Anda di halaman 1dari 5

Sistematika Penulisan Karya Tulis ilmiah

Karya Tulis Ilmiah – Bagi anak kuliah atau SMA yang mereka sering berkecimpung dalam bidang ilmiah
tidak asing dengan KTI. Karya Tulis Ilmiah atau KTI sendiri merupakan kegiatan yang sering diadakan
oleh instansi pendidikan seperti Kampus, Instansi Pemerintah, maupun event. Disamping itu karya tulis
ilmiah juga dapat disebut sebagai skripsi, thesis, publikasi, dan berbagai contoh lainnya.

Manurut Pateda (1993). Karya Tulis Ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah tentang displin ilmu
tertentu yang disusun secara sistematis, benar, logis, utuh, bertanggung jawab, serta menggunakan
bahasa yang benar. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwasanya Karya Tulis Ilmiah adalah hasil dari
pemikiran ilmiah dari berbagai bidang ilmu tertentu. Disertai fakta dan data yang tersusun secara
sistematis, logis, utuh, serta bertanggung jawab.

Namun, dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah memiliki kaidah, struktur, dan sitematika penulisan yang
perlu diperhatikan. Sehingga, dalam melakukan penulisan KTI tidak melakukan kesalahan yang
beraktibat hasil KTI anda dinilai tidak memenuhi standar dalam penulisan KTI dalam setiap aja event
Karya Tulis Ilmiah.

Struktur Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang logis, valid, baku, ilmiah, dan memenuhi kaidah penulisan
karya tulis ilmiah. terdapat struktur yang menjadi poin penting dalam pembuatakn karya tulis ilmiah ini.
Dalam pengerjaannya terdapat 3 bagian penting yang KTI perlu dibuat. Dimana, 3 bagian penting
tersebut adalah: Bagian Pendahuluan, Bagian inti, dan Bagian Penutup.

Bagian Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan berisikan informasi terkait karya ilmiah yang dilakukan. Ada banyak poin
penting yang dipaparkan dalan pendahuluan. Yaitu, Latar belakang masalah yang menceritakan kenapa
penelitian itu diambil sebagai judul utama dalam KTI tersebut. Menceritakan latar belakang masalah
yang diambil menjadi poin penting. Sehingga, dalam pengambilan solusi dalam pelitian tersebut
terarah.Selain itu terdapat tujuan dari permasalahan yang dilakukan yang umumnya berupa solusi
terkait permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah tersebut. Dengan adanya tujuan tersebut artinya
KTI tersebut. Terdapat batasan yang harus dikerjakan yang menjaganya tidak keluar dari inti utama
dalam penelitian yang dilakukan.

Intinya dalam bagian pendahuluan karya tulis ilmiah memaparkan terkait penelitian yang akan
dilakukan. Seperti latar belakang, alasan memilih topik, uraian singkat terkait masalah yang diambil,
pembahasan terkait ruang lingkup, dan solusi yang diberikan.

Bagian Inti Pembahasan


Dalam bagian inti ini dalam penelitian karya tulis ilmiah memaparkan penelitian yang dilakukan dengan
mengambil studi kasus pada bagian pendahuluan. Dalam bagian inti pembahasan dalam karya tulis
ilmiah diuraikan terkait landasan teori yang mendukung penelitian yang dilakukan.

Pengambilan landasan teori ini bisa dari perkataan para ahli yang melakukan bidang studi yang terkait
dengan studi penelitian yang dilakukan. Bahkan, bisa membuat landasan teori baru jika benar-benar
studi penelitian dalan karya tulis ilmiah merupakan studi yang unik dan menarik.

Kemudian, pada bagian inti dari penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan pokok-pokok yang diambil
dalam melakukan penelitian. Apakah penelitian ini menggunakan rumus khusus atau berupa kuesioner
studi lapangan perlu dipaparkan dengan jelas. Sehingga, data yang akan ditampilkan dalam studi
penelitian ini jelas dan gamblang.

Bagian Penutup

Pada bagian penutup ini memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian karya tulis ilmiah yang dilakukan.
Apakah penelitian yang dilakukan mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang diangkat
ataukah sebagai batu loncatan awal untuk penelitian lanjutan pun harus dipaparkan.

Lalu, disamping memaparkan n kesimpulan yang didapatkan. Pada bagian ini juga perlu memberikan
penjelasan terkait saran dan harapan kedepannya untuk karya tulis ilmiah tersebut. Agar dapat menjadi
landasan teori berikutnya saat membuat karya tulis ilmiah yang mengangkat tema yang sama walu
dengan tempat yang berbeda.

Struktur KTI

Sehingga, dalam sistematika atau struktur karya tulis ilmiah yang dibuat jika dipaparkan secara vertikal
sebagai berikut:

JUDUL

ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR IS

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penulisan

BAB II. LANDASAN TEORI


Kajian Teoretis

Kerangka Berpikir

Metodologi Penulisan

BAB III. PEMBAHASAN

Deskripsi Kasus

Analisis Kasus

BAB IV. KESIMPULAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Kaidah Karya tulis Ilmiah

kaidah karya tulis ilmiah

Dalam penilisan karya tulis ilmiah memiliki 2 kaidah yang perlu diperhatikan. Dimana, Kaidah bersifat
umum dan kaidah bersifat khusus.

Kaidah umum ialah terkait penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar baik dari ejaan, penulisan
yang berlaku secara umum. Sedangkan, kaidah secara khusus merupakan kaidah terkait teknis penulisan
yang telah disepakati bersama yang berlaku dilingkungan tersebut. Sehingga, penerapan kaidah tersebut
harusalah diterapkan dengan konsisten dan taat dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah.

Dalam karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai tuntunan dalam kaidah
penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan. Ragam baku penulisan ilmiah memilih kata dan kalimat
yang baku, frase, klausa, kalimat baku, susunan wacana, dan ejaan yang benar.

Kaidah umum penulisan karya tulis ilmiah

Dalam pengaplikasiannya kaidah umum bahasa Indonesia dalam penulisan telah diatur oleh pemerintah,
sebagai berikut :

Penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD) berdasarkan Permendiknas No. 46 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Menggunakan tata istilah ditetapkan berdasarkan Permendiknas No. 146/U/2004 tentang Pedoman
Pembentukan Istilah.

Penggunaan penataan kalimat baku merujuk pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Pemilihan kata baku dalam penulisan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV.

Kaidah khusus penulisan karya tulis ilmiah

Sistematika karya tulis

Sistematika karya tulis (pixabay.com)

Kaidah khusus dalam penulisan karya tulis ilmiah diantaranya :

1. Penomoran

Dalam memberikan penomoran dalam judul dan sub judul dalam penulisan karya tulis ilmiah terdapat
dua atura. Yaitu : menggunakan jenis huruf, ukuran, letak yang berbeda dan menggunakan angka latin
dan bahasa Arab.

2. Perujukan/Pengutipan Kata atau Kalimat

Dalam melakukan perujukan atau pengutupan dilakukan dengan memakai nama akhir, tahun, dan
halaman buku. jika dalam pengutipan terdapat dua atau lebih pengarang. Maka, diakhir kata pengarang
pertama dilanjutkan penggunaan kata “dkk”. Jika nama dari pengarang tersebut tidak dicantumkan
maka, yang dicantumkan adalah lembaga penerbit yang menerbitkan tulisan atau kalimat tersebut.

Dalam karya ilmiah terjemahan, pengutipan yang dilakukan dengan menyebutkan nama pengarang
aslinya. Pengutipan dari sumber yang ditulis dengan pengarang berbeda maka, dicantumkan dalam satu
tanda kurung dan dibatasi titik koma (;). Kemudian antara tahun dan nama pengarang tidak diberi tanda
koma serta, antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman tidak diberi jarak.

Contoh cara merujuk kutipan langsung :

Ibrahim (2003:124) Menyimpulkan “Terdapat lebih dari 80,5% potensi di Indonesia dalam penerapan
energi terbarukan”.

Sedangkan cara merujuk kutipan tidak langsung :

Jamal (2010:13) tidak menyangka bahwa penerapan energi terbarukan hanya berjalan sekitar 5% dari
target tahun lalu.

3. Penulisan Daftar Pustaka

contoh karya tulis ilmiah

Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu diganti halaman
baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman
baru. Dicetak tebal dan tegak seperti “DAFTAR PUSTAKA”. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka
secara berturut-turut meliputi :
Daftar dalam penulisan karya tulis ilmiah ditulis secara langsung setelah teks berakhir dengan
halamannya tersendiri. Sedangkan, daftar pustaka yang terdapat dalam makalah, Karya ilmiah, ataupun
buku dilakukan penulisan dengan judul “DAFTAR PUSTAKA”. Dimana, syarat dalam penulisan daftar
pustaka meliputi :

Nama pengarang ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar
akademik. Tahun terbit. Judul, termasuk subjudul dengan huruf dicetak miring. Tempat penerbitan.
Nama penerbit.Contoh penulisan daftar pustaka :

Khasanah (2012). Pembuatan Aplikasi Kontrak TI di Satuan Kerja Teknologi Informasi pada PT Bukit Asam
(Persero). Palembang. Bina Darma Pustaka.

4. Tabel dan Gambar

Sistematika Karya Tulis

Sistematika Karya Tulis (pixabay.com)

Dalam kaidah karya tulis ilmiah menggunakan tabel dalam menampilkan data statistik yang didapatkan
dalam proses penelitian. Dalam penggunaan tabel berfungsi untuk menampilkan data dengan urutan
serta klasifikasi data yang akan didapatkan titik hasil dalam penelitian. Tabel yang baik dalam
menampilkan data penelitian dapat menyampaikan ide dan kaitannya dengan penelitian yang dilakukan
secara efektif.

Kemudian, dalam penyajian data berupa grafik, foto, peta, diagram, dan gambar lainnya dapat
memvisualisasikan penelitian yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk penelitian yang dilakukan dapat
mudah dimengerti oleh pembaca dalam mendeskripsikan dan untuk menampilkan hasil yang signifikan.

Perlu diperhatikan dalam membuat tabel dan gambar perlu memberikan label atau judul. Dengan
adanya fungsi label ini akan berfungsi dalam pembuatan daftar gambar dan daftar tabel. Untuk
pemberian judul tabel terletak diatas tabel sebelum tabel dipaparkan. Dan pemberian judul pada
gambar diberikan dibawah gambar sebelum gambar dipaparkan.

Anda mungkin juga menyukai