Anda di halaman 1dari 14

PORTOFOLIO SEJARAH WAJIB

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA


TERHADAP UPAYA PELAKSANAAN KONFERENSI
ASIA - AFRIKA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Portofolio
Sejarah Indonesia, Ibu Dwi Anggawati, S.Pd

Disusun oleh :
Ferdinand Argi Bryan Saputra
XII MIPA 5

No. Absen 11 SMA NEGERI 1 BABELAN


JL.Perum Taman Kebalen Kel.Kebalen Kab. Bekasi 17610
Telp. (021) 8913267

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas portofolio Sejarah
Indonesia yang berjudul “Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Terhadap Upaya
Pelaksanaan Konferensi Asia - Afrika” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan portofolio ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dwi
Anggawati S.Pd pada mata pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, portofolio ini juga bertujuan
untuk memberikan pemahaman bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dwi Anggawati S.Pd selaku guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis mengenai topik yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan portofolio ini.
Semoga portofolio sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembacanya. Penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam menyusun portofolio ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Bekasi , 27 Januari 2023

Ferdinand Argi Bryan Saputra

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah ...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2

2.1 Pengertian Konferensi Asia - Afrika ...............................................................................2

2.2 Tujuan di Bentuknya Konferensi Asia - Afrika...............................................................2

2.3 Manfaat Konferensi Asia - Afrika................................................................................... 4

2.4 Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia...................................................................... 4

2.5 Negara yang Terdaftar dalam Konferensi Asia - Afrika..................................................7

2.6 Langkah-Langkah Pembuatan Video...............................................................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................10

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................10

3.2 Saran ............................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................11

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konferensi Asia Afrika terjadi tidak beberapa lama setelah berakhirnya perang dunia
II. Pada saat itu, pemenang pemenang Perang Dunia II terbagi menjadi dua blok yaitu blok
barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Ketegangan dunia terjadi akibat perebutan pengaruh antara blok barat dan blok timur hingga
menyebabkan terjadinya perang dingin.
Perang dingin antara blok barat dan blok timur menyebabkan banyak dampak
negative terutama bagi negara-negara Asia dan Afrika yang kebanyakan baru merdeka
setelah berakhirnya PD II. Pada tanggal 25 April-2 Mei 1954, berlangsung Konferensi
Kolombo di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para perdana mentri dari Sri Lanka,
yaitu Sir John Kotelawala, India diwakili oleh Perdana Mentri Shri Pandit Jawaharlan
Nehru, Mohammad Ali Jinnah mewakili Pakistan, U Nu mewakili Burma dan Indonesia
diwakili oleh Ali Sastroamidjojo. Dalam konferensi ini Indonesia mengusulkan diadakannya
Konferensi Asia Afrika. KAA diharapkan bisa membangun solidaritas negara-negara Asia
dan Afrika untuk bisa terlepas dari konflik yang terjadi di negara masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Konferensi Asia-Afrika?
2. Apa tujuan dari Konferensi Asia-Afrika?
3. Apa manfaat Konferensi Asia-Afrika bagi bangsa Indonesia?
4. Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika
5. Negara yang ikut serta dalam Konferensi Asia-Afrika

1.3 Tujuan & Manfaat Penulisan

1. Mengetahui Arti Konferensi Asia-Afrika


2. Mengetahui Tujuan dibentuknya Konferensi Asia-Afrika
3. Mengetahui Manfaat dari dibentuknya Konferensi Asia-Afrika bagi bangsa Indonesia
4. Mengetahui Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika
5. Mengetahui Negara – negara yang terdaftar Konferensi Asia-Afrika

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konferensi Asia - Afrika


Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika disingkat KTT Asia-Afrika (KAA) dan sering
disebut sebagai Konferensi Bandung. Konferensi ini merupakan konferensi antara negara-
negara Asia-Afrika yang pada dasarnya baru memperoleh kemerdekaan. Konferensi Asia-
Afrika membahas hal mengenai kepentingan bersama negara di Asia dan Afrika, khususnya
ekonomi, kebudayaan, kolonialisme dan perdamaian dunia. Negara-negara yang
menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika yaitu Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka
(Ceylon), India dan Pakistan. Sebanyak 29 negara mengirimkan wakilnya pada konferensi
yang dilaksanakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung.
Konferensi Asia-Afrika diadakan dengan tujuan mendorong kerja sama ekonomi dan
kebudayaan negara Asia dan Afrika serta memperkuat perlawanan terhadap kolonialisme
Amerika Serikat, Uni Soviet maupun imperalis lain. Hasil keputusan dari konferensi Asia
Afrika disebut Dasa Sila Bandung yang unsur-unsurnya dimasukkan dalam Piagam PBB.
Sehingga, konferensi ini merupakan awal dari terbentuknya Gerakan Non-Blok tahun 1961.

2.2 Tujuan di Bentuknya Konferensi Asia - Afrika


Tujuan KAA ini tercantum dari hasil keputusan konferensi yang dihasilkan. Hasil
keputusan tersebut disebut sebagai Dasa Sila Bandung. Tujuan KAA antara lain sebagai
berikut, antara lain:

 Untuk Menghormati HAM yang Dimuat dalam PBB

Sebenarnya HAM sudah diatur dalam piagam PBB maupun hukum internasional
lainnya. Namun, masih terdapat negara-negara yang belum mematuhi hukum dengan
melakukan diskriminasi, penindasan kepada negara yang dianggap lemah. Diskriminasi
membuat setiap orang tidak mendapatkan hak-haknya sebagai manusia. Khusunya bagi
negara-negara di Afrika yang banyak mengalami diskriminasi di wilayahnya sendiri. Hal ini
menjadi dasar tujuan KAA untuk melakukan penghormatan terhadap makna HAM.

2
 Untuk Menghormati Kedaulatan Bangsa

Kedaulatan negara adalah kebebasan suatu negara untuk mengatur negaranya sendiri.
KAA bertujuan agar negara-negara bisa bebas dari intervensi negara lain. Negara yang sudah
mendapatkan kedaulatan, bisa melakukan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan rakyatnya
sendiri, bukan untuk para colonial.
 Untuk Mengetahui Persamaan dan Keberagaman

Salah satu praktik diskrimansi ras yang sangat besar adalah di Afrika. Terdapat ras
yang mendominasi ras lain, mereka disikriminasikan dari segala aspek mulai ekonomi hingga
politiknya. Bahkan terdapat beberapa negara yang diundang dalam KAA namun tidak bisa
menghadiri akibat masih adanya diskriminasi, seperti Afrika Tengah.

Untuk Melarang Intervensi Negara Lain dalam Negeri Urusan dalam Negeri lain

Banyak negara dengan berbagai kekuatannya mengintervensi negara yang dianggap


lemah, mempergunakan kekuatannya untuk menguasai kehidupan politik dan sumber
perekonomiannya. Oleh karena itu, KAA ini bertujuan agar tidak ada lagi negara yang
mengintervensi negara lain.

 Untuk Menghormati Negara dalam Memperjuangkan Hak Kedaulatannya

Sebagai bentuk penghormatan negara yang masihi berjuang, maka tujuan KAA adalah
menemukan solusi atas kolonialisme, diskriminasi, dekolonisasi dan imperialisme yang
terjadi. Hal ini dilakukan dengan kerja sama politik, ekonomi dan budaya.

 Untuk Melarang Sistem Pertahanan Kolektif Menjadi Sistem Pertahanan Pribadi

Gerakan Non Blok atas inisiatis yang muncul dalam KAA berusaha agar tidak
dimanfaatkannya kelompok sekutu untuk mempertahankan diri. Jika satu anggota kelompok
mendapatkan serangan, maka anggota kelompok lain menyerang pertahanan kelompok lawan
secara bersama. Hal ini dilarang melalui KAA.

 Untuk Melawan Tindakan Agresi dan Penggunaan Kekerasan Terhadap Intergritas


Wilayah

Terjun dalam perdamaian dunia, KAA bertujuan untuk menghapus kekerasan


bersenjata terhadap stabilitas wilayah negara lain. Salah satu upayanya adalah mengusulkan
semua negara agar bisa masuk dalam PBB sesuai syarat. Hal ini akan meningkatkan
pengakuan negara-negara di dunia internasional agar tidak mudah mendapatkan ancaman oleh
negara lain.

 Untuk Menyelesaikan Perselisihan Melalui Jalur Damai

3
KAA memiliki tujuan agar setiap permasalahan tidak dilakukan melalui kekerasan atau
koersi. Permasalahan dapat diselesaikan melalui jalur damai dalam sistem hukum
internasional. Tujuan ini didasarkan atas kenyataan di mana perang dunia yang menimbulkan
banyak korban dan krisi ekonomi dunia.

 Untuk Meningkatkan Kerjasama Antar Negara Anggota


Tujuan utama KAA adalah kerja sama bidang politik, ekonomi dan budaya yang
dipecah lagi menjadi penghapusan kolonialisme, meraih kedaulatan, perbaikan sistem
ekonomi dan sebagainya.

 Untuk Menghormati Hukum dan Kewajiban Internasional


Hukum internsional sudah ada, mulai dari hukum tentang HAM, hukum tentang
pengaturan kedaluatan wilayah, dan hukum internasional lain. Namun, hukum sering tidak
digunakan dalam praktik keseharian dalam pencaturan dunia. Kekuatan dominan, lebih kuat
daripada hukum. Sehingga perlu adanya penghormatan terhadap hukum khususnya dalam
menjunjung tinggi HAM, dan menjalankan kewajiban sebagai pelaku internasional.

2.3 Manfaat Konferensi Asia – Afrika

Dengan adanya KAA Indonesia dapat memanfaatkannya dengan menawarkan


beberapa kerjasama kepada negara-negara yang ada di Asia dan Afrika. Misalnya kerja
sama dalam bidang ekonomi karena kebutuhan setiap negara tentunya berbeda-beda
sehingga dapat saling menguntungkan, terutama ekspor Indonesia yang dapat semakin
meningkat. Kerja sama akan lebih mudah terjalin pada negara yang menjadi anggota KAA
karena masing-masing negara tersebut memiliki sejarah dan perkembangan yang sama.

2.4 Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia


Empat peran Indonesia dalam KAA yakni sebagai berikut:

Salah satu pemrakarsa diselenggarakannya KAA

Indonesia menjadi salah satu negara yang mepelopori terselenggaranya KAA bersama
panca negara. Indonesia ikut serta dalam dua konferensi yang mendahului penyelenggaraan
KAA, yakni sebagai berikut:

4
1. Konferensi Kolombo

Konferensi Colombo juga dikenal dengan sebutan Konferensi Panca Negara I.


Konferensi tersebut diselenggarakan di Colombo, Sri Lanka. Konferensi ini dihadiri oleh
lima negara (panca negara) dan diadakan tanggal 28 April hingga 2 Mei 1954. Konferensi
yang diadakan di Colomb ini dianggap sebagai cikal bakal diadakannya KAA. Konferensi ini
dihadiri oleh perwakilan dari kelima negara yakni:

- Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo yang mewakili Indonesia


- Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru yang mewakili India
- Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah yang mewakili Pakistan
- Perdana Menteri Unu yang mewakili Burma (sekarang Myanmar) - Perdana Menteri Sir
John Kotelawala yang mewakili Sri Lanka.
Indonesia saat itu diwakili oleh seorang Perdana Menteri karena menganut kabinet
parlementer pada tahun 1954. Kepala pemerintahan Indonesia saat itu dipegang oleh Perdana
Menteri. Pada Konferensi Colombo, para Kepala Pemerintahan yang hadir mendiskusikan
tentang kondisi Kawasan Indochina atau Asia Afrika saat itu dan kerja sama yang akan
dijalin. Kesepakatan yang diperoleh adalah:

- Kawasan Indochina dan Asia Afrika harus mendapatkan kemerdekaan


- Kemerdekaan atas Tunisia dan Maroko yang masih dijajah Bangsa Eropa
- Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang bertempat di Indonesia
- Pertemuan pendahuluan sebelum KAA

2. Konferensi Bogor atau Konferensi Panca Negara III

Konferensi Bogor dilaksanakan di Bogor, Indonesia, pada 28 – 31 Desember 1954.


Konferensi ini dihadiri oleh lima negara atau Panca Negara dari negara yang sama di
Konferensi Colombo. Konferensi Bogor bertujuan untuk mematangkan rencana
diadakannya KAA di Indonesia. Hasil dari konferensi ini adalah:

- KAA akan diadakan di Bandung, Indonesia, dengan 5 negara yang hadir pada
Konferensi Colombo dan Bogor menjadi negara sponsor atau pengundang.
- KAA akan mengundang sekitar 25 negara dari Kawasan Asia Afrika. Baca juga
bangunan sejarah di Asia dan bangunan sejarah di Afrika.

Tuan Rumah Konferensi Asia - Afrika


Peran Indonesia dalam KAA lainnya adalah dengan menjadi tuan rumah Konferensi
Asia Afrika. Penjelasan mengenai penyelenggaraan KAA di Indonesia adalah:

1. Konferensi Asia Afrika 1995

5
KAA pertama dilaksanakan di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia pada tanggal 18
hingga 24 April 1955. KAA yang dilaksanakan di Bandung menghasilkan Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung merupakan sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan bagi kedamaian
dan kerja sama dunia.

2. Konferensi Asia Afrika 2005


Sebagai upaya memperingati 50 tahun semenjak pertemuan bersejarah KAA tahun
1955, para Kepala Negara di negara-negara Asia & Afrika diundang untuk mengikuti sebuah
pertemuan baru di Indonesia. Pertemuan tersebut diselenggarakan pada tanggal 19 hingga 23
April 2015 di Jakarta dan 24 April di Bandung. Sebagian dari pertemuan dilaksanakan di
Gedung Merdeka, yakni sama dengan lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu. Sekretaris
Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu, Kofii Anan, juga hadir dalam
pertemuan ini. KTT Asia Afrika tahun 2005 ini menghasilkan NAASP (New Asian-African
Strategic Partnership/ Kemitaan Strategis Baru Asia-Afrika). NAASP diharapakan akan
membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan
sendiri yang kolektif. Selain itu, untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk
kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.
3. Konferensi Asia Afrika 2015
Konferensi Asia Afrika 2015 juga diselenggarakan di Indonesia. KAA ke-60 ini
dilaksanakan di dua kota, yakni di Jakarta pada 19 – 23 April 2015 dan Bandung pada 24
April 2015. Tema yang dibawa oleh KAA yang bertempat di dua kota ini adalah peningkatan
kerja sama negara-negara di Kawasan Selatan, kesejahteraan, dan perdamaian. KTT ini
dihadiri 89 Kepala Negara/ Pemerintahan dari 109 negara di Kawasan Asia Afrika, 17 negara
pengamat, 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media domestik dan asing.
Peserta yang hadir pada KTT ini diantaranya adalah Perdana Menteri Jepang (Shinzo Abe),
Presiden Tiongkok (Xi Jinping), Perdana Menteri Malaysia (Najib Tun Razak), Presiden
Myanmar (Thein Sein), Raja Swaziland (Mswati III), dan Perdana Menteri Nepal (Sushil
Koirala). KAA tahun 2015 ini menghasilkan tiga dokumen. Ketiga dokumen tersebut adalah
Pesan Bandung (Bandung Message), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia
Afrika (NAASP), dan Deklarasi Kemerdekaan Palestina.

 Panitia Konferensi Asia Afrika

Indonesia menjadi penyelenggara KAA pertama di Indonesia sekaligus panitia


penyelenggara KAA. Tokoh-tokoh Indonesia yang menjadi paniti Konferensi Asia Afrika
adalah:
- Gubernur Jawa Barat saat itu, Sanusi Harjadinata, menjadi Ketua Panitia Penyelenggara
KAA
- Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo menjadi Ketua KAA
- Sekjen Kementrian Luar Negeri Indonesia saat itu, Ruslan Abdul Gani, menjadi Sekjen
KAA
- Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia saat itu, Muhammad
Yamin, menjadi Ketua Komite Kebudayaan

6
- Menteri Ekonomi Indonesia saat itu, Prof. Ir. Rooseno, menjadi Ketua Komite
Ekonomi - Presiden Soekarno memberikan sambutan untuk pembukaan KAA.

 Pendirian Museum Konferensi Asia - Afrika

Indonesia memiliki Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung,


Indonesia. Pendirian museum ini terilhami dari kehendak untuk mengabadikan Konferensi
Asia Afrika. Gagasan pendirian Museum Konferensi Asia Afrika dilontarkan dalam forum
rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980). Konferensi tersebut
dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Haryati Soebadio, sebagai
perwakilan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gagasan ini mendapat sambutan
baik, termasuk dari Presiden RI saat itu, Soeharto. Perealisasian gagasan ini dilaksanakan
oleh Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika (Joop Ave ),
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, Pemerintah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Sementara itu, perencanaan
dan pelaksanaan teknis gagasan tersebut dilaksanakan oleh PT. Decenta, Bandung. Museum
Konferensi Asia Afrika akhirnya diresmikan oleh Presiden RI Soeharto pada 24 April 1980
sebagai puncak peringatan. 25 tahun Konferensi Asia Afrika. Inilah 4 peran Indonesia
dalam KAA (Konferensi Asia Afrika).

