Kelompok 3
1. Fatimah Novi H. (10)
2. Juliani Rizky P. (15)
3. Mimin Sri M. (16)
4. Muhammad Anjar W. (17)
5. Muhammad Syeh D. (18)
6. Muthia Puspa (19)
NIKAH SIRIH
DEFINISI NIKAH SIRI
• Tata cara menikah siri tidak jauh beda dengan menikah secara resmi di KUA,
dimana dalam pernikahan itu harus dipenuhi syarat dan rukunnya.
1. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan.
2. Adanya ijab qabul
3. Adanya Mahar (Mas kawin)
4. Adanya wali
5. Adanya saksi
HUKUM PERNIKAHAN SIRI
• Ulama fiqih
Mayoritas ulama ahli Fiqh pernikahan berpendapat bahwa hukum nikah siri
tidaklah sah. Sebab perbuatan nikah siri tidak pernah dicontohkan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Dan risikonya bisa menimbulkan fitnah di
masyarakat sebab pernikahan tersebut dilakukan secara diam-diam.
• Mahzab As Syafi’iyah
Menurut pendapat mahzab Syafi’i, hukum pernikahan nikah siri tidak sah. selain
secara fiqh, terminologinya dianggap tidak sah, nikah siri juga disinyalir akan
mampu mengundang fitnah baik dari sisi laki-laki maupun perempuan.
• Mahzab Al-Maliki
Menurut mahzab Maliki, nikah siri didefinisikan sebagai pernikahan atas permintaan calon suami, dimana para
saksi harus merahasiakannya dari keluarganya dan orang lain. Menurut mahzab Maliki, nikah siri hukumnya
tidak sah. Pernikahan ini bisa dibatalkan. Namun apabila keduanya telah melakukan hubungan badan maka
pelaku bisa memperoleh hukuman rajam (had) dengan diakui empat orang saksi.
• Mahzab Hanafi
Sebagaimana mahzab Syafi’i dan Maliki, mahzab Hanafi juga tidak membolehkan pernikahan siri atau nikah
sembunyi-sembuyi tanpa wali.
• Mahzab Hambali
Mahzab Hambali memiliki pendapat berbeda dari ketiga mahzab lainnya. Ulama dari mahzab hambali
berpendapat bahwa nikah siri yang dilakukan sesuai syariat islam (memenuhi rukun nikah) maka sah untuk
dilakukan. Tapi hukumnya makruh, yakni jika dikerjakan tidak apa-apa dan bila ditinggalkan mendapat pahala.
• Khalifah Umar bin Al-Khattab
Pada jaman kepemimpinan khalifat Uman bin Al-Khattab, beliau pernah mengancam pasangan yang menikah
siri dengan hukuman cambuk.
Hukum Nikah Siri dalam Hukum Negara
• 2. Pernikahan ulang
• Pernikahan yang dilakukan layaknya pernikahan secara agama, yang
tujuannya untuk melengkapi pernikahan pertama (siri). Namun pernikahan ini
harus disertai dengan pencatatan pernikahan oleh pejabat yang berwenang
(KUA).
BAGAIMANA CARA PENGAJUAN
ITSBAT NIKAH ITU?
DDD رسولهللاDزوا معDغDنا نDل ك:DDاDDق ودD مسعDنDDعن ب r DDDانا رسولهللاDهDDDنف ستخصى؟Dال نDD أ:قلنا
DDDساء فDوليسمعنا ن r مرأةDDنكح لاDن نDنا اDكورخص لDDذا
عن ل
جلDى أDDثوب لإDD لا.
Artinya:
“Dari mas'ud berkata : waktu itu kami sedang perang bersama Rasulullah SAW dan tidak bersama kami wanita,
maka kami berkata : bolehkah kami mengkebiri (kemaluan kami). Maka Raulullah SAW melarang kami
melakukan itu. Dan Rasulullah memberikan keringanan kepada kami untuk menikahi perempuan dengan mahar
baju sampai satu waktu”
Tetapi rukhshah yang diberikan nabi kepada para sahabat hanya selama tiga hari setelah itu Beliau melarangnya,
seperti sabdanya :
Artinya :
“Dari Salamah bin Akwa' berkata : Rasulullah SAW memberikan keringanan nikah muth'ah pada tahun authas
(penaklukan kota Makah) selama 3 hari kemudian beliau melarangnya”(HR Muslim)
SEJARAH NIKAH MUT’AH
• Dalil al-Quran
Allah berfirman:
Dولَئِ َك ُه ُمDDDْبتَغَى َو َرا َء َذلِ َك َ أُفDن اDDDف َّ َ إِنDْي َمانُهُْمDأَ ْو َما َملَ َك ْت َأD ِج ِه ْمDال َعلَى أَ ْز َوا DD ِ َّإ )٢٩(ون
ِ َ َم )٣٠(غَ ْي ُر َملُو ِم َينDهُْمDDDف َ ُافِظD َحDُوج ِه ْم
ِ رDD ِ فُلD َين ُْهمDDَو َّل ِذا
)٣١(ون َ ا ُدDعDDْ َلا
Artinya:
Dari ayat diatas diketahui bahwa sebab disahkan berhubungan badan hanya melalui dua cara.
Yaitu nikah shahih dan perbudakan. Sedangkan wanita mut’ah, bukanlah istri dan bukan pula
budak.
• Dengan itu, sangat jelas bahwa hubungan kelamin hanya diperbolehkan dengan istri atau budak, sedangkan
istri dari perkawinan mut’ah tidak berfungsi sebagai istri karena:
a. Tidak saling mewarisi, sedangkan akad nikah menjadi sebab memperoleh harta warisan
c. Dengan akad nikah menjadi berkuranglah hak seseorang dalam hubungannya dengan beristri empat
sedangkan tidak demikian halnya dengan mut’ah
d. Dengan melakukan mut’ah seseorang itu tidak dianggap menjadi muhsinkarena wanita yang diambil
dengan jalan mut’ah tidak berfungsi sebagai istri, sebab mut’ah itu tidak menjadikan wanita berstatus istri
dan tidak pula berstatus budak, maka termasuklah orang yang melakukan mut’ah itu di dalam firman Allah.
[9]
• Dalil as-Sunnah
Menurut Dr. Abdus Shomad, hadis yang menunjukkan bolehnya mut’ah telah dinasakh.Hal dinyatakan dalam
hadis berikut:
Artinya:
Wahai sahabat sekalian bahwa aku pernah memperbolehkan kamu melakukan mut’ah dan ketahuilah bahwa
Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat, maka barang siapa yang ada padanya wanita yang
diambilnya dengan jalan mut’ah, hendaklah ia melepaskannya dan janganlah kamu mengambil sesuatu yang
telah kamu berikan kepada mereka (HR. Muslim)
• Dari dalil yang dikutip dari hadis Nabi tersebut, bahwaNikah Mut’ah diperbolehkan pada era Rasulullah saw
dalam keadaan darurat. Akan tetapi pembolehan tersebut sudah dinasakh dan oleh hadis di atas. Oleh karena
itu, sangat jelas bahwa hukum Nikah Mut’ah ini haram dan akan berdosa bagi yang melakukannya. Hal itu
berlaku sampai hari kebangkitan.