Anda di halaman 1dari 8

PERAN PELAJAR, MAHASISWA, DAN

PEMUDA DALAM PERUBAHAN POLITIK


DAN KETATANEGARAAN INDONESIA

Nama : Rizki Zalsabila


Kelas : XII MIPA.4
No. Absen : 29
A. Pengertian Pemuda dan Pemerintahan Orde Baru
1. Pengertian Pemuda
Pemuda merupakan kumpulan orang-orang yang masih muda yang mempunyai jiwa,
semangat, ide dan pemikiran-pemikiran yang segar dan visioner yang bias digunakan untuk
memajukan bangsa.
Ada beberapa kependudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan
masyarakat antara lain :
a) Kemurnian idealisme.
b) Keberanian dan keterbukaan dalam menyerap nilai-nilai dan gagasangagasan baru.
c) Semangat pengabdiannya.
d) Spontanitas dan dinamikanya.
e) Inovasi dan kreativitasnya.
f) Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
g) Keteguhan janjinya dan keninginan untuk menampilkan sikap dan kepribadian yang
mandiri.
h) Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap
dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.
2. Pengertian Pemerintahan Orde Baru
Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan
Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru
menggantikan Orde Lama yang mengarah pada era
Pemerintahan Soekarno. Orde baru dikenal dengan
semangat “koreksi total” atas penyimpangan yang
dilakukan Orde Lama oleh Soekarno. Orde Baru
berlangsung pada tahun 1968 hingga 1998.
B. Beberapa Pelanggaran Orde Baru
Kekuasaan Orde Baru berlangsung selama 1966 hingga 1998. Jika dilihat lebih jauh,
sebenarnya pada 13 tahun pertama Orde Baru, situasi negara tak lebih baik daripada 13
tahun pertama era Reformasi saat ini.
Berikut ini gambaran kebijakan Orde Baru pada 13 tahun pertama.
• MPR secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, dan 1983 melantik
Soeharto sebagai Presiden RI.
• Soeharto mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB pada 19 Sepetember
1966.
• Pengucilan politik dan pemberian hukuman sanksi kriminal terhadap orang-orang
yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia.
• Pemberlakuan Penelitian Khusus (Litsus) diterapkan untuk menyeleksi kekuatan
lama ikut dalam gerbong Orde Baru.
• Orde Baru membangun ekonomi melalui bisnis militer dan menciptakan struktur
administratif yang didominasi militer dengan penasihat dari ahli ekonomi didikan Barat.
• DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif.
• Pembagian PAD tidak adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disektor
kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
• Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dwitujuan tapi tercapainya stabilitas politik
pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi dipihak lain.
• Expliotasi sumber daya alam (SDA) secara besar besaran.
• Warga keturunan Tionghoa dilarang berekspresi.

Selain kesepuluh poin di atas, hal yang paling menonjol adalah tidak adanya kebebasan
pers untuk mengungkapkan pendapat atau menerbitkan berita, jika hal tersebut kiranya
memberi coretan buruk maupun tidak menguntungkan pemerintahan Orde Baru. Padahal
dalam kehidupan negara Indonesia, seseorang yang mengungkapkan pendapatnya atau
mengeluarkan pikirannya dijamin secara konstitusional. Jika dilihat dari hal-hal diatas,
bangsa Indonesia tengah mengalami situasi sulit dimana kebebasan menjadi barang
langka
dan kekuasaan oteriter menjadi “Ciri khas” pemerintahan Indonesia selama sekitar 32
tahun.
C. Situasi Politik Menjelang Berakhirnya Orde Baru

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demokrasi pada masa Orde Baru
tidak mencapai substansinya. Ini terbukti dengan mutu pemilu yang dianggap
tidak fair dan jauh dari kualitas demokrasi yang sebenarnya. Hal ini mengandung
aksi-aksi protes terbuka yang mengiringi tahapantahapan pemilu. Mulai dari
pantarlih sampai dengan pemungutan dan penghitungan suara di berbagai daerah.
Munculnya kehendak untuk perubahan dalam perpolitikan sudah terasa kian
membesar, bahkan sebelum krisis ekonomi terjadi. Aksi aksi protes pada pemilu
1997 juga merupakan pertanda semakin meningkatnya keberanian masyarakat
untuk melakukan perlawanan terhadap manipulasi politik yang sebelumnya tidak
atau jarang terjadi. Kerusuhan sosial yang semakin marak karena kekerasan
politik baik sebelum maupun pasca Pemilu 1997. Misalnya, peristiwa penyerangan
kantor DPP-PDI di Menteng, Jakarta pada bulan Juli 1996, konflik anatar etnik
(1996) Madura dan Dayak di Sanggau Ledo dan antar Madura dan Melayu di
Sambas (1998) (Kalimantan Barat), huru-hara di Rengasdengklok (Karawang) dan
beberapa kerusuhan dalam skala kecil, terjadi di desa-desa.
D. Peran Pemuda dalam Penurunan Rezim Orde Baru

Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu
berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia
merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh.
Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain - lain dengan penuh mengorbankan dirinya
untuk bangsa dan Negara. Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan
semangat juang Pemuda, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku goncangkan dunia”.
Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka
Indonesia menjadi negara Super Power.
E. Dampak Partisipasi Pemuda terhadap Politik Orde Baru
Setelah pemuda berhasil melengserkan Soeharto dari kursi kepemimpinan
selama 32 tahun, Indonesia memasuki masa Reformasi dimana saat itu dikatakan
memasuki dunia baru yang terlepas dari cengkraman penguasa otoriter. Awal
reformasi yang ditandai dengan lengsernya Soeharto sebagai presiden RI pun
mulai memberikan kebebasan pers untuk memuat berita dan tidak diperlukan lagi
surat izin terbit dan tidak ada lagi pembreidelan. Hal ini diperkuat oleh adanya UU
No. 40 Tahun 1999 tentang pers. Sejak itu bangsa Indonesia memasuki era sistem
pers liberal barat. Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal
yang memerlukan peran penting mahasiswa, namun mahasiswa belum berhenti
melakukan aksi-aksi perubahan dalam situasi politik Indonesia. Peran mahasiswa
masih dibutuhkan sebagai media kontrol politik Indonesia, sebagai distributor
pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis merupakan factor pemicu
yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa politik tanah air.

Anda mungkin juga menyukai