Anda di halaman 1dari 7

6 PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

MELALUI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Perdamaian dunia merupakan sebuah gagasan kebebasan,perdamaian,dan


kebahagiaan bagi seluh negara di dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang
turut serta untuk mewujudkan perdamaian dunia .Hal tersebut di buktikan
dengan adanya tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 ,yaitu “ ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan ,perdamaian abadi ,dan keadilan social “. Guna mewujudkan tujuan
nasional tersebut , Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan
internasional .Untuk mengetahui lebih jauh tentang peran Indonesia dalam
mewujudkan perdamaian dunia.

A. Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia Melalui Hubungan Internasional


Hubungan Internasional merupakan kerja sama antarnegara ,yaitu unit yang
ditentukan global untuk menyelesaikan berbagai masalah . Hubungan
Internasional merupakan salah satu upaya yang di lakukan negara untuk menjaga
perdamaian dunia.
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia menjadi bukti dari penerapan
Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat. Indonesia bahkan sudah
menunjukkan komitmennya sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian
dunia sejak merdeka tahun 1945. Indonesia mulai bergabung dalam misi-misi
perdamaian di bawah naungan PBB pada tahun 1957. Enam peran Indonesia
dalam perdamaian dunia diantaranya adalah:

1. Pencetus Konferensi Asia Afrika 1955


Indonesia merupak salah satu negara pelopor tercetusnya Konferensi Asia
Afrika 1955. Konferensi tersebut bertujuan untuk menghimpun persatuan dari
negara-negara Asia-Afrika yang baru saja memperoleh kemerdekaan,
mempromosikan dan meningkatkan kerja sama antar negara, serta menentang
segala bentuk penjajahan. Konferensi ini dipelopori oleh 5 pemimpin negara yang
salah satunya adalah Indonesia, yakni diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo.
Keempat negara lainnya ialah Indoa (Jawaharlal Nehru), Pakistan (Mohamad Ali
Bogra), Burma (U Nu), dan Sri Lanka (Sir John Kotelawala).Pertemuan pertama
antara kelima pemimpin negara dilaksanakan pada 28 April – 2 Mei 1952 di
Kolombo, Sri Lanka. Indonesia melalui PM Ali Sastroamidjojo mengusulkan
adanya Konferensi Asia-Afrika. Pertemuan kedua dilaksanakan di Istana Bogor
pada 29 Desember 1952 untuk mematangkan konsep Konferensi Asia-Afrika,
tujuan persidangan, dan negara mana saja yang akan diundang. Indonesia
kemudian menjadi tuan rumah dari Konferensi Asia-Afrika, tepatnya di Bandunga.
Konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 25 April 1955 ini menghasilkan
prinsip utama Gerakan Non Blok (GNB) yang disebut Dasa Sila Bandung. Baca
juga Konferensi Asia Afrika dan sejarah Konferensi Meja Bundar.

2. Pengiriman Kontingen Garuda (KONGA)


PBB membentuk suatu komando PBB yang disebut United Nations Emergency
Fores (UNEF) pada tanggal 5 November 1956. Komando tersebut adalah pasukan
khusus PBB yang dibentuk untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.
Indonesia dalam rangka mendukung perdamaian dunia menyetujui untuk
berpartisipasi dengan menyumbangkan pasukan pada UNEF mulai tanggal 8
November 1965. Indonesia pun membentuk pasukan Indonesia yang disebut
Pasukan Garuda pada 28 Desember 1956. Pasukan tersebut dikirim ke Timur
Tengah pada Januari 1957.Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen
Garuda (KONGA), seperti (1) Pengiriman Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda II
dan III untuk menjaga perdamaian di Kongo; (2) Pengiriman Pasukan Garuda IV, V,
dan VII untuk menjaga stabilitas Indocina karena Perang Vietnam; (3) Pengiriman
Pasukan Garudan VI dan VII ke Timur Tengah. Hingga kini Pasukan Garuda masih
aktif berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia. Baca juga peran Indonesia
dalam Misi Garuda dan sejarah Burung Garuda.

3. Pelopor Gerakan Non-Blok


Indonesia merupakan salah satu pelopor dari Gerakan Non-Blok (GNB). GNB
merupakan sebuah perhimpunan dari negara-negara yang tidak beraliansi dengan
negara-negara dengan kekuatan besar manapun. GNB muncul akibat terjadinya
Perang Dingin antara Blok Timur dan Blok Barat. Kondisi Perang Dingin
menyebabka negara-negara yang baru merdeka di Kawasan Asia, Afrika, dan
Amerika Latin menjadi target perebutan pertarungan pengaruh. Hal ini
mengakibatkan banyak konflik terjadi, seperti Perang Korea dan Perang Vietnam.
Hal ini memotivasi para pemimpin dari Asia dan Afrika untuk membuat
gerakan supaya tidak terpengaruh persaingan tersebut. Gerakan Non-Blok (GNB
atau Non Align Movement) dibentuk oleh negara-negara yang khawatir akan
menjadi korban Perang Dingin. Presiden Soekarno bersama pemimpin-pemimpin
negara lainnya akhirnya mendeklarasikan keinginannya untuk tidak terlibat pada
konfrontasi tersebut. Berpartisipasinya Indonesia dalam GNB menunjukkan upaya
Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia secara tidak langsung. Hingga kini
organisasi ini beranggotakan 120 negara. Baca juga sejarah berdirinya Gerakan
Non-Blok dan peran Indonesia dalam Perang Dingin.

4. Pelopor ASEAN
Indonesia sempat berkonfrontasi dengan Malaysia, tetapi akhirnya kedua
negara tersebut berdamai. Kedua negara bersama dengan negara Asia Tenggara
lainnya, yakni Singapura, Filipina, dan Thailan merasa perlu untuk mencipatkan
perdamaian antar negara di Kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut dibuktikan
dengan terbentuknya ASEAN pada akhir tahun 1967. ASEAN dibentuk untuk
mempererat hubungan sosial, politik, ekonomi, dan keamanan di Asia Tenggara.
Jumlah anggota negara ASEA sebanyak 10 negara ditambah 5 negara perluasan.
Kerja sama antar negara di ASEAN merupakan langkah Indonesia dalam
menjaga stabilitas keamanan Asia Tenggara. Misalnya, dalam penyelesaian
masalah Indocina. Indonesia berinisiatif mengadakan konferensi di Jakrta yang
dihadiri Laos, Malaysia, Vietnam Selatan, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Thailand,
Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Meskpin hasil dari pertemuan tersebut
belum nampak, tetapi tercipta saran-saran dalam rangka penyelesaian konflik.
Indonesia terpilih menjadi ketua ASEAN pada masa pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2011. Saat memimpin ASEAN, Indonesia
mendorong tiga prioritas, yakni:
 Kemajuan yang signifikan dalam pencapaian ASEAN 2015
 Dipeliharanya kondisi kawasan Asia-Pasifik yang aman & stabil
 Menggulirkan visi ASEAN untuk 10 tahun mendatang berdasarkan pada
tema “ASEAN Community in a Global Community of Nations.” Baca
juga peran Indonesia di ASEAN dalam bidang pangan, organisasi di ASEAN,
dan organisasi di ASEAN.

5. Berperan aktif dalam PBB


Indonesia menjadi anggota resmi PBB pada tanggal 28 September 1950.
Indonesia sempat keluar dari PBB karena perselisihan yang terjadi antara
Malaysia dan Indonesia. PBB saat itu mengangkat Malaysia sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB. Menurut Indonesia, Malaysia adalah negara boneka
Inggris. Namun, Indonesia kembali masuk menjadi anggota PBB pada era Orde
Baru tanggal 28 September 1966.
Indonesia memiliki berbagai macam peran di PBB. Salah satunya adalah
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sebanyak tiga kali. Periode
pertama pada tahun 1973 – 1974, periode kedua yakni pada tahun 1995 – 1996,
dan periode ketiga pada tahun 2007 – 2008. Terpilih dan bergabungnya Indonesia
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB menunjukkan bahwa
Indoensia berkontribusi nyata dalam menjaga perdamaian dunia. Baca juga peran
Indonesia dalam UNESCO, peran Indonesia dalam globalisasi, dan kebijakan Orde
Baru.

6. Pendirian Pusat Perdamaian dan Keamanan di Indonesia


Peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dengan
mempunyai Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security
Center (IPSC). Kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan tersebut diresmikan
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 April 2014 di Sentul, Bogor,
Jawa Barat. IPSC merupakan sebuah fasilitas pelatihan dan perkantoran berbagai
institusi keamanan, kementrian/ lembaga, baik sipil ataupun militer. Kawasan
tersebut disebut Canti Dharma dan bertempat di Sentul, Bogor, Jawa
Barat.Kawasan tersebut dikelola oleh Badan Instalasi Strategis Nasional
(Bainstranas), Kementrian Pertahanan Republik Indonesia. Instansi, Kementrian,
dan Lembaga yang berada di kawasan ini adalah:
 Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia
 Pusat Pasukan Siaga TNI
 Pusat Olaharaga Militer
 Universitas Pertahanan Indonesia
 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
 Pusat Pelatihan Penanggulangan Terrorisme dan Deradekalisasi, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisem
 Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia

B. Sarana –sarana Hubungan Internasional


Menurut J.Frengkel ,sarana – sarana yang dpat digunakan suatu negara
dalam melakukan hubungan luar negeri sebagai berikut:
a. Diplomasi
Dapat di artikan sebgai proses komunikasi antarpelaku hubungan
internasional untuk mencapai tujuan bersama atau kesepakatan tertentu
b. Propoganda
Merupakan usaha sistematis yang digunakan untuk memengaruhi pikiran
,emosi dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum.
C. Asas- asas Hubungan Internasional
Asas – asas hubungan Internasional merupakan sarana penting dalam
hubungan antarbangsa .
a. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya .Menurut
asas ini negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang
yang ada di wilayahnya .
b. Asas Kebangsaan
Asas ini di dasarkn pada kekuasaaan negara untuk warga
negaranya.Setiap warga negara dimanapun ia berada,tetap mendapat
perlakuan hukum dari negaranya
c. Asas Kepentingan Umum
Asas ini di dasarkan pada wewenang negra untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat .

D. Pentingnya Hubungan Internasional


Hubungan Internasioal amat penting penting bagi suatu negara, karena
diyakini bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri terutama pada
masa modern seperti sekarang. Dalam hal ini, dengan adanya hubungan
internasional, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan
perdamaian dunia lebih mudah diciptakan.
Adapun menurut Mochtar Kusumaatmadja, hubungan dan kerja sama
internasional timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain
oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata
di dunia sehingga disimpulkan bahwa terdapat bentuk saling ketergantungan
dan membutuhkan antarbangsa yang terjadi diberbagai bidang kehidupan baik
perdagangan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, keagamaan, sosial maupun olah
raga.

Anda mungkin juga menyukai