Anda di halaman 1dari 4

Sruktur Teks “Sejarah Terjadinya Perang Korea Selatan dan Korea Utara”

1 Orientasi

Perang Korea adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang terjadi sejak 25 Juni
1950 sampai 27 Juli 1953. Perang ini juga disebut "Perang yang dimandatkan" (Bahasa Inggris: Proxy
War) antara Amerika Serikat bersama sekutu PBB-nya dengan Komunis Republik Rakyat Tiongkok yang
bekerjasama dengan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan
Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya,
meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu Korea Utara, seperti
Republik Rakyat Tiongkok menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan
penasihat perang, pilot pesawat, dan juga persenjataan untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara.

2 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 1

Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat
dibawah komandan Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak Korea Selatan yang
berada dibawah pengaruh Amerika Serikat mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea
Utara dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-komunis. Setelah Perang Dunia II
berakhir, Korea menjadi daerah yang dipersengketakan. Dimana beberapa hari sebelum Jepang
menyerah pada tanggal 10 Agustus 1945, Amerika Serikat dan Uni Soviet akan menerima tawanan-
tawanan perang Jepang yang berada didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian Potsdam
1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah
kepada Amerika Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde. Sedangkan pasukan Jepang
yang berada disebelah Utara garis 38º Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan
kolonel Jenderal Ivan M. Christyalov.

3 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 2

Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak menjadikan garis tersebut sebagai garis
demarkasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya merupakan batas
wilayah untuk menerima tawanan-tawanan Jepang pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis
tersebut berubah fungsi menjadi garis demarkasi antara pertahanan Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Dengan demikian, pembagian wilayah Korea menjadi dua bagian ini menjadi suatu garis pertikaian
antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak langsung hal ini mengahalangi cita-cita bangsa Korea
untuk menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.
4 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 3

Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri luar negeri di Moskow, konferensi ini
diadakan sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut memperoleh atau
menghasilkan kesepakatan antara Amerika Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan
membentuk pemerintahan Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan pemerintahan
perwakilan Internasional yang akan berlangsung selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan
perwakilan tersebut pasukan-pasukan Amerika Serikat maupun Uni Soviet ikut serta didalamnya (Joint
Commission).

5 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 4

Pelaksanaan pemerintahan perwakilan Internasional ternyata tidak dapat diwujudkan, karena tidak
adanya kesepakatan antara amerika serikat dan Uni Soviet. Masalah Korea kemudian dibawa ke sidang
sidang umum PBB. Pada tanggal 14 November 1947, sidang umum PBB memutuskan untuk membentuk
komisi yang disebut “United Nations Temporary Commission on Korea” (komisi Sementara PBB untuk
Korea). Dari hasil sidang tersebut menyarankan agar selambat-lambatnya pada tanggal 13 Maret 1948,
di Korea diadakan pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat Korea

6 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 5

Pada bulan Desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan laporan tentang hasil-hasil pemilihan di
Korea Selatan. Sidang menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-satunya
pemerintahan yang sah. Selain itu juga diputuskan terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission
on Korea (Komisi tentang Korea).Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin membenci
Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan demikian,
Uni Soviet terus mendukung Korea Utara untuk mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan wilayah
Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan atau peperangan. Pada tanggal 25 Juni 1950, militer Korea
Utara menyebrangi perbatasan dan melakukan invasi atas Korea Selatan. Tindakan ini memulai Perang
Korea yang berlangsung selama tiga tahun dan terjadi genjatan senjata pada tahun 1953. Perang Korea
yang berlangsung hingga 27 Juli 1953 memakan korban hampir tiga juta orang tewas.

7 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 6

Setelah 1953, Korea Utara dan Korea Selatan dalam keadaan gencatan senjata. Pada tahun-tahun
setelahnya, bukan berarti tidak ada masalah, namun masih banyak konflik-konflik kecil antar kedua
belah pihak. Pada tahun 1994, Kim Jong-Il menggantikan ayahnya, Kim Il-Sung sebagai pemimpin baru
Korea Utara. Pada tahun yang sama, Korea Utara setuju menghentikan program nuklirnya dan memulai
beberapa hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat. Ketika Presiden Korea Selatan, Kim Dae Jung,
mulai berkuasa pada tahun 1998 ia mengumumkan “Sunshine Policy” atau kebijakan sinar matahari,
yaitu sebuah kebijakan yang bertujuan meningkatkan interaksi antara kedua negara.

8 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 7

Pelunakan hubungan kedua negara terlihat pada tanggal 13-15 Juni tahun 2000, ketika pertemuan
tingkat tinggi antar Korea diadakan untuk pertama kalinya. “Sunshine Policy” mendapatkan ujian
pertama pada bulan Oktober 2002 ketika AS mengumumkan Korea Utara telah memulai program
rahasia senjata nuklir. Hal tersebut menyulut ketegangan antara AS dan Korea Selatan dengan Korea
Utara.

9 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 8

Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun, dalam pidatonya tanggal 25 Februari 2003 berjanji akan
membangun Korea Seatan menjadi “ Pusat Asia Timur Laut” untuk meningkatkan hubungan antar Korea
dan memimpin Korea Selatan menuju era perdamaian dan kemakmuran. Pada tanggal 2-4 Oktober 2007
di Pyongyang, kembali diadakan pertemuan tingkat tinggi antar Korea. Kedua kepala negara
mendiskusikan tentang kemajuan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan, perdamaian di
Semenanjung Korea dan kesejahteraan rakyat Korea dan penyatuan Korea.

10 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 9

Pada 26 Maret 2010, Kapal Korea Selatan tenggelam, Korsel menaruh curiga pada Korut hingga
hubungan kedua negara memanas. Korea Utara menyatakan akan memutuskan semua hubungan
diplomatik dengan Korea Selatan. Hal itu dilakukan oleh Korea Utara sebagai tindakan balasan atas
sanksi yang diberikan terkait dengan tenggelamnya kapal angkatan laut Korea Selatan. Selain itu Korea
Utara juga akan menutup semua kantor kerjasama Korea Utara-Selatan di pusat industrri, di kota
perbatasan Kaesong. Langkah yang selanjutanya akan diambil oleh Korea Utara adalah mendeportasi
semua warga Korea Selatan yang sedang bekerja di Korea Utara. Lebih jauh lagi, Korea Utara juga
melarang kapal dan pesawat Korea Selatan melintasi perairan daerah teritori Korea Utara.

11 Urutan peristiwa sejarah

Tahap 10

Menyusul ketegangan yang terus terjadi antara dua negara karena Korea Utara terus melakukan uji coba
nuklir, dan peluncuran artileri dari Korea Utara yang menyebabkan kematian dua warga sipil dan dua
anggota militer Korea Selatan, pada November 2010, Kementrian Penyatuan Korea Selatan secara resmi
menyatakan bahwa ‘Sunshine Policy’ gagal, dan membawa kepada berakhirnya kebijakan tersebut.
Tanggal 1 Januari 2013, Kim Jong-Un (menggantikan ayahnya yang meninggal, Kim Jong-Il)
menyampaikan pesan tahun baru melalui siaran televisi, menyerukan untuk membina hubungan lebih
baik dengan Korea Selatan. Tapi pada bulan Februari 2013, Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke-3,
yang dikatakan dua kali lebih besar dibandingkan uji coba pada tahun 2009.

12 Reorientasi

Pada tahun 2013, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan kembali memanas karena Kim Jong-Un
memulai konflik dengan memprovokasi negara tetangga tersebut. Provokasi yang dilakukan merupakan
serangan altileri ke Korea Selatan yang pada akhirnya membuat suasana di kawasan tersebut kembali
tegang secara mendadak. Artileri Korea Utara pun berhasil melumpuhkan sumber tenaga listrik di Pulau
Yeonpyeong serta dua warga dilaporkan terluka. Pihak militer Korea Selatan langsung menyatakan
status siaga tinggi. Pemerintah Korea Selatan langsung menggelar rapat mendadak. Mereka mengatakan
akan mengambil tindakan tegas jika Korea Utara melanjutkan provokasi. Di sisi lain, Presiden Korea
Selatan, Lee Myung-bak, menyerukan upaya untuk meredam aksi saling tembak. Militer Korea Selatan
mengumumkan satu tentara tewas, 13 luka-luka termasuk tiga orang luka berat.

Anda mungkin juga menyukai