Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PPKN

KAA (KONFERENSI ASIA-AFRIKA)

Guru Pembimbing :
Bapak Febri
Disusun oleh :
1. Fakih Albar Pradita (13)
2. Jinja Martha H. (18)
3. Kirana Dyah Ayu P. (19)
4. Melinda Yushinta (22)
5. Risqi Amirulloh (31)
6. Zalianty Putri W. W. (34)

Kelas XI MIPA 7
SMA NEGERI 3 KOTA KEDIRI
2022/2023
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KAA (Konferensi Asia-Afrika)

Setelah Perang Dunia II bangsa-bangsa di Asia dan Afrika berusaha


memperoleh, merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Indonesia sebagai salah satu
negara yang baru merdeka mencetuskan suatu gagasan untuk menyelenggarakan
Konferensi Asia-Afrika. Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia
Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi
antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh
kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri
Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24 April 1955, di Gedung
Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan
kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Sebagai latar belakang diadakaannya Konferensi Asia-Afrika sebagai berikut :
1. Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami
penjajahan.
2. Permasalahan negara sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang.
3. Ingin menggalang kekuatan negara-negara Asia dan Afrika agar mendukung
perjuangan merebut Irian Barat.
4. Memiliki kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama,
dan latar belakang sejarah.
5. Berdasarkan letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling
berdekatan.
6. Dianatara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran
untuk bersatu, yang kemudian Uni Soviet dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri
dalam masalah tersebut.

B. Tujuan Dibentuknya KAA (Konferensi Asia-Afrika)


Berikut tujuan dari dibentuknya Konferensi Asia-Afrika :
1. Meninjau kedudukan Asia dan Afrika serta rakyatnya, serta memberikan
sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
2. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-
bangsa Asia dan Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional,
rasionalisme, dan kolonialisme.
3. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
4. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarbangsa-bangsa Asia dan
Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun
kepentingan bersama.

C. Peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia-Afrika)


Berikut peran Indonesia dalam KAA :
1. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi
Pancanegara II yang berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa
Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari KAA.
2. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA yang
berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung (Jawa
Barat). Dalam konferensi ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting,
di antaranya, sebagai berikut.
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno

D. Negara-Negara Anggota KKA (Konferensi Asia-Afrika)

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia
pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka
pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan
dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa
Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Uni Soviet dan
Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan
yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka
terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan
kolonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak
mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Di bawah ini
merupakan daftar ke-29 negara peserta KAA:
Indonesia, India, Burma, Pakistan, Srilangka, Afghanistan, Kamboja, Republik Rakyat
Cina, Mesir, Ethiopia, Ghana, Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia,
Libya, Nepal, Philipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Muang Thai (Thailand), Turki,
Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Yaman.

E. Hasil Kesepakatan Konferensi Asia-Afrika (KAA)


Setelah melalui sidang-sidang menegangkan selama satu minggu, akhirnya
sampai juga di hari terakhir persidangan yakni pada tanggal 24 April 1955. Dalam
sidang terakhir inilah dibacakan rumusan Dasasila Bandung yang merupakan hasil
Konferensi Asia Afrika. Berikut ini merupakan daftar 10 prinsip Dasasila Bandung
yaitu:
1. Penghormatan atas hak-hak dasar manusia, asas, serta tujuan yang telah dimuat
dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integrasi teritorial (keutuhan wilayah) seluruh bangsa.
3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa besar (adikuasa)
maupun bangsa yang kecil.
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan negara lain.
5. Menghormati hak dari tiap-tiap bangsa untuk senantiasa mempertahankan diri
secara mandiri atau kelompok.
6. Tidak menggunakan segala peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk
bertindak sesuai dengan kepentingan khusus dari salah satu negara negara besar
serta tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan segala tindakan yang melibatkan ancaman agresi ataupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas nasional atau kemerdekaan suatu negara.
8. Menyelesaikan segala bentuk perselisihan di ranah internasional melalui jalan
damai seperti halnya perundingan, persetujuan arbitrase atau melalui hukum dan
juga cara damai lainnya sesuai pilihan dari pihak yang bersangkutan dan tetap
sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan segala bentuk kepentingan bersama melalui kerja sama.
10. Menghormati hukum dan segala kewajiban-kewajiban di kancah internasional.

F. Struktur Organisasi Konferensi Asia-Afrika (KAA)


Dibentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite
Kebudayaan. Semua kesepakatan tersebut selanjutnya disetujui oleh sidang dan
susunan pimpinan konferensi adalah sebagai berikut :

Ketua Konferensi : Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia


Ketua Komite Politik : Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi : Roosseno, Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan : Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan Indonesia
Sekretaris Jenderal Konferensi : Roeslan Abdulgani, Sekretaris Jenderal Kementerian
Luar Negeri Indonesia
Dalam sidang-sidang selanjutnya muncul beberapa kesulitan yang bisa diduga
sebelumnya. Kesulitan-kesulitan itu terutama terjadi dalam sidang-sidang Komite
Politik. Perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi antara
Negara-negara Asia Afrika muncul ke permukaan, bahkan sampai pada tahap yang
relatif panas. Namun berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya
rasa toleransi dan kekeluargaan di antara peserta konferensi, maka jalan buntu selalu
dapat dihindari dan pertemuan yang berlarut-larut dapat diakhiri.

Anda mungkin juga menyukai