Anda di halaman 1dari 27

KAA

KONFERENSI ASIA AFRIKA

KELOMPOK 3
XI MIPA 3
Kelompok 3
1. Arifo
2. Datian
3. Debie
4. Dwi Santa
5. Elza
6. Joshua
7. Mellin
8. Kristiani
9. Tiffany
Latar Belakang KAA
Penyebab terbentuknya
Konfrensi Asia Afrika

Daftar isi berserta tujuan

Presentasi Sejarah KAA


Berisi awal mula
terbentuknya Konferensi
Asia Afrika (KAA)
LATAR BELAKANG
1. Berakhirnya perang dunia II pada
Agustus 1945

Tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan


di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta
perdamaian dan keamanan.
2. Lahirnya dua blok kekuatan yang
bertentangan secara ideologi maupun
kepentingan yaitu, Blok Barat dan Blok
Timur
Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan
Blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet.
Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara Asia dan
Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini
mengakibatkan tetap hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana
permusuhan yang terselubung diantara dua blok itu dan
pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan
"Perang Dingin".
3. Timbulnya pergolakan di dunia
disebabkan pula masih adanya penjajahan di
belahan Asia dan Afrika,
Seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika
Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika.

4. Beberapa negara Asia Afrika yang telah


merdeka pun masih banyak yang
mengahdapi masalah-masalah sisa
penjajahan
Seperti Indonesia tentang Iran Barat, India dan Pakistan.
Bangsa- bangsa yang ada di Asia-Afrika memiliki persamaan nasib
serta sejarah yang sama, yaitu menjadi sasaran penjajah bangsa
Eropa.
Disaat kesadaran dari bangsa-bangsa Asia-Afrika ingin mendapatkan
kemerdekaan seperti, Yaman yang berjuang untuk membebaskan
Aden dari Inggris, serta rakyat Aljazair, Maroko, Sudan, Tumisia,
dan juga Kongo yang berjuang membebaskan tanah airnya dari
kekuasaan bangsa Eropa, dan masih banyak lagi.

Dari bangsa-bangsa Asia yang sudah merdeka masih belum memiliki


rasa kesadaran untuk bersatu, yang akhirnya Rusia dan Amerika
Serikat ikut melibatkan diri dalam masalah ini. Seperti:
Persengketan RRC-Taiwan dalam memperebutkan Pulau Quemoi.
Persengketan India-Pakistan dalam memperebutkan wilayah Kasmir.
Persengketan Korea Utara dan Korea Selatan dengan masalah
perbatasan.
Karena PBB seringkali tidak bisa mengatasi persengketaan
antarnegara. Ajakan dari Dewan Keamanan PBB sering dilanggar
negara-negara yang sedang mengalami selisih, Kepentingan politik
luar negeri Indonesia dalam mengumpulkan kekuatan negara-negara
Asia-Afrika supaya ikut untuk mendukung merebut Irian Barat (Papua)
melalui PBB. Sehingga bangsa-bangsa Asia-Afrika tidak mau terlibat
dalam Perang Dingin, karena ingin memusatkan perhatian kepada
pembangunan yang memerlukan kerja sama.
Tujuan KAA
1. Mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika.
2. Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan
kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika.
3. Menjalin kerukunan antarumat beragama di wilayah Asia dan
Afrika.
4. Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja
sama dunia.
5. Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing.
6. Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni
Soviet, dan negara imperialis lainnya.
SEJARAH KAA
Konfrensi Kolombia
Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon (Sri Langka) Sir
Jhon Kotelawala mengundang para Perdana Menteri dari Birma
(U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali
Sastroamidjoyo), Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud
mengadakan suatu pertemuan informal di negaranya.
Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi Kolombo itu
dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei 1954.

Dalam pernyataan bersama pada akhir Konferensi Kolombo,


dinyatakan bahwa para Perdana Menteri peserta konferensi
membicarakan kehendak untuk mengadakan konferensi
negara-negara Asia Afrika.
Konferensi Kolombo telah menugaskan Indonesia agar menjajaki
kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika.

Dalam rangka menuaikan tugas itu Pemerintahan Indonesia


melakukan pendekatan melalui saluran diplomatik kepada 18
negara Asia Afrika.

