Anda di halaman 1dari 9

BAB III

Menganalisis Unsur Interinsik Cerpen yang Berjudul Harapan Semu

3.1. Tema Cerpen Berjudul Harapan Semu


Tema yang terdapat dalam cerpen yang berjudul harapan semu adalah perjalanan
hidup putri yang diimajinasikan oleh si aku

3.2. Alur Cerpen Berjudul Harapan Semu


Jenis alur yang digunakan dalam cerpen yang berjudul harapan semu adalah alur
campuran. Pada cerpen ini, si penulis menulis berupa alur maju dan alur mundur. Dapat
dilihat diawal perkenal di cerpen. Dia menjelaskan menggunakan alur maju yaitu pada
kata : saat itulah, namun disini. Dan kemudian didalam cerita ini juga ada memakai alur
mundur yang dipakai pada saat si putri tersebut menjelaskan masa lalu kehidupannya.
Adapun tahapan alur dari cerpen yang berjudul harapan semu adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Perkenalan atau Permulaan
Aku tiba di kota Darjeeling. Aku ingin ada tidak ingin ada di luar tapi aku bosan
diruangan. Jadi aku makan sarapan dari hotel dengan pemandangan, gunung-gunung
dan hujan turun. Aku berjalan di sepanjang jalan Kalkuta yang kumuh, aku mendengar
suara tangisan seseorang seperti sebuah kehancuran. Kemudian aku melihat seorang
perempuan duduk di sisi jalan sambil menangis. Aku tidak menduga akan bertemu
seorang seperti dia.
Aku mencoba bertanya kepada wanita itu, “Siapakah anda?” apa yg telah menimpa
Anda?. Awalnya dia hanya diam dan membisu, kemudian ia menjawabku ketika aku
mengatakan bahwa aku pria terhormat. Ia melanjutkan kalimatnya dan berkata, “Aku
adalah putri Golamkader, Nawab dari Badron.”
Aku tidak pernah atau mengetahui nama itu dan mengapa putri nya berada di tepi
jalan menangis. Aku kemudian diajak duduk oleh perempuan itu untuk menceritakan
tentang masalah dia. Kemudian aku bertanya, “Siapa yang membuatmu mengalami
keadaan ini?” Kemudian wanita yang aku sebut sebagai Bibisaheb itu menjawab,
“Kisah
hidupku telah berakhir sekarang . Jika engkau mau aku akan menceritakannya
kepadamu.” Kemudian aku menerima tawaran tersebut.
“Ayahku adalah pewaris darah kerajaan Delhi dan selalu mempertahankan
kehormatannya sehingga ia bersusah payah mencari suami yang pantas untukku.
Sampai ayahku mempertimbangkan sebuah perang antara inggris dan pasukan Sepoy”.
Aku yang awalnya tidak tau siapa dia kemudian menyadari bahwa dia benar
adalah seorang bangsawan. Kemudian wanita ini melanjutkan, “Didalam kastil kami
komandan pasukan adalah seorang Hindu brahmana bernama Keshar Lal. Keshar lal
adalah seorang penganut agama Hindu yang teguh. Aku melihat banyak perbedaan akan
kaum Hindu dengan islam pada saat. Dia selalu melakukan ibadahnya pada pagi hari.
Sifatnya yang taat membuat rasa hormat di hatiku.”
“Aku memiliki seorang pembantu wanita beragama Hindu yang selalu
menyembah Keshar Lal setiap hari dia selalu membersihkan kakinya. Aku mengadakan
jamuan tetapi Keshar Lal tidak menerimanya karena ia tidak mau menerima hadiah
apapu dari orang lain. Hal ini membuatku kesal. Tapi kemudian pembantuku
menjelaskan segala hal tentang agama Hindu, hal ini telah membuatku terkesan.”
2. Konflik
“Pada saat itu perang pecah dan terjadi pemberontakan tersebar luas. Saat itu
ayahku adalah orang yang penuh perhitungan. Dan pada saat itu kami tidak akan bisa
mengalahkan inggris. Dan Ayah tidak mau mempertaruhkan kastilnya untuk sebuah
kemungkinan yang tipis. Pada saat itu banyak orang yang menentang hal ini hingga ibu
dan ibu tiriku ketakutan. Tak lama kemudian Keshar Lal datang dan ingin menjadi
sekutu dengan ayahku dengan syarat kami memberikan harta benda. Aku sangat senang
dan memberikannya dengan gembira.”
“Keshar lal sudah bersiap untuk melakukan penyerang. Keshar selalu memimpin
pengawal Nawab dengan setia. Mereka berjuang hingga tewas. Kemudian aku
melarikan diri dari kastil karena ayah penghianat itu. Kemudian aku mencari-cari
Keshar lal di medan pertempuran itu. Aku melihat dia terluka bersama dengan pelayan
laki-lakinya.”
“Tindakan yang pertama kulakukan yaitu menyembah keshar lal. Aku jongkok
menunduk dan melap kaki keshar lal dengan rambutku. Kemudian aku menyadari
bahwa keshar lal bergerak dan bergumam mengatakan air.”
“Aku berlari ke sungai dan mengoyakkan pakaianku kemudian merendamnya
kedalam air dan memerasnya ke bibir Keshar Lal. Tapi kemudian ia bertanya, “siapakah
kamu?”. Aku menjawab dengan girangnya bahwa aku seorang putri Golamkader Khan.
Ketika Ia mengetahui hal ini, iya menampar keras pipiku dan mengatakan hal kasar
kepadaku.”
Ketika mendengar cerita dari Bibisaheb ini aku kemudian mengatakan “Binatang”
secara tidak sadar. Dan kemudian aku meminta maaf atas perbuatanku. Aku tidak tahan
dengan apa yang telah Keshar Lal lakukan kepada putri Nawab. Kemudian putri Nawab
ini melanjutkan ceritanya.
“Aku telah mengulurkan tangan ku kepadanya tapi iya tidak ingin menerimanya.
Hingga ia berjalan tersendu-sendu ke sungai dan perlahan dia menghilang. Hingga aku
tidak sanggup melihat hal itu.”
Kemudian putri Nawab ini terdiam dan aku membayangkan cerita luar biasa dari
dua yang berjalan kesebuah petualangan yang menyenangkan. Jalan yang ditempuhnya
sangatlah sulit tetapi sungguh menarik dan tak terlupakan bagiku. Kemudian aku
bertanya, “Itu bukanlah akhir dari ceritanya bukan?”. Putri Nawab itu menjawab,
“belum”. Kemudian ia melanjutkan kisahnya.
“Aku sering mendengar kabar tentang dia, namun aku tidak dapat bertemu
dengannya. Lalu aku mulai mengenakan pakaian seorang yogini dan belajar Sanskrit
Shastra di Benares pada Shibananda swami.”
“Aku berkelana kemana mana untuk mencari Keshar Lal tapi tidak seorang pun
yang tau akan keadaannya. Aku mempelajari segala hal yang berhubungan dengan
Hindu selama 30 tahun. Dan yang ada dipikiranku hanya seorang Keshar lal yang
berlayar sendirian.”
3. Klimaks
“Kemudian aku mendengar bahwa keshar lal berhasil dan mengungsi ke nepal.
Aku kesana dan tak seorang pun mengetahuinya. Aku terus berkelana untuk
menemukannya hingga akhirnya aku melihat ia bersama istrinya duduk dihalaman
bersama cucu-cucu mereka. Kemudian telah berakhir sudah segala hal yang telah
kulakukan selama ini. 30 tahun waktuku yang terbuang sia-sia”
4. Resolusi
“Semua hal yang kulakukan aku pikir adalaha dharma tak berujung dan abadi.
Aku dulunya ditolak dengan keadaan mudaku. Penghinaan yang telah kuterima dan
segala hal yang telah kudapatkan.”
Kemudian wanita itu bangkit dan pergi sambil mengucap salam kepada ku dan
kemudian hilang diantara debu dan asap dengan kekecewaan seorang wanita yang masa
mudanya telang diambil.
5. Komplikasi
Aku segera berdiri dan mempercayai bahwa segala cerita yang kudengar hanya
imajinasiku, disebabkan oleh kabut dan rokok tembakau. Wanita tadi yang ada di
khayalanku tidak benar ada.

3.3. Sudut Pandang Cerpen Berjudul Harapan Semu


Adapun sudut pandang yang digunakan pada cerpen yang berjudul harapan semu
adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Karena dapat dilihat
didalam cerpen tersebut si pengarang menceritakan suatu tokoh dengan menggunakan
kata aku

3.4. Penokohan Cerpen Berjudul Harapan Semu


Didalam cerpen yang berjudul harapan semu, dapat dilihat berbagai tokoh yang
muncul dan pastinya memiliki watak tersendiri. Adapun tokoh dan penokohan dalam
cerpen tersebut :
1. Aku (Seorang Pria atau Babuji) memiliki watak :
a. Orang yang suka berimajinasi
b. Orang yang membosankan
2. Putri Golamkader, Nawab dari Badroon :
a. Haus akan keagamaan
b. Setia
c. Polos
d. Pemberani
e. cemburu
3. Keshar Lal :
a. Teguh dalam agama
b. Pendendam
c. Pejuang
d. Fanatik
e. Kejam
4. Ayah putri, Golamkader Khan :
a. Penghianat
b. Perhitungan
c. Licik
5. Pembantu putri, Golamkader : Setia
6. Komandan Distrik : watak dari tokoh ini tidak diketahui
7. Nenek Moyang : watak dari tokoh ini tidak diketahui
8. Ibu dan ibu tiri : watak dari tokoh ini tidak diketahui
9. Pelayan laki-laki Keshar Lal : watak dari tokoh ini tidak diketahui
10. Istri Keshar Lal : watak dari tokoh ini tidak diketahui

3.5. Latar Cerpen Berjudul Harapan Semu


Dalam cerpen yang berjudul harapan semu penulis dapat menganalisis bahwa
didalamnya ada menggunakan latar tempat, latar waktu dan latar suasana yang dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Latar Tempat
a. Kota Darjeeling :
 Paragraf 1 kalimat 1
 Paragraf 8 kalimat 1
 Paragraf 9 kalimat 2
 Paragraf 17 kalimat 3
 Paragraf 53 kalimat 3
 Paragraf 57 kalimat 2
b. Di dalam ruangan : paragraf 1 kalimat 2
c. Hotel : paragraf 1 kalimat 3
d. Gunung : paragraf 1 kalimat 4
e. Jalan Kalkuta :
 Paragraf 2 kalimat 1
 Paragraf 8 kalimat 1
 Paragraf 9 kalimat 2
 Paragraf 10 kalimat 3
 Paragraf 13 kalimat 2
 Paragraf 57 kalimat 2
f. Batu yang terletak disisi jalan : paragraf 3 kalimat 1
g. Lereng gunung :
 Paragraf 3 kalimat 5
 Paragraf 10 kalimat 1
h. Di atas batu basah, keras dan berlumut :
 Paragraf 9 kalimat 2
 Paragraf 10 kalimat 3
i. Gua gua pegunungan : Paragraf 10 kalimat 2
j. Rel kereta api : Paragraf 17 kalimat 2
k. Bangunan Inggris yang modern : Paragraf 17 kalimat 3
l. Kota Moyul : Paragraf 17 kalimat 3
m. Kastil :
 Paragraf 18 kalimat 1
 Paragraf 26 kalimat 2
 Paragraf 27 kalimat 3
 Paragraf 28 kalimat 3
 Paragraf 30 kalimat 3
 Paragraf 41 kalimat 1
 Paragraf 58 kalimat 3
n. Sungai Yamuna :
 Paragraf 18 kalimat 1
 Paragraf 20 kalimat 1
 Paragraf 22 kalimat 2
 Paragraf 32 kalimat 5
 Paragraf 34 kalimat 1
 Paragraf 40 kalimat 2
 Paragraf 40 kalimat 6
 Paragraf 41 kalimat 2
 Paragraf 50 kalimat 2
 Paragraf 57 kalimat 2
 Paragraf 58 kalimat 3
o. Rumah :
 paragraf 20 kalimat 2
 Paragraf 32 kalimat 1
p. Kamar :
 Paragraf 25 kalimat 2
 Paragraf 57 kalimat 2
q. Di tepi sungai :
 Paragraf 41 kalimat 1
 Paragraf 41 kalimat 3
r. Istana :
 paragraf 43 kalimat 2
 Paragraf 57 kalimat 2
s. Nepal :
 Paragraf 51 kalimat 1
 Paragraf 51 kalimat 2
t. Kuil : Paragraf 48 kalimat 4
2. Latar Waktu
a. Bawah cahaya rembulan : Paragraf 3 kalimat 3 hal 291
b. Matahari terbenam : Paragraf 1 kalimat 1 hal 280
c. Matahari terbit : Paragraf 3 kalimat 2
d. Pagi : Paragraf 5 kalimat 2 hal 290
3. Latar Suasana :
a. Sedih : Paragraf 3 hal 291
b. Menegangkan : Paragraf 2 hal 287
c. Sepi: Paragraf 2 hal 281

3.6. Majas Cerpen Berjudul Harapan Semu


Dalam cerpen yang berjudul harapan semu penulis dapat menemukan beberapa
majas didalamnya. Majas cerpen ini adalah sebagai berikut :
1. Majas personifikasi :
*Paragraf 1 kalimat 1 : “Kota Darjeeling sedang berselimutkan hujan dan awan.”
*Paragraf 37 kalimat 1 : “Sinar matahari yang rakus masih belum habis mencuri
warna merah segar dari pipiku.”
*Paragraf 41 kalimat 2
2. Majas alegori :
*Paragraf 1 kalimat 4 : “dan awan tebal yang menyelimuti kota ini memunculkan
kesan seolah olah Tuhan mencoba menghapus seluruh pemandangan, gunung-
gunung dan semuanya, dengan sebuah penghapus karet.”
*Paragraf 19 kalimat 1 : “Wanita ini seakan-akan mencampur semua keindahan
musik ke dalam suaranya saat menyebutkan nama Khesar Lal.”
3. Majas Asosiasi :
*Paragraf 2 kalimat 3 : “Suara itu terdengar bagaikan sebuah tangisan atas
kehancuran dunia”
*Paragraf 10 kalimat 2 : “Bagaikan kehangatan goresan sebuah puisi”
*Paragraf 10 kalimat 3 : “Bagaikan sisa peninggalan dunia yang telah punah”
*Paragraf 15 kalimat 3 : “Suaranya terdengar bagaikan embusan angin pagi yang
lembut menerpa ladang jagung berembun yang berwarna keemasan.”
*Paragraf 23 kalimat 2 : “Keshar Lal bagaikan sebuah api tanpa asap”
*Paragraf 25 kalimat 4 : “Hatiku ibarat seekor burung tanpa sarang”
*Paragraf 33 kalimat 3 : “Aku mengangkat telapak kakinya yang dingin bagaikan es
hingga menyentuh keningku yang hangat.”
*Paragraf 36 kalimat 1 : “Namun, segera setelah mendengar siapa diriku gerangan,
ia mengaum bagaikan seekor singa”
*Paragraf 38 kalimat 2 : “Sepanjang waktu itu aku duduk bagaikan sesosok manusia
dalam sebuah lukisan”
*Paragraf 40 kalimat 6 : “Dikeheningan malam, bagaikan sebuah kuncup yang
gugur sebelum berkembang”
4. Majas Repetisi :
*Paragraf 17 kalimat 2 “Oleh kesibukan dunia, oleh kepunahan bangsawan.”
*Paragraf 21 kalimat 1 : “Aku adalah seorang perempuan muslim, namun aku sama
sekali tidak mengetahui apapun tentang agamaku dan aku tidak tahu ajaran dan ibadah-
ibadahnya.”
*Paragraf 25 kalimat 3 : “Aku mendengarkan semua hal yang dikatakan pembantuku
tentang aliran agama Hindu, tentang kebiasaan dan aturan-aturannya, tentang kisah
dewa-dewinya yang mengagumkan”
5. Majas Hiperbola :
*Paragraf 17 kalimat 3 : “Dengan sebuah istana pualam yang menjulang tinggi
menembus angkasa”
3.7. Amanat Cerpen Berjudul Harapan Semu
Didalam cerpen yang berjudul harapan semu penulis dapat menemukan amanat
yang terdapat didalamnya. Amanat yang ada di cerpen ini adalah sebagai berikut.
1. Jangan terlalu menaruh harapan dan kesetiaan pada orang yang kamu gemari,
karena harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasimu dapat membuatmu
hilang.
2. Sekali kamu melangkahkan kaki, sebuah jalan keluar pasti akan ditemukan.
Hidup itu memag sulit, aneh, tak tentu, penuh penderitaan dan kebahagiaan, dan
banyak rintangan dan gangguan. Tapi ingatlah bahwa itulah bagian dari
kehidupan.
3. Semua yang diciptakan pada akhirnya akan kembali ke dunia asal.
4. Jangan bekhayal dan hiduplah apa adanya dan selalu bersyukur.

Anda mungkin juga menyukai