Anda di halaman 1dari 15

BAB I bagaimana setiap remaja

PENDAHULUAN mempersepsikan dirinya (dalam


Harjanti, 2003).
A. Latar Belakang Masalah Individu yang memiliki konsep
Kebiasaan dan gaya hidup diri negatif cenderung lebih mudah
masyarakat cepat sekali berubah, kini untuk mengikuti kelompoknya hal ini
masyarakat cenderung memiliki pola dikarenakan individu merasa kurang
hidup yang selalu mengikuti arus nyaman dengan dirinya dan dia tidak
perkembangan jaman. Gaya hidup yang ingin ditolak oleh lingkungannya. Hal ini
dijalani cenderung mengarah pada nantinya akan menimbulkan sifat
kebiasaan hidup glamour, senang konformis dalam diri individu (Monks
menghamburkan uang, dan hanya dkk, 1985).
menghabiskan waktu untuk bersenang- Berdasarkan permasalahan yang
senang (Wijaya, 1999). telah diuraikan penulis ingin meneliti hal
Coleman (dalam Nugrahani, tersebut dengan judul : “Hubungan
2003) membuktikan dalam penelitiannya Antara Konsep Diri dan Konformitas
bahwa kecenderungan gaya hidup dengan Kecenderungan Gaya Hidup
remaja mengarah pada gaya hidup Hedonis pada Remaja Gaul”.
hedonis dapat dilihat dari dominannya
budaya anak muda yang senang pesta, B . Tujuan Penelitian
bermobil, punya banyak teman yang Tujuan dari penelitian ini adalah :
senang hura-hura dan sebagainya. Selain 1. Untuk mengetahui hubungan antara
itu Kunto (1999) mengemukakan tentang konsep diri dan konformitas dengan
hal yang berkaitan dengan gejala kecenderungan gaya hidup hedonis
hedonisme bahwa generasi yang paling pada remaja.
mudah terpengaruh oleh hedonisme 2. Untuk mengetahui hubungan antara
adalah remaja. konsep diri dengan gaya hidup
Gambaran mengenai hedonis pada remaja.
kecenderungan gaya hidup hedonis 3. Untuk mengetahui hubungan antara
tersebut menampakkan ciri khas pada konformitas dengan gaya hidup
remaja antara lain dengan selalu hedonis pada remaja.
mengerjakan aktivitas maupun minatnya 4. Untuk mengetahui tingkat gaya
dengan cara berkelompok hidup hedonis pada subjek
(Kusumanugraha, 2003). Hal ini penelitian (remaja).
dikarenakan remaja memiliki 5. Untuk mengetahui tingkat konsep
kecenderungan untuk mendapatkan diri pada subjek penelitian (remaja).
penerimaan dari kelompoknya, sehingga 6. Untuk mengetahui tingkat
akan berdampak pada timbulnya konformitas pada subjek penelitian
konformitas. (remaja).
Remaja ingin kehadirannya
diakui sebagai anggota dari kelompok C. Manfaat Penelitian
yang mereka idamkan. Dalam usaha 1. Secara teoritis
tersebut remaja berusaha membentuk Penelitian ini dapat memberikan
citra atau gambaran tentang dirinya dan sumbangan dan pengembangan bagi
upaya ini terakumulasi dalam suatu ilmu psikologi.
konsep yang berisikan gambaran tentang

1
2. Secara praktis, bila hipotesis untuk menghindari kesengsaraan dengan
terbukti: memiliki fasilitas yang berkecukupan.
a. Bagi remaja diharapkan dapat 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
memberikan pengetahuan tentang gaya hidup hedonis
gaya hidup hedonis dan memberi Menurut pendapat Armstrong
masukan agar mereka dapat mengerti (dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup
arti hidup yang sesungguhnya. seseorang dapat dilihat dari perilaku
b. Bagi orang tua diharapkan dapat yang dilakukan oleh individu seperti
lebih peka terhadap cara pergaulan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan
anak. atau mempergunakan barang-barang dan
c. Bagi pendidik dapat dijadikan jasa, termasuk didalamnya proses
sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada penentuan
membantu mengarahkan pola kegiatan-kegiatan tersebut.
perilaku yang lebih produktif dan Faktor-faktor yang mempengaruhi
kreatif. gaya hidup hedonis berasal dari dalam
atau faktor internal dan dari luar atau
BAB II faktor eksternal. Faktor internal meliputi
LANDASAN TEORI sikap, pengalaman dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan
A. Gaya Hidup Hedonis persepsi, sedangkan faktor eksternal
1. Pengertian gaya hidup hedonis meliputi kelompok referensi, keluarga,
Gaya hidup hedonis adalah gaya kelas sosial, dan kebudayaan.
hidup yang menjadikan kenikmatan dan 3. Aspek-aspek gaya hidup hedonis
kebahagiaan sebagai tujuan. Aktivitas Menurut Susianto (1993) aspek-
apapun yag dilakukan selalu demi aspek gaya hidup hedonis yaitu :
kenikmatan bagaimanapun caranya, a. Kesenangan hidup.
apapun sarananya dan apapun akibatnya. b. Pusat perhatian.
Orientasi hidup selalu diarahkan kesana c. Fasilitas.
dengan sedapat-dapatnya menghindari
perasaan yang tidak enak atau B. Konsep Diri
menyakitkan. 1. Pengertian konsep diri
Menurut Susianto (1993) gaya Menurut Rogers (dalam Zebua
hidup hedonis adalah pola hidup yang dan Nurdjayadi, 2001) konsep diri
mengarahkan aktivitas untuk mencari menceminkan persepsi seseorang
kesenangan hidup seperti lebih banyak terhadap dirinya secara keseluruhan.
bermain, senang di keramaian kota, Secara lebih rinci Rice ( 1993 )
senang membeli barang-barang mahal menjelaskan bahwa konsep diri
untuk memenuhi kesenangannya dan merupakan suatu bentuk kesadaran,
selalu ingin menjadi pusat perhatian. persepsi kognitif dan evaluasi individu
Berdasarkan uraian di atas dapat terhadap dirinya sendiri. Felker (1993)
disimpulkan bahwa gaya hidup hedonis menyatakan bahwa konsep diri memuat
adalah suatu pola hidup yang ingin ide, konsep diri dan sikap yang dimiliki
mencari kesenangan dan kenikmatan, seseorang tentang dirinya. Berdasarkan
senang membeli barang-barang mahal, dari pendapat-pendapat tersebut nyata
selalu ingin menjadi pusat perhatian dan bahwa konsep diri bukanlah fakor
bawaan namun merupakan hasil

2
interaksi dengan lingkungan, jadi konsep Menurut Soekanto (1983) konformitas
diri merupakan konstruk yang dipelajari. adalah bentuk tingkah laku yang
Faktor-faktor Pembentuk Konsep berusaha desesuaikan dengan norma-
Diri norma yang berlaku. Sedangkan
Menurut Pudjijogyanti (dalam Newcomb, Turner, & Converse (dalam
Nissa, 2003) faktor-faktor yang Kuriawan, 2005) menyatakan bahwa
mempengaruhi konsep diri yaitu : konformitas merupakan kepatuhan
a. Citra fisik. Citra fisik seseorang kepada peraturan-pearaturanyang
terbentuk melalui refleksi dan tanggapan dimiliki bersama.
dari orang lain mengenai keadaan Dari beberapa pengertian di atas
fisiknya. dapat disimpulkan bahwa konformitas
b. Jenis kelamin. Jenis kelamin adalah penyesuaian individu dalam
merupakan penentu untuk menetapkan berperilaku, penampilan dan
seseorang digolongkan sebagai laki-laki memandang dengan kelompoknya agar
atau perempuan berdasarkan fakta-fakta individu tersebut dapat diterima dalam
biologisnya. kelompok tersebut.
c. Perilaku orang lain. Lingkungan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertama yang menanggapi perilaku konformitas
seseorang adalah lingkungan keluarga Rakhmat (1991) mengemukakan
sehingga dapat dikatakan bahwa bahwa konformitas merupakan hasil
keluarga merupakan dasar dari interaksi antara faktor-faktor situasional
pembentukan konsep diri. dan faktor-faktor personal. Faktor-faktor
d. Faktor sosial. Konsep diri terbentuk situasional yang mempengaruhi
karena adanya interaksi seseorang konformitas antara lain :
dengan orang-orang disekitarnya. a. Kejelasan situasi
4. Aspek-aspek konsep diri b. Karakteristik situasi
Aspek-aspek konsep diri menurut c. Kesepakatan dan keseragaman
Berzonsky (dalam Cahyaningrum, 2002) d. Karakteristik anggota kelompok
terdiri atas : Faktor-faktor personal yang
a. Aspek fisik. mempengaruhi konformitas antara lain :
b. Aspek psikis. a. Jenis kelamin
c. Aspek sosial. b. Status individu
d. Aspek moral. c. Ketertarikan terhadap kelompok
d. Kompetensi
Baron dan Byrne (1984)
C. Konformitas mengemukakan bahwa konformitas
1. Pengertian Konformitas dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
Menurut Sarwono (2001) a. Adanya dukungan sosial
konformitas adlah kesesuaian antara b. Ukuran kelompok
perilaku seseorang dengan perilaku c. Jenis kelamin
orang lain yang didorong oleh 3. Aspek-aspek Konformitas
keinginannya sendiri. Konformitas Baron dan Byrne (1984)
terjadi karena kesamaan antara perilaku mengemukakan bahwa konformitas
individu dengan perilaku orang lain atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
perilaku individu dengan norma. a. Adanya dukungan sosial
b. Ukuran kelompok

