PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Akronim Bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat
internasional mempuyai kaidah tersendiri,yakni tidak dilafalkan seperti lafal
Indonesia, tetapi singkatan tetap dilafalkan seperti lafal aslinya.
Misalnya :
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
Unesco [u nest jo] [yu nes ko]
Unicef [u ni tjef] [yu ni sef]
5. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang,
termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
Nabi Muhammad SAW
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
6. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan. Misalnya:
Silakan duduk, Yang Mulia.
Terima kasih, Dokter.
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Gubernur Riau
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. Misalnya:
bahasa Indonesia
suku Dayak
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya atau hari besar keagamaan. Misalnya:
bulan Juni , tahun Masehi , hari Selasa , hari Nyepi
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama peristiwa
sejarah. Misalnya:
Agresi Militer Belanda II .
Perjanjian Renville
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:
Kepulauan Seribu
Sungai Siak
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas. Misalnya:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .
Komisi Pemberanasan Korupsi
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, nama
majalah, dan surat kabar, kecuali kata tugas, yang tidak terletak pada posisi
awal. Misalnya:
Majalah Bobomemberikan informasi yang bermanfaat bagi anak-anak.
Dia sedang membaca novel Dusta di Balik Penjelajahan Columbus.
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.T. sarjana teknik
Nn. Nona
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya:
“Wajah Kakak terlihat pucat, apa Kakak sakit?” tanya Raisa.
Ibu berkata kepadaku, “Tolong bersihkan sayuran itu, Nak.”
3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing. Misalnya:
Go Gek Cap Lak (upacara bakar tongkang) adalah ritual tahunan
masyarakat di Bagansiapiapi yang sudah terkenal hingga di
mancanegara.
Ora et labora memiliki makna ‘berdoa dan bekerja’
2.3.8 Huruf Tebal
Huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau vet. Berikut adalah ketentuan-
ketentuan penggunaan huruf tebal.
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang telah ditulis
dengan huruf miring. Misalnya:
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
model linear
kambing hitam
persegi panjang
orang tua
rumah sakit jiwa
simpang empat
meja tulis
mata acara
cendera mata
Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda
hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat (anak dan istri dari pejabat)
anak istri-pejabat (anak dari istri pejabat)
ibu-bapak kami (ibu dan bapak kami)
ibu bapak-kami (ibu dari bapak kami)
buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru)
buku sejarah-baru (buku tentang sejarah baru)
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau
akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
Misalnya:
acapkali
adakalanya
apalagi
bagaimana
barangkali
beasiswa
belasungkawa
bilamana
bumiputra
darmabakti
dukacita
hulubalang
kacamata
kasatmata
kilometer
manasuka
matahari
olahraga
padahal
peribahasa
perilaku
puspawarna
radioaktif
saptamarga
saputangan
saripati
sediakala
segitiga
sukacita
sukarela
syahbandar
wiraswata
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra
sur-vei
am-boi
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di
antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing- masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama
dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok
in-stru-men
Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan
mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu
memper-tanggungjawabkan
di-ambil
mempertanggung-jawabkan
ter-bawa
mempertanggungjawab-kan
per-buat
me-rasakan
makan-an
merasa-kan
letak-kan
per-buatan
pergi-lah
perbuat-an
apa-kah
ke-kuatan
kekuat-an
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti
pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak
dilakukan.
Misalnya:
Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu
dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya:
Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
2.4.7 Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.
Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf
kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
Misalnya:
PT = perseroan terbatas
MAN = madrasah aliah negeri
SD = sekolah dasar
KTP = kartu tanda penduduk
SIM = surat izin mengemudi
NIP = nomor induk pegawai
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. = halaman
dll. = dan lain-lain
dsb. = dan sebagainya
dst. = dan seterusnya
sda. = sama dengan di atas
ybs. = yang bersangkutan
yth. = yang terhormat
ttd. = tertanda
dkk. = dan kawan-kawan
Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing
diikuti oleh tanda titik.
Misalnya:
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
Misalnya:
Cu = kuprum
cm = sentimeter
kVA = kilovolt-ampere
l = liter
kg = kilogram
Rp = rupiah
Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Misalnya:
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku
kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V̄ (5.000), M̄
(1.000.000)
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Misalnya:
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan
kalimatnya diubah.
Misalnya:
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca.
Misalnya:
Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai
uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
1 jam 20 menit
Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100
Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-
undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah)
untuk pembayaran satu unit televisi.
Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah
lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus dilampirkan
pada laporan pertanggungjawaban.
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Misalnya:
Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Misalnya:
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu
perincian.
Misalnya:
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti
pada Misalnya III.A.2.b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret
digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
00.00.30 jam (30 detik)
Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah.
Misalnya:
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Misalnya:
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal
surat.
Misalnya:
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam
kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Misalnya:
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar
negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan
kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat
tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan
tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta
13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat,
1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni,
1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia,
1967), hlm. 4.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti
laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk
menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Bandingkan dengan:
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang
sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.
Misalnya:
Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab
suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek
Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan
angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-ukur
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
23/25 (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan
be-revolusi
me-ngukur
dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
20 3/25 (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
mesin-hitung tangan
Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau
bahasa asing.
Misalnya:
Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara
internasional.
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah
konsepsi kita tentang alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan'
atau 'sampai ke'.
Misalnya:
Tahun 2010—2013
Tanggal 5—10 April 2013
Jakarta—Bandung
Misalnya:
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian
yang dihilangkan.
Misalnya:
Catatan:
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
Catatan:
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,
atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab
buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan.
Misalnya:
Misalnya:
Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama
kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun
1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat
dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda
pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat
dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38])
perlu dibentangkan di sini.
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Tanda penyingkat atau apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari
bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa
Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de
jure, dan l’exploitation de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam
hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya
masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.
mazhab ( ) هب مذmazhab
sahabat ( ) بة صحاsahabat
khatib ( ) خاطبkhatib
riya’ ( ) رضاءrida
‘ain ( . Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, u ‘aja’ib ( ..... ) ajaib sa‘adah ( ..... ) saadah ‘ilm (
... ) ilmu qa‘idah ( ..... ) kaidah ‘uzr ( ... ) uzur ma‘unah ( ..... ) maunah
‘ain ( . Arab) di akhir suku kata menjadi k ’i‘ tiqad ( ...... ) iktikad mu‘jizat ( ..... ) mukjizat
ni‘mat ( .... ) nikmat ruku‘ ( .... ) rukuk sima‘ ( .... ) simak ta‘rif ( ..... ) takrif
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e haemoglobin hemoglobin haematite hematit trailer trailer
caisson kaison
c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k calomel kalomel construction konstruksi cubic kubik
coup kup classification klasifikasi crystal kristal
c di depan e, i, oe, dan y menjadi s central sentral cent sen circulation sirkulasi coelom selom
cybernetics sibernetika cylinder silinder
cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k saccharin sakarin charisma karisma cholera
kolera chromosome kromosom technique teknik
.ad ( . Arab) menjadi d ’af.al ( .... ) afdal .a’if ( .... ) daif far. ( ... ) fardu ha.ir ( .... ) hadir
fa ( . Arab) menjadi f 'af.al ( .... ) afdal ‘arif ( .... ) arif faqir ( .... ) fakir fa.ih ( .... ) fasih mafhum (
..... ) mafhum
gain ( . Arab) menjadi g ga’ib ( .... ) gaib magfirah ( ..... ) magfirah magrib ( .... ) magrib
.a ( . Arab) menjadi h .akim ( .... ) hakim i.la. ( ..... ) islah si.r ( ... ) sihir
hamzah ( . Arab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u ’amr ( ... ) amar mas’alah ( ..... ) masalah
’i.la. ( ..... ) islah qa’idah ( ..... ) kaidah ’ufuq ( ... ) ufuk
hamzah ( . Arab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k ta’wil ( ..... ) takwil
ma’mum ( ..... ) makmum mu’min ( .... ) mukmin
hamzah ( . Arab) di akhir kata dihilangkan imla’ ( ..... ) imla istinja’ ( ....... ) istinja/tinja munsyi’
( ..... ) munsyi wu.u’ ( .... ) wudu
i (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi i 'i‘tiqad ( ...... ) iktikad muslim ( .... ) muslim
na.i.ah ( ..... ) nasihat .a.i. ( .... ) sahih
i pada awal suku kata di depan vokal tetap i iambus iambus ion ion iota iota
ie tetap ie jika lafalnya bukan i variety varietas patient pasien hierarchy hierarki
jim ( . Arab) menjadi j jariyah ( ..... ) jariah janazah ( ..... ) jenazah 'ijazah ( ..... ) ijazah
kha ( . Arab) menjadi kh khu.u. ( .... ) khusus makhluq ( ..... ) makhluk tarikh ( ..... ) tarikh
qaf ( . Arab) menjadi k ‘aqiqah ( ..... ) akikah maqam ( .... ) makam mu.laq ( .... ) mutlak
sin ( . Arab) menjadi s asas ( .... ) asas salam ( .... ) salam silsilah ( .... ) silsilah
sa ( . Arab) menjadi s asiri ( ..... ) asiri .adis ( .... ) hadis sulasa ( . .... ... ) selasa waris ( .... ) waris
.ad ( . Arab) menjadi s ‘a.r ( ... ) asar mu.ibah ( ..... ) musibah khu.u. ( .... ) khusus .a.. ( .. ) sah
syin ( . Arab) menjadi sy ‘asyiq ( .... ) asyik ‘arsy ( ... ) arasy syar. ( ... ) syarat
sch di depan vokal menjadi sk schema skema schizophrenia skizofrenia scholastic skolastik
t di depan i menjadi s jika lafalnya s actie aksi ratio rasio patient pasien
.a ( . Arab) menjadi t kha.. ( .. ) khat mu.laq ( .... ) mutlak .abib ( .... ) tabib
u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u ruku’ ( .... ) rukuk syub.at ( .... . ) syubhat
sujud ( .... ) sujud ’ufuq ( ... ) ufuk
wau ( . Arab) tetap w jadwal ( .... ) jadwal taqwa ( .... ) takwa wujud ( .... ) wujud
