Anda di halaman 1dari 5

KONFERENSI ASIA-AFRIKA

KELOMPOK 1

 MUHAMAD ZIDAN HABIBI


 ALI USMAN MUNTHE
 ADINDA AMELIA PUTRI
 MAULASARI
 MAE NANDA
 RANGGA MAULANA
 INDAH LESTARI
 NURAINI
 ANTI KUSUMA WARDANI
 AISYAH HASIBUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................2
Tujuan Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Awal terbentuk konferensi Asia Afrika.................................................4
Struktur konferensi Asia Afrika.............................................................5
Program konferensi Asia Afrika............................................................6
Keberhasilan konferensi Asia Afrika....................................................7
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan............................................................................................8
Saran......................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
L atar belakang diselenggarakannya konferensi Asia-Afrika karena
adanya kekhawatiran dari pemimpin pemimpin negara-negara Asia
dan Afrika mengenai polarisasi dua kekuatan (Amerika serikat dan Uni
Soviet) yang dianggap dapat melahirkan neokolonialisme.Tercetusnya
KAA dimulai pada tanggal 25 April sampai 2 Mei 1954. Kala itu, Ali
Sastroamidjojo yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia
memenuhi undangan Perdana Menteri Ceylon (Sri Lanka), Sir John
Kotelawala.

Rumusan Masalah
 Bagaimana Awal Terbentuk Konferensi Asia Afrika ?
 Bagaimana Struktur Konferensi Asia Afrika ?
 Bagaimana Program Konferensi Asia Afrika ?
 Bagaimana Keberhasilan Konferensi Asia Afrika ?

Tujuan Penulisan
 Untuk Mengetahui Bagaimana Awal Terbentuk Konferensi Asia
Afrika
 Untuk Mengetahui Bagaimana Struktur Konferensi Asia Afrika
 Untuk Mengetahui Bagaimana Program Konferensi Asia Afrika
 Untuk Mengetahui Bagaimana Keberhasilan Konferensi Asia
Afrika

BAB II
PEMBAHASAN

Awal Terbentuk Konferensi Asia Afrika


A danya persaingan kedua Blok antara Blok Barat dan Blok Timur, membuat negara
negara Asia Afrika khawatir bahwa wilayah mereka akan dijadikan arena persaingan
dan perebutan pengaruh yang bisa menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi
dikawasan tersebut. Kekhawatiran mereka menjadi kenyataan dengan munculnya beberapa
konflik di kawasan Asia seperti perang Vietnam dan perang Korea. Dalam dua konflik tersebut,
pihak pihak internal yang bersengketa atau berkonflik mendapatkan dukungan dari masing
masing Blok. Korea Utara dan Vietnam Utara mendapatkan dukungan dari Blok Timur (Uni
Soviet), sedangkan pihak lawannya, Korea Selatan dan Vietnam Selatan mendapatkan dukungan
dari Blok Barat (AS). Dalam persaingan antara kedua blok tersebut, keduanya memang tidak
pernah berhadapan secara langsung dalam perang terbuka.
Melihat fenomena seperti itu, beberapa pemimpin negara negara Asia Afrika yang baru
merdeka, seperti Indonesia, India, Burma/Myanmar, Srilanka dan Pakistan berinisatif untuk
membuat pertemuan yang akan mendiskusikan permasalahan permasalahan dunia yang krusial
pada saat itu. Keadaan itulah yang melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan
Konferensi Asia Afrika.

Sruktur

K elima sosok pengagas KAA itu adalah Ali Sastroamijoyo (Indonesia), Sir
Jhon Kotelawala (Srilanka), Muhammad Ali (Pakistan), Jawaharlal
Nehru (India) dan U Nu (Burma/Myanmar dari Srilanka, B.F.H.B. Tyobji
dari India, dan Choudhri Khaliquzzaman dari Pakistan. Di dalam Sekretariat
Bersama itu terdapat 10 (sepuluh) orang staf yang melaksanakan pekerjaan sehari-
hari, terdiri atas 2 (dua) orang dari Birma, seorang dari Srilanka, 2 (dua) orang dari
India, 4 (empat) orang dari Indonesia, dan seorang dari Pakistan. Selain itu terdapat
pula 4 (empat) komite terdiri atas Komite Politik, Komite Ekonomi, Komite Sosial,
Komite Kebudayaan. Selain itu, ada pula panitia yang menangani bidang¬bidang :
keuangan, perlengkapan, dan pers.
Pemerintah Indonesia sendiri pada tanggal 11 Januari 1955 membentuk Panitia
Interdepartemental (Interdepartemental Committee) yang diketuai oleh Sekretaris
Jenderal SekretariatBersama dengan anggota-anggota dan penasehatnya berasal
dari berbagai departemen guna membantu persiapan-persiapan konferensi itu. Di
Bandung, tempat diadakannya konferensi, dibentuk Panitia Setempat (Local
Committee) pada tanggal 3 Januari 1955 dengan ketuanya Sanusi Hardjadinata,
Gubernur Jawa Barat. Panitia Setempat bertugas mempersiapkan dan melayani
soal-soal yang bertalian dengan akomodasi, logistik, transport, kesehatan,
komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan lain-lain.).
Dalam persiapan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika, Indonesia
membentuk sekretariat konferensi yang diwakili oleh negara-negara
penyelenggara.
Guna mewujudkan keputusan-keputusan Konferensi Bogor, segera dibentuk
Sekretariat Bersama (Joint Secretariat) oleh lima negara penyelenggara. Indonesia
diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Roeslan Abdul Gani
yang juga menjadi ketua badan itu, dan 4 (empat) negara lainnya diwakili oleh
Kepala¬kepala Perwakilan mereka masing-masing di Jakarta, yaitu U Mya Sein
dari Birma, M. Saravanamuttu

Program KAA
Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh 29 negara untuk membahas
keprihatinan mereka tentang perang dingin yang dapat mempengaruhi
negara mereka. Adapun bagi Indonesia, Soekarno selaku presiden saat
itu tengah prihatin dengan kontradiksi dengan Belanda terhadap Irian
barat

Keberhasilan KAA
Mampu mengurangi ketegangan dunia pasca Perang Dunia II,
negara-negara kolonialis-imperialis melepaskan daerah jajahannya
akibat lahirnya paham dunia ketiga (non-aligned).
Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara
damai, seperti negosiasi, perjanjian, arbitrase (penyelesaian masalah
hukum), atau cara damai lainnya, sesuai dengan pilihan pihak-pihak
yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memilih jalan yang bebas dan tidak terikat adalah contoh pemikiran terbuka
bagi pemimpin untuk memikirkan negara nya dimasa depan agar tidak
terkekang oleh negara lainnya dan bisa bersaing dengan yang lainnya.

Saran
Sebagai siswa kita seharusnya mengikuti contoh dari keberhasilan
konferensi Asia-Afrika yang menyelesaikan semua perselisihan dengan
kepala dingin dengan pihak pihak yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai