenuhan kebutuhan dasar
setiap individu keluarga dan kelompok dalam masyarakat, keempat setiap
masyarakat harus menerima setiap perbedaan sosial suku ras dan agama, yang
terakhir tersedianya sistem pendidikan yang berjalan dengan baik lalu
sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara
mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.
Quran Surat Ali Imron ayat 110 yang artinya.
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka.
II. AGAMA dan Tantangan RADIKALISME
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong munculnya paham
radikalisme ini. Yang pertama adalah faktor sosial. Kebanyakan anggota
kelompok radikal ini merasa tidak puas dengan kondisi sosial yang ada saat itu.
Disisi lain ada suatu ide yang ada di dalam pikiran mereka dan mereka merasa
bahwa ketidakpuasan yang mereka alami bisa diatasi dengan ide yang mereka
miliki. Karena itulah mereka berusaha untuk mengubah kondisi yang ada
menjadi seperti apa yang mereka inginkan.
Faktor pendorong radikalisme yang kedua adalah faktor emosi
keagamaan. Emosi keagamaan ini biasanya berbentuk solidaritas antara
pemeluk agama yang sama. Mereka akan bereaksi dan tergerak apabila salah
satu dari anggotanya dianggap mengalami ketidakadilan atau merasa dirinya
tertindas. Disinilah anggota kelompok radikal akan masuk dan berusaha untuk
memposisikan dirinya sebagai korban dari kondisi yang ada saat ini dan
kemudian mencari dukungan dari kelompok agama tersebut untuk mencapai
tujuan mereka dan mengubah kondisi yang ada sesuai dengan keinginan
mereka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok agama yang memiliki
solidaritas yang kuat ini hanya dijadikan alat oleh para kelompok radikal untuk
mencapai tujuan mereka.
Faktor yang ketiga adalah faktor kultural dan anti westernisasi. Dalam
hal ini, kelompok radikal menganggap bahwa budaya barat merupakan
ancaman bagi budaya-budaya dan moralitas Islam. Mereka juga menganggap
nilai-nilai yang ada dalam budaya barat tidak sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh agama Islam. Karena itu, mereka berusaha untuk mengalahkan budaya
barat dan menjadikannya budaya Islam kembali memiliki pengaruh yang besar
dalam kehidupan masyarakat dunia.
Faktor yang terakhir adalah faktor kebijakan pemerintah. Maksud dari
kebijakan yang disini berkaitan dengan ketidakmampuan pemerintah dalam
mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi suatu masalah yang
terjadi di negaranya. Ketidakmampuan ini, membuat kelompok-kelompok
radikal menganggap bahwa ada yang salah dengan sistem pemerintahan yang
ada saat ini. Sedangkan di pikiran mereka ada sistem yang baru yang mereka
anggap mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Saat itulah
para kelompok radikal tersebut berusaha mengubah sistem yang ada saat ini
dengan sistem yang mereka anggap benar.
III. ISLAM, SAINS dan TEKNOLOGI
Iptek merupakan dasar dan pondasi yang menjadi penyangga bangunan
peradaban moderen barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak
ditentukan oleh tingkat penguasaan bangsa itu terhadap Iptek. Suatu
masyarakat atau bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya
saing yang tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan Iptek.
Bisa dimengerti bila setiap bangsa di muka bumi sekarang ini, berlomba-
lomba serta bersaing secara ketat dalam penguasaan dan pengembangan
iptek, dan Diakui bahwa iptek di satu sisi, telah memberikan “berkah” dan
anugrah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain,
Iptek telah mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-
nilai kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan
perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia.
Di negara ini, gagasan tentang perlunya integrasi pendidikan imtak dan
iptek ini sudah lama digulirkan. Profesor B.J. Habibie, adalah orang pertama
yang menggagas integrasi imtak dan iptek ini. Hal ini, selain karena adanya
problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan
ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa
pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri,
tanpa dukungan asas iman dan takwa yang kuat, sehingga pengembangan dan
kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat
yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam
arti yang seluas luasnya.
Kekawatiran ini, cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan
kita tidak cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah swt sebagaimana diharapkan. Berbagai tindak
kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan, justru oleh orang-orang yang
secara akademik sangat terpelajar, bahkan mumpuni. Ini berarti, aspek
pendidikan turut menyumbang dan memberikan saham bagi kebangkrutan
bangsa yang kita rasakan sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu catatan
mengenai raport merah pendidikan nasional kita. Secara lebih spesifik,
integrasi pendidikan imtak dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar
bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan
takwa kepada Allah swt. Sebaliknya, tanpa asas imtak, iptek bisa
disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat
mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara
metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.
Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah
menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik,
dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama
yang dianut oleh bangsa kita.
Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti
(kebutuhan jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai sorgawi
(kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya
akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan
menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia
dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat.
Keempat, imtak menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan
mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtak, segala
atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan
mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam
semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Tuhan, hanya akan
mengahsilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan
palsu (Q.S. An-Nur:39). Maka integrasi imtak dan iptek harus diupayakan dalam
format yang tepat sehingga keduanya berjalan seimbang (hand in hand) dan
dapat mengantar kita meraih kebaikan dunia (hasanah fi al-Dunya) dan
kebaikan akhirat (hasanah fi al-akhirah) seperti do’a yang setiap saat kita
panjatkan kepada Tuhan (Q.S. Al-Baqarah :201)

