Anda di halaman 1dari 10

KONFERENSI ASIA-

AFRIKA
KAA ADALAH
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA;
kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-
negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan
TUJUAN KAA
mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan
kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara
imperialis lainnya
LATAR BELAKANG KAA
1. Konferensi Asia–Afrika merefleksikan apa yang oleh para penyelenggara dianggap
sebagai keengganan kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka mengenai
keputusan yang mempengaruhi Asia dalam pengaturan ketegangan Perang Dingin;
2. Keprihatinan mereka atas ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika
Serikat;
3. keinginan mereka untuk meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi hubungan
perdamaian Tiongkok dengan diri mereka sendiri dan Barat;
4. penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika
Utara dan pemerintahan kolonialnya di Aljazair;
5. dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan kasusnya dalam perselisihan dengan
Belanda di Nugini Barat (Irian Barat).
KRONOLOGI TERJADINYA
KAA
1. 23 Agustus 1953 - Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan
Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika
dalam perdamaian dunia.
2. 25 April–2 Mei 1954 - Berlangsung Persidangan Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam
pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan
Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi
Asia–Afrika.
3. 28–29 Desember 1954 - Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika,
diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan
persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.
4. 18–24 April 1955 - Konferensi Asia–Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung.
Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo.
Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
PELOPOR BERDIRINYA KAA
1. Indonesia - Ali Sastroamidjojo
2. Pakistan - Mohammad Ali Bogra
3. India - Jawaharlal Nehru
4. Sri Lanka - Sir John Kotelawala
5. Myanmar - U Nu
PESERTA Laos
Lebanon
Afganistan Liberia
Libya
Arab Saudi Mesir
Burma (sekarang Myanmar) Nepal
Ceylon (sekarang Sri Lanka) Pakistan
Filipina
Republik Rakyat Tiongkok Siprus
Ethiopia Sudan
Suriah
India Thailand
Indonesia Turki
Irak Republik Demokratik Vietnam
Negara Vietnam (Republik Vietnam)
Iran Kerajaan Mutawakkilīyah Yaman
Jepang Yordania
Kamboja
DEKLARASI BANDUNG
Sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan bagi kedamaian Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan
dan kerjasama dunia, dinamakan Dasasila Bandung, yang kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari
menggabungkan prinsip-prinsip Piagam PBB diadopsi dengan salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap
suara bulat: negara lain
Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman
Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas
asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
Bangsa-Bangsa)
Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan
Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi
Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai
semua bangsa, besar maupun kecil lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan
Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan- sesuai dengan Piagam PBB
soalan dalam negeri negara lain Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan
diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban
Piagam PBB internasional
PERTEMUAN KEDUA (2005)
Prangko peringatan 50 tahun Konferensi Asia–Afrika
Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para
Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti
sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian
dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50
tahun lalu. Sekjen PBB, Kofi Annan juga ikut hadir dalam pertemuan ini. KTT Asia–
Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership,
Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika), yang diharapkan akan membawa Asia dan
Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang
kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan
para rakyat Asia dan Afrika
PERTEMUAN KETIGA (2015)
Konferensi Asia-Afrika ke-60 dilaksanakan di 2 kota yaitu Jakarta pada 19-23 April 2015
dan Bandung pada 24 April 2015 dengan agenda meliputi "Asia-Africa Business Summit"
dan "Asia-Africa Carnival". Tema yang dibawa adalah peningkatan kerja sama negara-negara
di kawasan Selatan, kesejahteraan, serta perdamaian.[15][16] KTT Asia-Afrika 2015 diikuti
sebanyak 89 kepala negara/pemerintahan dari 109 negara di kawasan Asia dan Afrika, 17
negara pengamat dan 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media domestik dan
asing. Para peserta di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Presiden
Tiongkok, Xi Jinping, Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, Presiden Myanmar,
Thein Sein, Raja Swaziland, Mswati III dan Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala.

Konferensi Asia Afrika 2015 telah menghasilkan 3 dokumen yaitu Pesan Bandung (Bandung
Message), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan
Deklarasi kemerdekaan Palestina.[17]

Anda mungkin juga menyukai