Anda di halaman 1dari 8

Pengamalan

• Lula Aula Dzukhriyah Tauhid Asketik


• Windy
dan Kritiknya
Pengertian Asketisme

Asketisme berasal dari Bahasa Yunani yaitu askesis yang diartikan


sebagai latihan spiritual. Yaitu kontrol terhadap jiwa dan akal yakni praktik
mengurangi makan dan tidur, membujang dan alienasi. Dalam kamus
Bahasa Indonesia asketisme diartikan sebagai paham yang mempraktikan
kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban. Askesis itu sendiri
diartikan sebagai melatih diri meningkatkan nilai-nilai spiritual seperti
halnya melatih fisik dengan memperbanyak senam dan atletik.

2
Asketisme Dalam Dimensi Klasik dan Diskursus Modern

Menurut Dale Cannon asketik digolongkan sebagai cara beragama dan dengan
pencarian mistik yang menekankan usaha yang disadari untuk mencari realitas
mutlak dengan menggunakan displin-displin ilmu meditatif. Praktek demikian dapat
ditelusuri dari doktrin-doktrin setiap agama. Dalam tradisi Islam, bahasan asketik
dapat ditelusuri dari konsep “zuhud” yang lahir dari tradisi tasawuf.

3
Penyebab Zuhud

1. Dipengaruhi oleh cara hidup orang-orang Kristen.

2. Dipengaruhi oleh ajaran Pythagoras yang mengharuskan untuk meninggalkan kehidupan


materi dalam rangka membersihkan roh. Ajaran meninggalkan dunia dan berkontemplasi,
inilah yang mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam Islam.

3. Dipengaruhi oleh ajaran Plotinus yang menyatakan dalam rangka pensucikan ruh yang telah
kotor, sehingga dapat menyatu dengan Tuhan harus meninggalkan kehidupan dunia.

4. Dipengaruhi ajaran Budha yang menyatakan bahwa untuk mencapai nirwana, orang harus
meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi.

5. Pengaruh ajaran Hindu yang mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan
mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mencapai persatuan antara Atman dan Brahman.

4
Asketisme Dalam Perspektif Agama Islam

Asketisme dalam Islam secara implisit dapat diyakinkan sebagai


tindakan filterisasi dari keserakahan materialisme seperti yang terungkap
dalam Surat al-Fajr ayat 19 – 20 sebagai berikut:

"Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan


(yang halal dan yang batil). Dan kamu mencintai harta benda dengan
kecintaan yang berlebihan”. (QS: Al-Fajr : 19 dan 20)
Dalam interpretasi pada ayat di atas menjelaskan bahwa asketisme
dalam Islam memprioritaskan dalam koridor mencermati semua
kepemilikannya dipastikan halal. Sedangkan batas minimum dan
maksimum standar kehidupan Muslim tidak ditentukan dalam al-Qur‟an
secara konkrit berarti secara analogi ummat Muslim dibenarkan 5
Kritisisasi Asketisme Islam Kontemporer

Selama ini asketisme dalam Islam tidak memiliki impact terhadap sosial dan politik.
Kehidupan modern tidak terisolir dari dampak sosial dan politik yang begitu hebat yang
ditawari oleh cara berpikir politik melalui demokrasi sedangkan ekonomi berkembang
secara liberal. Dunia modern lebih cepat terciptakan gap, class, strata dan differensiation
yang didorong kuat oleh tumbuhnya politik dan ekonomi dalam berbagai aspek
perkembangan hidup manusia. Murtadha Muthahhari mengatakan asketisme positif
itulah dikenal dengan zahid sedangan asketisme negatif yaitu rahib ( a Christian monk).
Asketisme yang relevan dengan era sekarang dengan aktif dan conscious participation
dalam masalah sosial dan politik. 6
KESIMPULAN

1. Asketisme merupakan dasar Islamic spiritual life yakni keteraturan, kealpaan dosa besar dan kecil, kesabaran dan
kesalehan, mencintai dan mengingat Tuhan di mana pun keberadaannya. Asketisme klasik sangat berkembang pada
masyarakat tradisonal. Masyarakat tradisional telah digantikan oleh masyarakat modern yang terdiri atas kelas-kelas, yang
lebih besar persamaan kesempatannya. Masyarakat tradisional unit dasarnya adalah kelompok kecil (komunitas) disebut
Gemeinschaft. Setelah adanya konsep modernisasi maka terbentuknya masyarakat luas yang impersonal disebut
Gesellschaft. Sejarah tidak lazim berkembang dari Gemeinschaft (kelompok kecil) menuju ke Gesellschaft (masyarakat
luas).

2. Asketisme Islam seperti pemahaman zuhud selalama ini masuk dalam ironcage masa lalu (historis), sedangkan asketisme
Islam yang kontemporer mesti masuk dalam ironcage (tepenjarai) modernitas. Asketisme Islam dilatar belakangi oleh
ethos dan etik yang bersifat sosiosentris bukan egosentris hanya mendambakan kesempurnaan dan kesalehan diri.
Dorongan asketisme dalam Islam lebih pro aktif memunculkan sikap kesalehan sosial yang concern pada kondisi kekinian
masyarakat.

7
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai