Agar memiliki prinsip dan pegangan yang kuat, maka pada 2 September 1949,
Wakil Presiden RI kala itu, Mohammad Hatta mengeluarkan pernyataan tentang
politik luar negeri RI, yakni politik luar negeri bebas aktif.
Konsep politik luar negeri bebas dan aktif memiliki pengertian bebas dalam arti
bangsa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang bertentangan
dengan kepribadian bangsa (Pancasila). Sedangkan aktif dalam menjalankan
kebijaksanaan luar negeri tidak bersikap pasif atas kejadian internasional.
Sejalan dengan konsep politik luar negeri bebas aktif dan dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat: " ....ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial...", maka bangsa Indonesia
mengambil peran dalam perdamaian dunia:
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia dilakukan dalam beberapa cara:
Dalam buku Pengetahuan Sosial Sejarah oleh Drs. Tugiyono, disebutkan peran
Indonesia dalam perdamaian dunia:
4. Hubungan Internasional
Dalam buku 'Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SMA/MA Kelas XI oleh Tim Ganesha Operation, disebutkan, peran Indonesia
dalam perdamaian dunia yakni melalui hubungan internasional.
Perdamaian Dunia
pada tahun 1961 yang memilih untuk tidak ikut andil dalam dua kubu
6. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA
Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik
(APEC).
(PBB)
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September
1950 dengan suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi
Oleh karena itu, Indonesia dan PBB memiliki keterikatan sejarah yang
1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak tahun itu pula PBB
Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar