Anda di halaman 1dari 2

para ketua delegasi negara-negara peserta memberikan pidatonya

dalam perrtemuan tersebut. tak ketinggalan, presiden sukarno selaku tuan


rumah juga memberikan pidatonya. dalam pidato tersebut, presiden sukarno
mengingatkan bahwa kolonialisme belum mati. pidato-pidato tersebut
mendongkrak semangat persaudaraan dan persatuan dii antara para peserta
konferensi sekaligus merupakan pernyataan lahirnya Asia-Afrika yang baru.
karena salah satu tujuan KAA adalah mempercepat proses kemerdekaan di
negara-negara Asia-Afrika yang masih terjajah, diperkirakan banyak banyak
negara Barat yang memandang negatif pertemuan ini. sebutan "kolonialis"
dan "imperalis" menggema dari Bandung. Dalam KAA tahun 1955 tersebut,
dibentuk tuga buah komite, yaitu komite politik (diketuai Ali Sastroamijoyo),
komite ekonomi (diketuai Rooseno), dan komite kebudayaan ( diketuai M.
Yamin).

konferensi yang mendirikan 29 utusan negara-negara Asia-Afrika


tersebut menghasilkan Declaration on the Promotion of World Peace and
Cooperation atau yang lebih dikenal sebagai Desa Sila Bandung. Dalam
priyatmoko (2004: 343), isi dari Dasa Sila Bandung tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat dalam piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa,
besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam persoalan-
persoalan dalam negri negara lain.
5. Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempermudahkan diri secara
sendiri maupun secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak menggukana peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar dan
tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu
negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai,
seperti perlindungan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian hukum), ataupun
cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutann, yang
sesuai dengan piagam PB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajuban internasional.

Di kemudian hari, KAA terbukti berhasil mempercepat kemerdekaan


negara-negara Asia-Afrika yang masih dalam belenggu penjajahan. Tidak
sampai 10 tahun setelah KAA diselenggarakan, kekuatan Asia-Afrika,
bersama dengan negara-negara Amerika Latin, menjelma menjadi kekuatan
Dunia Ketiga. Bagi Indonesa sendiri, konferensi tersebut membawa dampak
positif, yaitu ditanda-tanganinya persetujuan dwikewarganegaraan antara
Indonesia dengan RRT (seorang yang memegang dwikewaganegaraan harus
memilih salah satu, menjadi warga negara Indonesia atau RRT, yang tidak
dapat memilih dapat mengikuti kewarganegaraan ayahnya). Selain itu,
dampak positif KAA bagi Indonesia adalah dukungan negara Asia-Afrika
dalam perjuangan merebut Iran Barat (Bdk. Poesponerogo, 2010: 332)

Anda mungkin juga menyukai