Anda di halaman 1dari 14

BAHAN KAJIAN

KARYA ILMIAH

Dosen Pengampu:

PERAWATI, M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021

1
KARYA ILMIAH

Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa mampu memahami pengertian karya ilmiah,


jenis-jenis karya ilmiah, syarat-syarat karya ilmiah, dan sistematika penulisan
karya ilmiah.

A. Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan


suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada
para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai
sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat
dalam objek tulisan. Damayanti (2016 :13) menjelaskan bahwa Karya ilmiah
adalah karya tulis yang ditulis berdasarkan hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, dan disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan ilmiah yang santun dan konten karya tersebut dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.

B. Jenis Karya Ilmiah

Damayanti (2016 : 15-17) mengatakan bahwa “Karya ilmiah ditulis dalam


berbagai jenis yaitu makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel
ilmiah.”

1) Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data dilapangan atau data pada kajian pustaka yang
bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah melalui proses berpikir
deduktif atau induktif.

2) Kertas Kerja

Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu


berdasarkan data dilapangan atau data pada kajian pustaka yang bersifat empiris-

2
objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam
makalah.

3) Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis


berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi
lapangan, percobaan di laboraturium, dan pengkajian pustaka), juga diperlukan
sumbangan materialberupa temuan baru dalam segi tat kerja, dalil-dalil, atau
hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.

4) Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam


dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penelitian sendiri.

5) Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid)
dengan analisis yang terinci. Disertasi berisi suatu temuan penulis sendiri yang
berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor.

C. Syarat Karya Ilmiah

Lindayani dan Lidyana (2015 : 90-92) mengatakan bahwa ada beberapa


syarat yang harus di penuhi agar suatu tulisan di sebut ilmiah. Syarat itu ialah
komunikatif, bernalar, logis, ekonomis, berdasarkan landasan teori yang kuat,
relevan dengan disiplin ilmu yang di bahas, mempunyai sumber penopang
mutakhir, dan bertanggung jawab.

3
1. Komunikatif

Karya ilmiah harus dapat dipahami oleh pembaca. Pemakaian kata-


kata dan kalimat harus lugas, dan ideal setiap pembaca mempunyai
persamaan pemahaman.

2. Bernalar
Karya ilmiah ini harus sistematis, isi pikiran yang dikemukakan
harus berurutan dan unsur-unsur sistem harus saling berhubungan dengan
lainnya.

3. Logis
Karya illmiah harus dipaparkan dalam tulisan ilmiah (latar
belakang, rumusan masalah, masalah, pernyataan, pengujian, penilian,
dan pembuktiannya) harus masuk akal, benar, baik secara empiris maupun
logika.

4. Ekonomis
Setiap kata dan kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah harus
padat dan padu, jangan bertele-tele, harus segera menjelaskan inti
penulisan.

5. Berdasarkan Landasan Teori yang Kuat

Penulis karya ilmiah harus lebih banyak membaca dan


membandingkan antara suatu teori dengan teori lainnta. Teori kuat itu teori
yang dapat diakui dan dihargai oleh sesama ahli dalam disiplin ilmu yang
bersangkutan.

6. Relevan dengan Disiplin Ilmu yang Bersangkutan

Penulisan karya ilmiah harus didasarkan antara masalah yang


dibahas dengan teori yang digunakan.

4
7. Mempunyai Sumber Teori Mutakhir
Landasan teori yang digunakan diusahakan teori-teori dalam
perkembangan terakhir, biasanya teori-teori yang dicetuskan dalam
jangka waktu lima tahun terakhir pada saat penulisan.

8. Bertanggung Jawab

Penulisan dari karya ilmiah harus dapat dipertanggung jawabkan


yang menyangkut tentang sumber data, buku acuan, sumber kutipan, dan
kejujuran data, mengindahkan norma sosial, agama, hukum, dan peraturan
yang berlaku.

D. Sistematika Karya Ilmiah

Yanti, dkk. (2016 : 150-160) mengatakan bahwa sistematika penulisan


karya ilmiah terdiri atas bagian pembuka, bagian inti karangan ilmiah, daftar
pustaka, penulisan lampiran, dan penulisan indeks.

1. Bagian Pembuka

a) Kulit Luar
 Judul Karangan Ilmiah dan Keterangannya
Judul karangan ilmiah dicantumkan sekitar 4 centimeter dari
pinggir atas kertas. Judul karangan ilmiah ditulis dengan huruf kapital
tanpa diakhiri dengan tanda baca apapun. Jika sebuah judul memiliki anak
judul, antara judul dan anak judul dibubuhkan titik dua.
 Maksud Penyusunan
Maksud penyusunan karya ilmiah dicantumkan dibawah judul.
Yang ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada semua awal kata,
kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan, bagi, untuk, dan dari, isi
pernyataan ini pun tidak diberi tanda baca apa pun.
Misalnya:

5
Skripsi yang Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Sarjana pada
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka.
 Nama Penyusun
Nama Penyusun dan nomor induk mahasiswa dicantumkan
dibawah maksud penyusunan dengan didahului kata Oleh (huruf kapital di
awal kata). Nama penyusun juga ditulis dengan huruf awal kapital.
Selanjutnya, singkatan nomor induk mahasiswa (NIM tidak diberi titik)
dan nomor induk mahasiswa dicantumkan dibawah nama.
Misalnya:
Oleh
Fairul Zabadi
NIM 200201265
 Data Tempat
Nama jurusan, fakultas, universitas, atau sekolah tinggi tempat
penyusunan dicantumkan di bawah identitas penyusun yang diikuti nama
kota tempat penyusunan dan tahun penyusunan. Keterangan ini ditulis
dengan menggunakan huruf kapital.
Misalnya:
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021

b) Halaman Judul

Penulisan halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar.
Semua hal yang tercantum dalam kulit luar ditulis kembali pada halaman,
termasuk dalam sistem penulisan.

6
c) Prakata

Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada membaca


tentang penulisan karangan ilmiah. Dengan membaca prakata seseorang akan
segera mengetahui, antara lain, maksud penulis menyajikan karangan ilmiah, hal-
hal yang termuat dalam karangan ilmiah, dan pihak-pihak yang memberikan
keterangan kepada penulis.

Unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi oleh:

1. Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada


penulis karangan ilmiah.
2. Penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karangan ilmiah.
3. Informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak.
4. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memungkinkan
tersusunnya karangan ilmiah.
5. Penyebutan nama, tempat, tangal, bulan, dan tahun penyusunan, serta
nama penyusun karangan ilmiah.

Tajuk prakata dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diberi


tanda baca apapun dan diletakkan turun sekitar seperempat (7cm) dari pinggir atas
kertas dan persis ditengah-tengah.

2. Bagian Inti Karangan Ilmiah

Dalam bagian inti ini akan terdapat 3 jenis bagian yakni:

 Bab pendahuluan
 Bab analisis dan pembahasan
 Bab kesimpulan dan saran
1. Bab Pendahuluan
Bab pendahuluan adalah bab yang mengantar isi naskah, yaitu bab
yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja
penyusunan.

7
a. Latar Belakang dan Masalah
Bagian ini mencantumkan alasan penulis mengambil judul itu dan
manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut.
b. Tujuan Pembahasan
Bagian ini mencantumkan baris besar tujuan pembahasan dengan
jelas, yaitu gambaran hasil yang akan dicapai, seperti “ingin
memperoleh gambaran feminisme dalam novel Saman”.
c. Ruang Lingkup atau Pembatasan Masalah
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas
dalam hal ini, pembatasan masalah itu hendaknya terperinci, istilah-
istilah yang berhubungan dengan ini dirumuskan secara ketat.
d. Anggapan Dasar
Anggapan dasar (asumsi) adalah isi pernyataan umum yang tidak
diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan
memberikan arah kepada penulis dalam mengerjakan penelitiannya
dan anggapan dasar ini yang akan mewarnai simpulan penelitian yang
diambil.
e. Hipotesis
Hipotesis adalah isi pernyataan yang berupa generalisasi tentatif
(sementara) tentang suatu masalah, yang belum pasti kebenarannya.
Hipotesis inilah yang akan diuji benar atau tidak benarnya dalam
penelitian ini.
f. Kerangka Teori
Kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi
dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu
gambaran langka dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu
penulisan dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
2. Bab Analisis atau Bab Pembahasan
Bab analisis atau bab pembahasan ini merupakan bab yang
terpenting dalam penelitian ilmiah. Dalam bab ini akan dilakukan kegiatan

8
analisis, sintesis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, beberapa
pengolahan data secara tuntas.

3. Bab Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang
tertera pada bab analisis.

4. Daftar Pustaka
Salah satu hal yang mutlak harus ada dalam suatu karangan ilmiah
ialah daftar pustaka. Dengan dicantumkan daftar pustaka pembaca dapat
mengetahui secara selintas sumber acuan yang dijadikan landasan yang
berpijak pada penulis. Pembaca juga dapat mengukur kedalaman
pembahasan masalah dalam karangan ilmiah tersebut berdasarkan daftar
pustaka. Daftar pustaka diletakkan pada halaman tersendiri setelah bab
simpulan. Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua
tanpa diberi tanda baca apapun dan ditulis ditengah-tengah kertas dengan
jarak 7cm (seperempat bagian) dari pinggir atas.

Daftar pustaka diurut berdasarkan abjad:

1) Buku

Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku yaitu:

a. Nama penulis
b. Tahun terbit
c. Judul buku
d. Tempat terbit (kota)
e. Nama penerbit

9
Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, urutan
penyebutannya, yaitu:

a. Nama lengkap yang menerbitkan


b. Tahun terbit
c. Judul pustaka
d. Tempat terbit
e. Nama penerbit

Setiap unsur pustaka diikuti tanda titik, kecuali unsur tempat terbit, yang
harus diikuti tanda titik dua. Setelah tanda titik atau setelah titik dua ada spasi satu
ketuk.

a) Nama penulis

Nama penulis itu ada yang terdiri atas satu unsur, dua unsur, atau lebih
dari dua unsur, yang diantaranya menyatakan nilai keluarga atau marga.

Ketentuan pencantuman nama penulis sebagai berikut:

1) Nama penulis dicantumkan bedasarkan abjad nama. Misalnya


Prof.Dr.Bambang dan buku lain ditulis oleh Dr.Alamsyah,M.Pd., maka
pencantuman daftar pustaka, yaitu:
Alamsyah.
Bambang.

2) Nama penulis buku terdiri dari dua kata, pencantumnya harus dibalik:
unsur kata terakhir nama ditulis terlebih dahulu dan diberi tanda koma.
Misalnya, pengarang buku bernama Rhandawa Syuhada, dan buku berikut
ditulis oleh Sri Haidawati, pencantuman dalam daftar pustaka, yaitu:
Haidawati,Sri.
Syuhada,Rhandawa.

10
3) Jika nama penulis buku terdiri dari 3 kata atau lebih, unsur kata terkahir
yang dicantumkan pada daftar pustaka. Misalnya, penulis buku bernama
Tazkia Prifa Maharani, dan buku berikut ditulis oleh Virse Dwi Rosanita,
maka penulisan nama pada daftar pustaka, yaitu:
Maharani,Tazkia Prifa.
Rosanita,Virse Dwi.

4) Jika penulis buku terdiri dari 2 orang, nama penulis pertama diambil kata
terakhir namanya, tetapi penulis kedua tidak dilakukan pembalikkan nama.
Misalnya, buku tersebut ditulis oleh Fahirul Zabadi dan Prima Gusti Yanti,
maka penulisan dalam daftar pustaka, yaitu:
Zabadi, Fahirul dan Prima Gusti Yanti.

5) Jika penulis buku terdiri dari 3 orang, nama penulis pertama diambil kata
terakhir dan diikuti dengan singkatan et al. (et alii) yang berarti dan
kawan-kawan atau dan lain-lain.
Zabadi, Fairul et al.
Yanti, Prima Gusti dkk.

6) Jika penulisnya tidak ada yang tidak ada, yang pertama dicantumkan
adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut.
Departemen Pendidikan Nasional.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

7) Jika ada 2 buku atau lebih yang diambil dari pengarang, penulisan nama
pengarang dilakukan 2 kali. Akan tetapi, penyebutan nama kedua atau
lebih diwakili oleh tanda hubung. Misalnya: Syuhada, Rhandawa.

8) Gelar kesarjanaan tidak dipakai dalam daftar pustaka, tetapi gelar


keturunan masih dapat dipakai.
RM Wijoyo Sukmono-------------Sukmono, RM Wijoyo

11
 Tahun terbit
1) Tahun terbit dicatat sesudah nama penulis, dipisahkan oleh tanda titik dan
diakhiri dengan titik.

Syuhada, Rhandawa. 2005.

2) Kalau dua buku ditulis oleh seorang penulis, tetapi tahun terbitnya
berbeda, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit terlebih dahulu.

Zabadi, Fairul. 2000.


Zabadi, Fairul. 2005.
3) Kalau dua buku ditulis oleh penulis yang sama dan tahun terbit juga sama,
di belakang tahun harus ditambahkan abjad a dan b sebagai pembeda.
Penambahan abjad a dan b berdasarkan huruf pertama judul buku.
Sugono, Dendi. 2005a.
Sugono, Dendi. 2005b.
4) Jika buku tidak memiliki tahun terbit, di belakang nama pengarang di
cantumkan ungkapan “Tanpa Tahun”
Permadi. Tanpa Tahun.
a. Judul Buku
1) Judul buku ditulis sesuai tahun terbit dan menggunakan hufuf
miring atau digaris bawahi; awal setiap kata ditulis dengan
huruf kapial, kecuali preposisi.
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar.
2) Kalau referensi belum dipublikasikan, seperti skripsi, tesis,
disertasi, judul tidak digaris bawahi, tetapi di letakkan diantara
tanda petik.
Firul, Zabadi. 2005. “Idiom Frasa dalam Bahasa Minangkabau:
Tinjauan Bentuk dan Makna”.
b. Tempat Terbit
Tempat terbit(kota) di tempatkan sesudah judul dan di akhiri
dengan titik dua. Misalnya:

12
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar.
Jakarta:
c. Nama Penerbit
1) Nama penerbit dicantumkan sesudah nama tempat terbit.
Misalnya:
Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar.
Jakarta: Puspa Swara.
2) Jika lembaga yang menerbitkan buku itu langsung menjadi
pengganti nama pengarang, nama penerbit tidak perlu
disebutkan lagi sesudah tempat terbit.

13
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Araska.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Cv Prisma.

Faizah, Hasnah. 2008. Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendikia Insani.

Lidyana, Novita dkk. 2015. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Yanti, Gusti Prima, Fairul Zabadi dan Fauzi Rahman. 2016. Bahasa Indonesia
Konsep Dasar dan Penerapan. Jakarta: PT Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai