Disusun oleh:
KASRIADI
NIM 80100221195
DOSEN PENGAMPUH:
Dr. Salahuddin M. Ag
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gejolak dalam kehidupan spiritual yang ada pada tiap insan merupakan
masalah yang harus segera ditangani. Tak terhitung banyaknya orang yang sadar
Artinya manusia terdiri dari unsur material dan spiritual yang terintegrasi secara
kesengsaraan manusia dan sebaliknya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa
dengan seimbang. Hal ini diharuskan agar orang lebih mementingkan prioritas
Argumen diatas dipahami bahwa, tasawuf sebagai bagian dari kode etik dan
moral Islam, yang dapat dijadikan jalan keluar atas permasalahan spiritualitas dan
moralitas pada setiap manusia terhadap era modern ini. Dengan demikan penting
1
Audah Mannan, “Esensi Tasauf Ahlaki diEra Modernisasi”, Jurnal Aqidah-Ta4, no. 1
2018), h. 36-39.
2
Saprin, “Tasawuf sebagai Etika Pembebasan; Memosisikan Islam sebagai Agama
Moralitas”, Kurioritas11, no. 1 (Juni 2017), h. 83-84.
untuk memecahkan masalah kehidupan sangat penting untuk dikaji dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
moralitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Awal kemunculan tasawuf menyatu dengan agama Islam itu sendiri, yaitu
sejak Nabi Muhammad saw diutus sebagai utusan untuk semua manusia dan
Muhammad saw diangkat menjadi rasul, dia melakukan ini beberapa kali
Tahanuts dan khalwat di gua Hira.3 Lebih jauh mengisolasi diri dari komunitas
Mekkah saat mabuk keinginan duniawi. Nabi Muhammad saw juga mencari cara
untuk menyucikan qalbu serta membersihkan jiwa dari segala hal belenggu
kehidupsn dunia. Beliau ingin dan berharap lebih dekat dengan Allah swt. Itulah
Salah satu defenisi tasawuf adalah suatu usaha manusia untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan sedekat mungkin dengan cara penyucian diri dan
kualitas bagi yang ditetapkan oleh Tuhan semesta alam. Zakariah al Anzhar
Persoalanya, apa upaya yang dilakukan untuk menepis berbagai problem dunia
3
Mahdia, “Sufism of the Prophets Tasawuf Para Nabi” Spektra2, no. 1 (2020), h. 59-63.
4
Saprin, “Tasawuf sebagai Etika Pembebasan; Memosisikan Islam sebagai Agama
Moralitas”, Kurioritas11, no. 1 (Juni 2017), h. 85.
ini. Musibah yang mengakibatkan lenyapnya harapan untuk. Kebahagiaan dan
diderita semakin parah. Ini karena solusi apa pun untuk masalah sebenarnya
menjauhkan orang dari kemanusiaan serta juga dari nilai spiritualitas. Mayoritas
mengabaikan aspek spiritual ruh peradaban umat, yakni tasawuf yang harus
mejadi prioritas.
Malapetaka yang terjadi pada masyarakat Islam secara luas karena telah
eskapisme atau meninggalkan segala urusan kehidupan dunia. Hal ini banyak
disalah pahami, tetapi tasawuf itu merupan suatu asketisme atau sifat kezuhudan
yang bermakna melepaaskan diri dari ikatan duniawi. Contoh syekh Junaid Al-
Bagdadi misalnya ia merupakan seorang sufi yang mahsyur disisi lain ia juga
seorang pedagan, pebisnis yang kaya. Syaikh Abu Hasan Asy Syadzili, beliau
seorang alim tetapi berprofesi sebagai petani yang sukses. Tokoh-tokoh lain
seperti ibnu Hayyan, Ibnu Sina dan lainnya mereka semua tidak meninggalakan
5
Bakis Fadlatunnisa, “Peran Tasawuf dalam Kehidupan Masyarakat Modern”, Gunung
Djati Conference Seris9 (2022), h. 303.
sebagai suatu kritik sosial kemasyarakatan, kritik etika, dan moral dan juga
aspek kehidupan dunia yang serba kompleks dan praktis. 7 Tetapi, dimaksudkan
agar sebuah kehidupan pada dunia ini dijadikan sebagai alat agar dapat
memperoleh magfirah, ridha, kasih sayang dari sang pencipta. Jika ini dilakukan
maka sesuatu yang awalnya fana akan memiliki nilai keabadian. Maksudnya,
memahami pendekatan sufi agar dalam melihat dunia tidak selalu bersifat galau,
tersebut diharapkan agar moralitas pada diri setiap insan mendapat pancaran
penekanan yang lebih serius terhadap penguatan iman yang diharap sesuai dengan
prinsip-prinsip aqidah Islam. Hikmah yang perlu kita ketahui bersama adalah
6
Saprin, “Tasawuf sebagai Etika Pembebasan; Memosisikan Islam sebagai Agama
Moralitas”, Kurioritas11, no. 1 (Juni 2017), h. 87
7
Sulkifli, Jumarni, dan Riang Septiawan. “Peran Tasawuf dalam Menhadapi Era
Globalisasi”, Presiden Konferensi Nasional ke Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Aisyiyyah , (2018), 175.