IV. Korupsi dan Pencegahannya dalam Perspektif Islam


Tindak pidana korupsi seakan sangat sulit diberantas di negeri Indonesia,
karena hukuman yang diberikan oleh pemerintah tidak menyebabkan efek jera
bagi pelaku tindak pidana korupsi. Hukuman yang lemah bukan mengatasi
masalah namun membuat masalah yang baru.
Maka dari itu pemerintah Indonesia harus mencari solusi hukuman yang
tepat bagi pelaku tidak pindana korupsi. Agar kasus korupsi di negeri Indonesia
bisa teratasi dengan baik dan tepat, namun dalam menggali hukuman yang
tepat tersebut tidak boleh melepaskan lima asas yang terdapat pada pancasila
dan koridor agama karena negeri Indonesia adalah negeri yang berdiri
berasaskan ketuhanan.
Indonesia adalah negeri yang berasaskan Ketuhanan, negeri yang
beragama. Mayoritas agama dari penduduk Indonesia adalah agama Islam,
secara otomatis pelaksana negara baik itu anggota Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif beragama Islam. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa pelaku
tindak pidana korupsi di Indonesia beragama Islam. Ajaran agama Islam adalah
ajaran yang sempurna, ajaran agama yang universal mengatur segala aspek
kehidupan manusia dari terbuka mata sampai menutup mata.
Ajaran agama Islam meliputi tiga aspek bagian yaitu akidah, akhlak dan
syariat. Dimana ajaran agama Islam memuat aturan-aturan dan sanksi bagi
pelaku yang melanggarnya. Karena agama Islam adalah agama yang
menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta.
Hukum Islam memandang korupsi sebagai Ghulul (Penggelapan), Riswah
(Penyuapan), Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang lain), Khianat,
Sariqah (Pencurian), Hirabah (Perampokan), al maks (pungutan liar), Al ikhtilas
(pencopetan), al ihtihab (perampasan). Sementara hukuman bagi pelaku tindak
pidana korupsi dalam pandangan hukum Islam masih penuh perdebatan antara
pakar ilmu hukum Islam, namun kita dapat mengelompokan hukuman bagi
tindak pidana korupsi sebagai berikut.
Pertama Sanksi Moral, contoh kalau pelaku tindak pidana korupsi
meninggal dunia maka jenazanya tidak dapat di sholatkan, Kedua Jarimah
Hudud (Hukum yag sudah titetapkan oleh Allah), Contoh pelaku pencuri di
potong tangannya, Ketiga Mengembalikan barang yang telah di ambil,
Keempat Sanksi Takzir (Hukuman berada di tangan yang berwenang seperti
Hakim), contohnya pelaku penyuapan dan khiyanat.

