Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SENI MENDENGARKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Interpersonal Skill
Dosen pengampu :
Nuryani, S.E.I.,M.H,

Disusun Oleh :
Adi Tri Setiawan : 210105010037
Nur Annisa : 210105010149
Syifa Alghina : 210105010138

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur


dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai dan disajikan kepada pembaca. Sholawat serta
salam tak lupa dihaturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat serta
pengikutnya hingga hari akhir.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Terlebih-lebih kepada dosen pengampu mata kuliah INTERPERSONAL
SKILL, yakni Ibu NURYANI, S.E.I.,M.H,. yang telah membantu secara moril dan material
memberikan semangat kepada Kami hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh Karena itu, Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarmasin, 18 September 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I ..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumus Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II .................................................................................................................................3

PEMBAHASAN .................................................................................................................3

A. Keterampilan Mendengarkan ..................................................................................3


B. Perbedaan Listening Dan Hearning ..........................................................................
C. Active dan Passive Learning .....................................................................................
D. Requirement of Active Listening...............................................................................
E. Tantangan Mendengarkan Secara Aktif....................................................................
F. Ciri-ciri pendengar yang efektif.................................................................................

BAB III .................................................................................................................................

PENUTUP .............................................................................................................................

A. KESIMPULAN .........................................................................................................
B. SARAN .....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mendengarkan adalah proses aktif dan disengaja yang melibatkan


pemahaman kata-kata dan suara yang kita dengar (prakasa,2021). Secara singkat,
mendengarkan adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar yang menggabungkan
pemahaman,atensi, dan juga emosi.

Setiap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan


sesuatu, antara lain berinteeraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi
masalah, dan saling berbagi perasaan dengan orang lain. Mendengarkan membuat
kita lebih mudah dalam memahami sesuatu. Bahkan dalam dunia bisnis,
mendengarkan adalah proses membangun keikutsertaan pelanggan untuk dapat
menjadi hal penting dalam strategi marketing.

Keterampilan mendengarkan yang efektif tidak hanya dalam


mengembangkan hubungan, tetapi juga efektif dalam menghadapi konflik. Tanpa
menggunakan teknik pendengaran yang efektif, seorang pembicara tidak akan
mungkin menjawab dengan jelas atau jawabannya menyimpang dari pertanyaan
yang dilontarkan. Oleh karena itu, tanpa ada keterampilan mendengarkan yang baik,
pesan yang disampaikan sebagus apapun tidak dapat diterima dan dipahami
dengang baik, dengan kata lain proses komunikasi tidak akan berhasil tanpa
mendengarkan.

B. Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mendengarkan ?
2. Apa perbedaan antara listening dan hearning ?
3. Apa itu active dan passive learning ?

1
4. Apa yang dimaksud dengan Requirement of Active Listening ?
5. Apa saja hambatan dalam aktivitas mendengarkan efektif ?
6. Apa saja ciri-ciri pendengar yang efektif ?
C. Tujuan
a) Untuk mengetahui seni keterampilan mendengarkan
b) Untuk mengetahui perbedaan perbedaan listenning dan hearning
c) Untuk mengetahui active dan passive learning
d) Untuk mengetahui Requirement of Active Listening
e) Untuk mengetahui hambatan dalam aktivitas mendengarkan efektif
f) Untuk mengetahui ciri-ciri dari pendengar yang efektif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Mendengarkan
Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan seseorang untuk secara
aktif dan efektif mendengarkan orang lain dengan tujuan memahami, menafsirkan,
dan merespons informasi yang disampaikan. Kemampuan mendengarkan yang baik
merupakan komponen penting dalam berkomunikasi secara efektif, baik dalam
konteks personal maupun profesional (Mulyana, D. 2009).
Mendengarkan merupakan Tindakan yang tidak terjadi begitu saja tanpa
kesadaran melainkan harus dengan sengaja dilakukan. Mendengarkan menuntut
energi dan komitmen terutama dalam komunikasi interpersonal. Oleh karena itu,
perlu diperjelas dengan membedakan antara kegiatan mendengar (hearing) dan
mendengarkan (listening). Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara
mendengarkan menyangkut penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini
menegaskan bahwa seseorang dalam aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap
rangsangan yang diterima lalu kemudian memprosesnya dengan cara tertentu
(Martoredjo, 2014).
Dalam penginderaan, proses mendengarkan artinya memperhatikan kata-
kata dari isi pesan yang mau disampaikan dan juga sekaligus menerima tanda-tanda
nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah dan semacamnya. Dalam dimensi
pengolahan/evaluasi proses mendengarkan melibatkan aktivitas mengerti makna
yang disampaikan, menafsirkan makna, mengevaluasi bahasa nonverbal serta
mengingat pesan yang disampaikan. Sementara dimensi respon berarti pendengar
memberi signal verbal dan nonverbal kepada pengirim pesan atas apa yang telah
didengarnya. Ada dua aspek yang perlu diperlukan dalam mendengarkan :
1. Adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara.

3
2. Pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak
pembicara.
Dengan demikian keterampilan mendengarkan bukan merupakan aktivitas
pasif melainkan aktif. Menjadi pendengar yang aktif bukanlah sesuatu denan
mudah untuk dicapai. Namun menjadi pendengar aktif merupakan hal yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam berbagai
kepentingan di pekerjaan.
B. Perbedaan Listening & Hearing
Mendengar dan mendengarkan adalah dua konsep yang terkait dengan
pendengaran, tetapi mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam konteks
komunikasi dan interaksi manusia. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima
bunyi bahasa yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman.
Sedangkan, mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang
dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Mendengarkan bukan sekedar menerima rangsangan melalui indera
pendengaran. Ada perbedaan mendasar antara mendengarkan (listening) dan
mendengar (hearing). Mendengar merupakan salah satu penginderaan manusia, hal
itu merupakan proses fisiologis dan tidak memerlukan pemahaman terhadap
stimulus yang masuk. Individu dapat secara pasif mendengar suara yang dihasilkan
oleh manusia, hewan dan objek, yang mungkin mereka anggap tidak masuk akal,
atau individu dapat memilih suara mana yang akan mendapat perhatian. Sedangkan
mendengarkan memerlukan kemampuan fokus dan perhatian penuh. Menurut
International Listening Association (ILA), mendengar mengacu pada peristiwa,
tidak disengaja/tidak sukarela dan memerlukan sedikit usaha. Sedangkan
mendengarkan mengacu pada fokus, sukarela dan disengaja ( Siti Aminah, 2018 :
110).

4
Berikut adalah perbedaan-perbedaan utama antara keduanya :
1. Mendengar
Mendengar adalah kemampuan fisik untuk merasakan suara melalui telinga.
Mendengar adalah proses pasif dan otomatis yang terjadi saat suara mencapai
telinga, bahkan tanpa perhatian khusus. Seseorang dapat mendengar tanpa
benar-benar memperhatikan atau memproses informasi yang didengar.
Mendengar tidak melibatkan pemahaman atau tanggapan yang mendalam
terhadap apa yang didengar.
2. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses aktif yang melibatkan kesadaran dan perhatian
penuh terhadap apa yang didengar. Mendengarkan melibatkan upaya untuk
memahami, menafsirkan, dan merespons informasi yang disampaikan oleh
pembicara. Ini memerlukan fokus dan konsentrasi yang lebih tinggi daripada
sekadar mendengar, serta kemampuan untuk mencerna konten percakapan.
Mendengarkan melibatkan empati, pertanyaan yang bijak, dan kemampuan
untuk menjaga komunikasi yang efektif.
3. Tujuan
a. Mendengar tidak memiliki tujuan khusus. Ini adalah proses fisik yang
terjadi sepanjang waktu saat berada di sekitar suara.
b. Mendengarkan, di sisi lain, memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk
memahami, merespons, atau berinteraksi dengan pembicara. Ini terkait
dengan komunikasi dan interaksi sosial.
4. Aktivitas Mental
a. Mendengar melibatkan sedikit atau tanpa aktivitas mental yang
signifikan. Ini adalah tindakan refleksif yang tidak memerlukan usaha
berpikir yang besar.

5
b. Mendengarkan memerlukan aktivitas mental yang lebih tinggi, seperti
pemrosesan informasi, analisis, pemahaman, dan kadang-kadang
pemecahan masalah.
5. Dampak Dalam Komunikasi
a. Mendengar saja mungkin tidak memberikan hasil yang signifikan dalam
komunikasi yang efektif, karena tidak melibatkan pemahaman atau
respon yang mendalam.
b. MSementara mendengarkan adalah kunci untuk komunikasi yang efektif
dan menghasilkan pemahaman yang lebih baik antara pembicara dan
pendengar.
Jadi, inti perbedaan antara mendengar dan mendengarkan adalah bahwa
mendengar adalah tindakan fisik dasar menerima suara, sedangkan mendengarkan
adalah tindakan mental dan emosional yang melibatkan pemahaman, perhatian, dan
respons terhadap apa yang didengar. Mendengarkan aktif adalah keterampilan yang
penting dalam berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan yang baik
dengan orang lain (Martoredjo,2014 :505).
C. Active & Passive Listening
Mendengarkan adalah suatu aktivitas komunikasi yang penting dalam interaksi
manusia sehari-hari. Teknik mendengar ada dua macam yaitu mendengar pasif dan
mendengar aktif. Mendengar pasif misalnya menganggukan kepala atau kontak
mata. Sedangkan mendengar aktif adalah mendengar dengan penuh perhatian dan
bertujuan untuk mengetahui perasaan orang lain. Keuntungan mendengar aktif
adalah pasien merasa dihargai dan merasa penting serta pasien merasa didengarkan
sehingga pasien merasa nyaman.
1. Mendengarkan Secara Aktif
Mendengarkan secara aktif adalah suatu tindakan yang melibatkan perhatian
penuh terhadap pembicara. Mendengarkan secara aktif ini adalah tipe

6
mendengarkan yang aktif, responsif, dan memerlukan usaha aktif dari
pendengar. Mendengar aktif ini memberikan umpan seperti merangkum,
merefleksikan isi ucapan (pharaprashing) dan refleksi perasaan. Berikut adalah
beberapa karakteristik mendengarkan secara aktif :
1) Penuh perhatian: Mendengarkan secara aktif mengharuskan pendengar
untuk sepenuhnya fokus pada pembicara. Ini berarti menghilangkan
gangguan dan mengabaikan distraksi.
2) Mengajukan pertanyaan: Pendengar aktif sering kali mengajukan
pertanyaan kepada pembicara untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang topik yang dibicarakan.
3) Menggunakan bahasa tubuh: Menggunakan bahasa tubuh seperti kontak
mata, anggukan kepala, dan ekspresi wajah untuk menunjukkan bahwa
pendengar benar-benar memperhatikan pembicara.
4) Merangkum dan merespons: Seorang pendengar aktif akan merangkum
apa yang telah dibicarakan oleh pembicara dan merespons dengan baik
untuk menunjukkan pemahaman dan minatnya (St dan Keb; 91 ).
2. Mendengarkan Secara Pasif
Mendengarkan secara pasif adalah tindakan mendengarkan yang kurang
aktif dan responsif. Dalam hal ini, pendengar mungkin hanya sebagian
memperhatikan pembicara atau tidak benar-benar fokus pada pesan yang
disampaikan. Mereka cenderung hanya menerima informasi yang disampaikan
oleh pembicara tanpa berpartisipasi secara aktif dalam percakapan. Berikut
adalah beberapa ciri dan perilaku yang sering terkait dengan pendengar pasif :
1) Kurangnya Perhatian Penuh
Pendengar pasif sering kali tidak sepenuhnya fokus pada pembicara.
Mereka bisa teralihkan oleh pikiran mereka sendiri atau oleh gangguan

7
di sekitar mereka. Mereka mungkin tampak seperti sedang
mendengarkan, tetapi sebenarnya pikiran mereka berjalan di tempat lain.
2) Kurangnya Respons Aktif
Mereka jarang merespons secara aktif terhadap apa yang telah
dikatakan oleh pembicara. Ini berarti mereka tidak mengangguk, tidak
memberikan umpan balik verbal, atau tidak menunjukkan minat yang
jelas. Mereka mungkin tampak acuh tak acuh terhadap pembicaraan.
3) Tidak Mengajukan Pertanyaan atau Klarifikasi
Pendengar pasif jarang mengajukan pertanyaan kepada pembicara
untuk memperjelas atau mendapatkan informasi tambahan tentang topik
yang dibicarakan. Mereka mungkin tidak memahami sepenuhnya apa
yang dibicarakan, tetapi tidak melakukan upaya untuk
mengklarifikasinya.
4) Kurangnya Bahasa Tubuh yang Mendukung
Bahasa tubuh pendengar pasif mungkin kurang mendukung. Mereka
mungkin tidak melakukan kontak mata, tidak menunjukkan ekspresi
wajah yang relevan, atau tidak menggunakan gerakan tubuh yang sesuai
untuk menunjukkan pemahaman atau ketertarikan.
5) Tidak Merespon Emosi Pembicara
Ketika pembicara berbagi perasaan atau pengalaman pribadi,
pendengar pasif mungkin tidak menunjukkan empati atau simpati yang
memadai. Mereka mungkin tidak mengenali atau merespons perasaan
pembicara dengan tepat.
6) Tidak Merespons Isu-isu yang Sensitif
Pendengar pasif mungkin menghindari berbicara tentang isu-isu yang
sensitif atau kontroversial, bahkan jika topik tersebut relevan dengan
percakapan. Mereka mungkin memilih untuk tetap diam daripada

8
mengambil posisi atau berbicara tentang topik yang mungkin
menimbulkan konflik.
Pendengar pasif dapat menghambat proses komunikasi yang efektif karena
mereka tidak memberikan umpan balik yang cukup kepada pembicara. Ini dapat
menyebabkan kesalahpahaman, dan kebingungan di antara semua pihak yang
terlibat dalam percakapan (St dan Keb; 90 ).
D. Requirement of Active Listening
Untuk dapat mendengarkan secara aktif dan terlibat langsung dalam proses
komunikasi interpersonal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan :
1. Mendengarkan secara Partisipatif
Kunci mendengarkan secara aktif adalah partisipasi. Dalam hal ini
diperlukan persiapan fisik dan mental. Posisi tubuh yang baik membantu dalam
mendengar dan menerima sinyal yang dikirim melalui komunikasi nonverbal.
Selain itu, kesiapan emosional juga memdorong partisipasi dalam
mendengarkan secara aktif. Berpartisipasi dalam suatu kegiatan komunikasi
sebagai pendengar setara dengan menjadi pembicara atau sumber informasi.
Pendengar harus siap berpartisipasi baik secara emosional maupun intelektual
dalam proses berbagi makna dalam komunikasi.
Cara untuk membantu partisipasi dalam berkomunikasi adalah dengan
berusaha untuk mendengar secara maksimal dengan mengaktifkan panca indera.
Melawan dan menghindari hal-hal yang dapat menggangu atau megintervensi
komunikasi yang berlangsung. Selain itu, tidak membiarkan diri melamun atau
pikiran melantur keluar dari pokok pembicaraan, tetapi berusaha berasumsi
bahwa pesan yang diterima memiliki nilai dan bermanfaat.
2. Mendengarkan secara Empati
Untuk ikut merasakan apa yang dirasakan pembicara perlu adanya empati
agar dapat memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain. Dengan

9
berempati pendengar dapat memahami maksud dari pembicara. Mendengar
secara empati berarti tidak hanya melibatkan pikiran tetapi juga menempatkan
perasaan secara proporsional dalam komunikasi tersebut. Untuk terbuka dan
mendorong empati, setiap hambatan fisik dan psikologis harus dihilangkan dan
dihindari, seperti tidak memotong pembicaraan atau menjaga jarak fisik dengan
lawan bicara.
3. Mendengarkan tanpa Menilai namun Kritis
Yang dimaksud dari mendengarkan tanpa menilai ialah mendengarkan
dengan mengutamakan pikiran yang terbuka dan berusaha memahami makna
dari setiap pesan yang disampaikan sehingga tidak menilai sebelum
mendengarkan sepenuhnya. Hal ini tidak mudah terutama jika berhadapan
dengan pernyataan yang berlawanan dengan apa yang dipikirkan. Untuk
menciptakan komunikasi yang bermakna perlu dilakukan dengan sikap yang
kritis. Mendengarkan dengan terbuka akan baik dalam memahami isi pesan
yang disampaikan, kemudian menganalisa dan mengevaluasi pesan tersebut
dengan sikap kritis. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menghindari bias yang
dapat terjadi dalam memahami pesan yang diterima.
4. Mendengar secara Mendalam
Biasanya pesan yang diterima terdapat makna yang jelas dan dapat langsung
ditangkap secara harfiah makna yang terkandung dalam pesan yang diterima
tersebut. Namun demikian, tidak jarang juga terdapat tingkat makna lain yang
terkadang makna tersebut bertentangan dengan makna harfiag atau tidak ada
hubungannya sama sekali.
Saat mendengarkan secara mendalam, seseorang harus peka dengan
berbagai tingkat makna. Jika hanya mencoba memahami makna tingkat
permukaan, maka berakibat hilangnya kesempatan untuk membuat kontak yang
lebih mendalam dan tidak menyadari sepenuhnya makna dari pesan yang

10
diterima. Oleh karena itu, harus memusatkan perhatian terutama pada pesan-
pesan nonverbal yang mengikuti pesan verbal. (Martoredjo, 2014 : 7)
E. Hambatan Dalam Aktifitas Mendengar Efektif
Aktifitas mendengarkan kadang dianggap hal yang mudah dan alami, namun
tidak jarang kita menemukan adanya faktor-faktor yang menghambat atau
menurunkan kualitas dari proses aktifitas tersebut. Secara umum hambatan terjadi
dari tiga sumber yaitu lingkungan, dari dalam diri pendengar dan dari diri
pembicara.
1. Hambatan dari lingkungan
Kondisi lingkungan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari pesan
yang disampaikan oleh pembicara, diantaranya sebagai berikut.
a. Suara sekitar yang terlalu besar dibanding suara pembicara
b. Kondisi temppat seperti kelembapan ruangan dan suhu
c. Aroma yang membuat tidak nyaman
d. Posisi antara pendengar dan pembicara (psychogeography), menentukan
nilai kedekatan emosi dan perilaku antar pihak yang saling berkomunikasi
2. Hambatan yang berasal dari pendengar
Gangguan dari diri pendengar umumnya ialah suara-suara dalam pikiran,
gambaran dalam benak atau timbulnya emosi yang dapat mengalihkan
perhatiannya dari apa yang disampaikan oleh pembicara. Hal ini biasanya
disebut dengan hambatan psikologis, dimana kondisi perasaan, nilai-nilai diri,
opini atau keyakinan yang dimiliki pendengar memengaruhi penilaian kepada
pembicara dan pesan yang disampaikannya.
3. Hambatan yang berasal dari pembicara
Jenis hambatan ini dapat mengakibatkan distorsi bagi pendengar dan
memicu terjadinya jenis-jenis hambatan yang telah disebutkan diatas.
a. Hambatan kebiasaan atau budaya

11
Komunikasi yang dilakukan dengan orang yang memiliki latar
belakang dan kebudayaan yang berbeda membuat kita harus memahami
perbedaan mulai dari nilai-nilai, kepercayaan dan sikap yang dipegang oleh
orang lain. Hambatan kebiasaan atau budaya meliputi bahasa, kepercayaan
dan keyakinan. Hambatan bahasa biasanya terjadi ketika pihak yang
berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama atau tidak memiliki
tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
b. Hambatan fisik (fisiologis)
Kondisi tubuh antara pihak yang berkomunikasi juga mempengaruhi
kualitas pesan yang diterima atau yang disampaikan, seperti kondisi sakit,
lapar atau daya tahan seseorang untuk mendengarkan. (Emilia Ramadhani
dkk, 2019 : 14)
F. Ciri-Ciri Pendengar Yang Efektif
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komunikasi nonverbal. Sejalan
dengan hal tersebut maka seorang pendengar yang baik setidaknya memiliki
beberapa kriteria antara lain:
1. Tidak terlalu banyak berbicara
2. Konsentrasi pada apa yang disampaikan pembicara
3. Tidak memotong pembicaraan
4. Memberikan perhatian tulus
5. Mendengar dengan konsentrasi yang sedang disampaikan oleh pembicara
6. Menangkap setiap pesan berupa perasaan yang dialami pembicara
7. Dapat memberikan respon berupa anggukan untuk memastikan kepada
pembicara bahwa ia memahami
8. Menanyakan klarifikasi jika diperlukan
Tidak menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan permasalahan.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simoulkah bahwa :
1. Seni keterampilan mendengarkan merupakan kemampuan seseorang
untuk secara aktif dan efektif mendengarkan orang lain dengan
tujuan memahami, menafsirkan, dan merespons informasi yang
disampaikan.
2. Perbedaan dai learning dan hearning yaitu; Mendengarkan adalah
proses kegiatan menerima bunyi bahasa yang dilakukan dengan
sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman. Sedangkan, mendengar
adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan
tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
3. Active dan passive learning ialah:
a. Mendengarkan secara aktif adalah suatu tindakan yang
melibatkan perhatian penuh terhadap pembicara.
Mendengarkan secara aktif ini adalah tipe mendengarkan
yang aktif, responsif, dan memerlukan usaha aktif dari
pendengar.
b. Mendengarkan secara pasif adalah tindakan mendengarkan
yang kurang aktif dan responsif. Dalam hal ini, pendengar
mungkin hanya sebagian memperhatikan pembicara atau
tidak benar-benar fokus pada pesan yang disampaikan
4. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk dapat mendengarkan
secara aktif diantaranya :

13
a) Mendengarkan secara Partisipatif ialah cara untuk membantu
partisipasi dalam berkomunikasi adalah dengan berusaha untuk
mendengar secara maksimal dengan mengaktifkan panca indera.
b) Mendengarkan secara Empati yaitu mendengarkan tetapi tidak
hanya melibatkan pikiran saja melainkan menempatkan perasaan
secara proporsional dalam komunikasi tersebut.
c) Mendengarkan tanpa Menilai namun Kritis artinya
mendengarkan dengan mengutamakan pikiran yang terbuka dan
berusaha memahami makna dari setiap pesan yang disampaikan
sehingga tidak menilai sebelum mendengarkan sepenuhnya.
d) Mendengar secara Mendalam yaitu disaat mendengarkan
seseorang harus peka dengan berbagai tingkat makna.
5. Ada beberapa hambatan dalam mendengarkan secara efektif antara
lain, hambatan lingkungan, hambatan yang berasal dari pendengar,
hambatan yang berasal dari pembicara
6. Ciri-ciri pendengar yang efektif yaitu, tidak banyak bicara,
konsentrasi, tidak memotong pembicaraan, memberi perhatian,
memberikan respon, dan feedback.
B. SARAN
Diharapkan agar bagi para pembaca dapat memahami dan
memperdalam kajian tentang seni mendengarkan supaya dapat menjadi
pendengar yang efefktif dan dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari
agar lebih dihargai orang lain dan menjadi pribadi yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti. “Pentingnya mengembangkan ketrampilan mendengarkan efektif dalam


konseling.” Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia 4, no. 2 (2018): 108–
14.

Martoredjo, Nikodemus Thomas. “Keterampilan mendengarkan secara aktif dalam


komunikasi interpersonal.” Humaniora 5, no. 1 (2014): 501–9.

Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ramadhani, Emilia dkk "Hambatan Dalam Aktifitas Mendengar Efektif (Studi Kasus pada
Pimpinan Perusahaan di Kota Medan)". TALENTA Conference Series (2019) : 14-
15

St dan Keb, “KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN,” 91.

15

Anda mungkin juga menyukai