8
Mahdi,”Urgensi Ahlak Tasawuf dalam Kehidupan Masyarakat Modern”,EDUEKSOS1,
no. 1 januari-Juni (2012), h. 160.
penguatan iman dalam Islam yang harus sama pentingnya dengan
Ajaran dalam Islam yang dipraktekkan di pada masa sekarang ini haruslah
Salah satu tujuan dari inti ajaran agama Islam adalah mendapat ketenangan,
kebahagiaan intuitif yang sifatnya bukan hanya untuk individu tapi lebih kepada
Muhammad saw adalah bahwa beliau diutus untuk sebuah misi moral. Dalam
Agama ini berisi ajaran-ajaran moral maka didalam islam itu sendiri kita
dapati kajian ilmu ahlak, ilmu yang mengajari kita tentang yang mulia dan tercela.
Islam sebagai agama bermoral dengan menjungjung tinggi nilai moral itu
memiliki fungsi sebagai jalan kebenaran (way of life). Islam dengan ajaran
moralnya akalau kita lihat secara historis tentu saja merujuk kepada kehidupan
Rasulullah saw yang akhlaknya terpuji. Allah swt sendiri yang memujinya,
sebai Uswah Hasanah contoh yang baik kepada kita semua sebagaimana karakter
dan moral dari Rasululluh saw. Ahlak-ahlak Nabi Muhammad saw banyak kita
jumpai dalam sirah Nabawiyah. Termasuk ketika Nabi saw kembali ke kampung
Nabi Muhammad saw memasuki kota Makkah pada saat itu tidak ada sama
sekali rasa dendam. Padahal betapa beratnya perjuangan Nabi dikala dakwahnya
gerbang kota ia mengatakan, siapa yang berada didekat ka’bah, siapa yang berada
di rumah abi Sofyan baik warga Qurais Makkah yang pernah membencinya beliau
kekesalannya atas segala perilaku yang telah dilakukan atas dirinya. Hal tersebut
Bagaimana dengan moral Islam, jadi moral Islam ini tidak mesti hanya
dilakukan oleh orang islam saja. Meskipun diluar ajaran Islam tapi dia bermoral
layaknya orang islam. Mari kita lihat beberapa negara non islam yang sangat
mengahargai waktu. Times is money kata orang barat. Tetapi berbanding terbalik
dengan yang terjadi di Indonesia yang jumlah penduduk muslim mayoritas tetapi
dengan paham islam yang mengajarakan moral Islam tetapi penganutnya sendiri
sebagai agama yang kaku dalam menghadapi berbagai era dan tantangan, tetapi ia
dinamis dan tidak ketinggalan zaman. Moralitas Islam yang dimaksud agar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf jangan bukanlah sesuatu bentuk eskapisme melainkan asketisme.
askeisme adalah sebuah kezuhudan dengan tujuan melepaskan diri dari belenggu
10
Saprin, “Tasawuf sebagai Etika Pembebasan; Memosisikan Islam sebagai Agama
Moralitas”, Kurioritas11, no. 1 (Juni 2017), h. 88.
duniawi. Tasawuf mengandung nilai-nilai moral dan etika pembebasan Islam yang
merupakan agama moralitas dengan segala prinsip moralnya jangan hanya berada
pada forum diskusi saja, tetapi kita harus membumikannya, agar tidak hanya
sekedar teori belaka melainkan praktek dan implikasi pada kehidupan. Agama
Islam sebagai sistem moralitas harus tampil dengan dimensi kemanusiaan. Agam
shaleh.
B. Implikasi
Tulisan ini berimplikasi pada setiap pembaca, agar dapat mengetahui jawaban-
jawaban yang telah dijawab pada rumusan masalah yang telah dipaparkan diawal
bab pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Mannan, Audah “Esensi Tasauf Ahlaki diEra Modernisasi”, Jurnal Aqidah-Ta4
no. 1 2018), h. 36-56.
Sulkifli, Jumarni, dan Riang Septiawan. “Peran Tasawuf dalam Menhadapi Era
Globalisasi”, Prosiding Konferensi Nasional ke Asosiasi Program Pascasarjana
Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyyah, (Jakarta: 2018), h. 173-179.