Anda di halaman 1dari 10

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang logis, valid, baku, ilmiah, dan memenuhi kaidah

penulisan karya tulis ilmiah. terdapat struktur yang menjadi poin penting dalam pembuatakn
karya tulis ilmiah ini. Dalam pengerjaannya terdapat 3 bagian penting yang KTI perlu dibuat.
Dimana, 3 bagian penting tersebut adalah: Bagian Pendahuluan, Bagian inti, dan Bagian
Penutup.

 Bagian Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan berisikan informasi terkait karya ilmiah yang dilakukan.
Ada banyak poin penting yang dipaparkan dalan pendahuluan. Yaitu, Latar belakang
masalah yang menceritakan kenapa penelitian itu diambil sebagai judul utama dalam
KTI tersebut. Menceritakan latar belakang masalah yang diambil menjadi poin
penting. Sehingga, dalam pengambilan solusi dalam pelitian tersebut terarah.Selain itu
terdapat tujuan dari permasalahan yang dilakukan yang umumnya berupa solusi
terkait permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah tersebut. Dengan adanya
tujuan tersebut artinya KTI tersebut. Terdapat batasan yang harus dikerjakan yang
menjaganya tidak keluar dari inti utama dalam penelitian yang dilakukan.

Intinya dalam bagian pendahuluan karya tulis ilmiah memaparkan terkait penelitian
yang akan dilakukan. Seperti latar belakang, alasan memilih topik, uraian singkat
terkait masalah yang diambil, pembahasan terkait ruang lingkup, dan solusi yang
diberikan.

 Bagian Inti Pembahasan


 Dalam bagian inti ini dalam penelitian karya tulis ilmiah memaparkan
penelitian yang dilakukan dengan mengambil studi kasus pada bagian
pendahuluan. Dalam bagian inti pembahasan dalam karya tulis ilmiah
diuraikan terkait landasan teori yang mendukung penelitian yang
dilakukan.

Pengambilan landasan teori ini bisa dari perkataan para ahli yang
melakukan bidang studi yang terkait dengan studi penelitian yang
dilakukan. Bahkan, bisa membuat landasan teori baru jika benar-benar
studi penelitian dalan karya tulis ilmiah merupakan studi yang unik dan
menarik.

Kemudian, pada bagian inti dari penulisan karya tulis ilmiah ini
memberikan pokok-pokok yang diambil dalam melakukan penelitian.
Apakah penelitian ini menggunakan rumus khusus atau berupa
kuesioner studi lapangan perlu dipaparkan dengan jelas. Sehingga,
data yang akan ditampilkan dalam studi penelitian ini jelas dan
gamblang.

 Bagian Penutup
Pada bagian penutup ini memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian
karya tulis ilmiah yang dilakukan. Apakah penelitian yang dilakukan
mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang diangkat ataukah
sebagai batu loncatan awal untuk penelitian lanjutan pun harus
dipaparkan.

Lalu, disamping memaparkan n kesimpulan yang didapatkan. Pada


bagian ini juga perlu memberikan penjelasan terkait saran dan harapan
kedepannya untuk karya tulis ilmiah tersebut. Agar dapat menjadi
landasan teori berikutnya saat membuat karya tulis ilmiah yang
mengangkat tema yang sama walu dengan tempat yang berbeda.

Sehingga, dalam sistematika atau struktur karya tulis ilmiah yang dibuat jika
dipaparkan secara vertikal sebagai berikut:

JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR IS
BAB I. PENDAHULUAN

1.
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
BAB II. LANDASAN TEORI

1.
1. Kajian Teoretis
2. Kerangka Berpikir
3. Metodologi Penulisan
BAB III. PEMBAHASAN

1.
1. Deskripsi Kasus
2. Analisis Kasus
BAB IV. KESIMPULAN

1.
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kaidah Karya tulis Ilmiah
Dalam penilisan karya tulis ilmiah memiliki 2 kaidah yang perlu diperhatikan.
Dimana, Kaidah bersifat umum dan kaidah bersifat khusus.

Kaidah umum ialah terkait penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar baik dari ejaan, penulisan yang berlaku secara umum. Sedangkan,
kaidah secara khusus merupakan kaidah terkait teknis penulisan yang telah
disepakati bersama yang berlaku dilingkungan tersebut. Sehingga, penerapan
kaidah tersebut harusalah diterapkan dengan konsisten dan taat dalam
melakukan penulisan karya tulis ilmiah.

Dalam karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang


sesuai tuntunan dalam kaidah penggunaan bahasa Indonesia dalam
penulisan. Ragam baku penulisan ilmiah memilih kata dan kalimat yang baku,
frase, klausa, kalimat baku, susunan wacana, dan ejaan yang benar.

Kaidah umum penulisan karya tulis ilmiah


Dalam pengaplikasiannya kaidah umum bahasa Indonesia dalam penulisan
telah diatur oleh pemerintah, sebagai berikut :

1. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD) berdasarkan


Permendiknas No. 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2. Menggunakan tata istilah ditetapkan berdasarkan Permendiknas No.
146/U/2004 tentang Pedoman Pembentukan Istilah.
3. Penggunaan penataan kalimat baku merujuk pada buku Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia.
4. Pemilihan kata baku dalam penulisan merujuk pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi IV.
Kaidah khusus penulisan karya tulis ilmiah
. Penomoran
Dalam memberikan penomoran dalam judul dan sub judul dalam penulisan
karya tulis ilmiah terdapat dua atura. Yaitu : menggunakan jenis huruf, ukuran,
letak yang berbeda dan menggunakan angka latin dan bahasa Arab.

2. Perujukan/Pengutipan Kata atau Kalimat


Dalam melakukan perujukan atau pengutupan dilakukan dengan memakai
nama akhir, tahun, dan halaman buku. jika dalam pengutipan terdapat dua
atau lebih pengarang. Maka, diakhir kata pengarang pertama dilanjutkan
penggunaan kata “dkk”. Jika nama dari pengarang tersebut tidak dicantumkan
maka, yang dicantumkan adalah lembaga penerbit yang menerbitkan tulisan
atau kalimat tersebut.
Dalam karya ilmiah terjemahan, pengutipan yang dilakukan dengan
menyebutkan nama pengarang aslinya. Pengutipan dari sumber yang ditulis
dengan pengarang berbeda maka, dicantumkan dalam satu tanda kurung dan
dibatasi titik koma (;). Kemudian antara tahun dan nama pengarang tidak
diberi tanda koma serta, antara tahun, tanda titik dua, dan nomor halaman
tidak diberi jarak.

Contoh cara merujuk kutipan langsung :

Ibrahim (2003:124) Menyimpulkan “Terdapat lebih dari 80,5% potensi di


Indonesia dalam penerapan energi terbarukan”.

Sedangkan cara merujuk kutipan tidak langsung :

Jamal (2010:13) tidak menyangka bahwa penerapan energi terbarukan hanya


berjalan sekitar 5% dari target tahun lalu.

3. Penulisan Daftar Pustaka


Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak
perlu diganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku,
atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Dicetak tebal dan tegak
seperti “DAFTAR PUSTAKA”. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka
secara berturut-turut meliputi :
Daftar dalam penulisan karya tulis ilmiah ditulis secara langsung setelah teks
berakhir dengan halamannya tersendiri. Sedangkan, daftar pustaka yang
terdapat dalam makalah, Karya ilmiah, ataupun buku dilakukan penulisan
dengan judul “DAFTAR PUSTAKA”. Dimana, syarat dalam penulisan daftar
pustaka meliputi :

Nama pengarang ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik. Tahun terbit. Judul, termasuk subjudul dengan
huruf dicetak miring. Tempat penerbitan. Nama penerbit.Contoh penulisan
daftar pustaka :

Khasanah (2012). Pembuatan Aplikasi Kontrak TI di Satuan Kerja


Teknologi Informasi pada PT Bukit Asam (Persero). Palembang.  Bina Darma
Pustaka.
4. Tabel dan Gambar
Dalam kaidah karya tulis ilmiah menggunakan tabel dalam menampilkan data
statistik yang didapatkan dalam proses penelitian. Dalam penggunaan tabel
berfungsi untuk menampilkan data dengan urutan serta klasifikasi data yang
akan didapatkan titik hasil dalam penelitian. Tabel yang baik dalam
menampilkan data penelitian dapat menyampaikan ide dan kaitannya dengan
penelitian yang dilakukan secara efektif.
Kemudian, dalam penyajian data berupa grafik, foto, peta, diagram, dan
gambar lainnya dapat memvisualisasikan penelitian yang dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk penelitian yang dilakukan dapat mudah dimengerti oleh
pembaca dalam mendeskripsikan dan untuk menampilkan hasil yang
signifikan.

Perlu diperhatikan dalam membuat tabel dan gambar perlu memberikan label
atau judul. Dengan adanya fungsi label ini akan berfungsi dalam pembuatan
daftar gambar dan daftar tabel. Untuk pemberian judul tabel terletak diatas
tabel sebelum tabel dipaparkan. Dan pemberian judul pada gambar diberikan
dibawah gambar sebelum gambar dipaparkan.

SUMBER : https://enjiner.com/karya-tulis-ilmiah/

Berikut ini disajikan tulisan singkat sistematika penulisan karya tulis ilmiah, semoga dapat
memandu kita..

1. Judul, disertai pernyataan mengenai maksud penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah)
Judul dirumuskan dalam satu kalimat yang ringkas, komunikatif, dan afirmatif. Judul harus
mencerminkan dan konsisten dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek
penelitian dan metode penelitian.

2. Nama dan kedudukan Tim Pembimbing


Kedudukan Tim Pembimbing ini ditempatkan dalam halaman khusus. Untuk skripsi S1 dan
tesis S2 dapat digunakan istilah TIM PEMBIMBING dengan kedudukan sebagai
PEMBIMBING PERTAMA, PEMBIMBING KEDUA, dan seterusnya. Sedangkan untuk
disertasi S3 digunakan istilah PANITIA DISERTASI dengan kedudukan sebagai
PROMOTOR dan KO-PROMOTOR, sera ANGGOTA. Nama Tim Pembimbing atau Panitia
Disertasi harus ditulis lengkap dan benar. Begitu juga gelar akademik maupun gelar-gelar
lainnya.

3. Pernyataan tentang keaslian KTI


Pernyataan ini menegaskan bahwa karya tulis adalah benar-benar karya siswa/mahasiswa
yang bersangkutan dan bukan jiplakan.

4. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian yang mengatur para pembaca kepada permasalahan yang diteliti.
Dalam kata pengantar dapat pula dikemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi mahasiswa
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya.
Ucapan terima kasih disampaikan secara singkat, dan sebaiknya tidak merupakan bagian
terpisah.
5. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat tetapi lengkap yang dimulai dengan judul, permasalahan,
pendekatan terhadap masalah, landasan teoritik yang digunakan, hasil temuan dan
rekomendasi. Abstrak ini cukup 1 (satu) halaman diketik satu spasi.
Untuk tesis dan disertasi, abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris dan ditempatkan sesudah halaman persetujuan pembimbing.

6. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari skripsi, tesis, atau
disertasi. Daftar isi berfungi untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul
isi yang ingin dibacanya. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi
haru langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Nomor-nomor untuk halaman awal sebelum BAB I digunakan angka Romawi kecil
(misalnya i, ii, iv, dst.) sedangkan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman
terakhir digunakan angka (1, 2, 3, dst.).

7. Daftar Tabel
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni menyajikan tabel secara
berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan tabel yang terakhir. Secara berurutan
daftar tabel ini menyatakan nomor urut tabel (dengan dua angka Hindu-Arab) yang masing-
masing menyatakan nomor urut tabel dan nomor urut bab.
Contoh : Tabel I.3, artinya tabel nomor 3 yang ditulis pada Bab I. Setiap nomor urut tabel
diberi nomor halaman yang menunjukkan pada halaman mana tabel itu terletak. Judul tabel
pada daftar tabel ditulis dengan HURUF BESAR untuk setiap huruf awal dari setiap kata,
begitu juga di dalam naskah.

8. Daftar Gambar
Daftar gambar berfungsi untuk menyajikan gambar secara berurutan dengan masing-masing
disebutkan nomor urut gambar dengan menggunakan dua angka huruf Hindu-Arab seperti
pada daftar tabel. Judul gambar ditulis dengan huruf besar untk setiap huruf awal dari setiap
kata. Seperti halnya penulisan judul tabel. Setiap judul gambar disertai nomor urut halaman
tempat gambar terletak.

9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran ini mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar yang lain yakni
menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar lampiran disajikan Nomor Urut
Lampiran (dengan satu angka Hindu-Arab), Nama Lampiran, dan Nomor Halaman tempat
masing-masing di mana lampiran terletak.

10. Bab I Pendahuluan


Bab I skripsi, tesis, disertasi tentang pendahuluan merupakan bagian awal dari skripsi, tesis,
disertasi. Pendahuluan ini berisi :

a. Latar Belakang Masalah


Pembahasan dalam latar belakang masalah ini bermaksud membeberkan mengapa masalah
yang diteliti ini timbul dan penting dilihat dari segi profesi peneliti, pengembangan ilmu dan
kepentingan pembangunan. Yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa
yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. 
Dalam latar belakang masalah sebaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang
terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya
kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah tersebut
dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa yang kiranya bakal diperoleh apabila
masalah tersebut diteliti.

b. Rumusan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Hal yang dapat
menolong mahasiswa keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah
pengetahuan yng luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil para pakar terdahulu
dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan
analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta
definisi operasionalnya, untuk mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan
dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian.

c. Tujuan Penelitian/Studi
Rumusan tujuan penelitian/studi ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Oleh sebab itu rumusan tujuan ini harus konsisten dengan rumusan
masalah dan mencerminkan pula proses penelitian. Rumusan tujuan penelitian tidak boleh
sama dengan rumusan maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi yang ditulis dalam
halaman Sampul Luar dan halaman Sampul Dalam.
d. Asumsi
Fungsi asumsi dalam sebuah skripsi, tesis, atau disertasi merupakan titik pangkal penelitian
dalam rangka penulisan skripsi, tesis, atau disertasi itu. Asumsi dapat berupa teori, evidensi-
evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun materinya, asumsi tersebut harus
sudah merupakan sesuatu yang tidak dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya.
Sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi-asumsi
dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis.
Asumsi ini harus dirumuskan dalam bentuk deklaratif. Jadi bukan kalimat bertanya, kalimat
menyeluruh, kalimat menyarankan atau kalimat mengharapkan.
e. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah yang diajukan
oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan masih harus diuji
kebenarannya. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipotesis ini harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian
yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendeskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis
tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak pada tempatnya.
Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat afirmatif. Hipotesis tidak boleh
dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat menyeluruh, kalimat menyarankan, atau kalimat
mengharapkan.
f. Metode Penelitian
Metode penelitian yang disajikan dalam Bab Pendahuluan bersifat garis besar, sedangkan
rinciannya dikemukakan pada Bab III. Dalam metode penelitian ini dimasukkan teknik atau
teknik-teknik pengumpulan data, dalam hal ini, dapat disebut metode penelitian historis,
deskriptif, inferensial, atau eksperimental. Sedangkan dalam hal teknik pengumpulan data
dapat disebut teknik angket, wawancara, observasi parsitipatif, observasi non-partisipatif,
atau tes. Jika dipandang perlu dapat pula dimasukkan pendekatan sosiologis, pendekatan
edukatif, dan sebagainya. Ke dalam bab ini juga dimasukan proes pengembangan instrumen
penelitian, bila ada instrumen yang secara khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
g. Lokasi dan Sampel Penelitian
Di samping menyebutkan lokasi dan sampel penelitian pada bagian ini juga harus disebutkan
alasan mengapa penelitian itu dilakukan di tempat itu dan dengan subyek penelitian itu.
Alasan ini akan menjadi kuat apabila dikaitkan dengan rumusan masalah, latar belakang, dan
tujuan penelitian, serta teknik analisis data.
11. Bab II Kajian Putaka / Kerangka Teoritis
Kajian pustaka sangat penting dalam suatu karya ilmiah, karena melalui kajian pustaka
ditunjukkan kedudukan suatu penelitian di tengah perkembangan ilmu dalam bidang yang
diteliti. Kajian pustaka harus memuat hal-hal berikut ini:
(a) Apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji,
(b) Apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan
bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subjek),
(c) Apa yang telah diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti,
(d) Setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah
apa yang masih perlu diteliti sehingga jelas kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-
penelitian sejenis sebelumnya.
Dalam praktiknya, judul Bab II disesuaikan dengan masalahnya, tetapi dapat juga diberi judul
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIK, atau KAJIAN TEORITIK karena isinya
telah tergambar dalam judul penelitian. Bila dikehendaki, kajian pustaa dapat dituangkan
dalam dua bab, masing-masing mengemukakan tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu ya relevan, dan bab lainnya menjelaskan secara rinci teori yang dgunakan dalam
penelitian in.
12. Bab III Metode Penelitian
Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar
telah disinggung pada Bab I. Pembatasan istilah yang ada pada judul dan variabel yang
diteliti dalam penelitian juga dijelaskan dalam Bab ini. Semua prosedur dan tahapan-tahapan
penelitian mulai persiapan hingga penelitian berakhir dijelaskan dalam Bab ini. Di samping
itu, dilaporkan juga tentang instrumen yang digunakan beserta proses pengembangan dan uji
validitas dan reliabilitasnya. Sangat penting untuk dijelaskan mengapa suatu teknik atau
prosedur / metode dipilih oleh peneliti.
13. Bab IV Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian
Dalam bab ini dilaporkan hasil-hasil penelitian. Penyajian mengikuti butir-butir tujuan,
pertanyaan, ata hipotesis penelitian. Penyajian hasil penelitian dikuti oleh pembahasan.
Dalam pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuat
untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil
penelitiannya jika hal itu memang terjadi. Sebaliknya juga sikap tidak segan-segan
mengemukakan hasil-hasil penelitiannya tu secara apa adanya tanpa meninggalkan tata krama
ilmiah dan tata krama pergaulan.
Dalam bab ini dapat pula disajikan rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari
persiapan sehingga penelitian berakhir. Dikatakan ringkas dan terpadu oleh karena penulisan
rangkuman ini tidak harus secara berurutan dari awal hingga akhir, akan tetapi semua
komponennya telah dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan dituangkan ke dalam
satu uraian yang padat. Oleh sebab itu, rumusan-rumusannya tidak perlu sama, bahkan
sebaiknya tidak sama, dengan rumusan-rumusan yang digunakan sebelumnya.
14. BAB V Kesimpulan dan implikasi / Rekomendasi
Dalam bab ini disajikan penafsiran / pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua
hasil penelitian yang telah diperolehnya. Karena sudah ada penafsiran, maka kesimpulan
akan berbeda dengan rangkuman. Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu
cara dari dua cara berikut: (a) dengan cara butir demi butir, atau (b) dengan cara esai padat.
Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi, terutama untuk tesis dan disertasi makna penulisan
kesimpulan dengan cara esai padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir
Implikasi atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukkan kepada para
pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
15. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, artikel jurnal, dokumen resmi, atau
sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak (misalnya CD, Video, film, atau kaset) yang
pernah dikutip atau digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Semua sumber tertulis atau
tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Dipihak lain,
sumber-sumber yang tidak pernah digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau
tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, walaupun pernah dibaca oleh
peneliti.
Cara penulisan daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis /
tercetak yang memakan tempat lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antara baris satu
spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
16. Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan
hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Setiap lampiran diber nomor urut sesuai
dengan urutan penggunaannya. Di samping diberi nomor urut lampiran ini juga diberi Judul
Lampiran. Nomor urut lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya dengan
bab terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Hindu-Arab dengan
diselang satu tanda penghubung di mana angka depan menyatakan nomor urut bab yang
bersangkutan dan angka belakang menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, lampiran 1.2
artinya lampiran 2 dari Bab 1.
17. Riwayat Hidup Penulis
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-hal yang relevan dengan
kegiatan ilmiah, tidak semua informasi tentang yang bersangkutan. Cakupannya adalah: nama
lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila
telah bekerja), prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya ilmiah/publikasi yang telah
dihasilkan atau diterbitkan (untuk S2 dan S3). Riwayat hidup dibuat dengan gaya butir per
butir dapat pula dengan gaya esai padat. Dalam skripsi, tesis, atau disertasi, gaya yang kedua
lebih tepat daripada gaya yang pertama.

SUMBER :
https://www.kompasiana.com/mashariwibowo/5cbdcbe495760e02f55c0d22/bagaimana-
sistematika-penyusunan-karya-tulis-ilmiah-kti?page=all

Berikut ini adalah sistematika penulisan karya


tulis ilmiah yang benar:
 

 (HALAMAN AWAL)
 COVER
 HALAMAN JUDUL
 HALAMAN PENGESAHAN
 ABSTRAKSI
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 DAFTAR LAMPIRAN
 DAFTAR TABEL/GAMBAR/GRAFIK, DLL
 (HALAMAN ISI)
 BAB I PENDAHULUAN
 Pada BAB I yang berisi Pendahuluan, memuat beberapa sub bab yaitu:
 1.1  Latar Belakang Masalah
 1.2  Rumusan Masalah
 1.3  Tujuan Penelitian
 1.4  Manfaat Penelitian
 1.5  Batasan Masalah
 1.6  Definisi Istilah (Boleh disertakan dan boleh tidak disertakan)
 1.7  Hipotesis
 BAB II KAJIAN PUSTAKA atau LANDASAN TEORI
 Pada BAB II ini berisi teori-teori yang digunakan dalam penelitian, biasanya memuat
beberapa sub bab antara lain:
 2.1  Kajian Teoretis
 2.2  Kerangkan Pemikiran
 2.3  Hipotesis
 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
 3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
 3.2  Metode dan Rancangan Penelitian
 3.3  Populasi dan Sampel Penelitian
 3.4  Instrumen Penelitian
 3.5  Metode Pengumpulan Data
 3.6  Analisis Data
 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
 4.1  Hasil Penelitian
 4.2  Pembahasan Penelitian
 BAB V PENUTUP
 5.1  Kesimpulan
 5.2  Saran
 (BAGIAN AKHIR)
 DAFTAR PUSTAKA
 LAMPIRAN
 BIODATA PENULIS

Sistematika penulisan karya ilmiah di atas, juga ditunjang dengan beberapa sistematika lain, antara
lain:

 Pada judul BAB ditulis menggunakan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 dan
dicetak tebal (Bold).
 Pada SUB BAB menggunakan Times New Roman berukuran 12 dan dicetak tebal (Bold).
 Pada penulisan keseluruhan (diluar bab dan sub bab) menggunakan huruf Times New
Roman ukuran 12.
 Menggunakan kertas berukuran A4 (21.5 cm x 29.7 cm) dengan margin Top = 4 cm, Left = 4
cm, Bottom = 3 cm, Right = 4 cm.
 Pada HALAMAN AWAL menggunakan halaman dengan huruf romawi kecil (i,ii,iii, dan
seterusnya).
 Mulai dari HALAMAN ISI sampai BAGIAN AKHIR menggunakan halaman menggunakan
angka (1,2,3, dan seterusnya).
 Spasi yang digunakan adalah 2 spasi, tetapi khusus pada halaman abstraksi menggunakan 1
spasi untuk menuliskan abstraksinya.

Sumber https://www.jatikom.com/2018/11/sistematika-penulisan-karya-ilmiah.html#ixzz61YmCAutn

Anda mungkin juga menyukai