Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN

Di susun Oleh
Kelompok 1:

Nama Nim

ADELA ROSNADIA 17111024110002

AFIRA KHOFIFAH 17111024110005

BESSE NUR AISIAH 17111024110023

CINDI NENI AMALIA 17111024110025

FAJAR SATRIA GUMELAR 17111024110041

M RAMADHANA SYAHID 17111024110071

NUR HAMIDAH 17111024110083

RANI ANDHINI PUTRI 17111024110485

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan

yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan kekuatan,

taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan Salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad Saw,

Keluarga, Sahabat dan orang-orang yang selalu istiqamah didalam agama

Islam.

Rasa syukur penulis yang sedalam-dalamnya kepada Allah Swt  yang

telah memberikankarunia kepada penulis sehingga tersusunlah makalah ini

dengan judul “Kebijakan Kesehatan”

Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, tanggapan dan teguran dari dosen Mata

Kuliah Keperawatan Komunitas khususnya dan para pembaca umumnya

sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan

datang. Atas teguran dan kritiknya yang bersifat konstruktif terlebih dahulu

kami ucapkan terima kasih.

Samarinda, 29 Oktober 2019

  Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1. Latar belakang....................................................................................1
2. Rumusan masalah..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
1. Pengertian Kebijakan kesehatan.........................................................3
2. Perumusan masalah kebijakan............................................................4
3. Merencanakan kebijakan kesehatan...................................................5
4. Dasar-dasar membuat kebijakan kesehatan........................................7
5. Kebijakan kesehatan Indonesia...........................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................9
A. Kesimpulan.......................................................................9

Daftar pustaka...............................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang


Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan
masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan
emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan
data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan
proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di
masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang
akan datang.
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan
untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan
menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat
dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan
proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).
Contoh kebijakan adalah:
1.      Undang-Undang,
2.      Peraturan Pemerintah
3.      Keputusan Presiden
4.      Keputusan Mentri
5.      Peraturan Daerah
6.      Keputusan Bupati
7.      Keputusan Direktur
Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi
pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat

1
makro, meso, dan mikro. Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual
dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, menerapkan, secara kritis
menilai, dan mengkomunikasikan substansi kebijakan.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan apa saja
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1.      Bagaimana perumusan masalah kebijakan ?
2.      Bagaimana merencanakan kebijakan kesehatan ?
3.      Apa yang menjadi dasar-dasar dalam membuat kebijakan kesehatan ?
4.      Bagaimana kebijakan kesehatan di Indonesia ?

   

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGETIAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Analisis Kebijakan Kesehatan, terdiri dari 3 kata yang mengandung arti


atau dimensi yang luas, yaitu analisa atau analisis, kebijakan, dan kesehatan.
Analisa atau analisis, adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(seperti karangan, perbuatan, kejadian atau peristiwa) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya, sebab musabab atau duduk perkaranya.
Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternative yang siap dipilih
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Kebijakan merupakan suatu hasil analisis
yang mendalam terhadap berbagai alternative yang bermuara kepada
keputusan tentang alternative terbaik.
Kebijakan  adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak
(tentag organisasi, atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai
sasaran tertentu.
Kebijakan berbeda makna dengan Kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kebijaksanaan adalah kepandaian seseorang menggunakan
akal budinya (berdasar pengalaman dan pangetahuannya); atau kecakapan
bertindak apabila menghadapi kesulitan.
Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan, kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara soial dan ekonomi (RI, 1992).
Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh
WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup
fisik, mental, kesejahteraan dan bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau
kecacatan.Menurut UU No. 36, tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

3
Jadi, analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode
penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang
relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik
dalam  rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan.
Analisis kebijakan kesehatan awalnya adalah hasil pengembangan dari
analisis kebijakan publik. Akibat dari semakin majunya ilmu pengetahuan dan
kebutuhan akan analisis kebijakan dalam bidang kesehatan itulah akhirnya
bidang kajian analisis kebijakan kesehatan muncul. Sebagai suatu bidang
kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki peran dan fun

2. PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN

Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum


terpenuhi, tetapi dapat diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik.
Tingkat kepelikan masalah tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang
dipandang paling panting.
Staf puskesmas yang kuat orientasi materialnya (gaji tidak memenuhi
kebutuhan), cenderung memandang aspek imbalan dari puskesmas sebagai
masalah mandasar dari pada orang yang punya komitmen pada kualitas
pelayanan kesehatan.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan, adalah:
1.      Interdepensi (saling tergantung)
yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali
mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan).
Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem masalah
ini membutuhkan pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang
lain tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.
2.    Subjektif,
yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah
diindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh:
Populasi udara secara objektif dapat diukur (data). Data ini
menimbulkan penafsiran yang beragam (l. gangguan kesehatan,

4
lingkungan, iklim, dan lain-lain). Muncul situasi problematis,
bukan problem itu sendiri.

3.    Artifisial,

yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis,


sehingga dapat menimbulkan masalah kebijakan.

4.   Dinamis

yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana


perubahan yang terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat
memunculkan masalah baru, yang membutuhkan pemecahan
masalah lanjutan.

5.   Tidak terduga

yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan


sistem masalah kebijakan.

3. MERENCANAKAN KEBIJAKAN KESEHATAN

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus


diperhatikan. Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.      Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara
keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan
salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan
administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan
pekerjaan administrasi yang baik.
2.    Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-
menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya
sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang
berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi
5
lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan,
yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan.
Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak
mengenal titik akhir.
3.    Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa
depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat
dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada
saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
4.    Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian
masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan
ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus
tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.
5.   Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya
dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian
secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih
spesifik. 
6.    Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola,
dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta
telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak
logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya
bukanlah perencanaan yang baik.

6
4. DASAR - DASAR MEMBUAT KEBIJAKAN KESEHATAN

Dasar kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan

Memahami dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya


merupakan upaya mewujudkan nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai
landasan untuk berpikir dan bertindak dalam pembangunan kesehatan. Nilai
tersebut merupakan landasan dalam menghayati isu strategis, melaksanakan
visi, dan misi sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan
secara nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Kesehatan menuju Indonesia Sehat, yang meliputi: perikemanusiaan, adil dan
merata, pemberdayaan dan kemandirian, pengutamaan dan manfaat.
1.    Isu Strategis Pembangunan Kesehatan
Banyak masalah kesehatan dapat dideteksi dan diatasi secara dini di
tingkat paling bawah. Jumlah dan mutu tenaga kesehatan belum
memenuhi kebutuhan. Pemanfaatan pembiayaan kesehatan belum
terfokus dan sinkron. Hasil sarana kesehatan bisa dijadikan pendapatan
daerah. Masyarakat miskin belum sepenuhnya terjangkau dalam
pelayanan kesehatan. Beban ganda penyakit dapat menimbulkan masalah
lainnya secara fisik, mental dan sosial.
2.    Visi Strategis Pembangunan Kesehatan
Dengan memperhatikan isu strategis pembangunan kesehatan
tersebut dan juga dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah,
serta berbagai kecenderungan pembangunan kesehatan ke depan maka
ditetapkan visi pembangunan kesehatan oleh Departemen Kesehatan
yaitu Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat.
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di
mana masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk
mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang
dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang
disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat
bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk
hidup sehat.

7
3.    Misi Strategis Pembangunan Kesehatan
Visi pembangunan kesehatan tersebut kemudian diejawantahkan
melalui misi pembangunan kesehatan, yakni Membuat Rakyat Sehat.
Misi kesehatan ini kemudian dijalankan dengan mengembangkan nilai-
nilai dasar dalam pelayanan kesehatan yaitu berpihak pada rakyat,
bertindak cepat dan tepat, kerjasama tim, integritas yang tinggi,
transparansi dan akuntabilitas.

5. KEBIJAKAN KESEHATAN DI INDONESIA

Isu strategis

 Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum


optimal
 Sistem perencanaan dan penganggaran departemen kesehatan belum
optimal
 Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan masih kurang
memadai
 Dukungan departemen kesehatan untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan masih terbatas.

Strategi kesehatan di Indonesia

 Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan


 Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
 Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
 Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
 Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan.

8
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam


perencanaan kesehatan khususnya pada tahap perencanaan kebijakan
kesehatan perlu dilakukan perumusan masalah kebijakan itu sendiri,
kemudian merencanakan kebijakan kesehatan dan menganalisis dasar-
dasar dalam membuat kebijakan kesehatan demi terwujudnya perencanaan
kesehatan masyarakat Indonesia yang maksimal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa,


MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta 

Http://ekayuniar.blogspot.com/2011/06/1-pengantar-tentang-kebijakan-
kesehatan.html

Http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/kebijakan-kesehatan-di-era-
otonomi.html

Http://sofyan-fkm-ump.blogspot.com/2012/02/kebijakan-kesehatan.html

Http://vendiaria.blogspot.com/p/dasar-dasar-membuat-kebijakan-kesehatan.html

10

Anda mungkin juga menyukai