Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar belakangterjadinya KAA


Berakhirnya perang dunia ke II menciptakan duadua
negara superpower yang memiliki ideologi berbeda, yaitu
negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perbedaan
ideologi ini berujung padapada perang dingin tahun
1947. Saat itu, kedua negara tersebut berlomba lomba
untuk mendapatkan dukungan dari negara negara di
kawasan Asia-Afrika, sedangkan negara negara di Asia-
Afrika merasa bahwa perang dingin ini akan menciptakan
perpecahan dunia, hingga akhirnya muncul lah gagasan
untuk melaksanakan konferensi Asia-Afrika di Colombo,
Srilanka. KesamaanKesamaan nasib antara negara-negara
ini pun menjadi latar belakang terjadinya KAA juga.
B. Tokoh, tujuan, waktu dan tempat
Banyak tokoh yang kemudian tergerak dan akhirnya melibatkan diri dalam KAA.
Sejumlah tokoh seperti wakil dari India dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka
adalah Jawaharlal Nehru (India), Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser
(Mesir), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Muhammad Ali (Pakistan) sepakat untuk
melaksanakan sebuah pertemuan yang membicarakan tentang masa depan dan
kepentingan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.Kelima negara ini pun
disebut-sebut sebagai pelopor KAA. Adapun tujuan KAA yaitu:
1) Mewujudkan perdamaian dunia
2) Memperkuat solidaritas dan kerja sama Asia dan Afrika
3) Memperjuangkan nasib negara-negara di Asia dan Afrika
“Pada dasarnya, hal yang diutamakan dalam pertemuan ini yakni bagaimana cara
mewujudkan “netralitas” yang berarti tidak memihak Blok Barat maupun Blok
Timur.”
Pada tanggal 18-24 April 1955, akhirnya Konferensi Asia Afrika dilaksanakan,,
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Kota Bandung. Gedung Merdeka pun
dipilih sebagai tempat perhelatannya.
C. Peran Indonesia dalam KAA
dan tokohnya
Peran Indonesia dalam KAA adalah menjadi tuan rumah dan
panitia pelaksana. Indonesia juga menjadi pelopor dan
pemrakarsa KAA. Bahkan, keberhasilan KAA membuktikan
kalau kabinet Ali Sastroamidjojo mampumampu menjalankan
pertemuan yangyang bersifat Internasional. Kenapa? Sebab,
Konferensi Asia-Afrika terjadi pada masa kabinet Ali
Sastroamidjojo. Adapun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang
memegang peranan penting dalam KAA, yakni:
Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konferensi
Ruslan Abdulgani sebagai sekretaris jenderal
Muhammad Yamin sebagai ketua komite kebudayaan
Prof. Ir. Rooseno sebagai ketua komite ekonomi
D. Negara negara yang terlibat
dalam KAA
Pada pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung
negara dari wilayah Afrika yang hadir berjumlah 6
negara dan negara dari wilayah Asia berjumlah 23
negara. Nah, di bawah ini merupakan daftar ke-29
negara peserta KAA:
Indonesia, India, Burma, Pakistan, Srilangka,
Afghanistan, Kamboja, Republik Rakyat Cina, Mesir,
Ethiopia, Ghana, Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos,
Libanon, Liberia, Libya, Nepal, Philipina, Saudi Arabia,
Sudan, Syria, Muang Thai (Thailand), Turki, Vietnam
Utara, Vietnam Selatan, Yaman
E. Hasil dari KAA
akhirnya sampai juga di hari terakhir persidangan yakni pada tanggal 24 April 1955. Dalam sidang terakhir
inilah dibacakan rumusan Dasasila Bandung yang merupakan hasil Konferensi Asia Afrika. Berikut ini
merupakan daftar 10 prinsip Dasasila Bandung yaitu:
1) Penghormatan atas hak-hak dasar manusia, asas, serta tujuan yang telah dimuat dalam Piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integrasi teritorial (keutuhan wilayah) seluruh bangsa.
3) Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa besar (adikuasa) maupun bangsa yang
kecil.
4) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan negara lain.
5) Menghormati hak dari tiap-tiap bangsa untuk senantiasa mempertahankan diri secara mandiri atau
kelompok.
6) Tidak menggunakan segala peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan khusus dari salah satu negara negara besar serta tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7) Tidak melakukan segala tindakan yang melibatkan ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas nasional atau kemerdekaan suatu negara.
8) Menyelesaikan segala bentuk perselisihan di ranah internasional melalui jalan damai seperti halnya
perundingan, persetujuan arbitrase atau melalui hukum dan juga cara damai lainnya sesuai pilihan dari pihak
yang bersangkutan dan tetap sesuai dengan Piagam PBB.
9) Memajukan segala bentuk kepentingan bersama melalui kerja sama.
10) Menghormati hukum dan segala kewajiban-kewajiban di kancah internasional.
F. Dampak dan pengaruh KAA
Banyak sekali dampak yang terjadi setelah KAA dilaksanakan,
salah satunya adalah ketegangan antara Republik Rakyat Cina
dengan Amerika akibat sengketa Taiwan mulai reda. Selain itu,
KAA juga berdampak bagi Indonesia yakni menaikan citra
Indonesia di kancah Internasional, terutama bangsa Afrika. Selain
kedua itu, KAA juga membuat negara dikawasan Asia-Afrika yang
merdeka bertambah, KAA juga akan menjadi cikal bakal dari suatu
organisasi yang bernama Gerakan Non Blok (GNB) yaitu organisasi
yang memperjuangkan hak asasi manusia. Apa sih bedanya sama
KAA? KAA merupakan sekumpulan negara negara dikawasan Asia-
Afrika yang percaya bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa,
sedangkan GNB merupakan gerakan politik yang mencakup
negara negara di dunia yang tidak memihak blok Barat dan blok
timur.

Anda mungkin juga menyukai