Nim : 125190234
UAS Agama Islam
B). sumber pengetahuan dalam Islam adalah alam fisik yang bisa diindra dan alam
metafisik yang tidak bisa diindera seperti Tuhan, malaikat, alam kubur, alam
akhirat. Alam fisik dan alam non-fisik sama bernilainya sebagai sumber ilmu
pengetahuan dalam Islam. Hal ini sangat berbeda dengan epistemologi Barat yang
hanya mengakui alam fisik sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
sesuatu yang bersifat non-indrawi, non-fisik, dan metafisik tidak termasuk ke
dalam obyek yang dapat diketahui secara ilmiah. Islam mempunyai pandangan
sendiri tentang ilmu pengetahuan dan sumber-sumbernya yang berbeda secara
fundamental dengan pandangan barat sekuler. Karna pandangan islam ini
bersumber dari doktrin ajaran islam yaitu wahyu dari ALLAH SWT. Banyak sekali
pemikir sekuler yang mengatakan pandangan islam ini sangat dogmatis karna
bersumber dari kitab suci yang tidak empiris dan rasionalis lalu apakah pandangan
barat dengan menjadikan empirisme dan rasionalisme sebagai sumber ilmu dan
pandangan hidup bukanlah hal yang dogmatis juga jadi kita tinggal memilih
apakah mengikuti dogma Tuhan atau meninggalkan dogma Tuhan dan berpindah
kepada dogma setan. Adapun Sumber- sumber ilmu dalam islam sebagai mana
dijelaskan Dinar Dewi Kania dalam buku filsafat ilmu prespektif barat dan islam
terdiri dari : (1) wahyu, berupa Al-Quran dan hadist Rasulullah saw., (2) akal dan
kalbu, dan (3) indra. Jadi, perbedaan mendasar antara sumber ilmu dalam
perspektif islam dan barat adalah islam masi mempercayai wahyu atau bisa disebut
juga khabar shadiq (kabar yang benar) sedangkan barat sekuler tidak mempercayai
itu. Manusia sebenarnya pada umumnya percaya saja terhadap suatu berita yang
benar tanpa perlu dibuktikan secara empiris contoh seorang anak yang tidak pernah
tes DNA tetap percaya bahwa ayah dan ibunya itu tetaplah orang tuanya, begitupun
juga khabar shadiq dalam islam kaum muslimin mempercayainya tanpa harus
pusing mengkritisinya apalagi mengkritisinya dengan pandangan hidup barat tentu
saja ini adalah kesalahan yang sangat fatal karna menyalahi pandangan hidup
dalam islam. Dalam Islam, ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh
melalui al-Quran dan Sunnah bersumber dari alam fisik dan alam metafisik
diperoleh melalui indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya sangat luas, tidak
hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan
permasalahan ukhrawi.
C). Sikap muslim dalam menghadapi kemajuan ipteks bisa dengan cara yang bijak
seperti :
- Resesif, kita harus menerimanya dengan bijak. jangan sampai kita menolaknya
terhadap perkembangan iptek. Kemajuan iptek itu tidak bisa kita tolak.
- Selektif, setelah menerima kita harus memilah dan memilih mana yang baik dan
mana yang tidak. Dengan dasar Al-Quran, hadits dan sunnah tentu kita bisa
melakukan hal ini.
- Adaftif, perlu juga kita sesuaikan dengan dengan jati diri kita sebagai muslim
yang pasti sesuai dengan dasar islam.
- Transmitif, kembangkanlah iptek untuk menyiarkan agama islam. Sebagai contoh
dengan adanya alquran seluler, quran digital dan sebagainya.
Perkembangan IPTEK memiliki sisi negatif, misalnya seperti :
Dapat merusak moral yang dimana Internet menjadi media IPTEK yang
dapat mempengaruhi moral seseorang
Dapat membuat orang semakin malas karena IPTEK memiliki tujuan untuk
mempermudah dan memanjakan manusia
Dapat menimbulkan polusi
B). Secara umum di Indonesia ini mempunyai banyak berbagai jenis perselisihan
mulai dari perorangan maupun antar kelompok dengan kata lain saat ini kondisi
kerukunan di Indonesia sangat menurun apalagi di kota-kota besar mereka tidak
terlalu memperhatikan masalah kerukunan satu sama lain. Indonesia mempunyai
peraturan perundang-undangan yang cukup baik tetapi masyarakat di Indonesia
masih kurang akan kesadaran untuk mematuhi peraturan tersebut terkadang masih
muncul konflik-konflik diantara mereka maupun antar umat beragama.
Ada beberapa penyebab konflik antar umat beragama:
1. Mereka masih belum memahami ajaran agamanya atau menyimpang dari
aturan/ajaran agama masing-masing.
2. Masyarakat masih mementingkan diri sendiri atau menganggap agamanya yang
paling benar.
3. Masyarakat masih bertindak semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada.
Sementara itu yang menyebabkan terjadinya konflik antar umat beragama bukan
berasal dari factor agama melainkan dari factor ekonomi/keuangan, politik dan
social yang kemudian diagamakan. Banyak tokoh agama atau masyarakat yang
masih memiliki kurangnya kesadaran sebagai tokoh dan umat beragama, masih
adanya kesalahpahaman mengenai informasi diantara pemeluk agama, penistaan
terhadap agama, dan adanya paham radikal di antara masyarakat dan disebagian
kecil kelompok agama.
C). Konflik antar umat beragama akan bisa dicegah, diminimalisir, bahkan
dihilangkan ketika masing-masing umat beragama bisa memahami dengan
sepenuhnya esensi dari agamanya masing-masing. Para pemimpin agama sebagai
orang yang diteladani oleh umatnya harus mampu memberikan pemahaman yang
baik dan benar tentang toleransi antar umat beragama. Para pemimpim agama
harus tampil sebagai fasilitator dalam meminimalisir segala konflik yang terjadi.
Selain itu para pemimpin agama juga harus bisa menciptaka kegiatan bersama
yang melibatkan umat beragama dalam rangka meningkatkan persatuan dan
kesatuan diantara para pemeluk agama.
3. Dalam sebuah Hadis Nabi SAW riwayat Ibn Majah dijelaskan bahwa salah
satu penyebab adanya penyakit atau virus-virus mematikan seperti HIV,
Ebola, Corona disebabkan perbuatan tindak Asusila (al Fahisyah). Masuk
dalam perbuatan asusila diantaranya ; free sex, samen liven, LGBTQ. (A)
Pandangan anda tentang perbuatan asusila bila dilihat dari prespektif HAM!
(B) Jelaskan peran pemerintah terhadap keberadaan komunitas tersebut !
Jawaban : A). Dalam konvensi Internasional ( khususnya yang lebih diratifikasi
pemerintah Indonesa), berkaitan dengan perlindungan hak asasi perempuan, maka
pada tanggal 10 Desember 1948 menekankan bahwa “setiap manusia dilahirkan
merdeka dan sama dalam martabat dan hak-haknya”. Artinya, hak asasi manusia
(HAM) merupakan suatu hak yang melekat pada diri manusia, yang bersifat sangat
mendasar dan mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan
bakat, cita -cita dan martabatnya.
C). Menurut pandangan saya, banyak orang yang marah dan geram dengan
pernyataan tersebut terutama para ulama dan aktivis umat Islam. Banyak pula yang
senang dan mendukung pernyataan tersebut, terutama kaum sekuler, liberal dan
mereka yang kepentingannya didukung dengan pernyataan itu. Ayat konstitusi
adalah ayat-ayat dalam pasal-pasal yang ada dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah pusat maupun daerah. Ayat dan pasal tersebut adalah hasil pemikiran
dan kesepakatan mayoritas dari orang-orang yang menjadi anggota dewan
perwakilan rakyat pusat dan daerah. Sedangkan ayat suci adalah ayat-ayat al-
Quranul Karim yang menjadi kitab suci dan pedoman umat Islam di seluruh dunia.
Satu hal yang juga harus diingat oleh kita semua bahwa Al-Quran itu telah menjadi
landasan perundang-undangan di berbagai negara yang berpenduduk mayoritas
muslim dewasa ini, bahkan Al-Quran adalah landasan yang sangat dihormati oleh
semua penguasa muslim sepanjang sejarah kejayaan Islam. Al-Quran pun telah
membuktikan dirinya mampu membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat dari semua lapisan dan beragam suku, agama dan golongannya. Bagi umat
Islam yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, ayat suci Al-Quran akan selalu
ditempatkan di tempat yang tertinggi dalam hidup mereka. Mereka sangat yakin
ayat suci Al-Quran menjadi landasan dalam setiap keputusan yang mereka ambil
untuk diri dan masyarakat mereka. Bagi muslim yang beriman, Al-Quran adalah
referensi tertinggi yang harus selalu didahulukan pada setiap keputusan hukum
yang akan diambil dalam segala aspek kehidupan, ibadah, bisnis, politik, militer,
sosial, privat dan aspek lainnya. Walaupun keimanan kita mengingkari statement
“ayat konstitusi lebih tinggi dari pada ayat suci” namun kita tidak bisa mengingkari
realita pola pikir para tokoh politik negeri ini dari berbagai partai politik yang ada
bahwa mereka benar-benar telah menjadikan konstitusi lebih tinggi daripada ayat
suci dalam pengambilan keputusan-keputusan penting untuk masyarakat luas.