0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan3 halaman
Konferensi Asia Afrika 1955 berhasil membawa dampak besar bagi kemerdekaan negara-negara di Afrika. Hasil konferensi ini membangkitkan semangat nasionalisme di Afrika untuk melawan penjajahan dan hampir semua negara Afrika merdeka dari penjajah Barat menjelang 1960. Konferensi ini juga mendorong terbentuknya gerakan solidaritas Asia-Afrika dan Kelompok Asia-Afrika di PBB yang memperjuangkan kepentingan negara
Konferensi Asia Afrika 1955 berhasil membawa dampak besar bagi kemerdekaan negara-negara di Afrika. Hasil konferensi ini membangkitkan semangat nasionalisme di Afrika untuk melawan penjajahan dan hampir semua negara Afrika merdeka dari penjajah Barat menjelang 1960. Konferensi ini juga mendorong terbentuknya gerakan solidaritas Asia-Afrika dan Kelompok Asia-Afrika di PBB yang memperjuangkan kepentingan negara
Konferensi Asia Afrika 1955 berhasil membawa dampak besar bagi kemerdekaan negara-negara di Afrika. Hasil konferensi ini membangkitkan semangat nasionalisme di Afrika untuk melawan penjajahan dan hampir semua negara Afrika merdeka dari penjajah Barat menjelang 1960. Konferensi ini juga mendorong terbentuknya gerakan solidaritas Asia-Afrika dan Kelompok Asia-Afrika di PBB yang memperjuangkan kepentingan negara
6 Peran KAA sebagai kemerdekaan di Negara Negara Afrika
Hasil dari Konferensi Asia Afrika membawa peranan besar terutama terhadap kestabilan dunia yang dimana pada saat tersebut terutama di wilayah Asia Afrika yang pada saat tersebut timbul masalah masalah yang sampai mengakibatkan perang terbuka. Belum ditambah lagi degan adanya dua kekuatan besar dari Blok Barat Amerika dan Blok Timur Uni Solviet yang berusaha menarik negara negara Asia-Afrika untuk menjadi pendukung mereka. Dengan diadakannya Konferensi Asia Afrika di Indonesia secara tidak langsung hasil dari konferensi ini berhasil membawa dampak besar bagi negara negara di Asia dan Afrika diantaranya: Munculnya Konferensi Asia Afrika di Bandung dimana konferensi ini menghasilkan sebuah Dasasila Bandung, dimana isi dasasila tersebut menjelaskan tentang jawaban positif terhadap tantangan zaman pada waktu tersebut dimana hal ini dikaitkan dengan perjuangan bangsa bangsa yang dijajah oleh kaum kolonialisme dan Imperialisme yang masih ada di benua Afrika. Dimana penduduk penduduk di Benua Afrika bangkit mengadakan perlawanan terhadap bangsa bnagsa penjajah dari pihak pihak kolonialis- kolonialis tersebut (Abdulgani dalam Kusmayadi,2018,hlm.29-30). Semenjak diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955, dari 59 negara negara Afrika yang dijajah oleh penjajah dari Barat (kecuali tiga negara yang sudah merdeka sebelumnya), hampir semua negara tersebut sudah merdeka sepenuhnya dibawah penduduk Afrika iti sendiri. Pergerakan nasionalis di Afrika Utara yang dipelopori oleh Libya, Mesir, Aljazair, Tunisia, dan Maroko, mempengaruhi ke negara jajahan Barat lain.setelah perang dunia II berakhir, di Afrika Utara sendiri banyak negara negara baru yang merdeka seperti ; Senegal (1960), Mali (1960), Pantai Gading (1960), Ghana (1957) dan Siera Leone (1961). Kemerdekaan negara negara tersebut merupakan salah satu pengaruh diadakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 (Kosoh dalam Kusmayadi,2018,hlm.26). Tidak dapat dipungkiri Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung membawa peran besar bagi kemerdekaan negara negara di Afrika. Salah satu hasil dari hasil KAA dengan adanya dasasila Bandung membarei semangat Nasionalisme terhadap masyarakat Afrika agar terbebas dari penjajahan. 2.7 Dampak diadakannya Konferensi Asia Afrika 1955 KAA memberikan dampak langsung dan tidak langsung bagi kebijakan luar negeri Indonesia. ada dua dampak yang menjadi bagian dari damapk langsung tersebut yaitu, adalah penandatanganan Kesepakatan Kewarganegaraan Ganda (Dual Nationality Agreement) antara Indonesia dan RRT, dalam kesepakatan ini orang-orang keturunan Tiongkok ynag tinggal di Indonesia mereka semua harus memilih antara tetap menjadi warganegara Tiongkok atau menjadi warganegara Indonesia. Yang kedua adalah dukungan bulat dari seluruh negara peserta KAA kepada Indonesia dalam menuntut haknya atas Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Dukungan ini bahkan dicantumkan secara jelas di dalam Fnal Communiqué KAA (Khudori, 2013). Disebutkan dalam Wawancara tertulis Darwis Khudori dengan ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) bahwa dampak tak langsungnya adalah : 1. KAA melahirkan istilah “Bandung Spirit” yang merupakan seruan demi ko-eksistensi damai antarbangsa, demi pembebasan dunia dari struktur dominasi antarnegara, demi solidaritas bagi bangsa-bangsa yang terjajah, lemah atau dilemahkan oleh tata dunia yang tidak adil. Istilah “Bandung Spirit” ini kemudian menjadi rujukan gerakan-gerakan sosial dan politik di tingkat rakyat ataupun negara di mana-mana yang berkonotasi “progressif revolusioner”, anti- kolonialisme, anti-imperialisme, demi kemerdekaan, demi kedaulatan nasional, demi keadilan sosial, demi solidaritas bagi rakyat yang tertindas, demi perdamaian. 2. Indonesia dihargai sebagai jembatan, perantara atau fasilitator hubungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sebab banyak anggota delegasi negara-negara peserta KAA tidak saling mengenal sebelumnya. Berkat KAA, mereka berkenalan, hidup bersama, bekerja bersama, makan bersama selama beberapa hari. Semua itu menjadikan modal diplomasi kreatif dan inovatif negara-negara Asia dan Afrika di PBB pada masa-masa selanjutnya. 3. KAA berhasil mengurangi ketegangan-ketegangan politik antara kedua blok yang bersengketa. RRT menjamin untuk tidak menyerang tetangga- tetangganya dan menawarkan dialog langsung dengan AS dari masalah Taiwan. Filipina, Pakistan dan Thailand yang pro-Barat dan mengurangi kecondongannya kepada Blok Barat. Kemudian AS terpaksa merevisi kebijakan luar negerinya di Asia dan Afrika, termasuk juga meningkatkan bantuan dananya bagi pembangunan di Asia dan Afrika. 4. KAA melahirkan gerakan-gerakan solidaritas Asia-Afrika di tingkat rakyat dan negara, memunculkan Kelompok Asia-Afrika di PBB untuk memperjuangkan kepentingan bangsa-bangsa Asia dan Afrika, memicu gelombang pencapaian kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika dari penjajahan. 5. Membakitkan semangat rakyat Afrika bangkit dan mengadakan terhadap bangsa-bangsa penjajah dari kaum kolonialis-kolonialis . 6. Mendorong munculnya gerakan setiakawan Afrika yang mempunyai ciri dan tugas khusus, tetapi yang bersamaan dengan itu merupakan bagian dari gerakan setiakawan yang tersebar di semua negeri Afrika yang berjuang untuk penghapusan sepenuhnya dari sisa kolonial, untuk kemajuan dan masa depan yang gemilang (Kusmayadi. Hlm. 31). Sumber Rujukan Kusmayadi,Y.(2018).Pengaruh Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 Terhadap Kemerdekaan Negara Negara di Benua Afrika.Pengaruh Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955.VIII,15-34.doi: Khudori,D.(2013). KONFERENSI ASIA-AFRIKA, GERAKAN NON BLOK DAN INGATAN KOLEKTIF BANGSA INDONESIA. Jakarta:ANRI (Arsip Nasioanal Republik Indonesia)