( KONFERENSI ASIA-AFRICA )
ANGGOTA :
SITI ALIFAH
FEBY
LELA
ELISA
ANISA
ICHA
KLS : 4 ( EMPAT )
SDN : CIPAGALO
A.Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan
Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada
Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan
perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan
timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea,
Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua
tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling
berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang
dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis
maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern,
sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang
nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang
persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara
perdamaian.
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan
pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954.
Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini
adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-
Afrika.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April
1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan
Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada
tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-
negara Afrika.
Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:
Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan,
Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India,
Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan
RRC.
1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak
asasi manusia.
2. Hak menentukan nasib sendiri.
3. Rasialisme (perbedaan warna kulit).
4. Kerjasama internasional.
5. Masalah pelucutan senjata.
6. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
7. Masalah Irian Barat.
Dasasila Bandung
PESERTA
Afganistan
Arab Saudi
Burma (sekarang Myanmar)
Ceylon (sekarang Sri Lanka)
Republik Rakyat Tiongkok
Ethiopia
India
Indonesia
Irak
Iran
Jepang
Kamboja
Laos
Lebanon
Liberia
Libya
Mesir
Nepal
Pakistan
Filipina
Siprus 1
Sudan
Suriah
Thailand
Turki
Republik Demokratik Vietnam
Negara Vietnam (Republik Vietnam)
Kerajaan Mutawakkilīyah Yaman
Yordania
Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendapat kehormatan untuk membacakan
Dasasila Bandung pada puncak peringatan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jumat
(24/4/2015) Orang nomor satu di Bandung itu akan membacakan 10 butir Dasasila
Bandung dengan menggunakan bahasa Inggris.
"Insya Allah siap, sudah latihan di kamar mandi," ucap pria yang akrab disapa Emil itu
saat ditemui di Stadion Siliwangi, Kamis (23/4/2015).
Lebih lanjut Emil mengatakan, pihaknya tidak hapal 10 butir isi Dasasila Bandung
sehingga akan membaca catatan.
Dasasila Bandung adalah sepuluh poin hasil pertemuan Konferensi Asia–Afrika yang
dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung, Indonesia. Pernyataan ini berisi
tentang 'Pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia'.
Dalam Dasasila Bandung ini juga terdapat prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan
prinsip-prinsip Mantan Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru.