Anda di halaman 1dari 5

Alfia Lyrediani Hamim

201610230311001

Social Interest

Social Interest

Social Interest merupakan salah satu konsep Psikologi Individual yang dikemukakan
oleh Alfred Adler. Social Interest dalam bahasa indonesia ialah minat sosial yang berarti
ketertarikan dan minat seseorang kepada lingkungan sosialnya yang melibatkan empati dan
bertujuan untuk kesejahteraan sosial. Social Interest berfokus pada bagaimana seorang
individu dapat berkontribusi dan berguna dalam lingkungan sekitarnya dan menerapkan nilai-
nilai dalam kegiatan sosial, dengan tujuan memberikan manfaat bagi orang lain dan memberi
manfaat secara tidak langsung bagi dirinya. Pada dasarnya manusia memang makhluk sosial
yang membutuhkan satu sama lain. Maka, dengan Social Interest seseorang dapat memiliki
keselarasan dengan lingkungan dan masyarakat.

Social interest mencakup bagaimana individu memberikan perhatian, empati dan


tindakan pada suatu lingkungan sosial. Hal tersebut didasarkan pada keinginan untuk
memenuhi kebutuhan orang lain tanpa berkeinginan untuk dibalas atau memenuhi kebutuhan
sendiri. Walau secara tidak langsung dengan adanya minat sosial atau social interest,
seseorang juga mendapatkan manfaat bagi dirinya.

Individu yang bergabung dalam suatu komunitas atau berada dalam lingkungannya
untuk melakukan sebuah tindakan sosial. akan merasa lebih bermanfaat dan lebih bermakna
hidupnya karna bisa membantu dan menolong orang lain. Selain itu, kehidupan seorang
individu dapat berjalan lebih mudah, karena selain memiliki koneksi yang baik antara
individu yang lain, dengan minat sosial yang baik akan berdampak baik pada aspek aspek
kehidupan lainnya.

Istilah yang dekat dengan Social Interest

Dalam dunia psikologi terdapat banyak istilah untuk menjekaskan suatu karakteristik
atau keadaan seorang individu. Social interest sendiri memiliki beebrapa kemiripan
pengertian dengan istilah lain. Dilihat dari definisinya Social Interest dekat dengan istilah lain
seperti perilaku prososial. Perilaku prososial adalah suatu tindakan yang menguntungkan
orang lain, berlaku juga jika seseorang bertujuan ingin menguntungkan dirinya sendiri.
Tujuan dari perilaku prososial yaitu meningkatkan kesejahteraan tiap individu, menaikkan
status sosial, mengatur self-image, serta mengatur mood dan emosi.

Perilaku prososial memiliki aspek antara lain yaitu berbagi, bekerjasama, menolong,
menyumbang dan kejujuran. Walaupun perilaku prososial juga dilakukan untuk keperntingan
orang lain, perilaku prososial juga dapat atas tujuan menaikan status sosial, dan mengatur
self-image. Dalam konsep Adler, hal tersebut tidak bisa dikatakan sama dengan minat sosial,
karena dengan menaikkan self-image atau status sosial, berarti seseorang tersebut ingin
mencapai superior pribadinya dan menganggap orang yang dibantu adalah inferior.
Sedangkan dalam minat sosial, individu murni untuk kepentingan bersama tanpa berharap
imbalan.

Walaupun sekilas memiliki arti yang sama, namun dalam social interest, pelakunya
hanya bertujuan pada kepentingan bersama, bukan pada kepentingan individu. Selain itu,
Empati juga dekat dengan istilah Minat Sosial. Empati adalah kemampuan untuk merasakan
memahami orang lain secara emosional dan meresponnya juga secara emosional. Dalam
minat sosial diperlukan empati, agar pelaku secara emosional merasa dekat dan terhubung
secara emosional, maka terbentuklah perilaku social interest atau minat sosial.

Minat Sosial: Psikologi Individual Adler

Social Interest merupakan salah satu teori Alfred Adler dalam konsep psikologi
Individual-nya, dalam Psikologi Individual mengajarkan bahwa manusia memulai hidup
dengan kelemahan atau yang disebut dengan inferior, kemudian manusia memiliki daya juang
menuju keberhasilan yaitu superioritas. Menurut adler, seseorang yang dikatakan tidak sehat
adalah seseorang yang ingin meraih superior pribadi dan individu sehat adalah individu yang
berjuang untuk kesejahteraan orang disekitarnya. Salah satu cara meraih superior yang sehat
ialah dengan social interest/minat sosial. Minat sosial dapat membuat orang mengejar
superioritas dengan cara yang sehat. Semua kegagalan menuju superioritas seperti pemabuk,
anak bermasalah, dan bunuh diri dikarenakan individu yang memiliki minat sosial yang
rendah dan mementingkan keuntungan pribadi.

Jadi secara tidak langsung Adler menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki
kontribusi dalam lingkungan sosialnya dan dapat bermanfaat bagi orang lain merupakan
suatu pencapaian yang harus dimiliki agar seseorang bisa dikatakan berhasil mencapai
superioritas.

Social Interest pada masa perkembangan manusia

Manusia memerlukan manuisa lain dari awal ada di dunia sampai akhir hayatnya,
karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang saling memerlukan satu sama lain.
Setiap Individu pastinya memiliki tingkat Social Interest atau minat sosial yang berbeda. Hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek kehidupan lainnya, dan Social Interest juga
dapat berdampak dan mempengaruhi aspek lain juga dalam kehidupan manusia.

Social Interest pertama terbentuk sedarianak lahir kemudian oranftua mengajarkan


cara menumbuhkan minat sosial, lingkungan pertama yang anak kenal adalah keluarga. Mulai
awal anak sudah melakukan interaksi dengan ibu sejak pertama lahir berbulan-bulan sampai
masa anak-anak ibu dapat mengajarkan rasa kasih sayang.

Dari ayah juga anak dapat belajar bagaimana cara memberikan perhatian kepada istri
juga anak-anaknya. Ibu dan ayah memiliki peran yang setara dalam pembentukan minat
sosial anak. Apabila anak juga diasuh oleh pengasuhnya yang memiliki minat sosial yang
tinggi, maka pengasuh akan merawat anak dengan kasih sayang dan perhatian, maka anak
juga memiliki benih minat sosial yang baik. Dari keluarga, anak dapat mendapatkan ajaran
berupa nilai-nilai sosial, cara berkomunikasi, berinteraksi, belajar empati, menghargai yang
lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

Lepas dari keluarga, anak akan menemukan lingkungan baru seiring berjalannya
waktu anak mulai memiliki relasi dengan orang lain, teman sebaya dan orang-orang
disekolah. Anak bisa melatih kemampuannya dalam bersosialisasi dan mengembangkan
minat sosial. Ia akan menerapkan apa yang sudah ia dapatkan dirumah dari keluarganya.

Bila ditunjau dari gender, anak perempuan lebih menunjukkan minat sosialnya
ketimbang laki-laki. Dalam perlakuan anak laki-laki dan perempuan cenderung diperlakukan
berbeda, karena anak perempuan dianggap lebih lemah lembut. Anak memperoleh minat
sosial dan empati anak dipengaruhi oleh keterlibatan anak dalam pengalaman sosial yang
mereka terima, dengan pola asuh yang salah anak dapat memiliki minat sosial yang rendah,
dan dengan pola asuh yang tepat, minat sosial anak dapat berkembang dan terbentuk dengan
baik yang akan berdampak sampai anak itu tumbuh dewasa. Berarti, gender dapat
mempengaruhi minat sosial anak, pengalaman sosial dan pola asuh anak dapat berpengaruh
pada proses perkembangan minak sosial anak.

Pada masa perkembangan remaja, anak masih dapat mengembangkan minat


sosialnya. Anak yang mengikuti ekstrakulikuler disekolah memiliki social interest yang lebih
tingggi daripada yang tidak mengikuti, karena dengan mengikuti ekstrakulikuler, remaja lebih
sering berada dalam suatu komunitas dan bertemu orang banyak, dengan begitu anak terlatih
untuk bersosialisasi dan bekerjasama. Berarti, social interest dapat ditingkatkan dengan
kegiatan sekolah salah satunya dengan mengikuti ekstrakulikuler.

Social Interest/minat sosial bukan mengenai bagaimana ketertarikan individu pada


suatu aktivitas sosial, namun lebih berfokus kepada kontribusi dan manfaat individu pada
lingkungannya. Kepentingan bersama dan kesejahteraan bersama menjadi kunci. Jadi, bukan
berarti anak yang introvert memiliki minat social yang rendah dan anak ekstrovert memiliki
minat sosial yang tinggi, namun bagaimana individu tersebut merasa terikat dan memberikan
sesuatu pada orang-orang lain disekitarnya.

Dalam tumbuh dewasa manusia semakin memiliki tanggung jawab dan tugas
perkembangan yang semakin berat. Sebagai Individu yang tumbuh dewasa menjalin relasi
menjadi sebuah kebutuhan. Minat sosial juga dapat berhubungan dengan kepuasan hidup.
dengan memiliki Social Interest yang baik, maka seseorang akan memperoleh kepuasan
hidup yang tinggi pula. Hal itu, dikarenakan apabila memiliki minat sosial yang baik, maka
hubungan seorang individu dengan orang disekitarnya juga baik, seseorang akan lebih merasa
berarti jika dapat berguna baik orang lain, maka akan merasa puas dengan hidup yang ia
jalani. Berarti Social Interest memiliki kontribusi agar hidup dengan tingkat stress yang
rendah. Social Interest dapat mempengaruhi tingkat stress seorang individu.

Sampai pada masa perkembangan dewasa akhir pun, Social Interest masih berperan
dalam pengelolaan kesehatan jiwa seeorang. Sebuah penelitian menunjukan bahwa lansia
yang memiliki aktivitas sosial tinggi akan lebih memiliki makna hidup yang lebih besar.
Makna hidup sangat penting bagi manusia yang sudah berumur, karna dari sana lah seseorang
dapat dikatakan berhasil bahagia dalam kehidupan atau tidak. Jadi, social interest dapat
mempengaruhi tingkat kebermaknaan dan keberhasilan hidup lansia.
Jadi apa pentingnya Social Interest?

Setelah membahas bagaimana keterkaitan Social Interest dengan berbagai aspek lain
dalam kehidupan manusia di berbagai jenjang masa perkembangan, maka ternyata Social
Interest ternyata sangat penting dimiliki manusia, karena apabila seorang individu memiliki
social interest yang baik, maka individu tersebut dapat memiliki penyesuaian hidup yang baik
dan makma hidup yang baik. Individu jadi memiliki nilai-nilai sosial yang akan
menghindarkan seseorang pada tindak kejahatan pada orang lain. Minat sosial yang baik
menjadi tolak ukur seseorang dalam kebermanfaatan hidup bagi orang lain. Dengan
bermanfaat bagi orang lain seseorang akan lebih merasa berharga dan bermakna hidupnya.
Menurut Adler sendiri, minat sosial adalah ukuran untuk mengukur kesehatan psikologis,
sehingga hal ini dianggap sebagai “kriteria tunggal dari nilai manusia”.

Jadi dengan memiliki social interest yang baik seseorang dapat meningkatkan
penyesuaian hidup dan kebermaknaan hidupnya.Sesuai dengan konsep superioritas dari Adler
yang menyatakan bahwa seseorang yang telah mencapai superior adalah seseorang yang
dapat mencapai titik pencapaian. Dengan social interest Individu dapat mencapai
kesejahteraan umat manusia, yang akan membuat seseorang lebih merasa berarti dan
memiliki makna dalam kehidupan.

Apakah yang terjadi jika seseorang tidak memiliki Social Interest?

Orang yang memiliki minat sosial rendah cenderung tidak dapat mengembangkan
akal sehat dan logika, karena biasanya hal tersebut dapat diperkuat dan dikembangkan dalam
lingkungan sosial. Berbicara, melihat, mendengarkan dan memahami orang lain merupakan
suatu akal sehat yang bisa diterapkan dilingkungan sosial.

Apabila seseorang tidak memiliki minat sosial, pasti akan berdampak pada berbagai
aspek kehidupan pula. Seseorang yang melakukan kriminal, korupsi, psikopat dan lain lain
disebabkan karna seseorang tidak memiliki minat sosial, memikirkan kepentingan orang lain,
tidak berempati dan kurang memiliki hubungan sosial yang baik. Orang seperti itu disebut
kurang memiliki Gemeinschaftsgfuhl, mereka berpusat pada diri sendiri, dan berjuang meraih
kesusesan juga superiorotas pribadi atas orang lain, individu yang sehat akan sungguh-
sungguh memikirkan kepentingan dan kebutuhan sesama untuk mencapai keberhasilan
bersama. Maka apabila tidak memiliki minat sosial, seseorang bisa dikatan kurang sehat
secara mental.

Anda mungkin juga menyukai