wau ( . Arab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u dihilangkan nahwu ( ... ) nahu
nubuwwah ( ..... . ) nubuat quwwah ( .... . ) kuat
aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan awrat ( .... ) aurat hawl ( ... ) haul
mawlid ( .... ) maulid walaw ( ... ) walau
x pada awal kata tetap x xanthate xantat xenon xenon xylophone xilofon
x pada posisi lain menjadi ks executive eksekutif express ekspres latex lateks taxi taksi
xc di depan e dan i menjadi ks exception eksepsi excess ekses excision eksisi excitation eksitasi
y tetap y jika lafalnya y yakitori yakitori yangonin yangonin yen yen yuan yuan
y menjadi i jika lafalnya ai atau i dynamo dinamo propyl propil psychology psikologi yttrium
itrium
ya ( . Arab) di awal suku kata menjadi y ‘inayah ( ..... ) inayah yaqin ( .... ) yakin ya‘ni ( .... )
yakni
ya ( . Arab) di depan i dihilangkan khiyanah ( ..... ) khianat qiyas ( .... ) kias ziyarah ( ..... ) ziarah
zai ( . Arab) tetap z ijazah ( ..... ) ijazah khazanah ( ..... ) khazanah ziyarah ( ..... ) ziarah zaman (
... ) zaman
zal ( . Arab) menjadi z azan ( .... ) azan izn ( ... ) izin ustaz ( ..... ) ustaz zat ( ... ) zat
.a ( . Arab) menjadi z .afi. ( .... ) hafiz ta‘.im ( ..... ) takzim .alim ( .... ) zalim
Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya: accu aki =allamah alamah commission komisi effect efek ferrum ferum gabbro gabro
kaffah kafah salfeggio salfegio tafakkur tafakur tammat tamat 'ummat umat
Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia tidak perlu lagi
diubah.
Misalnya: bengkel nalar Rabu dongkrak napas Selasa faedah paham Senin kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal koperasi populer telepon lahir
Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini disertakan daftar istilah asing yang
mengandung akhiran serta penyesuaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia.
-ah (Arab) menjadi –ah atau –at =aqidah ( ..... ) akidah 'ijazah ( ..... ) ijazah ‘umrah ( .... ) umrah
'akhirah ( .... ) akhirat 'ayah ( ... ) ayat ma‘siyyah ( ...... ) maksiat 'amanah ( ..... ) amanah, amanat
hikmah ( .... ) hikmah, hikmat ‘ibadah ( ..... ) ibadah, ibadat sunnah ( ... ) sunah, sunat surah ( .... )
surah, surat
-al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi –al structural, structureel struktural formal, formeel
formal normal, normaal normal
-archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arki anarchy, anarchie anarki monarchy, monarchie
monarki oligarchy, oligarchie oligarki
-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi -er complementary, complementair komplementer primary,
primair primer secondary, secundair sekunder
-(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si action, actie aksi publication, publicatie
publikasi
-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika dialectics, dialektica
dialektika logic, logica logika physics, physica fisika linguistics, linguistiek linguistik phonetics,
phonetiek fonetik technique, techniek teknik
-ic (Inggris), -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik electronic, elektronisch elektronik mechanic,
mechanisch mekanik ballistic, ballistisch balistik
-ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi -is economical, economisch ekonomis practical, practisch
praktis logical, logisch logis
-ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi -il mobile, mobiel mobil percentile, percentiel persentil
projectile, projectiel proyektil
-ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi -isme capitalism, capitalisme kapitalisme communism,
communisme komunisme modernism, modernisme modernisme
-logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log analogue, analoog analog epilogue, epiloog epilog
prologue, proloog prolog
-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi technology, technologie teknologi physiology,
physiologie fisiologi analogy, analogie analogi
-oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oid anthropoid, anthropoide antropoid hominoid,
hominoide hominoid
-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir director, directeur direktur inspector, inspecteur
inspektur amateur amatir formateur formatur
-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas university, universiteit universitas quality, kwaliteit
kualitas quantity, kwantiteit kuantitas
-ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur culture, cultuur kultur premature, prematuur prematur
structure, struktuur struktur
-wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiah dunyawi ( ...... ) duniawi kimiyawi ( ....... ) kimiawi
lugawiyyah ( ...... ) lugawiah
3.1 Simpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata,
penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca. 2.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca,
dan penulisan unsur serapan. 3.
3. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi bahasa.
Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf abjad, huruf vokal, huruf
konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan
huruf tebal. 4.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri dan tersusun dari
morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang
digunakan dalam berbahasa, baik diucapkan maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata
yang diatur oleh PUEBI adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.
3.2 Saran
2. Memahami PUEBI dan menerapkannya dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.