Anda di halaman 1dari 7

BAB 7

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA


A. Peran Indonesia dalam menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan Internasial
1. Makna Hubungan Internasional
Hubungan internasional berarti sebuah hubungan antarbangsa, baik antar
warnga Negara suatu Negara dengan Negara lain, Negara dan individu/badan
hukum, serta Negara dan Negara. Intinya, hubungan internasional itu adalah
kerjasama antar Negara.
2. Pentingnya Hubungan Internasional bagi Indonesia
Kerjasama antar Negara diperlukan antara lain karena 2 faktor :
 Faktor internal : kekhawatiran terancam kelangsungan hidup sebuah
Negara
 Faktor eksternal : suatu Negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
dan kerjasama dengan Negara lain. Bantuan Negara lain tersebut untuk
pemecahan berbagai masalah yg dihadapi suatu Negara.
Dengan terjalinnya hubungan internasional, tujuan dan cita – cita luhur suatu
Negara lebih mudah dilakukan, terlebih bagi Negara sperti Indonesia yang
bertujuan ikut serta dalam perdamaian dunia

NOTES:
Kekuasaan dan keamanan Negara sangat berpengaruh pada hubungan internasional yang
dibangun. Kekuasaan Negara berasal dari 3 sumber, yaitu sumber daya alam (SDA, geografi
dan penduduk), sosio-psikologis (citra, sikap, harapan penduduk, dan kualitas kepemimpinan),
serta kapasitas industry dan kesiapsiagaan militer.

Keamanan dikaitkan dengan ancaman dari bidang militer, ekonomi, politik, dan
ekologi(pembakaran hutan dan asap akibat kebakaran hutan). Perang tidak menjadi satu
satunya ancaman. Namun ada ancaman yang lebih besar seperti ancaman kelaparan,
kemiskinan, penyakit menular, dan bencana alam.
3. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional
a. Politik Luar Negeri Bebas dan aktif
Indonesia memiliki prinsip politik luar negeri bebas dan aktif. Bebas
dapat diartikan Indonesia bebas bergaul dengan Negara manapun tanpa
mengikatkan diri pada satu blok. Sedangkan aktif dapat diartikan
Indonesia aktif bekerja sama dengan Negara lain dalam membentuk
perdamaian dunia. Prinsip ini dicetuskan oleh M. Hatta, pada 2
September 1948.
b. Pola hubungan internasional Indonesia
Pola hubungan internasional yang dilakukan Indonesia adalah kerja sama
bilateral (dua Negara), kerja sama regional (dua atau lebih Negara di
suatu kawasan).
 Kerja sama BILATERAL
 Kerja sama RI-Vietnam
 Kerja sama RI-India (Comprehensive Economic
Cooperation Agreement)
 Kerja sama RI-Jepang (Strategic Partnership for Peaceful
and Prosperous Future)
 Kerja sama RI-Argentina (kunjungan ahli pertanian dan
pertenakan sapi Argentina ke Kupang)
 Kerja sama RI-Afrika Selatan (ditandatangani MoU on
Mutual Cooperation on Policy Research and Development)
 Kerja sama RI-Amerika Serikat (Comprehensive
Pertnership Agreement)
 Kerja sama REGIONAL
 Kerja sama RI-East Asia Summit (EAS), berisi
pemberantasan illegal, unreported and unregulated (IUU)
Fishing atau penangkapan ikan secara illegal
 Southwest Pacific Dialogue (SwPD), forum yang digagas
oleh Indonesia sebagai upaya menjembatani sekaligus
mempererat hubungan antara Negara-negara anggota
ASEAN dengan negara di kawasan pasifik barat daya. SwPD
beranggotakan 6 negara (Australia, Filipina,Indonesia,
Papua Nugini, Selandia Baru, dan Timor leste.
 Kerja sama MULTILATERAL
 Konferensi Asia-Afrika (kerjasama dengan Negara yang
memiliki persamaan nasib, yaitu sebagai bekas Negara
jajahan.) diselenggarakan di Bandung, Indonesia pada
tanggal 18-24 April 1955. KTT Asia-Afrika ini
menghasilakan 3 dokumen penting, yaitu Pesan Bandung
2015, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan
Afrika, dan Deklarasi Mengenai Palestina.
 Peacebuilding Commission (PBC), PBC dibentuk pada
tahun 2005 melalui Resolusi Majelis Umum PBB.
4. Sarana Hubungan Internasional
Menurut J.Frankel, ada bermacam-macam sarana yang digunakan setiap Negara
untuk melakukan hubungan internasional:
 Diplomasi (digunakan untuk memperjuangkan kepentingan setiap Negara)
 Negosiasi (suatu usaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh dua
Negara tanpa melibatkan pihak ketiga)
 Lobi (kegiatan politik yang dimaksudkan untuk memengaruhi Negara
tertentu)
 Propaganda (suatu usaha sistematis yang dilakukan untuk memengaruhi
pikiran, emosi, dan tindakan suatu kelompok untuk kepentingan
masyarakat para umumnya)
 Ekonomi (sarana ekonomi dapat dipakai saat masa damai, misalnya,
perdagangan dan bantuan internasional ketika terjadi bencana)
 Kekuatan Militer
B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi
Internasional
a) Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB)
 Pembentukan PBB
 United Nation (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
merupakan sebuah organisasi internasional beranggotakan
hampir seluruh Negara di dunia.
 Tanggal 7 Oktober 1944, diadakan konferensi di Dumbarton, jaks,
Washington, Amerika Serikat. Konferensi itu dihadiri oleh 4
negara besar, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Tiongkok.
Hal penting yang dibahas adalah pembentukan PBB.
 25 Mei – 26 Juni 1945, diselenggarakan konferensi San Fransisco
yang dihadiri oleh 50 negara. Peserta konferensi menyepakati
Piagam Atlantik menjadi Piagam PBB. Piagam ini ditandatangani
pada 24 Oktober 1945
 Indonesia dan Peran PBB
Indonesia secara resmi menjadi anggota PBB pada tahun 1950 sebagai
anggota ke-60 PBB. Indonesia sempat keluar dari PBB tahun 1965 dan
kembali menjadi anggota PBB tahun 1966. Peran PBB :
 PBB berperan dalan pembentukkan KTN tahun 1947 yang
mengawasi perjanjian renvillie
 PBB membentuk UNCI (United Nations Commisions on Indonesia)
pada tahun 1949 dalam menyelesaikan sengketa antara Indonesia
dan Belanja serta membawa Indonesia dan Belanda ke meja
perundingan Roem Royen
 PBB membentuk UNTEA (United Nations Temporary Executive
Authority) sebagai administrator sementara irian barat pada
tahun 1962. Sebelum menyerahkan irian barat kepada
pemerintah RI pada tahun 1963
b) Peran Indonesia di ASEAN
 Pembentukan ASEAN
 ASEAN merupakan organisasi kerja sama di kawasan Asia
Tenggara yang didirikan melalui deklarasi ASEAN tanggal 8
Agustus 1967 di angkok Thailand.
 Negara – Negara pendiri :
 Indonesia (ADAM MALIK)
 Malaysia (TUN ABDUL RAZAK)
 Thailand (THANAT KHOMAN)
 Filipina (NARSISCO RAMOS)
 Singapura (S. RAJARATMAN)
 Negara-negara anggota:
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei
Darusallam, Laos, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Timor leste.
 Latar belakang terbentuknya ASEAN adalah persanaan nasib
sebagai Negara yang pernah dijajah. Seluruh Negara ASEAN,
kecuali Thailand pernah dijajah.
 Peran Indonesia di ASEAN
 Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tngkat Tinggi (KTT)
ASEAN pertama di Bali pada tahun 1976. Selanjutnya, Indonesia
juga pernah menjadi tuan rumah KTT ASEAN tahun 2003 dan 2011.
 Secretariat ASEAN terletak di Jakarta dan berfungsi sejak 7 Juni
1976
 Indonesia memandang penting perdamaian dan stabilitas di
kawasan ASEAN dan sekitarnya, termasuk terkait sengketa batas
wilayah di Laut Tiongkok Selatan (South China Sea).
 Indonesia telah menggagas ASEAN Framework for Regional
Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk
mempertahankan sentralitas ASEN dalan regional architecture
economy di kawasan Asia-Pasifik.
c) Peran Indonesia di Gerakan Non-Blok
 Pembentukan Gerakan Non-Blok
 Gerakan Non Blok (GNB) di selenggarakan di Beograd, Yugoslavia,
tahun 1961. GNB merupakan alternative untuk Negara-negara
yang tidak ingin terlibat dalam perang dingin, umumnya
merupakan Negara-negara berkembang.
 Gerakan Non-Blok diprakasai oleh Presiden Soekarno (Indonesia),
Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslovia), Presiden Gamal Abdul
Nasser (Mesir), Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India),
Sekou Toure (Guinea) dan Perdana Menteri Kwame Nkrumah
(Ghana)
 Awal pembentukan anggota GNB terdiri dari 25 negara, 14 Asia, 9
Afrika, 1 Eropa (Yugoslavia) dan 1 Amerika latin (Kuba). KTT ke-2
di Kairo, Mesir pada 1964, tercatat 47 nega yang menjadu
anggota. Ketiga di Lusaka, Zambia, bertambah menjadi 54 negara
dan ditambah dengan 9 negara pengamat.
 Gerakan Non Blo didirikan dalam situasi lomba senjata dan
pena=garuh 2 blok antara Amerika Serikat (blok barat) dan Uni
Soviet (Blok Timur), Negara” di Asia dan Afrika mencetuskan
organisasi kenegaraan yang bersifat netral.
 Setelah berakhir, GNB tetap ada, yang dibicarakan seperti
perjuangan tata dunia yang lebih adil, HAM dan pelestarian
libgkungan
 Peran Indonesia di Gerakan Non – Blok
 Indonesia berhasil mengedepankan kebijakan politik luar negeri
yang bebas aktif dengan menjadi oerintis dan pemrakarsa GNB.
 Indonesia aktif dalam mempersiapkan penyelenggaraan KTT GNB
yang pertama di Beograd, Yugoslavica tahu 1962
 Presiden Soeharto pernah menjabat sebagai ketua GNB pada
periode 1992 – 1995.
 Indonesia pernah menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan
KTT GNB yang ke 10 tahun 1992.
 Hasil dari KTT GNB ke-10 yang berlangsung dari 1-6 September
1992 di Jakarta adalah peningkatan kerja sama eknomi antara
Negara selatan-selatan dan utara-selatan.
 Membantu Negara Bosnia-Herzegovina agar PBB mencabut
embargo senjata terhadap Negara tersebut.
 Indonesia juga turut membantu menyelesaikan masalah konflik
perbatasan dari kamerun dan Nigeria
C. Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia
1. Definisi Perjanjian Internasional
i. Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH.L.L.M
Perjanjian yang diadakan antar Negara yang bertujuan menciptakan
akibat akibat hukum tertentu.
ii. G. Schwarzenberger
Suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum
internasional.
iii. Oppenheimer-Lauterpacht
Suaru persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban di
antara pihak-pihak yang mengadakannya
iv. Michel Virally
Perjanjian internasional bila melibatkan 2 atau lebih Negara atau subjek
internasional diatur oleh hukum internasional.
2. Istilah-istilah dalam Perjanjian Internasional
 Traktat (perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari 2
negara atau lebih, mencakup bidang politik dan ekonomi.)
 Konvensi (persetujuan formal bersifat multilateral dan tidak berurusna
dengan kebiijaksanaan tingkat tinggi )
 Protocol (persetujuan tidak resmi yang pada umumnya tidak dibuat oleh
kepala Negara)
 Persetujuan ( perjanjian yang lebih bersifat teknis atau administrative)
 Perikatan (perjanjian untuk transaksi yang sifatnya sementara dan tidak
seresmi traktat dan konvensi)
 Proses verbal (catatan – catatan, ringkasan”kesimpulan” konferensi
diplomatic atau catatan” suatu pemufakatan yang tidak diratifikasi)

Anda mungkin juga menyukai