2.5 Negara yang Terdaftar dalam Konferensi Asia - Afrika

Terdapat 29 negara yang ikut serta dalam konferensi asia-afrika, yaitu:

1. Indonesia
2. India
3. Burma
4. Pakistan
5. Srilangka
6. Afghanistan
7. Kamboja
8. Republik Rakyat Cina
9. Mesir
10.Ethiopia
11.Ghana
12. Iran
13. Irak
14. Jepang
15. Yordania
16. Laos
17. Libanon
18. Liberia
19. Libya
20. Nepal

7
21. Philipina
22. Saudi Arabia
23. Sudan
24. Syria
25. Muang Thai (Thailand)
26. Turki
27. Vietnam Utara
28. Vietnam Selatan
29. Yaman

2.6 Langkah-Langkah Pembuatan Video


1. Buatlah portofolio sejarah wajib dengan materi yang sudah diberikan.

2. Ringkas materi di portofolio, lalu buatlah PPT di canva, edit semenarik mungkin.

3. Jika sudah membuat PPT, lalu take video melalui zoom dan screenrecord

8
4. Edit video pembelajaran tersebut di aplikasi capcut.

5. Lalu upload video pembelajaran melalui youtube.

9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan dan kerjasama antara bangsa muncul karena perasaan senasib negara–negara di
asia-afrika pasca perang dunia II yang membuat mereka saling ketergantungan antara bangsa dan
Negara yang berbeda. Selain itu, perjuangan bangsa-bangsa terjajah untuk memperoleh
kemerdekaannya setelah Perang Dunia II terus meningkat. Negara-negara berkembang yang
melihat suasana tersebut terdorong untuk mencari jalan keluar membantu meredakan ketegangan
dan menciptakan perdamaian dunia. Pertemuan yang berlangsung selama 8 hari itu menghasilkan
beberapa keputusan yang cukup penting, seperti memajukan kerja sama negara-negara
AsiaAfrika di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, membantu perjuangan melawan imperialisme,
menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan ikut aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Selain
keputusan-keputusan penting, KAA juga melahirkan sepuluh prinsip yang tercantum ke dalam
“Declaration on The Promotion of World Peace and Coorporation” atau yang lebih dikenal
dengan istilah “Dasasila Bandung”.
Berhasilnya KAA di Bandung mendongkrak nama Indonesia yang baru berusia 10 tahun
ke kancah dunia. Tidak hanya itu, KAA membawa banyak sekali dampak positif bagi Indonesia,
negara-negara Asia-Afrika, dan juga dunia. Negara-negara Asia-Afrika turut mendukung
Indonesia dalam rangka pembebasan Irian Barat. Konferensi juga memperkuat hubungan kerja
sama negara-negara dari kedua benua tersebut. Selain itu, dunia pun ikut terdampak seperti
berkurangnya ketegangan dunia, negara kolonialis-imperialis mulai melepaskan daerah
jajahannya, dan penghapusan politik diskriminasi rasial.

3.2 Saran

Dari portofolio di atas dapat kita liat bahwa Indonesia, sebagai pionir dan tuan rumah
Konferensi Asia Afrika, memegang peran penting dalam mencapai perdamaian dunia. Melalui
keikutsertaannya dalam merumuskan Deklarasi Bandung dan implementasi hasil konferensi,
Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap prinsip perdamaian, keadilan, dan kerjasama
internasional. Kolaborasi regional, keterlibatan dalam misi perdamaian PBB, dan diplomasi soft
power menjadi landasan bagi kontribusi Indonesia dalam membangun citra perdamaian dan
kerjasama global.

10
DAFTAR PUSTAKA
Latar belakang Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 14 Juli 2018 dari
https://www.ensikloblogia.com/2018/07/latar-belakang-konferensi-asia-afrika.html
Pengertian Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 25 Juli 2019 dari
https://dosenppkn.com/kaa-konferensi-asia-afrika/
Tujuan Dibentuknya Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 2 April 2020 dari
https://dosenppkn.com/fungsi-dan-tujuan-
kaa/#:~:text=Tujuan%20KAA%20antara%20lain%20sebagai%20berikut%2C%20antar
a%20lain%3A,menjadi%20sistem%20pertahanan%20pribadi.%20...%20More%20item
s...%20
Manfaat Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 9 Februari 2020 dari
https://www.viva.co.id/edukasi/1447550-konferensi-asia-afrika
Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 20 September 2019
dari https://sejarahlengkap.com/indonesia/peran-indonesia-dalam-kaa-konferensi-
asiaafrika
Negara Peserta Konferensi Asia-Afrika, diperoleh pada tanggal 29 juli 2022 dari
https://www.zenius.net/blog/kaa-konferensi-asia-afrika

11

Anda mungkin juga menyukai