3
c. Jenis kelamin E. Hubungan antara Konsep Diri
Menurut Sears (1994) aspek- dan Konformitas dengan
aspek konformitas yaitu : Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis
a. Perilaku pada Remaja
b. Penampilan Menurut Kartono dan Gulo
c. Pandangan (1987) konformitas adalah
kecenderungan untuk dipengaruhi oleh
D. Remaja Anggota Klub Mobil kelompok dan tidak menentang norma-
Trakinaz norma yang telah digariskan oleh
Masa remaja merupakan masa kelompok, sehingga untuk
peralihan dari masa kanak-kanak ke mempertahankan gengsi agar individu
masa dewasa. Karakteristik masa ini diakaui teman-temannya mereka
adalah kondisi psikologis remaja yang berusaha mengikuti tuntutan-tuntutan
masih belum stabil sehingga sangat dari kelompok tersebut. Untuk
mudah untuk dipengaruhi. Secara umum mengikuti gengsi tidak akan pernah ada
masa remaja dibagi menjadi dua bagian, habisnya dan pengorbana untuk
yaitu masa awal dan akhir masa remaja. memenuhi gengsi tersebut tidak sedikit
Garis pemisah antara awal dan akhir (Armando, 2005).
masa remaja terletak kira-kira sekitar Remaja dan klub mobil
usia 17 tahun. Awal masa remaja merupakan salah satu contoh komunitas
berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun yang tidak terlepas dari gaya hidup
sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir hedonis, hal ini dapat dilihat dari
masa remaja bermula dari usia 17 tahun kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan
sampai 18 tahun, yaitu usia matang tidak jauh dari mencari kesenangan dan
secara hukum (Hurlock, 2001). senang menghamburkan uang. Dalam
Menurut pendapat ahli (dalam usaha tersebut remaja berusaha
Mappiare, 1982) dilihat dari sudut membentuk citra atau image tentang
psikologis disimpulkan bahwa rentang dirinya dan upaya ini terakumulasi
usia remaja berada dalam usia 12 tahun dalam suatu konsep yang berisikan
sampai 21 tahun untuk wanita dan 13 gambaran tentang bagaimana setiap
tahun sampai 22 tahun untuk pria. remaja mempersepsikan dirinya
Namun, dalam masa remaja sendiri (Harjanti, 2003).
dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa Menurut Rogers (dalam Zebua
remaja awal yang berada dalam rentng dan Nurdjayadi, 2001) konsep diri
usia 12-16 tahun dan masa remaja akhir mencerminkan persepsi seseorang
yang berada dalam rentang usia 17-21 terhadap dirinya secara keseluruhan.
tahun. Secara lebih rinci Rice menjelaskan
Remaja gaul istilah ini sering kali bahwa konsep diri merupakan suatu
kita dengar, istilah yang sederhana dan bentuk kesadaran, persepsi kognitf, dan
umum. Gaul sering diartikan dengan evaluasi individu terhadap dirinya
kegiatan berteman dan melakukan hal- sendiri.
hal yang menyenangkan bersama-sama. Menurut Armstrong (dalam
Bahkan, bagi remaja sering dikaitkan Nugrahani, 2003) gaya hidup hedonis
dengan semacam mejeng, party, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
sebagainya (Rachman dan Omar, 2004). Salah satunya yaitu konsep diri. Selain
itu Armstrong juga menyatakan konsep

4
diri sebagai inti dari pola kepribadian H. Hipotesis
akan menentukan perilaku individu 1. Hipotesis mayor
dalam menghadapi permasalahan Ada hubungan antara konsep diri
hidupnya, karena konsep diri merupakan dan konformitas dengan kecenderungan
internal frame of reference yang akan gaya hidup hedonis pada remaja klub
menjadi awal perilaku. Remaja yang mobil Trakinaz.
memiliki konsep diri tinggi akan 2. Hipotesis minor
bersikap positif yang akan menjadikan a. Ada hubungan negatif antara konsep
remaja mandiri, aktif, percaya diri, diri dengan kecenderungan gaya
kreatif, mempunyai aspirasi yang cukup hidup hedonis pada remaja klub
baik, realistis terhadap kemampuan yang mobil Trakinaz.
dimilikinya (Hurlock, 2001). b. Ada hubungan positif antara
Hurlock (2001) juga konformitas dengan kecenderungan
mengemukakan jika kesempatan gaya hidup hedonis pada remaja klub
mengembangkan diri dan menyesuaikan mobil Trakinaz.
diri dengan tugas-tugas perkembangan
tersebut kurang, maka mengakibatkan
remaja merasa ditolak oleh BAB III
lingkungannya oleh karena itu remaja METODE PENELITIAN
akan mempertahankan diri dengan cara
yang menyimpang, mempertahankan A. Identifikasi Variabel Penelitian
gambaran diri yang palsu, 1. Variabel bebas : 1. Konsep diri
mengakibatkan remaja mengembangkan 2. Konformitas
konsep diri yang negatif. Apabila 2. Variabel tergantung : Gaya hidup
individu memiliki konsep diri yang hedonis
positif maka dia cenderung memiliki 3. Variabel Moderator : Jenis kelamin
sikap dan keyakinan akan dirinya, selain
itu akan menghasilkan perilaku yang B. Definisi Operasional Variabel
positif, dan akan mudah melakukan Penelitian
kontrol terhadap perilakunya sendiri 1. Konsep diri merupakan konsep
dalam pergaulan. Sehingga dia tidak seseorang mengenai dirinya sendiri
mudah terpengaruh dalam gaya hidup yaitu bagaimana seseorang
hedonis yang saat ini cenderung merasakan, memikirkan, menilai
digemari oleh remaja (Rachman dan dirinya sendiri, sehingga ia selalu
Omar, 2004). bertindak sesuai dengan konsep diri
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimiliki.
dapat disimpulkan bahwa secara teoritis 2. Konformitas adalah perubahan atau
dalam kehidupan sosialnya remaja penyesuaian persepsi, keyakinan,
mempelajari berbagai hal termasuk di dan perilaku individu terhadap
dalamnya pembentukan konsep diri serta kelompok karena adanya tuntutan
pentingnya kelompok dalam kehidupan maupun tekanan yang sifatnya
remaja. Hal ini menimbulkan asumsi imajinatif atau nyata.
bahwa ada hubungan antara konsep diri 3. Gaya hidup hedonis merupakan cara
dan konformitas dengan kecenderungan hidup sehari-hari yang
gaya hidup hedonis pada remaja. mencerminkan pola hidup yang ingin
mencari kesenangan dan kenikmatan,

5
senang membeli barang-barang menggunakan modifikasi dari model
mahal, selalu ingin jadi pusat Likert (1940) dengan menggunakan 4
perhatian, serta menghindari alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai
kesengsaraan. (SS), sesuai (S), tidak sesuai(TS), dan
4. Jenis kelamin membedakan individu sangat tidak sesuai (STS). Dimana
antara perempuan dan laki-laki. Jenis jawaban ragu-ragu dihilangkan karena
kelamin dalam penelitian ini biasanya jawaban tersebut menjadi
digunakan sebagai variabel kecenderungan untuk dipilih (Hadi,
moderator. Alasannya, secara teoritis 2000).
gaya hidup hedonis dipengaruhi oleh E. Validitas dan Reliabilitas
jenis kelamin. Variabel moderator Suatu alat ukur yang dikatakan
dalam penelitian ini mempengaruhi mempunyai validitas yang tinggi apabila
variabel tergantung tetapi bukan instrumen dapat menjalankan fungsi
variabel utama, hanya sebagai ukurnya sesuai dengan maksud
informasi tambahan. Sebab, jenis dilakukan pengukuran tersebut, atau
kelamin termasuk salah satu faktor memberikan hasil yang tepat dan akurat
yang mempengaruhi kepribadian sesuai dengan maksud yang dikenakan
individu. tes tersebut (Azwar, 2001).
Untuk pengujian tersebut
C. Populasi, Sampel, Teknik digunakan teknik korelasi product
Sampling moment dari Carl Pearson (Azwar, 2001)
1. Populasi dengan rumus sebagai berikut :
Populasi dalam penelitian ini adalah
remaja lebih khususnya anggota klub Rxy = ΣXY - (ΣX) (ΣY)
mobil di Surakarta N
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel yang digunakan dalam ΣX2– (ΣX)2 ΣY2 – (ΣY)2
penelitian ini adalah purposive N N
nonrandom sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan ciri-ciri yang telah Keterangan :
ditentukan. Karakteristik dari sampel Rxy = Koefisien korelasi antara
antara lain : sskor tiap butir X dan skor
a. Anggota klub Trakinaz tiap butir Y
b. Berumur 16 – 21 tahun ΣX = Jumlah skor tiap butir-tiap
D. Metode dan Alat Pengumpulan butir
Data ΣY = Jumlah skor nilai total butir
sebagai alat ukur dalam penelitian ini ∑XY = Jumlah hasil kali X dan Y
menggunakan 3 (tiga) skala psikologi, N = Jumlah subjek
yaitu skala gaya hidup hedonis, skala Untuk menghilangkan kelebihan
konsep diri, dan skala konformitas. bobot tersebut maka perlu dilakukan
Skala tersebut memiliki karakteristik korelasi dengan menggunakan part
khusus yang membedakannya dari whole correction yang dikemukakan
berbagai bentuk alat pengumpulan data oleh Guilford dan Fruchter (1978), yaitu:
yang lain seperti angket (quesionnaire),
daftar isi, inventori, dan lain-lainnya.
Pola dasar pengukuran pada ketiga skala

6
rbt = rxy.SDy1-SDx Keterangan :

Ry12 = Koefisien korelasi antara


SDy2+SDx – 2 rxy.SDy.SDx konsep diri dan konformitas
dengan kecenderungan gaya
Keterangan : hidup hedonis.
rbt = Koefisien dan korelasi part a1 = Koefisien prediktor konsep
whole (setelah dikoreksi) diri.
rxy = Korelasi momen tangkar / a2 = Koefisien prediktor
koefisien korelasi product konformitas.
moment (sebelum Σx1 y = Jumlah produk antara
dikoreksi) konsep diri dengan
SDy = Simpang baku total kecenderungan gaya hidup
(komposit) / standart deviasi nilai total hedonis.
SDx = Simpang baku bagian Σx2 y = Jumlah produk antara
(butir) / standart deviasi nilai aitem konformitas dengan
kecenderungan gaya hidup
2. Reliabilitas hedonis.
Reliabilitas sebenarnya mengacu Σy2 = Jumlah kuadrat
pada konsistensi atau keterpercayaan kecenderungan gaya hidup
hasil ukur, yang mengandung makna hedonis.
kecermatan.
Untuk mengukur reliabilitas alat ukur BAB IV
dalam penelitian maka digunakan teknik HASIL PENELITIAN DAN
varian dari Hoyt ( Azwar, 2001). PEMBAHASAN
Adaptasi rumus dari analisis variansi
Hoyt adalah : A. Orientasi Kancah Penelitian
MKe Klub Trakinaz adalah salah satu
Rn = 1 - klub mobil di Surakarta yang terkenal
MKs dengan sebutan kota Solo. Klub
Keterangan : Trakinaz cukup dikenal oleh remaja.
Rn = Reliabilitas alat ukur Klub Trakinaz ini berdiri pada tanggal
MKe = Mean kuadrat kesalahan 14 Mei 2001. Pada awalnya remaja-
MKs = Mean kuadrat antar subjek remaja tersebut hanya teman berkumpul,
1 = Bilangan konstan kemudian mereka memiliki gagasan
untuk membentuk suatu klub meskipun
pada waktu itu masih ada anggotanya
F. Metode Analisis Data yang menggunakan kendaraan roda dua
Metode yang digunakan dalam (motor). Dengan banyaknya prestasi
menganalisis data adalah data statistik yang diperoleh dari lomba-lomba
Dengan rumus sebagai berikut : otomotif yang diikuti maka Trakinaz
lebih dikenal sebagai klub mobil. Hal itu
Ry12 = a Σx1 y + a Σx2y membawa dampak pada anggota yang
menggunakan motor kemudian beralih
Σ y2 menggunakan mobil. Untuk menjadi
anggota Trakinaz harus memenuhi

7
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan B. Persiapan Penelitian
oleh klub tersebut, yaitu: 1. Persiapan alat pengumpul data
1. Segala jenis mobil dapat diterima Untuk mengumpulkan data dalam
namun harus mempunyai satu penelitian ini memakai skala. Skala
ubahan dari bentuk aslinya (sudah difungsikan untuk mengukur tinggi
dimodifikasi); rendahnya konsep diri, konformitas, dan
2. bebas dari NAPZA; gaya hidup hedonis.
3. tidak terlibat dalam perkelahian; dan 2. Pelaksanaan try out
4. dapat diterima oleh seluruh anggota. Pelaksanaan try out dilakukan
Klub Trakinaz juga memiliki dengan menggunakan skala konsep diri,
kegiatan di luar bidang otomotif konformitas, dan gaya hidup hedonis.
diantaranya: (1) buka bersama dengan Alasan dilakukan try out dalam
anak yatim-piatu pada bulan ramadhan, penelitian untuk mengetahui valid dan
(2) bagi-bagi sembako pada masyarakat reliabel dari masing-masing skala.
yang kurang mampu, (3) mengadakan Pemilihan subjek dalam try out dengan
pertandingan bilyard antar klub mobil, teknik purposive non random sampling.
kegiatan akhir yang baru-baru ini Purposive nonrandom sampling adalah
dilakukan adalah memberi bantuan dan pemilihan sekelompok subjek
sumbangan pada masyarakat yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat
terkena gempa di Klaten, dan masih populasi yang sudah diketahui
banyak lagi kegiatan lainnya. Biaya sebelumnya (Azwar, 2001 1992).
kegiatan yang dikeluarkan untuk 1) Skala Konsep diri
kegiatan sosial berasal dari uang kas Pada taraf signifikan 5 % terdapat 30
(uang iuran anggota tiap orang sebesar aitem valid dari 40 aitem yang
seratus ribu rupiah) dan sumbangan diujicobakan, aitem yang gugur 10
sukarela dari masing-masing anggota. aitem, yaitu pada nomor 1, 6, 16, 20, 21,
Pertemuan para anggota klub Trakinaz 22, 24, 29, 30, dan 38, dengan koefisien
setiap Sabtu malam atau malam Minggu validitas rbt = 0,262 sampai dengan rbt
mulai jam 22.00 – 01.00 dini hari, di = 0,752 dengan p < 0,05.
jalan Slamet Riyadi (perempatan gedung 2) Skala Konformitas
bioskop UP Theater). Pada taraf signifikansi 5 % terdapat 36
Berdasarkan perolehan data pada aitem valid dari 4 aitem yang
identitas subjek penelitian dapat diujicobakan, aitem yang gugur 6 aitem,
diperoleh latar belakang responden yaitu pada nomor 2, 13, 19, 22, 26, dan
mengenai usia, anggota laki-laki dan 31, dengan koefisien validitas rbt =
perempuan, pendidikan, tempat tinggal, 0,338 sampai dengan rbt = 0,791 dengan
pekerjaan orang tua, dan uang saku per p < 0,05.
bulan masing-masing responden. 3) Gaya hidup hedonis
Adapun para anggota klub Trakinaz Pada taraf signifikansi 5 % terdapat
yang diambil sebagai subjek penelitian 35 aitem valid dari 40 aitem yang
adalah para anggota yang berusia 16 diujicobakan, aitem yang gugur 5 aitem,
tahun sampai dengan 21 tahun. Adanya yaitu pada nomor 6, 7, 25, 27, dan 31
identitas ini dapat memberikan dengan koefisien validitas rbt = 0,298
gambaran tentang para anggota sampai dengan rbt = 0,755 dengan p
Trakinaz. < 0,05.
b. Perhitungan Reliabilitas

8
Perhitungan reliabilitas untuk aitem- variabel bebas konformitas diperoleh
aitem skala konsep diri dengan koefisien hasil sebesar 5,752 dengan p > 0,05 yang
reliabilitas = 0,891 dengan p < 0,05; berarti memiliki sebaran normal. Untuk
konformitas dengan koefisien reliabitas variabel terikat yaitu gaya hidup hedonis
= 0, 951 dengan p < 0,05; dan gaya diperoleh hasil sebesar 5,606 dengan p >
hidup hedonis dengan koefisien 0,05 yang berarti memiliki sebaran
reliabilitas = 0,938 dengan p < 0,05. normal.
2. Uji linieritas
C. Pelaksanaan Penelitian Hasil uji linieritas antara konsep diri
1. Penentuan subjek penelitian dengan gaya hidup hedonis
Subjek penelitian merupakan menunjukkan Fbeda sebesar 10,547
sumber data primer yang telah dengan p > 0,05, yang artinya konsep
ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti diri mempunyai korelasi yang linier
sebelum penelitian ini dilakukan. Subjek dengan gaya hidup hedonis. Hasil uji
dalam penelitian ini adalah anggota klub linieritas antara konformitas dengan
Trakinaz yang berumur antara 16 tahun gaya hidup hedonis menunjukkan Fbeda
sampai 21 tahun. sebesar 15,969 dengan p > 0,05, yang
2. Pengumpulan data artinya konformitas mempunyai korelasi
Data dikumpulkan setelah dilakukan try yang linier dengan gaya hidup hedonis.
out dengan menggunakan skala konsep 3. Analisis data
diri, konformitas, dan gaya hidup a. Uji hipotesis mayor
hedonis. Data penelitian dikumpulkan Uji hipotesis mayor dihitung dengan
dan dilaksanakan selama 2 hari, yaitu menggunakan program SPS-2000
pada hari Sabtu malam tanggal 20 berdasarkan analisis korelasi regresi
dengan tempat di jalan Salmet Riyadi ganda diperoleh hasil Ry(1,2) = 0,580
terkumpul 30 data. Selanjutnya pada dengan p ≤ 0,01 yang berarti ada
tanggal 27 Mei 2006 peneliti melakukan hubungan positif yang signifikan antara
pengumpulan data di kantor Trakinaz konsep diri dan konformitas dengan
untuk melengkapi kekurangan data. gaya hidup hedonis.
3. Pelaksanaan skoring b. Uji hipotesis minor
Langkah selanjutnya setelah semua Berdasarkan analisis korelasi
data terkumpul adalah melakukan antara aspek-aspek konsep diri diperoleh
penilaian atau skoring untuk keperluan hasil nilai koefisien korelasi ϒx1 y-2,3 = -
analisis data. Skala konsep diri, 0,444 dengan p ≤ 0,01 yang berarti ada
konformitas, dan skala gaya hidup korelasi negatif. Aspek-aspek
hedonis dinilai menggunakan sistem konformitas dengan gaya hidup hedonis
nilai bergerak dari 1 sampai 4 dengan dengan teknik stepwise diperoleh hasil
memperhatikan favourable dan nilai koefisien korelasi ϒx1 y-2,3 = 0,520
unfavourable. dengan p ≤ 0,01 yang berarti ada
korelasi positif.
D. Analisis Data 3. Rerata
1. Uji normalitas sebaran Hasil kategori konsep diri
Hasil uji normalitas sebaran diperoleh tergolong rendah dengan rerata empirik
kai kuadrat variabel bebas konsep diri = 89,9 dan rerata hipotetik = 97,5. Hasil
sebesar 11,141 dengan p > 0,05 yang kategori konformitas tergolong sedang
berarti memiliki sebaran normal. Untuk dengan rerata empirik = 88,489 dan

9
rerata hipotetik = 80,5 Hasil kategori Dilanjutkan oleh Hurlock (2001) bahwa
gaya hidup hedonis tergolong konsep diri sebagai inti kepribadian
sedang dan rerata empirik = 82,644 merupakan aspek penting terhadap
dengan rerata hipotetik = 84,5. mudah tidaknya berhubungan dengan
4. Sumbangan efektif orang lain atau dalam kelompok
Hasil analisis data diperoleh koefisien sehingga dalam diri indvidu timbul
determinan (R²) sebesar 0,336 sehingga konformitas. Kiesler dan Kiesler (dalam
sumbangan efektif konsep diri dan Rakhmat, 1991) menyatakan bahwa
konformitas terhadap gaya hidup konformitas merupakan perubahan
hedonis sebesar 33,6%, yang berarti perilaku atau kepercayaan norma
masih terdapat 66,4% variabel-variabel kelompok sebagai akibat dari tekanan
lain yang mempengaruhi gaya hidup kelompok baik yang nyata maupun yang
hedonis. dibayangkan.
4. Perbedaan konsep diri, Korelasi negatif antara aspek-
konformitas, dan gaya hidup aspek konsep diri dengan gaya hidup
hedonis berdasarkan jenis kelamin hedonis menunjukkan semakin tinggi
Hasil perhitungan dengan rumus konsep diri pada diri remaja, maka
t-test ini dapat diambil kesimpulan, semakin rendah gaya hidup hedonis.
yaitu: (1) perhitungan pada konsep diri Pengertian ini sejalan dengan pendapat
diperoleh hasil sebesar 0,693 dengan p > Hurlock (1990) bahwa dalam diri
0,05. (2) perhitungan pada konformitas individu terdapat konsep diri positif,
diperoleh hasil sebesar -2,079 dengan p yaitu konsep individu dalam
> 0,05. (3) perhitungan pada gaya hidup mengembangkan sifat-sifat seperti
hedonis diperoleh hasil sebesar -0,836 percaya diri, harga diri dan kemampuan
dengan p > 0,05. Artinya ada perbedaan untuk melihat dirinya secara realistik.
gaya hidup hedonis antara laki-laki dan Kemudian menilai hubungan orang lain
perempuan. secara tepat dan ini menumbuhkan
penyesuaian pribadi dan sosial yang
E. Pembahasan baik. Sejalan dengan pertumbuhan
Berdasarkan penghitungan pribadi dan sosial remaja saat ini, Hasan
analisis korelasi regresi ganda diperoleh (dalam Trihastuti, 2004) menyatakan
hasil Ry(1,2) = 0,580 dengan p ≤ 0,01 bahwa remaja cenderung mengikuti
yang berarti ada hubungan positif yang mode dan gaya hidup gaya hidup orang-
sangat signifikan antara konsep diri dan orang intertainment yang glamour dan
konformitas dengan gaya hidup hedonis. mencari kesenangan atau kebahagiaan.
Hubungan di atas searah dengan Gaya hidup mencari kesenangan
pendapat Evans dan Berman (dalam merupakan gaya hidup hedonis.
Ninawati, 1999) yang menyatakan gaya Hedonisme adalah tujuan hidup yang
hidup berhubungan dengan aspek lebih mementingkan kesenangan dan
psikologis meliputi yang kepribadian, kenyamanan diri sendiri dibandingkan
sikap dan opini, kesadaran kelas, tujuan yang lebih luhur, yakni hidup
motivasi, pemahaman atas resiko, bersama orang lain (Piliang: 2005).
keinovatifan, dan pola belanja. Felker Remaja yang memiliki percaya diri,
(1993) menyatakan bahwa konsep diri harga diri, dan kemampuan untuk
memuat ide, konsep diri dan sikap yang melihat dirinya secara realistik dalam
dimiliki seseorang tentang dirinya. kehidupannya tidak hanya ingin mencari

10
kesenangan saja, akan tetapi juga BAB V
menemui kesedihan-kesedihan. Oleh PENUTUP
sebab itu, semakin remaja memiliki
konsep positif yang tinggi, maka ia kan A. Kesimpulan
menjauhi gaya hidup hedonis. 1. Ada hubungan positif yang sangat
Korelasi positif antara aspek- signifikan antara konsep diri dan
aspek konformitas dengan gaya hidup konformitas dengan kecenderungan
hedonis menunjukkan semakin tinggi gaya hidup hedonis. Hal ini
konformitas, maka akan semakin tinggi ditunjukkan oleh nilai koefisien
pula gaya hidup hedonis. Hasil tersebut korelasi regresi ganda sebesar Ry(1,2)
sesuai dengan pendapat Sarwono (2001) = 0,580 dengan p < 0,01
bahwa konformitas adalah kesesuaian 2. Ada hubungan negatif yang sangat
antara perilaku seseorang dengan signifikan antara konsep diri dengan
perilaku orang lain yang didorong oleh gaya hidup hedonis dengan teknik
keinginannya sendiri. Konformitas stepwise diperoleh hasil nilai
terjadi karena kesamaan antara perilaku koefisien korelasi ϒxy = -0,444
individu dengan perilaku orang lain atau dengan p < 0,01. Artinya semakin
perilaku individu dengan norma. Jadi, tinggi konsep diri pada remaja maka
remaja yang konformis akan cenderung semakin rendah kecenderungan gaya
mudah mengikuti tuntutan kelompok hidup hedonis.
sehingga apabila memiliki gaya hidup 3. Ada hubungan positif yang sangat
hedonis, maka remaja akan mengikuti signifikan antara konformitas dengan
gaya hidup hedonis. gaya hidup hedonis dengan teknik
Kategori konsep diri subjek stepwise diperoleh hasil nilai
tergolong rendah dengan rerata empirik koefisien korelasi ϒxy = 0,520
= 89,9 dan rerata hipotetik = 97,5. dengan p < 0,01. Artinya semakin
Kategori konformitas subjek penelitian tinggi konformitas maka akan
tergolong sedang dengan rerata empirik semakin tinggi pula kecenderungan
= 88,489 dan rerata hipotetik = 80,5. gaya hidup hedonis.
Kategori gaya hidup hedonis 4. Hasil kategori konsep diri tergolong
tergolong sedang dengan rerata empirik rendah.
= 82,644 dan rerata hipotetik = 84,5. 5. Hasil kategori konformitas tergolong
Hasil analisis data diperoleh sedang.
koefisien determinan (R²) sebesar 0,336 6. Hasil kategori gaya hidup hedonis
sehingga sumbangan efektif konsep diri tergolong sedang.
dan konformitas terhadap gaya hidup 7. Sumbangan efektif konsep diri dan
hedonis sebesar 33,6%, yang berarti konformitas terhadap kecenderungan
masih terdapat 66,4% variabel-variabel gaya hidup hedonis sebesar 33,6%,
lain yang mempengaruhi kecenderungan yang berarti masih terdapat 66,4%
gaya hidup hedonis. Variabel-variabel variabel-variabel lain yang
lain yang dimaksud antara lain pola asuh mempengaruhi gaya hidup hedonis..
dalam keluarga, status ekonomi orang
tua, dan persepsi individu dalam B. Saran-saran
memahami gaya hidup hedonis. 1. Bagi subjek penelitian
Bagi remaja disarankan untuk
berhati-hati dalam memilih lingkungan

11
kehidupan sosial. Remaja harus dapat Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala
membedakan kegiatan yang baik dan Psikologi. Cetakan Kelima.
buruk bagi diri pribadi, tidak hanya asal Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
mengikuti kegiatan yang mungkin dapat
merugikan diri sendiri. Remaja yang Baron, RA. Dan Byrne. 1984. Social
dapat membedakan baik dan buruk suatu Psychology: Understanding
kegiatan serta ditunjang adanya percaya Human Interaction. Boston:
diri akan membentuk remaja memiliki Allyn and Bacon.
konsep diri yang positif. Konsep diri
yang positif membuat remaja jauh dari Burn, R.B. 1993. Konsep Diri Teori,
gaya hidup hedonis. Pengukuran, Perkembangan,
2. Bagi orang tua subjek penelitian dan Perilaku. (Terjemahan
Remaja yang sedang tumbuh dan oleh Dwi. A). Jakarta: Arcan.
berkembang perlu mendapat
perhatian yang lebih dari orang tua. Cahyaningrum. 2002. Hubungan Antara
Oleh sebab itu, para orang tua Konsep Diri dengan Perilaku
diharapkan dapat memberikan pada Penyandang Cacat.
perhatian dan bimbingan kepada Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
anaknya yang menginjak usia Surakarkarta: Fakultas
remaja. Bimbingan positif yang Psikologi UMS.
diberikan orang tua dapat berdampak
positif bagi remaja. Remaja yang Chaplin, J.P. 2001. Kamus Psikologi.
memiliki konsep diri dan (Diterjemahkan oleh Kartono
konformitas positif dapat Kartini). Bandung: CV. Pionir
mendukung perkembangan remaja Jaya.
dalam interaksi sosialnya.
3. Bagi pimpinan klub Trakinas Effendi, K. 2004. Hubungan antara
Disarankan bagi pimpinan klub Konsep Diri dan kemampuan
remaja dalam mendirikan klub-klub Verbal dengan Prestasi Belajar
untuk menampung aktivitas remaja tidak pada Siswa Kelas Lima
hanya sekedar mencari keuntungan Sekolah dasar Muhammadiyah
pribadi. Sukonandi Yogyakarta.
Humanitas: Indonesia
Psychological Journal Vol. 1.
DAFTAR PUSTAKA hal 26-31.

Acmad, D. 2005. Hubungan Antara Hadi, Sutrisno. 1989. Metodology


Konformitas dan Kreativitas Research I. Yogyakarta: Andi
Siswa di Sekolah Skripsi. Offset.
(Tidak Diterbitkan). Fakultas
Psikologi UMS. __________. 1992. Statistik II.
Yogyakarta: Andi Offset.
Armando, N.M. Remaja Gaul.
www.majalah ummi.com. __________. 1995. Metodology
Research III. Yogyakarta: Andi
Offset.

12
Harjanti, M. 2003. Hubungan antara Diterbitkan). Semarang:
Motif Berafiliasi dengan Fakultas Psikologi UNIKA.
Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonis pada Remaja. Skripsi. Kuswandono, RBY. 2003. Hedonisme
(Tidak Diterbitkan). dan Mentalitas Instan.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi www.suaramerdeka.com.
UGM.
Majalah Motor. 2005. Event
Hurlock, E.B. 2001. Psikologi Friedrichshafen Messe.
Perkembangan: Suatu Majalah Motor 06-19 Agustus.
Pendekatan Sepanjang 2005. hal. 18. Jakarta:
Rentang Kehidupan. Gramedia.
(Terjemahan oleh
Istiwidayanti). Jakarta: Monks, F.J., Knoers, S.S., dan Haditono,
Erlangga. S.R. 1999. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta:
Kartono, Kartini. 2001. Kamus Gadjah Mada University Press.
Psikologi. Bandung: CV. Pionir
Jaya. Muniarti, J dan Beatrix, SN. 1999.
Perbedaan Nilai Remaja
_________. 1985. Psikologi dalam Sekarang dengan Remaja
Organisasi. Bandung: CV. Generasi Sebelumnya. Jurnal
Pionir Jaya. Psikologi Sosial. Universitas
Indonesia. Hal. 59-64.
Kartono, Kartini dan Gulo, D. 1987.
Kamus Psikologi. Bandung: Ninawati. 1999. Psikografis. Arkhe
CV Pionir Jaya. Jurnal Ilmiah Psikologi. Th. 4
Kunto, A.A. 1999. Mata Rantai No. 6 (hal 1-9).
Hedonisme. Kecil Bahagia,
Muda Foya-foya, Tua Kaya- Nissa, A. 2003. Hubungan Antara
raya, Mati Maunya Masuk Konsep Diri dan Sikap
Surga. (hal. 86-92). Terhadap Diskon dengan
Yogyakarta: Kanisius. Perilaku Konsumtif. Skripsi.
(Tidak Diterbitkan). Surakarta:
Kurniawan, D.R. 2005. Hubungan Fakultas Psikologi UMS.
Antara Konformitas dan
Kreativitas Siswa dengan Nugrahani, P.N.A. 2003. Perbedaan
Interaksi Sosial di Sekolah. Kecenderungan Gaya Hidup
Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Hedonis pada Remaja Ditinjau
Surakarkarta: Fakultas dari Lokasi Tempat Tinggal.
Psikologi UMS. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).
Surakarta: Fakultas Psikologi
Kusumanugraha, C. 2003. Fenomena UMS.
Gaya Hidup Hedonis pada
Remaja. Skripsi. (Tidak Piliang, Y.A. 2005. Dunia yang Dilipat:
Tamasya Melampaui Batas-

13
batas Kebudayaan. Tahun III. No. 7. Hal. 64-72.
Yogyakarta: Jalasutra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rachman, E. dan Omar, P. 2004. Gaul Susanto, A.B. 2001. Potret-Potret Gaya
Meraih Banyak Kesempatan. Hidup Metropolis. Jakarta:
Jakarta: Gramedia. Kompas.

Rice, F.P. 1993. The Adolescence. Edisi Susianto, H. 1993. 1993. Studi Gaya
Keenam. Needham Hight, MA: Hidup Sebagai Upaya
Allyn and Bacon. Mengenali Kebutuhan Anak
Muda. Jurnal Psikologi dan
Salam, B. 200. Etika Individual: Pola Masyarakat. Vol. 1. No. 1. Hal.
Dasar Filsafat Moral. Jakarta: 55-76. Jakarta: Gramedia.
Rineka Cipta.
Suseno dan Magnis, F. 1991. Etika
Santrock, J.W. 2003. Adolescence Dasar: Masalah-masalah
Perkembangan Remaja. Edisi Pokok Filsafat Moral. Cetakan
Keenam. (Terjemahan oleh Ketiga. Yogyakarta: Kanisius.
Shinto B. Adelar dan Sherly
Saragih). Jakarta: Erlangga. Tambunan, R. 2001. Remaja dan
Perilaku Konsumstif. www.e-
Sarwono, S.W. 2001. Psikologi Sosial: psikologi.com.
Psikologi Kelompok dan
Psikologi Terapan. Cetakan Trihastuti, F. 2004. Sikap Konsumtif
Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. pada Remaja Ditinjau dari
Harga Diri. Skripsi. (Tidak
Sears, O.D. Freedman. J.L. dan Peplau, Diterbitkan). Fakultas
L.A. 1994. Psikologi Sosial. Psikologi. Yogyakarta: UGM.
Jilid I/II. Edisi Kelima.
(Terjemahan Oleh: M Wijaya, R. 1999. No Hedon Like It!
Andryanto dan Savitri Bahagia, Muda Foya-foya, Tua
Sutrisno). Jakarta: Erlangga. Kaya-kaya, Mati Maunya
Masuk Surga. Hal. 23-25.
Soekanto, S. 1983. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Kanisius.
Jakarta: CV Rajawali.
Zebua, A.S. dan Nurdjayadi, R.D. 2001.
Suryabrata, S. 1990. Metodologi Hubungan Antara Konformitas
Penelitian. Jakarta: CV dan Konsep Diri dengan
Rajawali. Perilaku Konsumtif pada
Remaja Putri. Journal
Surya, F.A. 1991. Perbedaan Tingkat Phronesis. Vo. 3. No. 6. Hal.
Konformitas Ditinjau dari Gaya 72-82.
Hidup pada Remaja.
Psikologika: Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Psikologi.

14
15

Anda mungkin juga menyukai