Anda di halaman 1dari 2

Konferensi Asia Afrika (KAA)

A. Latar Belakang
1. Berakhirnya Perang Dunia II pad Bulan Agustus 1945. Tak berarti berakhir juga
situasi permuuhan di antara bangsa-bangsa di dunia.
2. Lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideology maupun kepentingan
Yaitu Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat ( Kapitalis ) dan Blok Timur di
pimpin Uni Soviet ( Komunis ).
3. Timbulnya pergolakan di dunia disebabkan pula masih adanya penjajahan di belahan
Asia dan Afrika.
4. Beberapa Negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak menghadapi
masalah-masalah sisa penjajahan. Seperti Indonesia tentang Irian jaya.
B. Konferensi Kolombo
Konferensi Kolombo diselenggarakan pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 di
Kolombo, Srilangka. Konferensi Kolombo dihadiri oleh 5 perdana menteri yaitu:
1. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia)
2. Perdana Menteri U Nu (Burma)
3. Peedana Menteri Jawaharlal Nehru (India)
4. Perdana Menteri Mohammad Ali (Pakistan)
5. Perdana Menteri Sir Jhon kotelawala (Srilangka)
Dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo, dinyatakan bahwa para
Perdana Menteri peserta konferensi untuk membicarakan kehendak untuk mengadakan
konferensi Negara-negara Asia Afrika. Konferensi Kolombo telah menugaskan
Indonesia agar menjajaki kemungkinan untu diadakannya Konferensi Asia Afrika.
C. Konferensi Pancanegara
Konferensi Pancanegara diselenggarakan pada tanggal 28-29 Desember 1954 di
Bogor, Indonesia. Konferensi Kolombo dihadiri oleh 5 perdana menteri yaitu :
1. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia)
2. Perdana Menteri U Nu (Burma)
3. Peedana Menteri Jawaharlal Nehru (India)
4. Perdana Menteri Mohammad Ali (Pakistan)
5. Perdana Menteri Sir Jhon kotelawala (Srilangka)
Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika dan
beberapa masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika pada
khususnya, maupun dunia pada umumnya. Rumusan masalah-masalah yang dihasilkan
dalam Konferensi Pancanegara sebagai berikut.
1. Memajukan kerja sama, kepentingan-kepentingan, dan persahabatan di antara
bangsa-bangsa di Asia Afrika.
2. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan serta
hubungan Negara-negara yang terwakili.
3. Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia
Afrika seperti kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme.
4. Meninjau kedudukan rakyat Asia Afrika khususnya dan dunia umumnya serta
Sumbangan yang dapat mereka berikan untuk memajukan perdamaian dunia.
Dan 5 negara peserta konferensi menjadi Negara sponsor dan undangan kepada
Negara- Negara peserta disampaikan oleh Pemerintah Indonesia atas nama 5 negara.
Negara- Negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara dan 1 menolak undangan
dan menjadi 24 negara menerima undangan itu yang berasal dari benua Asia dan
Afrika.
Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat siding-sidang konferensi. 14
hotel serta perumahan perorangan dan pemerintah yang berada di Bandung
dipersiapkan sebagai tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang. Pada
tanggal 17 April 1955 Presiden RI Soekarno meresmikan penggantikan nama Gedung
Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi
Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Asia Afrika.
Penggantian nama tersebut bermaksud untuk lebih menyemarakkan konferensi dan
menciptakan suasana konferensi yang sesuai degan tujuan konferensi.
D. Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 April 1955 di Gedung
Merdeka Bandung. Konferensi ini dihadiri 24 negara yang berasal dari Benua Asia dan
Afrika. Konferensi ini melahirkan suatu kesepakatan bersama yang merupakan pokok-
pokok tindakan dalam usaha menciptakan perdamaian dunia. Ada 10 pokok yang
dicetuskan dalam konferensi tersebut, dan kesepakatan itu disebut Dasasila Bandung.
Isi Dasasila Bandung sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai