Anda di halaman 1dari 8

KAA Pertama

Masalah
Berbagai masalah yang dibahas dalam konferensi tersebut antara lain:
1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.

manusia.
Hak menentukan nasib sendiri.
Rasialisme (perbedaan warna kulit).
Kerjasama internasional.
Masalah pelucutan senjata.
Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
Masalah Irian Barat.
Merupakan salah satu upaya Bangsa Indonesia saat itu untuk merebut Irian Barat
Perjalanan berlanjut pada tahun 1954 Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam
sidang PBB. Namun mengalami kegagalan karena tidak memperoleh dukungan yang
kuat. Angin segar di dapatkan dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat dukungan
dalam masalah Irian Barat. Hingga tahun 1956, perundingan antara Indonesia dan
Belanda mengenai masalah Irian Barat mengalami kegagalan. Karena terus mengalami
kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk menyelesaikannya, maka
pemerintah Indonesia mengambil jalan konfrontasi.,
Karena kesungguhan Indonesia,membuat simpati diplomat AS Ellsworth Bunker
untuk mengusulkan rencana penyelesaian masalah Irian Barat. Indonesia menerima usul
Bunker sedangkan Belanda menolaknya. Oleh karena itu Amerika Serikat mendesak
Belanda untuk menerima Rencana Bunker. Atas desakan Amerika Serikat maka Belanda
menerimanya dan menandatangani Persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962.

Hasil
Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu kerjasama di
antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan
sepuluh asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung. Dalam Dasasila Bandung, tercermin
penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia. Dan
berikut adalah isi Dasasila Bandung.
Sepuluh (10) inti sari / isi yang terkandung dalam Bandung Declaration / Dasasila Bandung :
1. Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum pada Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.

3. Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan semua ras dan bangsa
di dunia.
4. Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri baik sendiri maupun kolektif
sesuai dengan piagam pbb.
6. Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak untuk kepentingan
suatu negara besar.
7. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik suatu negara.
8. Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional secara jalan damai
dengan persetujuan PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional.
Kendala
mimpi yang dibangun dalam KAA 1955 tetap menjadi mimpi. Pada hari ini, kita dapat melihat
bahwa bangsa-bangsa Asia dan Afrika masih dilanda perpecahan. Di Asia, perpecahan terjadi
pada tingkat regional. Kondisi ini sangat umum terlihat pada negara-negara di Timur Tengah dan
Asia Timur. Di Afrika, perpecahan bukan hanya terjadi di tingkat regional, namun sampai di
tingkat nasional pula.
Kondisi ini tercermin dari betapa maraknya Perang Saudara di negara-negara, seperti Sudan,
Mali, Sierra Leone, sehingga desingan peluru dan suara ledakan dapat selalu terdengar setiap
harinya. Kondisi ini semakin diperburuk dengan kenyataan bahwa negara-negara Barat
memanfaatkan perpecahan yang terjadi di negara-negara Asia dan Afrika untuk mengeksploitasi
sumber daya alam mereka. Di Asia, terutama Timur Tengah, perpecahan yang terjadi membuka
kesempatan bagi negara Barat untuk mengeksploitasi minyak mentahnya. Sementara di Afrika,
mereka mengeksploitasi sumber daya berliannya yang amat melimpah.
Berhasil atau terwujudnya
Selain membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan
Afrika, Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan
dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.

1. Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru
sehingga dapat mengurangi ketegangan/dtente akibat Perang Dingin dan mencegah
terjadinya perang terbuka.
2. Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam
Gerakan Non Blok.
3. Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka
tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun
Blok Barat.
4. Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang
Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian
Barat ke pangkuan RI.
5. Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di
negaranya.
Konferensi Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya
berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
Pada tahun September 1961 terbentuk Gerakan Non-Blok di Belgrade, Yugoslavia. Gerakan ini
bisa dikatakan sebagai langkah nyata dari Konferensi Asia Afrika pertama pada 1955. Setelah
gerakan ini terbentuk, India bersama dengan Yugoslavia dan Uni Emirat Arab berhasil
mengadakan konferensi tandingan bagi konferensi Asia Afrika kedua yang diusulkan oleh Cina
dan Indonesia. Pada konferensi ini ketiga negara tersebut menolak desakan Cina untuk
mengambil posisi anti barat, pada 1964-65 oleh oleh Indonesia.
Pada bulan November 1965, Konferensi Asia-Afrika kedua berhasil dilaksanakan di Aljzir,
Aljazair. Namun, konferensi ini ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Konferensi
Asia-Afrika di Bandung tidak dapat tergantikan.
"Palestina ikut serta dalam Konferensi Asia Afrika pada 1955 yang menghasilkan Dasasila
Bandung. Dan hingga kini Palestina belum mendapatkan kemerdekaannya sementara negaranegara KAA pada 1955 telah mendapatkan kemerdekaan," kata Duta Besar Palestina untuk
Indonesia
Dampak bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika
(a) Perjuangan bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan makin
meningkat.

(b) Kemerdekaan bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika dalam percaturan politik dunia mulai
mendapat arti.
(c) Munculnya kerjasama dan hubungan yang baik diantara Negara dikawasan Asia dan Afrika
dibidang ekonomi, social, dan budaya.
Dampak bagi dunia Internasional
(a) Ketegangan dunia menjadi berkurang.
(b) Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha mulai menghapus ras diskriminas dinegaranya.
(c) Negara-negara kolonialisme dan imperialisme mulai melepaskan daerah-daerah jajahannya.
KAA Kedua
Masalah
Pada kesempatan itu SBY mengajak negara-negara yang hadir untuk membantu dan mendukung
Palestina untuk mendukung kemerdekaan, kebebasan, dan keadilannya.
Hasil
NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru),
yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik
berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan
internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika, NAASP yang isinya menegaskan
The Bandung Spirit yang dihasilkan pada KAA I.
Pada intinya, NAASP berisi uraian mengenai prinsip-prinsip dasar kemitraan strategis baru AsiaAfrika, tujuan dan sasarannya, substansi kerja sama yang mencakup aspek sosial ekonomi,
kultural, politik, keamanan dan mekanisme kerja sama selanjutnya. NAASP akan difokuskan
pada bentuk kerja sama konkret dan komplementer demi tercapainya perdamaian, kemakmuran
dan stabilitas di kedua benua.
KONFERENSI Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 baru saja berlalu dengan menghasilkan apa
yang disebut Nawa Sila. Sesuai dengan namanya, Nawa berarti sembilan, memang ada sembilan
prinsip yang coba dikemukakan dalam Deklarasi Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (New
Asian-African Strategic Partnership/ NAASP) sebagai produk hasil akhir dari KAA 2005.
SELAIN NAASP, rangkaian KAA 2005 yang berlangsung 19-24 April 2005 juga mengeluarkan
dokumen pendukung NAASP, yaitu Pernyataan Bersama Menteri tentang Rencana Aksi NAASP

serta Pernyataan Bersama Para Pemimpin Asia-Afrika tentang Tsunami, Gempa Bumi, dan
Bencana Alam Lainnya.
Hasil dari KAA 2005 adalah apa yang dikenal dengan nama Nawa Sila.
Kesembilan prinsip atau Nawa Sila itu adalah:
(1) Dasa Sila Bandung yang dihasilkan dari KAA 1955;
(2) Pengakuan atas keanekaragaman antara dan di dalam wilayah, termasuk sistem

ekonomi dan sosial, dan tingkatan pembangunan;


(3) Komitmen pada dialog terbuka, berlandaskan saling menghormati dan keuntungan

bersama;
(4) Memajukan kerja sama non-eksklusif dengan melibatkan seluruh stakeholders;
(5) Pencapaian kerja sama praktis dan berkelanjutan berlandaskan keuntungan
komparatif, kemitraan sejajar, visi dan pemilikan bersama, dan juga tekad bersama yang

kuat untuk menangani tantangan-tantangan bersama;


(6) Memajukan kemitraan berkelanjutan melalui melengkapi atau membangun inisiatif

regional atau subregional yang sudah ada di Asia dan Afrika;


(7) Memajukan masyarakat yang adil, demokratik, terbuka, bertanggung jawab, dan

harmonis;
(8) Memajukan dan melindungi hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan

fundamental, termasuk hak untuk membangun;


(9) Memajukan upaya-upaya kolektif dan terpadu dalam forum-forum multilateral.

Kendala
Hanya satu yang abadi di dunia ini yaitu ketidakabadian, begitu pula dengan semangat solidaritas
negara-negara Asia-Afrika pada 1955, luntur seiring berjalannya waktu. Konflik Timur Tengah,
penindasan etnis minoritas di Cina, dan berbagai konflik yang mengemuka sepuluh tahun
terakhir ini di negara-negara Asia-Afrika merupakan bukti lunturnya solidaritas itu. Bukan tidak
mungkin solidaritas ini akan bangkit lagi, mungkin sudah saatnya negara-negara Asia-Afrika
berembuk kembali dan bersatu untuk mewujudkan kembali solidaritas, upaya dekolonisasi masih
harus terus dilakukan untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya.
Isu Palestina yang disebut dalam Komunike Akhir KAA 1955 juga disinggung dalam Deklarasi
NAASP. Rumusannya adalah "50 tahun sejak Konferensi Bandung, rakyat Palestina tetap
tercerabut haknya untuk mendapatkan kemerdekaan. Kami tetap setia mendukung rakyat
Palestina dan berdirinya sebuah negara Palestina yang dapat terus hidup dan berdaulat, selaras

dengan resolusi-resolusi PBB terkait".


Artinya bahwa, semangat KAA 1955 hingga GNB 1961 dahulu, dengan semangat dan sikap
yang tegas sebagai forum persatuan Negara-negara Asia dan Afrika melawan kolonialisme dan
untuk menghapuskan penjajahan di Asia dan Afrika, mewujudkan kedaulatan dan kesejahteraan
rakyatnya, serta terlibat aktif untuk mewujudkan perdamaian dunia telah banyak diselewengkan.
Berhasil atau terwujudnya
"Waktu itu 2005 itu keadaan dunia agak lebih tenang. Sekarang keadaan dunia, di Asia
khususnya, suasananya berbeda. 10 tahun lalu peringatannya menonjol, tahun ini solusinya yang
harus kita tonjolkan," kata Wapres Jusuf Kalla
"KAA tidak menghasilkan apa-apa seperti yang selama ini digembar-gemborkan oleh para
menteri ekonomi. Karena memang ketertarikan investor negara lain kecil, karena kondisi internal
kita yang masih jauh dari siap," ujarnya.
KAA Ketiga
Hasil
1. Pesan Bandung 2015, adalah dokumen berisi visi yang ingin dicapai negara-negara Asia2.
3.
4.
5.
6.

Afrika yang dalamnya juga memuat deklarasi Bandung sebagai kota Hak Asasi Manusia.
Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika,
serta Deklarasi Kemerdekaan Palestina.
Sidang juga menyepakati untuk menetapkan 24 April sebagai Hari Asia Afrika dan
menetapkan Bandung sebagai ibu kota solidaritas Asia Afrika.
Mendirikan Asia Africa Center di Indonesia, Rencananya, Asia-Africa Center akan
didirikan di Jakarta sebagai perwakilan Asia dan di Afrika Selatan sebagai perwakilan
Afrika.

Selain Bandung Message, KAA ke-60 juga mendeklarasikan dokumen NAASP yang berisi
kerangka kerja implementasi dan tindak lanjut Bandung Message.
Juga, mendukung berdirinya Asia Afrika Center di Indonesia.
Sejumlah poin kesepakatan untuk merespons kesadaran tentang fakta ketidakadilan global dapat
dicapai dalam KAA. Kesepakatan-kesepakatan itu bertumpu pada inti perjuangan kerja sama
Selatan-Selatan. Yaitu, kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara Asia dan Afrika.

Salah satu kesepakatan yang dicapai berkaitan dengan pertahanan dan keamanan. Forum
pemimpin dan delegasi negara di KAA bersepakat membentuk jejaring pusat penjagaan
perdamaian di kedua kawasan. Selain itu, forum tingkat tinggi KAA menyepakati pembentukan
kerja sama maritim. Kita menyadari pentingnya sentralitas sektor maritim serta kepentingan
strategis Samudra Hindia sebagai jembatan pembangunan ekonomi di Asia dan Afrika, ujar
Jokowi.
Kendala
Berhasil atau terwujudnya (Diharapkan)
Dokumen ketiga yang dipromosikan Asia-Afrika adalah Deklarasi Palestina yang berisi delapan
poin yakni menyampaikan dukungan kepada Palestina untuk meraih kemerdekaan, rasa salut atas
perjuangan dan ketabahan Palestina, mendorong solusi dua negara, mengutuk perlakuan Israel
sebagai penjajah dan mengutuk serangan Israel.
Kemudian, mendorong rekonstruksi Gaza, mendorong realisasi aplikasi Palestina sebagai
anggota PBB, dan mendorong negara-negara di Asia-Afrika yang belum mengakui Palestina
sebagai negara untuk segera melakukannya.
Palestina menjadi salah satu subjek besar Asia Afrika karena mungkin akan sangat memalukan
jika tidak ditegaskan pada forum yang awalnya memang ditujukan untuk mengakhiri
dekolonisasi dan mendorong kemerdekaan bangsa-bangsa itu.
Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab sampai berkata, para pemimpin Asia-Afrika tidak akan
dapat beristirahat dengan tenang sebelum Palestina mendapatkan kemerdekaan.
Ibrahim Mahlab yang menjadi wakil Afrika untuk memberikan pidato dalam acara itu menilai,
bangsa Asia-Afrika memiliki hak sama atas kemerdekaan dan berdaulat seperti telah diserukan
para pendiri KAA pada 1955 dalam Dasasila Bandung.
Faktanya, setelah 60 tahun berlalu, Palestina masih tertinggal dari bangsa Asia-Afrika lain karena
belum merdeka setelah tertindas selama hampir 70 tahun.

Kini, saatnya menunggu dokumen-dokumen berisi cita-cita, semangat dan peta jalan untuk
merdeka, sejajar, makmur, sejahtera dan damai itu direalisasikan.

Anda mungkin juga menyukai