V. Sistem ekonomi Islam


Apa itu ilmu ekonomi?
Menurut Prof. Samuelson Ilmu ekonomi adalah disiplin ilmu yang
mengkaji tentang cara-cara manusia dan masyarakat dalam menentukan atau
menjatuhkan pilihannya dengan atau tanpa menggunakan uang dalam
menggunakan sumber-sumber produktif yang langkah untuk memproduksi
berbagai barang konsumsi baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
Apa itu ekonomi Islam?
3 Mazhab kontemporer pemikiran ekonomi Islam:
➢ Mazhab Baqir As-Sadr
➢ Mazhab Mainstream
➢ Mazhab Alternatif Kritis
Dari Mazhab Pemikiran Ekonomi Islam Diatas, Maka Dapat Dikatakan
Bahwa Ekonomi Islam Adalah :
Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membantu merealisasikan
kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya
yang langka yang seirama dengan Maqasid al-Syar’i.
Islam, sebelum adanya sistem-sistem ekonomi Sosialis dan Kapitalis,
telah memberikan landasan fundamental dan petunjuk yang dapat membawa
kepada kebahagiaan manusia dalam soal materi dan ekonomi sejak seribu
tahun lalu. Bahkan, Islam memuat kebaikan yang terdapat pada sistem
ekonomi manapun, baik sistem dulu maupun yang akan akan datang, dan ia
(sistem Islam) selalu terhindar dari keburukan. Salah satu prinsip yang
ditanamkan oleh Islam, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an, adalah model
berdagang yang baik dan berkah; bahwa jual-beli itu harus didasarkan pada
sikap rela dan tidak ada paksaan.
Demikian pula dengan beberapa pesan Nabi SAW. Yang terekam dalam
hadisnya; bagaimana suatu system ekonomi itu dibangun dan dilaksanakan.
Masalah ekonomi selalu menarik perhatian terlebih kalangan pelaku pasar
maupun akademisi serta kelompok masyarakat umum. Berbagai pemikiran
telah dikeluarkan dalam rangka mencari solusi masalah ekonomi tersebut.
Tetapi untuk mencari penyelesaian yang akurat dan tepat dalam mengatasi
masalah ini secara keseluruhan banyak menemui kegagalan dan sangat sedikit
keberhasilan yang diperoleh.

VI. Politik dalam persepsi Islam


Politik berasal dari bahasa yunani “polis” yang berarti kota. Politik
merupakan istilah yang merujuk pada kegiatan mengatur pemerintahan suatu
Negara. Politik mencakup 3 pemahaman:
o Pengetahuan mengenai kenegaraan
o Segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan
o Kebijakan cara bertindak dalam menangani masalah

• Pengentian politik
Politik adalah segala aktivitas atau sikap yang bermaksud mengatur
kehidupan masyarakat.dalam islam,politik harus netral dari keinginan nafsu
dan merupakan wujud fungsi sebagai khalifah allah.karena itu jiwa politik
dalam islam adalah keikhlasan dan keterbuka’an,sebab dengan cara ini fungsi
control dalam aktivitas pemerintahan akan berfungsi maksimal.
• Pengertian politik Islam
Politik islam dikenal juga dengan istilah siyyasah syar’iyah. Siyyasah
syar’iyah menurut abdul wahab khalaf adalah pengaturan urusan
pemerintahan kaum muslimin secara menyeluruh dengan cara mewujudkan
kemaslahatan,mencegah terjadinya kerusakan melalui aturan-aturan yang di
tetapkan islam.
• Tipologi relasi agama dan negara

1. Tipologi teo-demokrasi
Menganggap bahwa agama sekaligus Negara,keduanya merupakan
entitas yang menyatu ini.kelompok ini disebut juga islam politik karena
menganggap politik sebagai bagian dari integral dari islam
2. Tipologi sekuler
Agama adalah urusan pribadi dan keluarga.agama tidak harus diatur
Negara dan begitu sebaliknya.pemikir dalam kategori ini ialah ali abdur
raziq,Muhammad sa’id al-asymawi dan abdurahman wachid.
3. Tipologi moderat
Tipologi moderat (al-muttawasith) aliran ini berpendirian bahwa islam
tidak mengatur system ketenagaraan,tetapi terdapat seperangkat tata nilai
etika bagi kehidupan bernegara.
• Cinta tanah air dan manfaat cinta tanah air
Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap
tempat kelahiran atau tanah airnya.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari
seorang warga negara untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi
tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan.
Manfaat cinta tanah air
o Memberi aman dan damai
o Pembangunan negara dapat berjalan dengan lancar
o Pendapatan negara akan meningkat
o Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat karena aman dan damai

Anda mungkin juga menyukai