Peran Indonesia di PBB Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke 60 pada 28 September
1950, hal itu terjadi setelah adanya pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada KMB. Sebagai
anggota PBB Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga yang berada di bawah PBB
seperti WHO, WTO, FAO, dll.
Dalam PBB Indonesia terlibat dalam pengiriman pasukan perdamaian yaitu KONGA
(Kontingen Garuda). Pencapaian lain Indonesia dalam PBB yakni menjadi anggota tidak
tetap DK PBB.
Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke
Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bantuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun
1973-1974.
Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan suara dengan
perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.
Peran Indonesia dalam ASEAN Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar diantaranya
sebagai berikut :
Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8
Agustus 1967.
Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang
berlangsung di Denpasar, Bali pada tangga 23-24 Februari 1976.
Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat Tetap
ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Pertama adalah Letjen. H.R.
Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.
Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh yang nantinya
akan digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan keuntungan dan
juga bisa mengurangi pengangguran di Indonesia.
Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan lebih dihormati negara lain, seperti
hanya kerja sama regional yang di Eropa ataupun Timur Tengah, lebih-lebih kalau ASEAN
kuar dimata Internasional (sayangnya di Internasional ASEAN kurang dipandang)
AL-TNI saring melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan membuktikan
pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia pun melakukan perjanjian
Ekstradisi disemua negara ASEAN, walaupun agak lama untuk mendekati Singapura.
Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok :
Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB.
Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di
Jakarta.
Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X
yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta. Ekspor dan impor
perdagangan Indonesia dengan negara anggota GNB.