Anda di halaman 1dari 4

A.

Peran Etika dalam Kehidupan Modern

Pentingnya peran etika dalam kehidupan sehari-sehari adalah sebagai sarana untuk berorientasi
atau mengenalkan pada setiap individu pada masyarakat. Karena orientasi merupakan salah satu
kebutuhan manusia dalam bersosialisasi. Bayangkan saja, jika masyarakat tidak melakukan
orientasi, maka tidak akan terbentuk kehidupan tentram dan teratur.Lalu bagaimana dengan adanya
perubahan zaman? Sebenarnya bukan zamannya yang berubah akan tetapi, manusia sendiri yang
telah melakukan perubahan. Akhir-akhir ini perubahan manusia yang terjadi ditandai dengan
maraknya globalisasi kemudian modernisasi dan westernisasi. Sehingga etika dari negeri barat
berkembang di negeri timur, khususnya Indonesia.Sebagai pemikiran secara kritis, sistematis
tentang moralitas, etika diartikan pula sebagai ilmu. Yakni etika sebenarnya tidak perlu dimiliki
oleh setiap orang, walaupun setiap orang membutuhkan moralitas. Karena yang dihasilkan etika
bukanlah kebaikan, melainkan sebuah pemahaman yang lebih mendasar serta kritis tentang apa
yang dianggap baik dan buruk secara moral. Untuk apa pemahamann seperti itu bagi manusia?
Seperti yang sudah diketahui bahwa manusia digambarkan sedang melakukan orientasi.Ada
beberapa alasan penting mengapa etika pada zaman kita semakin diperlukan.1

B. Adanya Pluralisme Moral

Bukan fiktif belaka bahwa kita hidup dalam zaman yang semakin pluralistik, tidak terkecuali
dalam hal moralitas. Bukti dari pluralisme yang cukup fenomenal dapat dilihat dari kejadian
penyerangan brutal beberapa ormas keagamaan dengan atribut keagamaan di Silang Monas pada
1 Juni 2008. Keinginan agar pemerintah membubarkan jemaat Ahmadiyah menjadi hal yang
melatarbelakangi peristiwa ini. Opini yang beredar bahwa para aktivis AKKBB atau Aliansi
Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan membela Ahmadiyah.Selain itu,
keberagaman ras yang tersebar di indonesia menjadikan manusia saling berkelompok antar ras
masing-masing dan akhirnya terpecah belah menjadi kelompok-kelompok tertentu yang
melakukan diskriminasi dan merendahkan kelompok ras yang lainya.

1
http://jiyadservice.blogspot.com/2011/08/peranan-etika-dalam-dunia-modern.html
 Munculnya kepedulian etis yang semakin universal

Gejala paling mencolok tentang kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi
Manusia, yang diproklamirkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)pada 10 Desember 1984.
Proklamasi ini pernah diseebut sebagai kejadian etis paling penting dalam abad ke-20, dan
merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global karena diakui oleh semua anggota
PBB.

 Hantaman gelombang modernisasi.

Dewasa ini masyarakat hidup dalam masa transformasi yang tanpa tanding. Perubahan yang terus
terjadi seperti sebuah hantaman yang mengenai semua segi kehidupan, yaitu gelombang
modernisasi. Yang dimaksud modernisasi dalam hal ini bukan hanya menyangkut barang atau alat
eletronik yang canggih saja, melainkan juga dalam halcara berpikir yang berubah secara radikal.
Cara berpikir radikal yang semakin berkembang sepertirasionalisme, individualisme,
nasionalisme, sekularisme, materialisme, konsumerisme, pluralismereligius serta cara berpikir dan
pendidikan modern yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat
kita.

 Tawaran berbagi ideologi

Proses perubahan sosial budaya dan moral yang terus menerus terjadi terkadang membuat bingung
bagi banyak orang atau kelompok. Banyak yang merasa kehilangan pegangan. Tidak tahu harus
memilih apa dan berbuat apa. Hal ini menarik beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab
memanfaat dengan menawarkan ideologi-ideologi mereka sebagai jawaban atas kebingungan tadi.
Ada banyak orang yang terombang-ambing dan akhirnya mengikuti tawaran atas daya tarik
mereka pribadi.
 Tantangan bagi agamawan

Etika juga diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap persoalan-persoalan

praktis kehidupan umat manusia. Di satupihak agama menemukan dasar kemantapan mereka

dalam iman kepercayaan mereka, namun sekaligus diharapkan juga mau berpartisipasi tanpa takut-

takut dan menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang mengalami

perubahan hampir disegala bidang. Walau etika tidak dapat menggantikan agama, namunetika

tidaklah bertentangan dengan agama, bahkan agama memerlukan etika.

 Hubungan antara etika dan agama

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus
dipertentangan. Antara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan.Hubungan etika
dan agama akan membuat keseimbangan, dimana agama bisa membantu etika untuk tidak
bertindakhanya berdasarkan rasio dan melupakan kepekaan rasa dalam diri manusia, pun etika
dapat membantu agama untuk melihat secara kritis dan rasional tindakan –tindakan moral.2

Dalam pandangan Magnis Suseno, etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya
fikirnya untuk menyelesaikan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik, itulah
sebabnya mengapa justru kaum agama diharapkan betul-betul memakai rasio dan metode-metode
etika.

Kita dapat mengatakan bahwa etika, secara filosofis menjadi hal yang sangat penting dalam
kehidupan agama-agama, khususnya bagi negara-negara yang majemuk seperti Indonesia. Etika
secara rasional membantu kita mampu untuk memahami dan secara kritis melihat tindakan moral
agama tertentu.

2
http://filsafat.kompasiana.com/2013/02/26/hubungan-etika-dan-agama-538171.html
C. Hubungan etika dengan hukum

Konsep etika dan hukum adalah suatu ide untuk menggolongkan nilai-nilai dan moral yang
menyangkut masalah dan disiplin pribadi, di sertai aturan guna membatasi tingkah laku manusia
agar dapat terkontrol. Jadi, hukum dan etika memiliki kesamaan sebagai nilai-nilai moral yang
menyangkut masalah pribadi. Bedanya terdapat bahwa etika merupakan pemahaman mengenai
baik buruknya tingkah manusia sedangkan hukum merupakan aturan yang membatasi tingkah laku
manusia.

 Upaya untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari

Adapun upaya yang perlu dilakukan untuk menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan memegang teguh pendirian adat ketimuran yang sudah ada sejak dulu atau tetap
menggunakan kebiasan pendahulu kalaupun ada pengaruh dari kemajuan zaman, maka manusia
hanya perlu mengkajinya, mana yang baik dan sesuai dengan kultur yang ada, bersikap kritis
terhadap perubahan serta tidak mudah terpengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi
pancasila, maksud bersikap kritis disini bukan seenaknya menolak atau menerima ide-ide baru,
melainkan melakukan penilaian kritis serta objektif untuk memahami sejauh mana ide-ide tersebut
dapat diterima dan dengan tegas ditolak, dan memiliki prinsip yang kuat bahwa dalam beretika
tetap menggunakan agama sebagai landasannya karena pada dasarnya etika sendiri membutuhkan
agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan rasa.3

3
Vos, H. De. 1987. Pengantar Etika. Yogyakarta. Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai