Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….……..………… 1
PENDAHULUAN...................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................3
B. Metode penulisan....................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................4
D. Tujuan Konferensi....................................................................6
PENUTUP........................................................................................111
KESIMPULAN................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..………… 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Metode penulisan
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Keterangan Pemerintah Indonesia tentang politik luar negeri yang
disampaikan oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamidjojo, di depan
parlemen pada tanggal 25 Agustus 1953, menyatakan "Kerja sama dalam
golongan negara-negara Asia Arab (Afrika) kami pandang penting benar,
karena kami yakin, bahwa kerja sama erat antara negara-negara tersebut
tentulah akan memperkuat usaha ke arah tercapainya perdamaian dunia
yang kekal. Kerja sama antara negara-negara Asia Afrika tersebut adalah
sesuai benar dengan aturan-aturan dalam PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) yang menyenangi kerja sama kedaerahan (regional
arrangements). Lain dari itu negara¬negara itu pada umumnya memang
mempunyai pendirian-pendirian yang sama dalam beberapa soal di
lapangan internasional, jadi mempunyai dasar sama (commonground)
untuk mengadakan golongan yang khusus. Dari sebab itu kerja sama
tersebut akan kami lanjutkan dan pererat". Bunyi pernyataan tersebut
mencerminkan ide dan kehendak Pemerintah Indonesia untuk
mempererat kerja samadi antara Negara-negara afrika. Pada awal tahun
1954, Perdana Menteri Ceylon (Srilanka) Sir John Kotelawala mengundang
para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru),
Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan
maksud mengadakan suatu pertemuan infor¬mal di negaranya.
Undangan tersebut diterima baik oleh semua pimpinan pemerintah
negara yang diundang. Pertemuan yang kemudian disebut Konferensi
Kolombo itu dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 2 Mei
1954. Konferensi ini membicarakan masalah-masalah yang menjadi
kepentingan bersama.
5
pendekatan tersebut dijelaskan bahwa tujuan utama konferensi itu ialah
untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia Afrika
pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan
mempromosikan Indonesia sebagai tempat konferensi. Ternyata pada
umumnya negara-negara yang dihubungi menyambut baik ide tersebut
dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumahnya, walaupun dalam hal
waktu dan peserta konferensi terdapat berbagai pendapat yang berbeda.
6
dan berhasil serta usaha selanjutnya ialah mempersiapkan pelaksanaan
konferensi itu.
D. Tujuan Konferensi
7
Negara-negara yang diundang disetujui berjumlah 25 negara,
yaitu : Afganistan, Kamboja, Federasi Afrika Tengah, Republik Rakyat
Tiongkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold Coast), Iran, Irak,
Jepang, Yordania, Laos, Lebanon, Liberia, Libya, Nepal, Filipina, Saudi
Arabia, Sudan, Syria, Thailand (Muang Thai), Turki, Republik Demokrasi
Viet-nam (Viet-nam Utara), Viet-nam Selatan, dan Yaman. Waktu
konferensi ditetapkan pada minggu terakhir April 1955.
8
Gubernur Jawa Barat. Panitia Setempat bertugas mempersiapkan dan
melayani soal-soal yang bertalian dengan akomodasi, logistik, transport,
kesehatan, komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan
lain-lain.
Pelaksanaan Konferensi
Pada hari Senin 18 April 1955, sejak fajar menyingsing telah tampak
kesibukan di Kota Bandung untuk menyambut pembukaan Konferensi
Asia Afrika. Sejak pukul 07.00 WIB kedua tepi sepanjang Jalan Asia Afrika
dari mulai depan Hotel Preanger sampai dengan kantor pos, penuh sesak
oleh rakyat yang ingin menyambut dan menyaksikan para tamu dari
berbagai negara. Sementara para petugas keamanan yang terdiri dari
tentara dan polisi telah siap di tempat tugas mereka untuk menjaga
keamanan dan ketertiban.
9
Pidato Presiden RI Ir. Soekarno berhasil menarik perhatian,
mempesona, dan mempengaruhi hadirin, terbukti dengan adanya usul
Perdana Menteri India yang didukung oleh semua peserta konferensi
untuk mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepada Presiden atas
pidato pembukaannya.
10
Ketua Komite Politik Mr. Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Indonesia
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roosseno,
Menteri Perekonomian Indonesia
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin,
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia
11
8. Menyelesaikan segala perselisihan-perselisihan internasional dengan
jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau
penyelesaian hakim atau pun lain-lain cara damai lagi menurut pilihan
pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
13
perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia sebagai tempat
konferensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bandung.eu/2011/11/sejarah-konferensi-asia-
afrika.html#ixzz2LnngbSK7
14