Ternyata pada umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut


baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah
Pelaksanaan konferensi
Konfrensi Bogor
Atas undangan Perdana Menteri Indonesia, para Perdana Menteri
peserta Konferensi Kolombo (Birma/Myanmar, Srilangka, India,
Indonesia, dan Pakistan) mengadakan Konferensi di Bogor pada
tanggal 28 dan 29 Desember 1954, yang dikenal dengan sebutan
"Konferensi Panca Negara".
Konferensi ini membicarakan persiapan pelaksanaan Konferensi
Asia Afrika.
Bogor berhasil merumuskan kesepakatan bahwa Konferensi Asia
Afrika diadakan atas penyelenggaraan bersama dan ke-5 negara
peserta Konferensi menjadi negara sponsornya.
Undangan kepada negara-negara peserta disampaikan oleh
Pemerintahan Indonesia atas nama lima negara.
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25
negara yang berasal dari benua Asia dan Afrika.
Gedung Dana Pensiun dipersiapkan sebagai tempat
sidang-sidang Konferensi. Hotel Homann, Hotel
Preanger, dan 12 hotel lainnya serta perumahan
perorangan dan pemerintah dipersiapkan pula sebagai
tempat menginap para tamu yang berjumlah 1300 orang.

Dalam kesempatan memeriksa persiapan-persiapan


terakhir di Bandung pada tanggal 17 April 1955, Presiden
RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung
Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana
Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna dan sebagian jalan
raya Timur menjadi jalan Asia Afrika
Pergantian nama tersebut dimaksud untuk lebih menyemarakkan
konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan
tujuan konferensi.
Pada tanggal 15 Januari 1955 surat undang Konferensi Asia Afrika
dikimkan kepada Kepala Pemerintahan 25 negara Asia dan Afrika.

Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak
undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African
Federation), Karena memang negara itu masih dikuasai oleh bekas
penjajahannya.
Sedangkan 24 negara lainnya menerima baik undangan itu.
Pelaksanaan
Konfrensi Asia Afrika
Pada tanggal 18 April 1955 Konferensi
Asia Afrika dilangsungkan di Gedung
Merdeka Bandung.
Konferensi dimulai pada jam 09.00
WIB dengan pidato pembukaan oleh
Presiden Republik Indonesia
Ir.Soekarno.

Sidang-sidang selanjutnya dipimpin


oleh Ketua Konferensi Perdana
Menteri RI Ali Sastroamijojo
Hasil dari KAA
Konferensi Asia Afrika di Bandung melahirkan suatu kesepakatan
bersama yang merupakan pokok-pokok tindakan dalam usaha
menciptakan perdamaian dunia.
Ada sepuluh pokok yang dicetuskan dalam konferensi tersebut, maka
itu disebut Dasasila Bandung.
Isi Dasasila Bandung yaitu :
1. Menghormati hak-hak asasi manusia beserta tujuannya serta asas-
asas yang termuat dalam Piagam PBB (Atlantic Charter).
2. Menghormati kedaulatan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa
besar atau kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan dalam urusan-urusan dalam negeri
negara lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan diri.
3
2 1
6.
a. Tidak mempergunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk
kepentingan khusus salah satu negara besar.
b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan
kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara
manapun.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai, seperti
dengan perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum,
atau dengan cara damai lainnya menurut pihak-pihak yang bersangkuran,
sesuai dengan Piagam PBB. Baca: Isi Atlantic Charter
9. Mengajukan kepentingan bersama dan kerjasama secara timbal balik.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Dampak KAA
1. Konferensi Asia Afrika di Bandung, telah berhasil menggalang
persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika.
2. Konferensi Asia Afrika telah membakar semangat dan menambah
kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia Afrika yang
pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan.
3. Dengan diselenggarakan KAA di Bandung, kota Bandung menjadi
terkenal di seluruh dunia.
Semangat perdamaian yang dicetuskan di kota Bandung dijuluki
"semangat Bandung" atau "Bandung Spirit".
Untuk mengabadikan peristiwa sejarah yang penting itu jalan
protokol di kota Bandung yang terbentang di depan gedung
Mardeka diberi nama jalan Asia Afrika
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai