Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERAN INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Semester Genap

Guru Mapel :Mira Rahmida Halim,S.Kom, MM

oleh :

Nama: Abdullah

Kelas :XI DPIB 1


Apa saja peran Indonesia dalam perdamaian dunia? Salah satu tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana
tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Untuk ikut menciptakan perdamaian dunia, Indonesia memiliki peran aktif dalam menjaga perdamaian
dunia. Hal ini dilakukan melalui cara menjalin hubungan internasional dan berpartisipasi dalam
organisasi internasional.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan tentang peran negara Indonesia dalam mewujudkan
perdamaian dunia beserta contohnya berikut ini.

Menghimpun dari situs resmi Kemlu dan dari Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia oleh Kemdikbud,
ada banyak peran serta negara Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui hubungan
internasional dan organisasi internasional.

Berikut ini peran-peran Indonesia dalam perdamaian dunia:

1. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Misi
Pemeliharaan Perdamaian PBB atau MPP PBB. Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut
merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam
menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan
tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu dan organisasi yang terlibat secara
langsung dalam penggelaran operasi internasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui MPP PBB dimulai pada tahun 1957. Saat itu Indonesia
mengirimkan 559 personel infanteri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai.
Pengiriman tersebut diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infanteri (1960) dan 3.457 personal
infantri (1962), sebagai bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.

1. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam Misi
Pemeliharaan Perdamaian PBB atau MPP PBB. Dalam konteks internasional, partisipasi tersebut
merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi dalam
menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sedangkan dalam konteks nasional, keterlibatan
tersebut merupakan sarana peningkatan profesionalisme individu dan organisasi yang terlibat secara
langsung dalam penggelaran operasi internasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui MPP PBB dimulai pada tahun 1957. Saat itu Indonesia
mengirimkan 559 personel infanteri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai.
Pengiriman tersebut diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infanteri (1960) dan 3.457 personal
infantri (1962), sebagai bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.

2. Misi Garuda

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif
melalui Misi Garuda atau Misi Kontingen Garuda. Kontingen Garuda adalah pasukan penjaga
perdamaian yang anggotanya diambil dari militer Indonesia yang bertugas di bawah naungan PBB.

Peran aktif Indonesia dalam mengirimkan Kontingen Garuda untuk misi perdamaian pada masa perang
dunia. Negara-negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah Negara-negara
di Timur Tengah seperti Mesir, Libanon, Palestina, Irak. Negara Asean seperti Filipina, Kamboja, dan
Vietnam. Juga Negara Eropa Timur seperti Georgia dan Bosnia.

3. Konferensi Asia Afrika (KAA)

Selanjutnya, peran Indonesia dalam perdamaian dunia diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi
aktif melalui Konferensi Asia Afrika (KAA). Upaya pertama yang dilakukan Indonesia oleh Perdana
Menteri dimulai pada tanggal 25 Agustus 1953, dengan menyampaikan program pemerintah di hadapan
Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.

Selain itu, disampaikan juga bahwa perlunya keaktifan pemerintah dalam meredakan ketegangan dunia
yang memerlukan kerjasama dengan negara-negara yang keadaan dan kedudukannya sama dengan
Indonesia, yakni negara-negara Asia-Afrika yang bersama berupaya untuk membebaskan negara-negara
Asia-Afrika dari pengaruh perang dingin kala itu.

4. Gerakan Non Blok (GNB)


Peran Indonesia dalam perdamaian dunia juga diwujudkan melalui partisipasi dan kontribusi aktif dalam
Gerakan Non-Blok (GNB). Suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang
menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.

Dalam GNB, Indonesia memiliki peran penting sebab negara ini memiliki prinsip politik luar negeri yang
bebas aktif, tidak mendukung pakta militer atau aliansi militer manapun. Prinsip tersebut dianggap
sesuai dengan tujuan didirikannya GNB.

Pada tahun 1992, peran penting lain dari Indonesia bagi KTT GNB adalah sebagai tuan rumah dan
Presiden Soeharto sebagai ketua GNB. Pada saat itu, Indonesia memprakarsai kerjasama teknis di
beberapa bidang seperti pertanian dan kependudukan serta mencetuskan upaya untuk menghidupkan
kembali dialog Utara Selatan.

5. Deklarasi Djuanda

Termasuk dalam peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui Deklarasi Djuanda. Hal ini
sebagai bentuk perjuangan di kancah internasional agar Indonesia memiliki kedaulatan atas seluruh
wilayah perairan dan pulau-pulaunya.

Deklarasi ini digagas oleh Perdana Menteri Indonesia, Djuanda Kartawidjaja pada 13 Desember 1957. Isi
Deklarasi Djuanda bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak
tersendiri. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan.

6. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN), suatu perserikatan atau organisasi antar bangsa yang wilayahnya berada di
kawasan Asia Tenggara.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara termasuk pemrakarsa berdirinya ASEAN. Hal ini melalui
perwakilan Indonesia yakni Menteri Luar Negeri yang menandatangani Deklarasi Bangkok. Selain itu,
tentunya Indonesia juga memiliki peran tersendiri sebagai anggota ASEAN.
Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini terlihat saat Indonesia
membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja dan Vietnam. Indonesia ditunjuk oleh ASEAN
sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut.

Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL) berkonflik.
Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian damai yang kala itu dipertemukan di Indonesia.

7. Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Tak kalah penting, peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah turut berpartisipasi dalam
Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pembentukan OKI dilatarbelakangi oleh pembakaran Masjid Al-Aqsa
oleh Israel pada 21 Agustus 1969.

Peran Indonesia dalam OKI antara lain ikut upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina
dengan Moro National Liberation Front (MNLF), Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dengan
ibukota di Yerusalem dukungan tersebut dibuktikan dengan hubungan diplomatik dengan Palestina pada
19 Oktober 1989. Indonesia juga memperjuangkan tentang penyelesaian masalah isu Islamofobia.

8. Jakarta Informal Meeting (JIM)

Jakarta Informal Meeting (JIM) merupakan upaya peran Indonesia dalam perdamaian dunia, terutama di
kawasan Asia Tenggara. Pemrakarsa JIM yaitu Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas. JIM merupakan
upaya untuk menyelesaikan konflik Kamboja. Melalui JIM, masalah Kamboja dapat diselesaikan
berdasarkan Perjanjian Paris pada tanggal 23 Oktober 1991.

Anda mungkin juga menyukai