KATARAK
Pembimbing:
Disusun Oleh :
RS MUHAMMADIYAH JOMBANG
JAWA TIMUR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing
Lembar Pengesahan............................................................................................ 3
Borang Portofolio........................................................................................... 5
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan
judul katarak. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang penulis
Muhammadiyah Jombang.
Penulis mengucapkan terima kepada dr. H. Arief Fatoni dan dr. Novi
Kurniasari selaku dokter pembimbing dalam penyelesaian tugas laporan kasus ini,
terima kasih atas bimbingan dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini.
manfaat pada pembaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan
Penulis
BORANG PORTOFOLIO DOKTER INTERNSIP RSM JOMBANG
Topik : Katarak
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Deskripsi : Pasien wanita usia 34 tahun mengeluh kedua kelopak mata gatal , bengkak 5 hari ini
Bahan bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Pasien datang ke IGD RS Muhammadiyah Jombang jam 09.20 , Pasien mengeluh pandangan mata
kanan semakin kabur dan tidak jelas sejak 2 tahun yang lalu Pasien mengakatan bahwa
pandangannya awalnya seperti melihat ada asap semakin hari penglihatan pasien semakin menurun
dan menjadi sulit untuk melihat terutama mata yang kanan. Nerocoh (-) , Silau (-) , nyeri/cenut2(-),
pusing (-) , mual/muntah (-)
2. Riwayat Pengobatan :
• Sebelum ke Rumah Sakit pasien Belum pernah dibawa ke dokter dan diobati
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
7. Riwayat Imunisasi : -
8. Assessment
- OD Katarak senilis
9. Plan
Planing Terapi
- Operasi : ICCE, ECCE , Fakoemulsifikasi, SICS
Edukasi
and Cataract. Section 11. Chapter 7. Basic and Clinical Sciencde Course ; 2007-2008. p 75-77
2. Budiono, 2006.Katarak Senilis, dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian SMF Ilmu Penyakit
Indonesia:Jakarta
4. Junqueira,LC., 2007. Persiapan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik. Histology. Dasar: teks
ed.Elsevier:China
6. Kementerian Kesehatan RI,2014 Jakarta Selatan. Pusat Data dan Informasi
7. Khurana, A.K., 2007. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New. Age International
(http://emedicine.medscape.com/article/1210914)
Hasil Pembelajaran :
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
3
akibat kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang
melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama
sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat
terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan
herediter . Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun
adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75
tahun .17
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat
penyebab kebutaan yang paling utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan
indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar
52%. Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan
tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan
terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok, defesiensi
vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma,
diabetes mellitus, genetik dan myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama pasien : Ny.M
Umur : 65tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL.cokroaminoto jombatan
Tgl periksa : 13 mei 2019
No.RM : 163255
II. ANAMNESA
Keluhan Utama : Pandangan kabur pada mata kanan
RPS :
Pasien datang ke IGD RS Muhammadiyah Jombang jam 09.20 , Pasien
mengeluh pandangan mata kanan semakin kabur dan tidak jelas sejak 2
menjadi sulit untuk melihat terutama mata yang kanan. Nerocoh (-) , Silau
teraba, turgor:baik
o Perkusi : meteorismus (-)
o Auskultasi : Bising usus (+) N
Genitalia : dbn
Extremitas :
o CRT < 2 detik
o Akral hangat : +/+
+/+
o Cyanosis : -/-
-/-
o Oedem : -/-
-/
OD OS
Pupil Refleks pupil (+), bulat (+) Ø 3 mm Refleks pupil (+), bulat (+) Ø 3
mm
III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Slit Lamp
- Ophtalmocopy
IV. RESUME
Ny M usia 65 tahun datang dengan Pasien mengeluh pandangan mata
kanan semakin kabur dan tidak jelas sejak 2 tahun yang lalu Pasien
semakin hari penglihatan pasien semakin menurun dan menjadi sulit untuk
melihat terutama mata yang kanan. Nerocoh (-) , Silau (-) , nyeri/cenut2(-),
V. DIAGNOSA
OD katarak senilis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lensa
10 mm dan radius kurvatura posterior 6 mm. Diameter lensa adalah 9-10 mm dan
ketebalan lensa adalah 3,5 mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut. Berat lensa
135 mg pada usia 0-9 tahun hingga 255 mg pada usia 40-80 tahun .9
iris dan badan vitreus pada lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang
disebut fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris membentuk diafragma optikal
yang memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata. Lensa tidak memiliki
ditempatnya oleh serat zonula yang berada diantara lensa dan badan siliar. Serat
zonula ini, yang bersal dari ephitel siliar, adalah serat kaya fibrilin yang
14
Gambar 2.1: Anatomi Lensa (Sumber: Lang, 2000)
2.2. Katarak
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi
akibat kedua-duanya . 4
dunia. Katarak menyebabkan kebutaan pada delapan belas juta orang diseluruh
dunia dan diperkirakan akan mecapai angka empat puluh juta orang pada tahun
2020. Hampir 20,5 juta orang dengan usia di atas 40 yang menderita katarak, atau
2.2.3 Patofisiologi
dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein
protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan
serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan
bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.
Jumlah enzim kan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
15
Terdapat dua teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi
dan sklerosis :
1. teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang
berada di subscapilar anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air
2. teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula di mana serabut kolagen
nukleus lensa16
Salah satu teori tentang etiologi katarak senilis yang banyak berkembang
belakangan ini adalah mekanisme stres oksidatif. Lensa mata sangat sensitif
terhadap terjadinya stres oksidatif. Seiring bertambahnya usia dan adanya paparan
yang terus-menerus oleh agen dari luar, akan menyebabkan gangguan mekanisme
proteksi antioksidan lensa mata. Namun tidak dapat ditentukan secara pasti pada
umur berapa mulai timbulnya katarak dalam hubungannya dengan stres oksidatif
metabolisme lensa, agregasi protein lensa protein kristalin yang bersifat homogen
dan bermolekul kecil karena adanya agresi maka menyebabkan homogenitas dari
klistalin yang menyebabkan molekul lensa jadi besar , peningkatan protein tidak
16
Dalam tubuh kita tanpa kita sadari telah terbentuk radikal bebas secara
pada lensa. Pada sel epitel lensa dan sel serat lensa superfisial, sebagian kecil
dapat menghasilkan radikal bebas endogen seperti superoksida (O2 -), hidrogen
peroksida (H2O2), dan radikal hidroksil (OH-) yang bila berlebihan akan
fisiologis lensa.4
mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Reaksi radikal bebas dengan
asam lemak tidak jenuh ganda pada membran sel terjadi melalui proses
1. Kapsula
b. mulai presbiopi
17
2. epitel makin menipis
3. serat lensa
a. serat irregular
Sinar yang tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan
pada serabut halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di
18
Berdasarkan permulaan terjadinya, katarak dapat dibagi atas:
A. Katarak kongenital
katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia
kurang dari satu tahun. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang
koloboma iris, keratokonus, iris heterokrimia, lensa ektopik, displasia retina, dan
B. Katarak juvenile
katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari sembilan tahun dan lebih
dari tiga bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik
c) Katarak traumatik
d) Katarak komplikata:
19
• Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia,
• Katarak anoksik
besi).
• Katarak radiasi.3
C. Katarak traumatik
dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera
setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan
humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa.2
D. Katarak senilis
katarak semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
diatas 50 tahun. Tipe utama pada katarak senilis adalah katarak kortikal, katarak
nuklear, dan katarak subkapsular posterior. Walaupun katarak sering diawali oleh
tipe yang murni tersebut, mereka akan matang menjadi katarak campuran. 3
20
2.2.5. Etiologi dan Faktor Resiko Katarak
1. Usia
Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa
dengan arah pertumbuhannya yang konsentris. Tidak ada sel yang mati ataupun
terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua
berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat
dibawah kapsul lensa (korteks). Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah
berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut
dengan nuklear sklerosis. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein
lensa pun mengalami perubahan kimia. Fraksi protein lensa yang dahulunya larut
air menjadi tidak larut air dan beragregasi membentuk protein dengan berat
molekul yang besar. Hal ini menyebabkan transparansi lensa berkurang sehingga
lensa tidak lagi meneruskan cahaya tetapi malah mengaburkan cahaya dan lensa
2. Radikal bebas
Radikal bebas adalah adalah atom atau meolekul yang memiliki satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan . Radikal bebas dapat merusak protein,
lipid, karbohidrat dan asam nukleat sel lensa. Radikal bebas dapat dihasilkan oleh
hasil metabolisme sel itu sendiri, yaitu elektron monovalent dari oksigen yang
tereduksi saat reduksi oksigen menjadi air pada jalur sitokrom, dan dari agen
21
radikal lipid peroksil (LOOH), oksigen tunggal (O2), dan hydrogen peroksida
(H2O2). Agen oksidatif tersebut dapat memindahkan atom hidrogen dari asam
lemak tak jenuh membran plasma membentuk asam lemak radikal dan
menyerang oksigen serta membentuk radikal lipid peroksida. Reaksi ini lebih
MDA ini dapat menyebabkan ikatan silang antara lemak dan protein. Polimerisasi
lensa.10
3. Radiasi ultraviolet
foton yang besar sehingga dapat meningkatkan molekul oksigen dari bentuk
triplet menjadi oksigen tunggal yang merupakan salah satu spesies oksigen
reaktif.10
4. Merokok
dan penyakit katarak. Hasil penelitian Cekic (1998) menyatakan bahwa merokok
terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif pada lensa dan
22
menimbulkan katarak. Disebutkan juga bahwa kadmium dapat mengendapkan
lensa sehingga timbul katarak. Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh
sehingga terjadi nitratasi residu tirosin dari protein lensa. Hal ini dapat memicu
sehingga terjadi oksidasi lensa lalu terjadi kekeruhan lensa dan akhirnya terbentuk
katarak. 13
menetralkan radikal bebas yang terbentuk pada lensa sehingga dapat mencegah
terjadinya katarak.
6. Dehidrasi
lensa. Hal ini disebabkan karena perubahan komposisi elektrolit pada lensa dapat
7. Trauma
8. Infeksi
23
Uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai
16
sinekia posterior yang menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior lensa.
katarak. Jenis katarak yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak
subkapsular. 17
kadar gula darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa. Sorbitol ini
11. Genetik
12. Myopia
lensa .1
3. Silau
24
5. Diplopia monokuler (pada katarak nuklear)
2. Illuminasi oblik
Stadium pada katarak adalak katarak insipien, imatur, matur dan hipermatur.
1. Katarak insipien.
a. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jaringan
c. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk
d. Katarak Intumesen. 3
25
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa degeneratif
yang menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa disertai pembengkakan
lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata
menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan
katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada keadaan
ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga akan mencembung dan daya biasnya
katarak
intumesen (jeruji besi)
2. Katarak Imatur.
mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur volume lensa akan dapat
26
Gambar : Katarak Imatur
3. Katarak matur.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Bila
katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh
lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Kedalaman bilik mata
depan normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh,
sehingga uji
bayangan iris
negatif. 3
4. Katarak Hipermatur.
27
Katarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang
berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna
kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul
zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan
kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar.
nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini
lensa
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Shadow - + - Pseudopositif
test
Penyulit Glaukoma Uveitis +
glaucoma
28
menjadi batas tepi dari coklat kemerahan hingga mendekati perubahan
a. Optotip snellen
b. Lampu senter
kekeruhan lensa terutama jika pupil dilebarkan, berwarna keabu-abuan yang harus
dibedakan dengan refleks senil. Diperiksa proyeksi iluminasi dari segala arah pada
c. Oftalmoskopi
29
d. Slit lamp biomikroskopi
Dengan alat ini dapat dievaluasi luas, tebal dan lokasi kekeruhan lensa.
kelainan jantung. 3
posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan
prognosis penglihatannya. 8
E. Shadow Test
Pasien diminta melihat lurus kedepan .Lalu pemeriksa menyenteri mata pasien
pada sudut 45derajat dari samping, dari bayangan iris3.Nanti ada bayangan yang
dekat terhadap pupil, shadow test (-); katarak imatur: lensa masih kecil,terdapat
bayanganiris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadappupil, shadow
test (+)
30
1. Reflek senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak pupil warna
5. Ablasio retina.
2.12 PENATALAKSANAAN
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika
gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala
cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat
hasil yang menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti
katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan kadar
Lebih dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari
metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan
dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan
bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe
bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler
cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang
31
tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE,
Macam-macam operasi :
depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi.
Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan
pembedahan yang sangat lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau
kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai
ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini
isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa
lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan
sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata
dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah
mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata
dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada
32
saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang
dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.16
3. Phakoemulsifikasi
kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm)
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur
sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui
irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih
traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak
senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan
intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.
4. SICS
cepat sembuh dan murah . Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat
dengan cara sebagai berikut: kacamata afakia yang tebal lensanya lensa kontak
33
lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat
pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat .16
biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi
mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan
dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama
pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca
operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian.
biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil
itu juga akan diberikan obat untuk mengurangi rasa sakit, karena operasi mata
adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa
sakit yang mungkin timbul beberapa jam setelah hilangnya kerja bius yang
masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya
- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk
- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.
34
- Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan
keatas.
2.14 KOMPLIKASI
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi
COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang
keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma
dan epitel, hipotonus, brown, McLean syndrome (edema kornea perifer dengan
35
daerah sentral yang bersih paling sering) , Ruptur kapsul posterior, yang
penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi
kronik dan endoftalmitis. - Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat
virulensi rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler ,Post kapsul kapacity,
yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi lensa intraokuler, jarang
terjadi.11
2.15 PENCEGAHAN
dihindari. Edukasi dan promosi tentang masalah mata dan cara mencegah
gangguan kesehatan mata. Sebagai sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha itu
melipatkan berbagai pihak, termasuk media massa, kerja sama pemerintah, LSM,
dan Perdami2. Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula
kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
36
meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah satu penyebab
katarak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa selama
suplemen lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun,
ternyata risiko terkena katarak 60% lebih kecil . Seseorang dengan konsentrasi
plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis antioksidan ( vit C, vit E, dan
yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah. Hasil
yang pola makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih tinggi
menjadi glutation tereduksi, agar tetap menetralkan radikal bebas atau oksigen.17
2.16 PROGNOSIS
sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah
katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada
37
BAB IV
KESIMPULAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan tajam penglihatan
dunia. Hal ini didukung oleh faktor usia, radiasi dari sinar ultraviolet, kurangnya
gizi dan vitamin serta factor tingkat kesehatan dan penyakit yang diderita.
kabur, kurang peka dalam menangkap cahaya (fotofobia) sehingga cahaya yang
dilihat hanya berbentuk lingkaran semu, lambut laun akan terlihat seperti noda
keruh berwarna putih di bagian tengah lensa kemudian penderita katarak akan
sulit menerima cahaya untuk mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
diatasi melalui prosedur operasi. Ada beberapa jenis teknik operasi katarak yaitu
ICCE, ECCE, Small Insisi. Metode yang paling banyak digunakan adalah
38
fakoemulsifikasi(Small Incisi) karena memiliki keuntungan dengan insisi yang
kecil.
39
DAFTAR PUSTAKA
pp 47-50.
3. Ilyas, S.2013.Ilmu Penyakit Mata..Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia:Jakarta
4. Junqueira,LC., 2007. Persiapan jaringan untuk pemeriksaan
mikroskopik. Histology. Dasar: teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta : EGC.
3 – 5.
5. Kanski, J.J.,Bowling B.2011.Clinical Ophthalmology : A Systemic
Approach.11th ed.Elsevier:China
6. Kementerian Kesehatan RI,2014 Jakarta Selatan. Pusat Data dan
Informasi
7. Khurana, A.K., 2007. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New
Delhi: New. Age International (P) Limited. Leat, S.J., Yadav, N.K.,
(http://emedicine.medscape.com/article/1210914)
11. Putra, I.P.R.2014.Tesis:Penurunan Kadar Superoksida Dismutase
Denpasar
40
12. Riordan, P., Whitcher, J. P. 2014. Glaukoma dalam Vaughan & Asbury
November 2010
15. Vajpayee, Rasik. Chataract, Juni 2008, available at
Ophthalmology:San Fransisco
41