Anda di halaman 1dari 74

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT


Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00

Tgl Berlaku: BATUK EFEKTIF Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan prosedur batuk efektif dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan prosedur batuk efektif
2. Menjelaskan tahapan prosedur batuk efektif
3. Menerapkan prosedur batuk efektif secara benar

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien mengeluarkan
dahak

Tujuan Batuk Efektif

1. Mengeluarkan dahak
2. Mengurangi sesak klien

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Baca status klien

2 Auskultasi suara nafas

3 Pantau frekuensi pernafasan klien

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai: Bersihan jalan nafas


tidak efektif
Fase pre interaksi

5 Mencuci tangan

6 Mempersiapkan alat
 Bengkok
 Tissue
 Pot dahak (tempat sputum)
 Bantal
 Handscoon 1 pasang

Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada


pada klien

14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien

15 Mengatur posisi klien fowler/semi fowler

16 Meletakkan bantal di atas abdomen

17 Menganjurkan klien untuk mengambil nafas melalui hidung


hingga abdomen mengembang

18 Kemudian ditahan sebentar kemudian anjurkan klien untuk


menghembuskan nafas melalui mulut seperti meniup lilin
secara perlahan

19 Ulangi kegiatan sebanyak 2 kali

20 Kemudian ketiga kalinya pada saat ekspirasi suruh klien


membatukkan sekuatnya
21 Menampung sputum/dahak ke tempat sputum/bengkok

22 Tawarkan oral hygiene pada klien

23 Kembalikan klien ke posisi semula

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan

Evaluasi

31 Evaluasi suara nafas

32 Evaluasi respon klien terhadap tindakan

Dokumentasi

33 Waktu pelaksanaan

34 Karakteristik (warna, jumlah) sputum

35 Bunyi dan frekuensi pernafasan


Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00

Tgl Berlaku: FISIOTERAPI DADA PASIEN DEWASA Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan fisioterapi dada


2. Menjelaskan tahapan prosedur fisioterapi dada
3. Menerapkan fisioterapi dada secara benar
Pengertian

Suatu tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping, dan vibrating pada
pasien dengan gangguan sistem pernapasan (mis. PPOK, Bronkitis Kronis, Asma, Emfisema)
yang dilakukan untuk mengeluarkan sekret pada organ pernafasan.

Tujuan

1. Mengeluarkan dahak pada klien


2. Memberikan kenyamanan pada klien
Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Melakukan pengecekan program terapi

2 Tanyakan kapan terakhir klien makan

3 Kaji adanya kelainan pada thorak

4 Kaji adanya tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial

5 Kaji status klien


6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi mukus dalma jumlah berlebih

Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan

8 Mempersiapkan alat
 Stetoskop
 Bengkok
 Tissue
 Perlak dan pengalas
 Handscoon 1 pasang
 Pot sputum berisi desinfektan
 Masker
 Bantal (2-3 buah)
 Air minum hangat

Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

15 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien

16 Memasang APD

17 Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk memastikan


letak penumpukan sputum

18 Menganjurkan pasien untuk minum air hangat


19 Menganjurkan klien melakukan pernafasan diafragma

20 Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penumpukan


sekret*
a. Posisi pengaliran segmen apikal lobus atas klien posisi
fowler, penepukan pada area antara klavikula dan
skapula
b. Posisi pengaliran lobus paru atas belakang, klien
duduk membungkuk ditopang 2 bantal pada dada
depan. Penepukan pada punggung atas kanan atau kiri
c. Posisi pengaliran segmen lateral dan median lobus
tengah klien, posisi sims, tepuk pada dada samping
d. Posisi pengaliran lobus bawah depan , klien posisi
trendenberg terlentang tepuk pada bagian bawah dada
depan kanan dan atau kiri
e. Posisi pengaliran lobus bawah belakang, klien posisi
trendenberg tengkurap, tepuk pada bagian punggung
kanan dan kiri dari bawah skapula sampai punggung
tengah
f. Posisi pengaliran segmen anterior dari lobus atas, klien
posisi supinasi dengan lutut fleksi, perkusi dan vibrasi
antara klavikula dan nipples

21 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien

22 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang


dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*

23 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3


pernafasan) saat klien ekspirasi *

24 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak

25 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik


nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut
seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien
membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot
sputum)

26 Menawarkan oral hygiene

27 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara


nafas

Fase Terminasi

28 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman


29 Mengumpulkan dan membersihkan alat

30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

31 Membaca hamdalah

32 Mengevaluasi respon klien

33 Memberi reinforcement positif

34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

Evaluasi

36 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan


tindakan

37 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

38 Karakteristik (warna, jumlah) sputum

39 Lokasi sputum

40 Bunyi dan frekuensi pernafasan


Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: IRIGASI MATA Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan irigasi mata dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan irigasi mata
2. Menjelaskan tahapan prosedur irigasi mata
3. Menerapkan irigasi mata secara benar
Pengertian

Proses pembilasan pada mata dengan cara mengalirkan cairan kedalam mata

Tujuan Irigasi mata

1. Menghilangkan inflamasi loka dari konjungtiva


2. Membilas ke luar eksudat
3. Membersihkan mata yang kotor atau mengeluarkan atau mengeluarkan benda asing
dan melaksanakan tindakan pengobatan mata

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kondisi struktur mata luar.
2 Kaji adanya benda asing yang ada pada mata klien
3 Kaji kesiapan klien
4 Kaji kesiapan perawat

5 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


 Resiko infeksi dengan faktor kerusakan jaringan
dan peningkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
 Handuk
 Waskom
 Larutan/cairan steril
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Spuit
 Handscoon
 Kom steril
Fase Orientasi
8 Memberi salam dan menyapa nama klien
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
11 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
12 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
13 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien.
15 Gunakan sarung tangan (Handscoon)
16 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.
17 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
18 Yakinkan bahwa lensa kontak klien dilepas sebelum
memulai irigasi mata.
19 Bantu klien untuk berbaring miring pada mata yang sakit.
20 Tempatkan bantalan tahan air di bawah wajah klien.
21 Bersama bola kapas basah dalam larutan normal saline,
bersihkan garis kelopak dan bulu mata dengan perlahan.
Bersihkan dari bagian dalam ke luar kantus.
22 Tempatkan baskom bengkok tepat di bawah dagu klien
pada sisi mata yang sakit.
23 Isi spuit irigasi atau penetes mata. Renggangkan kelopak
mata bawah dan atas secara perlahan (kantung
konjungtiva) dengan memberi tekanan pada tulang bawah
ketulang orbital dan tonjolan tulang di bawah alis mata.
(jangan memberi tekanan berlebih pada mata)
24 Pegang spuit irigasi atau penetes kurang lebih 2,5 cm di
atas kantus dalam.
25 Minta klien untuk melihat ke atas. Irigasi secara perlahan
dengan mengarahkan larutan ke dalam kantung
konjungtiva bawah ke arah kantus luar. Gunakan hanya
dengan tekanan yang cukup untuk menghilangkan sekret
secara perlahan.
26 Minta klien menutup matanya secara periodik, terutama
bila terjadi rasa terbakar atau berkedip berlebihan. Minta
kerja samanya.
27 Lanjutkan irigasi sampai sekret telah bersih.
28 Keringkan kelopak mata dan area wajah dengan bola
kapas.
29 Klien dapat memilih posisi normal (sesuai dengan
keinginan klien)
Fase Terminasi
30 Membaca hamdalah
31 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
36 Mengumpulkan dan membersihkan alat
37 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
38 Evaluasi karakter dan jumlah drainase.
39 Pantau adanya nyeri
40 Evaluasi respon klien
41 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
42 Catat tanggal/waktu pengambilan, tipe, dan volume
larutan, karakter drainase, penampilan konjungtiva serta
respon pasien pada status/catatan perkembangan klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: MELATIH BLADDER TRAINING Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melatih bladder training dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan melatih bladder training


2. Menjelaskan tahapan prosedur melatih bladder training
3. Menerapkan melatih bladder training secara benar.

Pengertian

Latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung kemih agar fungsinya
kembali normal dengan cara menstimulasi atau menghambat penegluaran air kemih.

Tujuan Melatih bladder training


1. Melatih klien untuk melakukan BAK secara mandiri
2. Mempersiapkan pelepasan kateter yang sudah terpasang lama
3. Mengembalikan tonus otot dari kandung kemih yang sementara waktu tidak ada karena
pemasangan kateter

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji pesanan medis untuk prosedur

2 Kaji durasi pemasangan dower kateter

3 Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai


prosedur yang akan dilakukan

4 Kaji kebutuhan klien terhadap prosedur


5 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
 Inkontinensia urin
 Kurang perawatan diri : toileting

Fase pre interaksi

6 Mencuci tangan

7 Mempersiapkan alat
 Klem
 Sarung tangan bersih jika perlu
 Catatan keperawatan

Fase Orientasi

8 Memberi salam dan menyapa nama klien

9 Memperkenalkan diri

10 Melakukan kontrak

11 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

12 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

Fase Kerja

13 Membaca basmalah

14 Menjaga privasi klien

15 Mengatur pencahayaan, penerangan, dan suasana


lingkungan ruangan yang kondusif

Dengan Kateter : Prosedur 1 jam

16 Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam


07.00 sampai dengan jam 19.00.

17 Setiap kali habis diberi minum, kateter diklem

18 Setiap 1 jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 08.00


sampai dengan jam 20.00 dengan cara klem kateter
dibuka

19
Pantau kondisi urin setiap kali kandung kemih
dikosongkan. Catat produksi urin.

20 Pada malam hari setelah jam 20.00 klem kateter dibiarkan


terbuka dan klien boleh minum tanpa ketentuan yang
berlaku

21 Prosedur diulang untuk hari berikutnya sampai program


tersebut berjalan lancar dan berhasil

Dengan Kateter : Prosedur 2 jam

22 Klien diberi minum setiap 2 jam sebanyak 200 cc dari jam


07.00 sampai dengan jam 19.00.

23 Setiap kali habis diberi minum, kateter diklem

24 Setiap 2 jam kandung kemih dikosongkan mulai jam 09.00


sampai dengan jam 21.00 dengan cara klem kateter
dibuka

25 Pantau kondisi urin setiap kali kandung kemih


dikosongkan. Catat produksi urin.

26 Pada malam hari setelah jam 21.00 klem kateter dibiarkan


terbuka dan klien boleh minum tanpa ketentuan yang
berlaku

27 Prosedur diulang untuk hari berikutnya sampai program


tersebut berjalan lancar dan berhasil

Bebas Kateter
Prosedur dilaksanakan apabila prosedur 1 sudah berjalan lancer selama 3-7 hari

28 Klien diberi minum setiap 1 jam sebanyak 200 cc dari jam


07.00 hingga jam 19.00, lalu kandung kemih dikosongkan

29 Melepas kateter

30 Atur posisi yang nyaman untuk klien.


Bantu klien untuk konsentrasi BAK kemudian lakukan
penekanan pada area kandung kemih

31 Lakukan pengosongan kandung kemih setiap jam dengan


menggunakan urinal

32 Berikan minum terakhir jam 19.00, tidak boleh diberi


minum sampai jam 07.00 pagi untuk menghindarkan klien
dari basahnya urin pada malam hari
33 Memberitahu klien bahwa pengosongan kandung kemih
selanjutnya dijadwalkan setiap 2 jam sekali. Bila ada
rangsangan BAK sebelum 2 jam klien diharuskan
menahannya

Terminasi

34 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

35 Mengumpulkan dan membersihkan alat

36 Melepaskan sarung tangan

37 Membaca hamdalah

38 Mengevaluasi respon klien

39 Memberi reinforcement positif

40 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

41 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

42 Mencuci tangan

Evaluasi

43 Respon klien terhadap prosedur (adanya


rangsangan/stimulasi untuk berkemih)

44 Keberhasilan prosedur

Dokumentasi

45 Catat hari dan waktu pelaksanaan prosedur tindakan


46 Catat kondisi haluaran urin

47 Catat dan laporkan adanya temuan abnormal

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: NEBULIZER Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan nebulizer dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan nebulizer
2. Menjelaskan tahapan prosedur nebulizer
3. Menerapkan nebulizer secara benar

Pengertian
Pemberian obat secara langsung dengan menghisap uap yang mengandung obat
(misalnya bronkhodilator) melalui saluran pernafasan bagian atas ke paru-paru

Tujuan Nebulizer
1. Mengeluarkan dahak/sesak pada klien
2. Memberikan kenyamanan pada klien

Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1
Baca status klien
2
Pantau frekuensi pernafasan klien
3
Auskultasi suara nafas klien

4
Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi mucus dalam jumlah berlebihan
Fase pre interaksi

5 Mencuci tangan

6 Mempersiapkan alat
 Mesin nebulizer
 Cairan steril
 Obat sesuai advis
 Bengkok
Fase Orientasi

7 Memberi salam dan menyapa nama klien

8 Memperkenalkan diri

9 Melakukan kontrak

10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

12 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

13
Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien

14 Membaca Basmallah:

15 Memasang tirai/penutup

16 Mengatur posisi klien, berikan posisi fowler/semi fowler

17 Membuka skrup nebulizer kemudian memeriksa tempat


penyulingan air di mangkok nebulizer

18 Mengisi cairan steril dan obat yang digunakan

19 Menyetel tombol percampuran udara kemudian tarik


keluar hingga mencapai 100% oksigen dan dorong
kembali hingga udara bercampur

20 Memasangkan mouth piece/sungkup pada pasien

21 Mengatur pengontrol tekanan (dibagian tengah depan


mesin), putar kontrol penekan searah jarum jam sampai
dibaca ukurannya untuk menekan

22 Periksa sampai puncak tekanan tombol hingga terbuka


sempurna (posisi maksimal)

23 Atur tombol pengatur nebulizer hingga mencapai yang


baik

Fase Terminasi

24 Membaca hamdalah

25 Mengevaluasi respon klien

26 Memberi reinforcement positif

27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan

Evaluasi

31 Evaluasi adanya tanda-tanda sesak

32 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

33 Catat waktu pelaksanaan

34 Catat obat yang digunakan pada klien


Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan jantung dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan jantung
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan jantung

Pengertian

Pemeriksaan fisik jantung merupakan sebuah teknik prosedur untuk mendapatkan


kesan dari bentuk dan fungsi dari jantung

Tujuan Pemeriksaan Fisik Jantung

1. Untuk mendapatkan data tentang kondisi kesehatan jantung pasien


Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji keluhan utama-karakteristik nyeri dada dan setiap


tanda/gejala

2 Kaji adanya nyeri dada-deskripsi awal kejadian,


lokasi/radiasi, durasi, karakter/kualitas, factor yang
memberatkan, factor yang menghilangkan, waktu, dan
tingkat keparahan (skala 0-10)

3 Kaji tanda dan gejala yang berhubungan (pingsan,


palpitasi, mual dan muntah, edema perifer, nyeri
ekstremitas)

4 Kaji riwayat penyakit masa lalu


 Spesifik (angina, gagal jantung, PJK, hipertensi,
demam rematik, penyakit katup jantung)
 Non-spesifik (perdarahan atau gangguan darah,
diabetes, stroke)
 Operasi jantung atau pembuluh darah

5 Kaji riwayat kesehatan keluarga

6 Kaji gaya hidup (penggunaan obat-obatan terlarang,


alkohol, rokok)

7 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

8 Mencuci tangan

9 Mempersiapkan alat
 Stetoskop
 Penggaris sentimeter
 Jam dengan detik
 Pensil/pulpen penanda
 Alat tulis
 Sarung tangan bersih

Fase Orientasi

10 Memberi salam dan menyapa nama klien

11 Memperkenalkan diri

12 Melakukan kontrak

13 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

15 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

16 Memasang tirai / penutup

17 Membaca basmalah
18 Memasang sarung tangan bersih

19 Menanyakan keluhan pada bagian jantung (nyeri dada


sebelah kiri, nyeri menjalar kelengan kiri, punggungg
sampai dagu, sesak nafas)

20 Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang


sama

21 Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan

Identifikasi batas-batas jantung

22 Aaorta : ICS 2 pada batas sternum kanan


Pulmonal : ICS 2 pada batas sternum kiri
Trikuspid : ICS 4 sternum kiri
Mitral/apikal/impuls/point of maximal impulse : ICS 4-5
garis midklavikula kiri

Inspeksi dan palpasi secara simultan dan terstruktur

23 Lokalisasi tanda pada dada, pertama dengan mempalpasi


sudut louis atau sudut sternal yang teraba, seperti suatu
tonjolan datar memanjang pada sternum kurang lebih 5
cm di bawah takik sentral

24 Gerakkan jari-jari sepanjang sudut pada masing-masing


sisi

25 Sternum untuk meraba iga kedua yang berdekatan

26 Palpasi spasium interkosta ke-2 kanan untuk menentukan


area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri untuk area
pulmonal

27 Inspeksi kemudian palpasi area aorta dan area pulmonal


untuk mengetahui ada/tidaknya pulsasi

28 Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri unutk mengetahui


area trikuspidalis/ventrikular, amati adanya pulsasi

29 Dari area trikuspidalis, pindahkan tangan secara lateral 5-


7 cm ke garis midklavikula kiri untuk menemukan area
apikal atau titik denyut maksimal (Point of Maximal Impuls,
PMI)

30 Inspeksi dan palpasi area apikal tersebut untuk


mengetahui pulsasi
31 Untuk mengetahui pulsasi aorta lakukan inspeksi dan
palpasi pada area epigastrik tepat di bawah ujung sternum

Perkusi

32 Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial untuk


mengetahui batas kiri jantung

33 Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk mengetahui


batas kanan jantung

34 Lakukan perkusi dari atas ke bawah untuk menentukan


batas atas jantung

35 Suara redup menunjukkan jantung di bawah area yang


diperkusi

Auskultasi

36 Tempatkan stetoskop pada dinding dada di atas batas


aorta dan dengarkan BJ S2

37 Tempatkan stetoskop pada dinding dada di atas batas


pulmonal dan dengarkan BJ S2

38 Tempatkan stetoskop pada dinding dada di atas batas


trikuspid dan dengarkan BJ S1

39 Tempatkan stetoskop pada dinding dada di atas batas


mitral dan dengarkan BJ S1

40 Aukultasi kecepatan dan irama jantung ketika kedua bunyi


jantung terdengar jelas

41 Merapikan klien dan alat

Fase Terminasi

42 Membaca hamdalah

43 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

44 Mengevaluasi respon klien

45 Memberi reinforcement positif

46 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

47 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

48 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

49 Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang


seharusnya

50 Evaluasi respon klien terhadap tindakan

Dokumentasi

51 Nadi, irama, karakter

52 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari


penggunaan kata “tidak ada keluhan” atau “normal”

53 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari


data yang seharusnya

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................
Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN FISIK PARU Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan Pemeriksaan fisik paru dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan fisik paru
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan fisik paru
3. Menerapkan pemeriksaan fisik paru secara benar

Pengertian

Pemeriksaan fisik thorak (dada) merupakan sebuah teknik prosedur untuk


mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi dari dada serta organ di dalamnya.

Tujuan pemeriksaan fisik paru


1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit, dinding dada
2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama, pernapasan
3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fremitus
4. Mengetahui keadaan paru dan rongga pleura
5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya
6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial

Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji keluhan utama-karakteristik nyeri dan setiap


tanda/gejala

2 Kaji gejala pernapasan utama (dispnea, batuk dan dahak,


hemoptisis nyeri dada, mengi/wheeze)
3 Kaji riwayat kesehatan lalu (asma saat kecil, keganasan,
infeksi, trauma dada dan operasi, penyakit tromboemboli
khususnya trombosis vena dalam dna emboli paru)

4 Kaji riwayat penggunaan obat-obatan (inhaler, steroid,


obat lain yang relevan yang mempengaruhi pernafasan
seperti morfin dan ACE inhibitor

5 Kaji alergi (makanan, allergen hirup, obat)

6 Kaji gaya hidup (penggunaan obat-obatan terlarang,


alkohol, rokok)

7 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
 Ketidakefektifan pola napas
 Gangguan pertukaran gas

Fase pre interaksi

8 Mencuci tangan

9 Mempersiapkan alat
 Stetoskop
 Penggaris sentimeter
 Jam dengan detik
 Pensil/pulpen penanda
 Alat tulis
 Pulse oksimetri
 Sarung tangan bersih

Fase Orientasi

10 Memberi salam dan menyapa nama klien

11 Memperkenalkan diri

12 Melakukan kontrak

13 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

14 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan


15 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

16 Memasang tirai/penutup

17 Membaca basmalah

18 Memasang sarung tangan bersih

19 Mengatur posisi klien duduk/supinasi

20 Menanyakan keluhan pernafasan

Menanyakan keluarga yang menderita penyakit yang


21 sama

22 Menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan

Melakukan inspeksi dada posterior dan anterior dengan benar

23 Dada
 Ukuran
 Bentuk
 Kesimetrisan
 Kontur

24 Pernapasan
 Frekuensi
 Pola
 Rasio inspirasi/ekspirasi
 Penggunaan otot tambahan

25 Kulit
 Kondisi
 Warna
 Pola vena superfisial

26 Perifer
 Bibir
 Jari tangan
 Jari kaki
Melakukan palpasi thorak posterior dan anterior dengan benar

27 Bagilah thoraks menjadi empat bagian: dada posterior,


dada anterior, dada lateral kiri dan kanan, dan apeks

28 Palpasi umum
 Palpasi kulit dengan meletakkan secara lembut
ujung jari pemeriksa pada tubuh: catat suhu,
kondisi kulit
 Palpasi kelainan pada otot dada
 Palpasi kelainan pada tulang dada
Jika klien mengidentifikasi area kelainan atau nyeri,
beritahu klien bahwa pemeriksa akan mempalpasi bagian
tersebut terakhir

29 Mengkaji pengembangan paru


 Posisi tangan anterior: tangan ditempatkan pada
dada anterolateral dengan ibu jari diletakkan
sepanjang batas kosta mengarah ke prosesus
xifoideus
 Posisi tangan posterior: ibu jari ditempatkan di
sepanjang tulang rusuk ke 10 dengan tangan
diletakkan secara lembut di dada posterolateral
 Ibu jari tangan terpisah sekitar 3-5 cm

30 Mengkaji taktil fremitus


Sambil mempalpasi thoraks secara sistematis, minta klien
untuk mengulangi kata-kata “satu, dua, tiga” atau lebih
umum “sembilan puluh sembilan”

Melakukan perkusi thorak posterior dan anterior dengan benar

31 Perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula ke


bawah pada spasium interkostalis dengan interval 4-5 cm
mengikuti pola sistemik
Bandingkan sisi kiri dan kanan

32 Perkusi paru posterior, lakukan perkusi mulai dari puncak


paru ke bawah
Bandingkan sisi kiri dan kanan

33 Instruksikan klien untuk menarik nafas panjang dan


menahannya untuk mendeterminasi gerakan diafragma

34
Lakukan perkusi sepanjang garis scapula sampai pada
lokasi batas bawah sampai resonan berubah menjadi
redup (I)

35 Tandai area redupnya bunyi dengan pensil/spidol

36 Instruksikan pasien untuk menghembuskan nafas secara


maksimal dan menahannya

37 Lakukan perkusi sepanjang I ke atas sampai redup (II)

38 Tandai area redupnya bunyi dengan pensil/spidol

39 Ukur jarak I dan II

Melakukan auskultasi thorak posterior dan anterrior dengan benar (area trakhea,
bronkhus dan paru)

40 Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi dada

41 Letakkan stetoskop dengan kuat pada kulit di atas area


interkostal

42 Instruksikan pasien bernafas secara perlahan dan dalam


dengan mulut sedikit tertutup

43 Mulai auskultasi dengan urutan yang benar

44 Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap tempat

Fase Terminasi

45 Membaca hamdalah

46 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

47 Mengevaluasi respon klien

48 Memberi reinforcement positif

49 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

50 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia,
engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan
selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang
tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan
mengucap salam pada pasien.

51 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat

52 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

53 Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang


seharusnya

54 Evaluasi respon klien terhadap tindakan

Dokumentasi

55 Catat bentuk dan kesimetrisan dada, ekspansi, keadaan


kulit dinding dada

56 Catat frekuensi, sifat, irama pernafasan

57 Catat apabila ada nyeri tekan, massa, peradangan, taktil


fremitus

58 Catat suara nafas

60 Catat apabila ada sumbatan aliran udara

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN GCS Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan GCS dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan GCS


2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan GCS
3. Menerapkan pemeriksaan GCS secara benar.

Pengertian

Pemeriksaan secara teliti terhadap pemeriksaan kesadaran dengan GCS

Tujuan Pemeriksaan GCS


1. Menilai tingkat kesadaran klien secara kuantitatif

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kesiapan klien dan perawat

2 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

3 Mencuci tangan

4 Mempersiapkan alat
 Form penilaian GCS
Fase Orientasi

5 Memberi salam dan panggil nama klien

6 Memperkenalkan diri

7 Melakukan kontrak

8 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

9 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

10 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

11 Membaca basmalah

12 Memasang tirai/penutup

Mata

13 Perhatikan apakah klien membuka mata secara spontan. Jika


ya, lanjutkan untuk pemeriksaan verbal klien. Jika tidak
lanjutkan untuk pertanyaan no.2

14 Minta klien untuk membuka mata (Pak/Bu, coba matanya


dibuka), jika klien menurut beri nilai 3, jika tidak lanjutkan untuk
perintah ke 3

15 Tekan kuku jari atau periorbiotal, jika ada reaksi beri angka 2,
jika tidak ada reaksi beri nilai 1

Verbal

16 Panggil nama klien dan tanyakan dia berada di mana,


tanyakan tentang waktu dan orang di sekitarnya. Bila klien
menjawab dengan jelas dan benar, lanjutkan untuk
pemeriksaan motorik. Jika tidak, lanjutkan untuk pertanyaan
selanjutnya

17 Jika klien mampu menjawab namun jawaban tidak tepat


(confuse), maka beri nilai 4

18 Jika klien mampu menjawab sebuah pertanyaan namun tidak


berupa kalimat yang jelas dan hanya sekedar kata (Misalkan:
Bapak berada di mana sekarang ? Yah..sini), maka beri nilai 3
19 Jika klien hanya mampu mengerang ketika dipanggil namanya,
beri nilai 2, namun jika tidak bereaksi, maka beri nilai 1

Note : Jika klien mengalami afasia, maka V ditulis afasia

Motorik

20 Minta klien untuk mangangkat tangan atau organ tubuh lainnya


(Pak coba angkat tangan), jika klien mampu mengikuti
perintah, nilai 6, jika klien tidak mampu mengikuti perintah,
lanjutkan untuk instruksi selanjutnya

21 Lakukan tekanan/beri rangsang nyeri pada daerah supraorbita


atau menekan kuat pada kuku, klien mampu menepisnya atau
menarik tangannya, beri nilai 5

22 Jika ada respon menghindar dengan teknik tersebut, beri nilai


4, namun jika tidak ada reaksi tersebut, lakukan instruksi
selanjutnya

23 Berikan penekanan dengan menggunakan pensil atau benda


tajam lain pada daerah siku, jika klien menarik tangan ke arah
axis tubuh (flexi/decortikasi), beri nilai 3

24 Bila respon berupa deserebrasi (siku ekstensi dan


pergelangan tangan fleksi) beri nilai 2

Jika tidak ada respon sama sekali beri nilai 1

Note : Jika klien mengalami pareses/paralysis, beri keterangan M parese

Fase Terminasi

25 Membaca hamdalah

26 Merapikan klien

27 Mengevaluasi respon klien

28 Memberi reinforcement positif

29 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

30 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca


doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.

31 Mencuci tangan

Evaluasi

32 Evaluasi penilaian terhadap pemeriksaan GCS

33 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

34 Catat tanggal/waktu pemeriksaan tingkat kesadaran, catat


keluhan dan kelainan yang ditemukan selama pemeriksaan
serta respon klien pada status/catatan perkembangan klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN GULA DARAH KAPILER Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah kapiler dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan gula darah kapiler
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan gula darah kapiler
3. Menerapkan pemeriksaan gula darah kapiler secara benar

Pengertian

Merupakan tindakan untuk proses pemeriksaan gula darah klien yang diambil pada
bagian pembuluh darah kapiler

Tujuan Pemeriksaan Gula Darah Kapiler

1. Memberikan informasi mengenai kemampuan metabolisme tubuh klien


2. Untuk evaluasi diagnosa dan manajemen klien dengan DM
3. Sebagai data penunjang berbagai diagnosa medis
4. Untuk mengevaluasi keadekuatan terapi

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji hasil dan respons klien terhadap pemeriksaan


sebelumnya

2 Kaji pengetahuan klien mengenai prosedur dan perawatan


diri terkain dengan diabetes
3 Kaji program dari dokter mengenai frekuensi dan jenis
pemeriksaan glukosa

4 Kaji kesiapan klien

5 Kaji kesiapan perawat

6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan

8 Mempersiapkan alat
 Monitor glukosa darah
 2 Kapas alkohol 70%
 Sarung tangan non steril
 Strip tes untuk monitor glukosa darah
 Lanset
 Penyuntik autoclix/ lancet
 Bola kapas
 Jam tangan / stopwatch
 Wadah penampung benda –benda tajam berbahaya

Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

15 Menanyakan tentang pilihan jari yang akan digunakan


dan penggunaan injektor lanset
Fase Kerja

16 Mengucapkan basmalah

17 Kalibrasikan mesin glukosa:


a. Nyalakan mesin
b. Bandingkan jumlah/kode pada mesin dengan
jumlah pada botol strip tes
c. Persiapkan mesin untuk digunakan; lihat buku
petunjuk penggunaan untuk mengetahui langkah-
langkah dan kesiapan indikator
d. Validasikan keakuratan mesin setiap hari atau
sesuai dengan kebijakan institusi dengan
menggunakan contoh larutan glukosa yang rendah
dan tinggi

18 Ambil strip kimia dari wadah dan letakkan di dalam mesin


pemeriksa glukosa (sesuai dengan instruksi pabrik)

19 Pasang lanset ke dalam injector, jika digunakan, dan atur


pemicunya

20 Pasang sarung tangan

21 Pegang jari yang telah dipilih dan tekan kuat dari arah
bawah sampai ujung jari, atau bungkus jari dalam kain
basah yang hangat selama 30 detik atau lebih, (jika
menggunakan alat lenset lengan, juntaikan lengan selama
1 menit)

22 Bersihkan tempat tusukan jarum menggunakan kapas


beralkohol

23 Letakkan injektor berlawanan dengan jari (tempat ujung


saraf berjumlah lebih sedikit) dan lepaskan pemicunya,
atau tusuk sisi jari dengan lanset atau jarum dengan
melakukan gerakan cepat. (Jika menggunakan alat lanset
lengan, tusuk area dengan alat lanset)

24 Pegang strip kimia di bawah tempat pungsi/tusukan jari


dan remas kuat sampai tetesan darah cukup banyak
sehinggga jatuh ke strip dan menutupi kotak indikator. Jika
menggunakan alat lanset lengan, pegang strip di di dekat
tetesan darah setelah sejumlah darah yang tepat (sesuai
denga intruksi pabrik) didapatkan

25 Jika perlu, tekan tombol waktu di mesin segera setelah


darah menutupi kotak indikator atau area pada test strip.
Sebagian besar mesin secara otomatis akan memulai
perhitungan waktu dan tidak memerlukan tindakan untuk
memulai penghitungan waktu setelah darah bersentuhan
dengan strip

26 Berikan tekanan ke tempat pungsi sampai perdarahan


berhenti (atau minta klien untuk melakukannya secara
mandiri) dan buang lanset ke dalam wadah penampung
benda tajam yang memiliki bahaya biologis

27 Saat waktu menunjukkan bahwa beberapa detik telah


dilalui, baca nilai glukosa pada layar bacaan digital

28 Buang bahan dan sarung tangan yang telah kotor ke


dalam wadah yang tepat

Fase Terminasi

29 Membaca hamdalah

30 Catat hasil pada lembar pencatatan glukosa dan berikan


insulin jika diindikasikan

31 Mengevaluasi respon klien

32 Memberi reinforcement positif

33 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

34 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

35 Merapikan alat

36 Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Evaluasi
37 Evaluasi Keperawatan yang sesuai
 Kadar Glukosa klien normal
 Klien terbebas dari cedera akibat dari efek kadar
glukosa yang tidak terkendali

Dokumentasi

38 Catat pada status klien:


 Metode pemeriksaan glukosa
 Kadar glukosa
 Ada atau tidak adanya tanda-tanda hipo atau
hiperglikemia
Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN REFLEKS Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan refleks dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan refleks


2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan refleks
3. Menerapkan pemeriksaan refleks secara benar.

Pengertian

Pemeriksaan secara teliti terhadap pemeriksaan refleks tendon dan superfisial

Tujuan Pemeriksaan refleks


1. Mengetahui hasil pemeriksaan refleks dan kelainan yang ditemukan

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji adanya keluhan yang mengganggu pemeriksaan

2 Kaji kesiapan klien dan perawat

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

4 Mencuci tangan

5 Mempersiapkan alat
 Refleks Hammer

Fase Orientasi

6 Memberi salam dan panggil nama klien

7 Memperkenalkan diri

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

12 Memberikan kesempatan pad aklien/keluarga untuk


bertanya sebelum kegiatan dimulai

Fase Kerja

13 Membaca basmalah

14 Memasang tirai/penutup

15 Mengatur posisi klien

Refleks Bischep

16 Pemeriksa memegang lengan klien yang disemifleksikan

17 Ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada


tendon m.bicep brachii

Hasil : fleksi lengan ke bawah pada sendi siku

Refleks Brachioradialis

18 Ketukan pada perioteum ujung distal os symmetric posisi


lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi

Hasil : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi
m.brachiradialis

Refleks Trisep

19 Ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi


pada sendi siku dan sedikit pronasi
Hasil : ekstensi lengan bawah pada sendi siku

Refleks Quadricep Femoris (Patella, Tendon Lutut) atau KPR (Kneepeesreflex)

20 Tungkai klien difleksikan atau digantungkan

21 Ketukan pada tendon muskulus kuadriseps femoris


(biasanya di bawah patella) dengan hammer

Hasil : plantar fleksi long legs karena kontraksi m.quadricep femoris

Refleks Tendon Achiles (Reflek Trisep Sure atau APR / Achillespeesreflex)

22 Tungkai bawah difleksikan sedikit, lalu ujung kaki kita


pegang sedikit untuk memberikan sikap dorsopleksi ringan

23 Ketukan pada tendon achilles

Hasil : Plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.gastroenemius

Refleks Abdominal

24 Goresan dinding perut daerah epigastrik supra umbilical,


umbilical, intra umbilical dari lateral ke medial

Hasil : kontraksi dinding abdomen

25 Goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke


bawah

Hasil : elevasi testis ipsilateral

Refleks Gluteal

26 Goresan atau tusukan pada daerah gluteal

Hasil : gerakan reflektorik otot gluteal ipsilateral

Fase Terminasi

27 Membaca hamdalah

28 Mengevaluasi respon klien

29 Memberi reinforcement positif

30 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

31 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien


membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

32 Merapikan alat

33 Mencuci tangan

Evaluasi

34 Evaluasi terhadap hasil yang abnormal

35 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

36 Catat tanggal/waktu pemeriksaan refleks, keluhan dan


kelainan yang ditemukan selama pemeriksaan serta
respon klien pada status/catatan perkembangan klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN RUMPLE LEED TEST Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan rumple leed test dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan rumple leed test


2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan rumple leed test
3. Menerapkan pemeriksaan rumple leed test secara benar.
Pengertian

Tindakan membendung vena untuk menentukan kerapuhan kapiler

Tujuan Pemeriksaan rumple leed test


1. Mengetahui perdarahan tingkat kapiler untuk menegakkan diagnosis

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji lama demam yang diderita/dialami klien

2 Kaji apakah sebelumnya klien pernah menderita gangguan


pembekuan darah

3 Kaji apakah klien mempunyai kelainan pada kulit seperti


bercak-bercak yang mirip dengan petekhie

4 Kaji kesiapan klien

5 Kaji kesiapan perawat

6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

7 Mencuci tangan

8 Mempersiapkan alat
 Tensimeter
 Stetoscop
 Jam
 Sarung tangan

Fase Orientasi

9 Memberi salam dan menyapa nama klien

10 Memperkenalkan diri

11 Melakukan kontrak

12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

14 Mendekatkan alat-alat

Fase Kerja

15 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada


klien.

16 Gunakan sarung tangan

17 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik

18 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela/pasang sampiran

19 Buka lengan baju klien (jika menggunakan baju lengan


panjang)

20 Pasang manset tensimeter pada lengan kanan/kiri atas


sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu kentat atau
terlalu longgar)

21 Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra

22
Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis
tidak teraba

23 Pompa terus sampai manometer setinggi 20 – 30 mmHg


lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba

24 Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakialis dan


kempeskan balon udara manset perlahan

25 Perhatikan titik manometer ketika bunyi yang jelas pertama


terdengar

26 Lanjutkan untuk mengempiskan manset secara bertahap,


perhatikan bunyi redup atau redam menghilang dan titik
manometer ketika bunyi menghilang

27 Kempiskan manset dengan cepat dengan memutar sekrup


pada pompa udara berlawanan arah jarum jam

28 Setelah mendapatkan angka sistolik dan diastolik klien,


jumlahkan kemudian dibagi 2

29 Selanjutnya kembangkan lagi manset dengan memompa


balon pemompa sampai angka penghitungan yang didapat
diatas (prosedur nomer 28)

30 Pertahankan jarum manometer pada angka didapat tadi


selama ± 5 menit

31 Perhatikan respon klien terhadap rasa sakit yang tak


tertahankan saat pemeriksaan

32 Kurangi udara pada manset dengan melonggarkan sekrup


pada pompa perlahan sampai angka yang bisa ditoleransi
oleh klien

33 Setelah 5 menit, perhatikan adanya petekhie dipermukaan


kulit (Uji dinyatakan positif apabila pada satu inci persegi (2,8
x 2,8 cm) didapat lebih dari 20 petekhie)

34 Kempiskan manset dengan cepat dengan memutar sekrup


pada pompa udara berlawanan arah jarum jam

35 Lepaskan manset secara perlahan dari lengan klien

Fase Terminasi

36 Membaca hamdalah

37 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman


38 Mengevaluasi respon klien

39 Memberi reinforcement positif

40 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

41 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca


doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.

42 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat

43 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

Evaluasi

44 Catat adanya petekhie

45 Evaluasi respon klien

46 Evaluasi diri perawat

Dokumentasi

47 Catat tanggal/waktu prosedur tindakan

48 Catat hasil tindakan

49 Catat respon klien pada status klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan saraf kranial dengan benar

Tujuan khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan saraf kranial


2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan saraf kranial
3. Menerapkan pemeriksaan saraf kranial secara benar.

Pengertian

Pemeriksaan secara teliti terhadap pemeriksaan saraf kranial

Tujuan Pemeriksaan saraf kranial


1. Mengetahui tanda-tanda kelainan saraf

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji adanya keluhan yang mengganggu pemeriksaan

2 Kaji kesiapan klien dan perawat

3 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


Fase pre interaksi

4 Mencuci tangan

5 Mempersiapkan alat
 Dua sumber aroma yang berbeda (jeruk dan kopi)
 Penlight
 Koran
 Snellen Chart
 Kapas dipilin
 Jarum
 Benda tumpul
 Jam dengan detik
 Garputala
 Tongspatel
 kapas

Fase Orientasi

6 Memberi salam dan panggil nama klien

7 Memperkenalkan diri

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

12 Mempersilahkan klien/keluarga untuk bertanya sebelum dimulai


tindakan

Fase Kerja

13 Membaca basmalah

14 Memasang tirai/penutup

15 Mengatur posisi klien

N I (Nervus Olfaktorius)

16 Memberitahukan kepada klien bahwa daya penciumannya akan


diperiksa

17 Melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada sumbatan


atau kelainan pada rongga hidung

18 Meminta klien untuk menutup mata dan salah satu lubang


hidung
19 Meminta klien untuk mencium bau-bauan tertentu (yang telah
disiapkan) melalui lubang hidung yang terbuka

20 Meminta klien menyebutkan jenis bau yang diciumnya

21 Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk lubang hidung


yang satunya

22 Melaporkan hasil pemeriksaan n. olfaktorius

N II (Nervus Optikus)

23 Memberitahukan kepada klien bahwa akan diperiksa daya


penglihatannya

24 Memastikan bahwa klien tidak mempunyai kelainan pada mata


misalnya, katarak, jaringan parut atau kekeruhan pada kornea,
peradangan pada mata (iritis, uveitis), glaucoma, korpus
alienum

Ketajaman Penglihatan (Acuty of sense) Kasar

25 Meminta klien untuk membaca Koran dengan berbagai ukuran


huruf dengan kedua mata klien

26 Meminta klien untuk membaca Koran dengan berbagai ukuran


huruf dengan salah satu mata tertutup

Ketajaman Penglihatan Visus (Acies visus)

27 Meminta klien untuk membaca huruf pada Snellen Chart


meminta klien untuk menutup salah satu mata

28 Meminta klien untuk membaca huruf pada Snellen Chart


meminta klien menyebutkan huruf yang ditunjuk oleh pemeriksa

Meminta klien untuk menebak petunjuk tangan pemeriksa

29 Pemeriksa berada pada jarak 1-6 meter dari klien

30 Meminta klien untuk menutup mata sebelah kiri untuk


memeriksa mata sebelah kanan

31 Meminta klien untuk menyebutkan jumlah jari pemeriksa yang


diperlihatkan kepadanya

32 Jika klien tidak dapat menyebutkan jumlah jari dengan benar,


maka pemeriksa menggunakan lambaian tangan dan meminta
klien menentukan arah gerakan tangan pemeriksa
Lapangan Pandang (Visual Field)

33 Minta klien duduk atau berdiri dihadapan pemeriksa dengan


jarak kira-kira 1 meter, dengan posisi mata sejajar

34 Saat memeriksa mata kanan klien, minta mata kiri ditutup


dengan tangan atau kertas, dan sebaliknya, sedangkan
pemeriksa menutup mata kanan dan sebaliknya

35 Minta klien memfiksasi (melihat terus) pada mata kiri pemeriksa


dan pemeriksa selalu melihat mata kanan klien

36 Pemeriksa menggerakkan jari tangan di bidang pertengahan


dari arah luar ke dalam

37 Jika klien melihat gerakan jari-jari pemeriksa, minta untuk


memberitahu pemeriksa, lalu dibandingkan dengan pemeriksa
dan lakukan dari semua jurusan

N III, IV, dan VI (Nervus Okulomotorius, Troklearis, dan Abdusens)

N III

38 Menyinari senter ke dalam tiap pupil. Mulai menyinari dari arah


belakang dari sisi klien, sinari satu mata dan perhatikan kontriksi
pupil yang terkena sinar

39 Menyinari senter ke dalam tiap pupil. Mulai menyinari dari arah


belakang dari sisi klien, perhatikan pula kontriksi pupil yang tidak
terkena sinar

N IV

40 Minta klien mengatur posisi dengan kepala tegak lurus

41 Letakkan obyek kurang lebih 60 cm sejajar mid line mata,


gerakkan obyek ke arah kanan

42 Observasi adanya deviasi bola mata, diplopia, nistagmus

N VI

43 Minta klien untuk melihat ke arah kiri dan kanan tanpa


menengok

N V (Nervus Trigeminus)

Pemeriksaan Motorik

44 Meminta klien untuk merapatkan gigi sekuat-kuatnya


45 Pemeriksa mengamati m. maseter dan m. temporalis (normal:
kekuatan kontraksi sisi kanan dan kiri sama)

46 Meminta klien mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada


m. temporal dan m. maseter

47 Meminta klien untuk membuka mulut

48 Pemeriksa mengamati apakah dagu tampak simetris dengan


acuan gigi seri atas dan bawah (apabila ada kelumpuhan, dagu
akan terdorong kea rah lesi)

Pemeriksaan Sensorik

49 Usap pilinan kapas pada kelopak mata atas dan bawah

50 Usap pula dengan pilinan kapas pada maxilla dan mandibula


dengan mata klien tertutup. Dan perhatikan apakah klien
merasakan adanya sentuhan

51 Melakukan pemeriksaan sensasi nyeri dengan jarum pada


daerah dahi, pipi, dan rahang bawah

52 Melakukan pemeriksaan sensasi suhu dengan kapas yang


dibasahi air hangat pada daerah dahi, pipi, dan rahang bawah

Pemeriksaan Refleks Kornea

53 Menyentuh kornea dengan ujung kapas (normal klien akan


menutup mata/berkedip)

54 Menanyakan apakah klien dapat merasakan sentuhan tersebut

Pemeriksaan Refleks Masseter

55 Meminta klien untuk sedikit membuka mulutnya

56 Meletakkan jari telunjuk kiri pemeriksa di garis tengah dagu klien

57 Mengetok jari telunjuk kiri pemeiksa dengan jari tengah tangan


kanan pemeriksa atau dengan palu refleks

58 Mengamati respon yang muncul : kontraksi . masseter dna


mulut akan menutup

N VII (Nervus Facialis)

Pemeriksaan Motorik

59 Meminta klien untuk duduk dengan posisi istirahat (rileks)


60 Pemeriksa mengamati muka klien bagian kiri dan kanan apakah
simetris atau tidak

61 Pemeriksa mengamati lipatan dahi, tinggi alis, lebar celah mata,


lipatan kulit nasolabial, dan sudut mulut

62 Meminta klien menggerakkan mukanya dengan cara sbb:


 Mengerukan dahi, bagian yang lumpuh lipatannya tidak
dalam
 Mengangkat alis
 Menutup mata dengan rapat, lalu pemeriksa mencoba
membuka mata dengan tangan
 Memoncongkan bibir atau nyengir
 Meminta klien menggembungkan pipinya, lalu pemeriksa
menekan pipi kiri dan kanan untuk mengamati apakah
kekuatannya sama. Bila ada kelumpuhan maka angin akan
keluar dari bagian yang lumpuh

Pemeriksaan Viseromotorik (parasimpatis)

63 Memeriksa kondisi kelenjar lakrimalis, basah atau kering

64 Memeriksa kelenjar sublingualis

65 Memeriksa mukosa hidung dan mulut

Pemeriksaan sensorik

66 Meminta klien untuk menuliskan apa yang dirasaknnya pada


secarik kertas

67 Meletakkan gula, asam garam, atau sesuatu yang pahit pada


sebelah kiri dan kanan dari 2/3 bagian depan lidah

68 Meminta klien menjulurkan lidah

69 Melaporkan hasil pemeriksaan n. facialis

N VIII (Nervus Vestibulokokhlearis)

Pemeriksaan Weber

70 Untuk membandingkan daya transport melalui tulang di telinga


kanan dan kiri klien

71 Garputala digetarkan kemudian diletakkan di dahi klien


Pada keadaan normal kiri dan kanan sama keras (klien tidak
dapat menentukan di mana yang lebih keras)

72 Bila terdapat tuli konduksi di sebelah kanan, misal oleh karena


otitis media, pada tes weber terdengar kiri lebih besar. Bila
terdapat tuli konduksi di sebelah kiri, maka pada tes weber
terdengar lebih besar di kanan

Pemeriksaan Rinne

73 Untuk membandingkan pendengaran melalui tulang dan udara


dari klien. Pada telinga sehat, pendengaran melalui udara di
dengar lebih lama daripada melalui tulang

74 Garputala digetarkan dan ditempatkan pada planum mastoid


sampai klien tidak dapat mendengarnya lagi, kemudian
garputala dipindahkan ke depan meatus eksternus. Jika pada
posisi yang kedua ini masih terdengar dikatak tes positif

75 Pada orang normal atau tuli persepsi, tes Rinne ini positif. Pada
tuli konduksi tes Rinne negatif

Pemeriksaan Schwabach

76 Untuk membandingkan hantaran tulang klien dengan hantaran


tulang pemeriksa (dengan anggapan pendengaran pemeriksa
adalah baik)

77 Garputala yang telah digetarkan ditempatkan di prosesus


mastoideus klien. Bila klien sudah tidak mendengar lagi suara
garputala tersebut, maka segera garputala dipindahkan ke
prosesus mastoideus pemeriksa

78 Bila hantaran tulang klien baik, maka pemeriksa tidak akan


mendengar suara mendenging lagi. Keadaan ini dinamakan
Schwabach normal

79 Bila hantaran tulang si klien kurang baik, maka pemeriksa masih


mendengar suara getaran garputala tersebut. Keadaan ini
dinamakan Schwabach memendek

Tes Romberg

80 Klien berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki lainnya

81 Minta tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki lainnya
(tandem)

82 Lengan dilipat pada dada, dan mata terpejam dan nilai


kemampuan klien berdiri selama 30 detik atau lebih
Stepping Test

83 Minta klien berjalan di tempat dengan mata tertutup dengan


kecepatan biasa sebanyak 50 langkah sambil beritahu klien
untuk tetap di tempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama
tes

Salah Tunjuk (Past Pointing)

84 Klien disuruh merentangkan lengannya dan telunjuknya


menyentuh telunjuk pemeriksa

85 Minta klien menutup mata dan mengangkat tangan tinggi-tinggi


(sampai vertikal), lalu kembali ke posisi semula

Tes untuk menilai vertigo


Manuver Nylen-Barany (maneuver Hallpike)

86 Klien di minta berbaring di meja periksa dengan posisi kepala


300 di bawah horizon dan mata klien tetap terbuka agar
pemeriksa dapat melihat adanya nistagmus

87 Kepala ditolehkan ke kiri luruskan, lalu ditolehkan ke kanan,


perhatikan kapan nistagmus dan tanyakan pada klien apa ada
vertigo

N IX dan X (Nervus Glassopharyngeus)

Pemeriksaan Fungsi Motorik

88 Minta klien mengucapkan “aaaaaa”, bila tidak keluar suara =


kelumpuhan cabang saraf X yaitu nervus laringeus rekurens,
perhatikan apakah posisi ovula tepat di tengah atau tertarik ke
satu sisi

89 Minta klien mengucapkan “ari lari di lorong-lorong lurus” =


artikulasi yang baik (melibatkan N V, VII, IX, X, dan XII)

Refleks Menelan

90 Tekan posterior dinding pharynx dengan tongspatel, akan


terlihat klien seperti menelan

Refleks Wahing

91 Rangsang dengan menggunakan kapas pada hidung

N XI (Nervus Accessorius)
Pemeriksaan Otot Sternokleidomastoideus

92 Minta klien menoleh ke samping melaan tahanan. Apakah


sternokleidomastodeus dapat terlihat ? Apakah atropi ?
Kemudian palpasi kekuatannya

Pemeriksaan Otot Trapezius

93 Letakkan tangan pemeriksa pada bahu penderita. Bandingkan


kekuatan otot kiri dan kanan

94 Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha


menahan

95 Minta klien mengekstensikan kepalanya

N XII (Nervus Hypoglossus)

96 Minta klien menjulurkan lidahnya, inspeksi posisi lidah (normal,


asimetris/deviasi)

97 Minta klien mengeluarkan lidah dan memasukkan dengan cepat


dan minta untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan

Atau

98 Minta klien untuk mendorong pipi dalam (bucal) pada sisi kiri
dan kanan secara bergantian

99 Pastikan kekuatan lidah dengan menggunakan jari pemeriksa


sebagai penahan, lalu bandingkan kekuatan lidah

Fase Terminasi

100 Membaca hamdalah

101 Mengevaluasi respon klien

102 Memberi reinforcement positif

103 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

104 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca


doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak
meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap
salam pada pasien.

105 Merapikan alat

106 Mencuci tangan

Evaluasi

107 Evaluasi adanya kelainan saraf

108 Evaluasi respon klien

Dokumentasi

109 Catat tanggal/waktu pemeriksaan saraf kranial, keluhan dan


kelainan yang diketemukan selama pemeriksaan serta respon
klien pada status/catatan perkembangan klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
....................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 00

Tgl Berlaku: RANGE OF MOTION Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan range of motion (ROM) dengan benar

Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan range of motion (ROM)
2. Menjelaskan tahapan prosedur range of motion (ROM)
3. Menerapkan range of motion (ROM) secara benar.

Pengertian
Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas
karena penyakit, disabilitas, atau trauma, di mana klien menggerakkan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif

Tujuan Range of motion (ROM)


1. Untuk mempertahankan mobilisasi sendi dan kekuatan pada otot
2. Mencegah terjadinya kontraktur

Nama Mahasiswa :

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

PENGKAJIAN

1 Kaji kemampuan mobilisasi klien

2 Kaji adanya pembatasan aktivitas

3 Kaji adanya nyeri pada daerah persendian

DIAGNOSA KEPERAWATAN

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:


 Resiko kontraktur

FASE PRE INTERAKSI

5 Mencuci tangan
FASE ORIENTASI

6 Memberi salam dan menyapa nama klien

7 Memperkenalkan diri

8 Melakukan kontrak

9 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan

10 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan

11 Mendekatkan alat-alat

FASE KERJA

12 Menjaga privasi klien

13 Membaca “basmalah”

14 Mengatur ketinggian tempat tidur

15 Membantu klien dalam posisi tidur terlentang

Melatih pergerakan otot dan persendian dimulai dari kepala


dan leher
16
a. Fleksi dan ekstensi
 Letakkan salah satu telapak di bawah kepala klien dan
telapak tangan lainnya di bawah dagu
 Tekuk kepala ke depan hingga dagu menempel di dada,
kemudian kembali ke posisi tegak
b. Fleksi lateral
 Letakkan kedua tangan pada pipi kanan dan kiri klien
 Tekuk kepala ke arah samping (ke arah bahu) kanan dan
kiri bergantian

17 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah bahu


a. Rotasi lateral
 Letakkan kedua telapak tangan pada pipi kanan dan kiri
klien
 Palingkan muka ke arah samping kanan dan kiri
bergantian
b. Fleksi ekstensi
 Pegang tangan klien di bawah siku dengan satu tangan,
sementara tangan lain memegang pergelangan tangan
 Angkat tangan ke atas hingga mencapai bagian kepala
tempat tidur, kembalikan ke posisi semula
c. Abduksi
 Angkat tangan klien ke samping hingga mencapai kepala
bagian tempat tidur
d. Adduksi anterior dan posterior
 Gerakkan tangan klien melewati tubuh hingga mencapai
tangan klien yang lain, kembalikan ke posisi semula
e. Rotasi internal dan eksternal bahu
 Gerakkan tangan ke samping setinggi bahu hingga
membentuk sudut 900 dengan tubuh. Tekuk sendi siku
sehingga jari-jari menghadap ke atas
 Gerakkan tangan ke arah bawah sehingga telapak tangan
menyentuh tempat tidur. Naikkan tangan hingga
punggung telapak tangan menyentuh tempat tidur

18 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah siku


a. Fleksi eksternal
 Tekuk siku hingga jari-jari menyentuh dagu dan kemudian
luruskan
b. Supinasi-pronasi
 Putar lengan bawah ke arah luar sehingga telapak tangan
menghadap ke atas
 Putar lengan bawah ke arah sebaliknya sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah

19 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah


pergelangan tangan
Untuk memberikan latihan pada pergelangan tangan, tekuk
tangan klien pada siku. Pegang pergelangan tangan klien
dengan satu tangan dan tangan lainnya digunakan untuk
memberikan latihan
a. Fleksi-ekstensi
 Tekuk telapak tangan ke arah bagian dalam lengan
bawah dan kemudian luruskan telapak tangan sehingga
sebidang dengan lengan bawah
b. Abduksi/fleksi radial/deviasi radial
 Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah ibu jari
dan luruskan kembali
c. Adduksi/fleksi/deviasi ulnar
 Bengkokkan telapak tangan ke samping ke arah
kelingking dan luruskan kembali
d. Sirkumduksi
 Putar telapak tangan dengan pergelangan tangan
sebagai poros

20 Melatih pergerakan otot dan persendian pada daerah jari-jari


tangan dan ibu jari
Cara memegang tangan klien sama dengan pada saat
menggerakkan pergelangan tangan
a. Fleksi-ekstensi
 Kepalkan jari-jari tangan klien dna kemudian luruskan
kembali
b. Hiperekstensi
 Bengkokkan jari-jari ke belakang sejauh mungkin
c. Abduksi-adduksi
 Kembangkan jari-jari tangan dan kemudian rapatkan
kembali
d. Oposisi
 Sentuhkan ujung ibu jari dengan jari-jari lainnya secara
bergantian
e. Sirkumduksi
 Putar ibu jari klien dengan sumbu sendi metakarpal
f. Abduksi-adduksi
 Rentangkan ibu jari ke samping. Dekatkan kembali
dengan jari lain

Melatih pergerakan otot dan persendian pada panggul


1 Latihan pasif panggul dan lutut dapat dilakukan bersamaan.
Untuk memberikan latihan pada panggul dan lutut, letakkan
satu tangan di bawah lutut klien dna tangan lainnya di bawah
tumit
a. Fleksi-ekstensi
 Angkat kaki dan tekuk lutut
 Gerakkan lutut ke arah dada sejauh mungkin
 Turunkan kaki, luruskan, dan kembalikan ke posisi
semula
b. Abduksi-adduksi
 Gerakkan kaki ke samping menjauhi sumbu tubuh dan ke
arah sebaliknya hingga menyilang kaki lainnya di depan
c. Rotasi internal
 Putar kaki ke arah dalam
d. Rotasi eksternal
 Putar kaki ke arah samping tubuh

22 Melatih pergerakan otot dan persendian pada lutut


a. Fleksi-ekstensi
 Dilakukan bersamaan dengan fleksi-ekstensi panggul

23 Melatih pergerakan otot dan persendian pada pergelangan


kaki
Tempatkan satu tangan di bawah tumit dan tangan lainnya di
bagian atas telapak kaki
a. Dorso fleksi
 Dorong telapak kaki ke arah kaki dan kembalikan ke
posisi semula
b. Plantar fleksi
 Dorong telapak kaki ke arah bawah dan kembalikan ke
posisi semula
c. Eversi
 Putar telapak kaki ke arah luar
d. Inversi
 Putar telapak kaki ke arah dalam
e. Sirkumduksi
 Putar telapak kaki dengan poros pada sendi tumit

24 Melatih pergerakan otot dan persendian pada jari-jari kaki


a. Fleksi-ekstensi
 Letakkan jari-jair tangan perawat di bawah jari-jari klien
 Dorong jari-jari ke arah atas dan kemudian ke arah bawah
b. Abduksi-adduksi
 Lebarkan jari-jari kaki bersama-sama
 Dekatkan jari kaki bersama-sama

FASE TERMINASI
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman

26 Mengumpulkan dan membersihkan alat

27 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan

28 Membaca hamdalah

29 Mengevaluasi respon klien

30 Memberi reinforcement positif

31 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

32 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala


klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.

33 Mencuci tangan

EVALUASI

34 Kenyamanan klien selama latihan

35 Kemampuan rentang pergerakan klien

36 Kekuatan otot klien

37 Temuan-temuan mengenai kondisi persendian

DOKUMENTASI

38 Catat sendi yang dilatih, adanya edema, nyeri yang timbul saat
latihan, adanya batasan ROM, dan toleransi klien terhadap
latihan

Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: TETES MATA Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pemberian obat tetes mata dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian obat tetes mata dengan benar
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian obat tetes mata dengan benar
3. Menerapkan pemberian oabat tetes mata

Pengertian

Pemberian obat tetes mata adalah memberikan obat pada mata melalui kanal eksternal dalam
bentuk cair

Tujuan Pemberian Obat Tetes Mata

1. Menghilangkan serumen atau benda asing


2. Untuk memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pad kanal mata eksternal).

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji kondisi struktur mata luar
2 Lihat apakah klien menggunakan lensa kontak/tidak
3 Tinjau kembali program obat dari dokter dan Check
kembali obat mata dengan daftar obat dengan
menggunakan prinsip 5 benar
4 Kaji kesiapan klien
5 Kaji kesiapan perawat
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
 Resiko infeksi dengan faktor resiko kerusakan
jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
 Handuk
 Bola kapas atau tissu
 Botol obat dengan tetes mata steril
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Handscoon
 Kasa
 Kartu / format nama obat
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien.
15 Gunakan sarung tangan (Handscoon)
16 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

17 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.


18 Minta klien untuk berbaring terlentang atau duduk di kursi
dengan kepala sedikit hiperekstensi
19 Jika ada krusta (keropeng) atau drainase disepanjang
batas kelopak mata atau kantus dalam, buang perlahan.
Basahi kerak yang kering dan sulit dipindahkan
menggunakan kain atau bola kapas lembab pada mata
selama beberapa menit. Selalu mengusap dari kantus
dalam ke kantus luar
20 Dengan tangan yang tidak dominan, pegang bola kapas
atau tisu pembersih pada tulang pipi klien tepat dibawah
kelopak mata bawah. Tekan ke bawah dengan lembut,
dengan ibu jari atau jari telunjuk pada lingkaran tulang
mata
21 Minta klien melihat ke langit langit
22 Dengan tangan dominan pada dahi klien, pegang alat
tetes mata berisi obat kira-kira 1 sampai 2 cm di atas
kantong konjungtiva
23 Teteskan sejumlah tetesan yang diresepkan kedalam
kantong konjungtiva
24 Jika klien mengedip atau menutup mata atau jika tetes
mata jatuh dibatas kelopak mata luar, ulangi prosedur
25 Saat memberikan obat yg dapat menimbulkan efek
sistemik, lindungi jari anda dengan tisu bersih dan beri
tekanan lembut pada duktus nasolakrimalis klien selama
30 – 60 detik
26 Setelah memasukkan obat, minta klien menutup matanya
dengan lembut
27 Tutup mata klien dengan kasa jika perlu
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
30 Mengevaluasi respon klien
31 Memberi reinforcement positif
32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
34 Mengumpulkan dan membersihkan alat
35 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
36 Pantau adanya nyeri
37 Evaluasi respon klien
38 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
39 Catat tanggal/waktu pengambilan, nama obat, konsentrasi
obat, jumlah tetesan obat, mata (kanan/kiri) yang
menerima obat serta respon pasien pada status/catatan
perkembangan klien

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................
Pembimbing/Penguji

(……………………………….)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id

Kode : Revisi :
00
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tgl Berlaku: TETES TELINGA Halaman :

26 Desember 2017

Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan pemberian obat tetes telinga dengan benar

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan tujuan pemberian obat tetes telinga
2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian obat tetes telinga
3. Menerapkan pemberian obat tetes telinga secara benar

Pengertian

Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes pada telinga

Tujuan Tetes Telinga

1. Mengurangi nyeri pada otitis media


2. Melunakkan serumen

Nama Mahasiswa:

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.


Pengkajian
1 Kaji apakah ada sumbatan di telinga bagian tengah
2 Kaji kesiapan klien
3 Kaji kesiapan perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:



Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
 Plester/hipafik
 Spekulum telinga
 Pinset anatomi
 Bengkok/nierbecken
 Pengalas/perlak
 Penetes
 Obat
 Tissue dan kasa
 Handscoon
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien.
14 Gunakan sarung tangan (Handscoon)
15 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

16 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.


17 Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang
akan diobati berada di atas
18 Jika serumen atau drainase menyumbat bagian paling luar
saluran telinga, seka dengan lembut menggunakan lidi
kapas. Jangan mendorong serumen ke dalam untuk
menghambat atau menyumbat saluran
19 Luruskan saluran telinga dengan menarik daun telinga ke
bawah dan kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas
keluar (dewasa)
20 Teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegah
terhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan
sesuai dosis
21 Pegang alat tetes 1 cm diatas saluran telinga
22 Minta klien mengambil posisi miring selama 2-3 menit. Beri
pijatan atau tekanan lembut pada tragus telinga dengan
menggunakan jari tangan
23 Kadang-kadang, dokter menginstruksikan penempatan
kapas ke bagian terluar saluran telinga. Jangan menekan
kapas kebagian terdalam saluran
24 Lepaskan kapas dalam 15 menit
25 Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci
tangan
26 Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah
tetesan diabsorpsi
27 Evaluasi kondisi telinga luar diantara pemasukan obat
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
29 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
30 Mengevaluasi respon klien
31 Memberi reinforcement positif
32 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
33 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan


segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
34 Mengumpulkan dan membersihkan alat
35 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
36 Evaluasi respon klien
37 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
38 Catat tanggal/waktu prosedur tindakan
39 Catat obat, konsentrasinya, jumlah tetesan serta telinga
mana yang akan dimasukkan obat
40 Catat respon pasien
41 Catat kondisi saluran telinga pada catatan keperawatan

Keterangan :

Tidak = 0 Ya = 1

Jumlah nilai yang didapat


Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai

Evaluasi Diri/Penguji

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
............................................

Pembimbing/Penguji

(……………………………….)

Anda mungkin juga menyukai