Anda di halaman 1dari 5

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nama : HERNAWAN BAYU H


NIM : 201010350079
Berikut tugas materi Ragam bahasa dan EJAAN

RAGAM BAHASA
1. Jelaskan pengertian ragam bahasa menurut anda !
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian. yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan
bicara, orang yang dibicarakan. Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi). yang biasa
digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis.
perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam sural menyurat
resmi (seperti sural dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa
resmi

2. Sebutkan dan jelaskan ragam-ragam bahasa Indonesia !


Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media,
berdasarkan cara pandang penutur, berdasarkan topik pembicaraan.

A. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media


Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri
· Ragam bahasa lisan
· Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan
dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan
lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya

B.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari
beberapa ragam diantara nya adalah :
· Ragam dialek. Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
· Ragam terpelajar. Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam resmi. Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
· Ragam tak resmi. Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

C.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan


Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam
diantara nya adalah :
1. Ragam bahasa ilmiah
2. Ragam hukum
3. Ragam bisnis
4. Ragam agama
5. Ragam sosial
6. Ragam kedokteran
7. Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

3. Jelaskan perbedaan tentang Dialek dan Idiolek !


Dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada pada
suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu. Menurut Wardaugh dialek juga
dapat digunakan untuk membedakan tuturan dari sudut pandang kelas sosial
dan kelompok yang berbeda dengan kelompok lain atau sebagia ciri regional
dan dari daerah mana penutur berasal. Dialek cakupanya lebih kecil dari
bahasa karena bersifat variasi bahasa. Pada dasarnya dialek merupakan
bagian dari suatu bahasa tertentu.
Contoh: Dialek Banyumas dapat kita katakan dialek karena pada dasarnya
variasi ini merupakan bagian dari bahasa jawa, tetapi memilki variasi dalam
pengucapkan kata atau frasa tertentu. Misal orang Banyumas akan
mengatakan “langka” untuk “ora ono” artinya “tidak ada”, “gutul” untuk “teko”
artinya “tiba”, “rika” untuk “kowe” artinya “kamu”

Idiolek merupakan ujaran yang timbul dan hanya dipakai oleh seseorang yang
bisa saja berbeda dengan orang lain sehingga menjadi ciri khas orang
tersebut. Ideolek ini dipengarhuhi oleh latar belakang penutur.
Contoh: Orang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi atau akademisi
akan sering mengatakan “perspektif” saat dia berbicara, dan kata atau frasa
tersebut timbul karena kebiasanya menggunakan kata tersebut.
EJAAN
1. Jelaskan pengertian tentang EJAAN !
EJAAN adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan
pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa.
berfungsi sebagai :
-Landasan pembakuan tata bahasa.
-Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.
-Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia.

2. Uraikan sejarah perkembangan ejaan yang pernah dipakai


di Indonesia !
A. Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947)
Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van
Ophuijsen pada 1901. Ejaan ini menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan
Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A. van Ophuijsen. Ejaan van
Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.

B. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947-1956)


Ejaan Republik berlaku sejak tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah
berkeinginan untuk menyempurnakan Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal
tersebut dibicarakan dalam Kongres Bahasa Indonesia I, pada tahun 1938 di
Solo. Kongres Bahasa Indonesia I menghasilkan ketentuan ejaan yang baru
yang disebut Ejaan Republik/Ejaan Soewandi.

C. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)


Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan. Kongres ini
digagas oleh Menteri Mohammad Yamin. Dalam Kongres Bahasa Indonesia II
ini, peserta kongres membicarakan tentang perubahan sistem ejaan untuk
menyempurnakan ejaan Soewandi.

D. Ejaan Melindo (1961-1967)


Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia
dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa kosakata
yang menyulitkan penulisannya. Akan tetapi, rencana peresmian ejaan
bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan
Malaysia pada 1962.

E. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972)


Pada 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru.
Pembaharuan Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal
diresmikan pada saat itu.

F. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972
hingga 2015 pada masa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan
Ejaan Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987 dan 2009.

G. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-sekarang)


Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa
Indonesia melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Pasalnya, pemerintah meyakini bahwa ejaan merupakan salah satu aspek
penting dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang benar.
Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan
Joko Widodo dan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Itu dia ulasan tentang perkembangan sejarah ejaan Bahasa Indonesia.

3. Jelaskan tentang EYD dan PUEBI !


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) merupakan pedoman
ejaan bahasa Indonesia terbaru dari sepanjang sejarah ejaan bahasa
Indonesia. Sebelumnya, bangsa Indonesia mengenal Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Keduanya pun memiliki berbagai macam perbedaan.

Setidaknya terdapat lima hal yang menjadi perbedaan antara PUEBI dengan
EYD. Kelima perbedaan tersebut tersebar ke dalam dua sub bab ejaan, yaitu
pemakaian huruf dan pemakaian tanda baca.

- Perbedaan pada diakritik pelafalan vokal [e] Pada PUEBI telah diatur
diakritik vokal e mempunyai tiga contoh pelafalan yang berbeda. Namun,
pada ejaan sebelumnya, yaitu di EYD hanya dicontohkan dua pelafalan [e].
Diakritik pertama yang disajikan pada EYD adalah [é] (taling tertutup) pada
kata enak, petak, dan sore. Diakritik kedua, pelafalan vokal [ê] (pepet) pada
kata emas, kena, dan tipe. Diakritik pelafalan vokal [e] yang tidak
disampaikan di EYD adalah diakritik ketiga, yaitu pelafalan vokal [è] (taling
terbuka) pada kata militer, ember, dan pendek.

- Perbedaan antara PUEBI dengan EYD adalah terdapat tambahan diftong


[ei]. Jika sebelumnya di EYD telah disampaikan terdapat tiga diftong, PUEBI
telah menyempurnakan informasi terkait diftong di bahasa Indonesia
sebanyak empat, yaitu ai, au, oi, dan ei. Tambahan diftong [ei] ini muncul
karena adanya kata yang telah diserap seperti kata survei, eigendom, dan
geiser.

- Perbedaan adanya aturan penulisan huruf kapital Pada aturan sebelumnya


penulisan huruf kapital harus digunakan pada huruf awal sebuah nama orang,
nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan. Selanjutnya, pada
aturan terbaru di PUEBI ditambahkan satu ketentuan, yaitu selain nama-
nama tersebut, kapital juga digunakan untuk huruf awal julukan. Contoh
julukan yang dimaksud seperti Jenderal Kancil, Dewa Pedang, dan
sebagainya.

- Perbedaan dalam aturan penulisan huruf tebal Dalam PUEBI dijelaskan


bahwa huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring. Selain itu, huruf tebal juga digunakan untuk menegaskan
bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, dan subbab.

- Perbedaan dalam penggunaan tanda baca Tanda baca merupakan hal yang
wajib diperhatikan terutama dalam bahasa tulis. Pada EYD yang diresmikan
pada tahun 1972, tanda baca titik koma (;) tidak dijabarkan selengkap di
PUEBI. Pada aturan sebelumnya, titik koma (;) hanya digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Sedangkan
dalam PUEBI Aturan tersebut adalah tanda titik koma (;) digunakan pada
akhir princian yang berupa klausa dan digunakan untuk memisahkan bagian-
bagian perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

Anda mungkin juga menyukai